Pukul lima sore, Cia sudah berada di restoran W Class. Saat gadis itu memasuki ruangan, semua teman-teman nya terkejut melihat perubahan Cia yang begitu menawan. Mereka terdiam memandangi Cia yang masuk kedalam dengan senyuman lebar.
"Ciaa, aku pikir kamu gak bakalan datang tau gak" cetus Irin sembari menarik tangan Cia untuk duduk dikursi.
"Kan kamu yang minta aku datang, ini juga reuni pertama kita kan? Bagaimanapun aku kan teman sekelas kalian" jawab Cia dengan aura berbeda dari masa sekolah dulu.
Nada selaku ketua kelas mereka saat di SMA, tiba-tiba saja berdiri dan berjalan mendekati Cia. Ia memperhatikan gadis itu dari atas hingga bawah. Nada yang tak pernah kalah dalam berpenampilan, merasa kesal melihat apa yang Cia kenakan. Dia memang tau jika Cia juga memiliki selera yang bagus, tapi barang-barang yang gadis itu kenakan saat ini sedikit mengusiknya.
"Kau tidak malu mengenakan barang palsu? Mana mungkin kamu bisa membeli barang-barang dengan merk terkenal ini, atau jangan-jangan kamu menjual dirimu?" Tanya Nada begitu merendahkan Cia.
"Ini semua pemberian Kakak iparku, kalau tasnya dari suamiku. Maaf ya aku tidak mengundang kalian di pesta pernikahan ku" ucap Cia dengan senyuman ramah.
"Kamu udah nikah? Kapan? Jahat aku gak dikasih tau, padahal kan kita sering chatting" gerutu Irin.
"Baru dua Mingguan yang lalu, ntar kalau ada waktu aku kenalin ke suamiku"
"Jelas bukan Kak Adrian kan? Apa kamu hamil diluar nikah karena itu nikah diam-diam?" Sahut Nada kembali mencari cara untuk merendahkan Cia.
Cia tertawa kecil sambil menunjukkan perutnya yang rata, ia mengabaikan Nada dan duduk sambil berbincang dengan Irin. Memang benar jika dulu semua orang merundung nya tanpa alasan jelas, tapi Irin diam-diam selalu membantunya. Mereka selalu mencari tempat sepi untuk berbincang berdua, sebab jika semua orang tau Irin menemaninya, Irin pasti juga akan menjadi target bullying. Padahal Irin tak masalah dengan hal itu, ia juga mau berteman dengan Cia karena gadis itu baik.
Nada kembali ke kursinya, ia mengatakan jika hari ini dirinya akan mentraktir semua orang yang ada disini. Setelah semua orang datang, makanan pun di hidangkan. Tetapi mata Nada masih tak mau lepas dari Cia yang berbincang dengan teman-teman lainnya. Mungkin memang benar jika saat SMA mereka menjauhi Cia tanpa sebab, tetapi setelah lulus, ada banyak teman yang meminta maaf pada Cia karena mereka tak memiliki pilihan lain. Mereka juga tak ingin menjadi target bullying, karena itulah mereka menjauh dari Cia.
Namun sekarang semua berbeda, mereka sudah lulus dan tidak ada yang bisa mengancam mereka seenaknya. Saat ini pun bisa dilihat jika Cia memiliki banyak teman-teman yang mau dekat dengannya. Nada mencoba mengambil perhatian yang lainnya dengan membicarakan liburannya kemarin. Tapi tampaknya semua lebih suka berbincang dengan Cia dan menggodanya mengenai pernikahan.
"Kalian tau tidak, akhir-akhir ini aku sering jalan loh sama Kak Adrian. Kemarin saja kami baru nonton bareng" celetuk Nada yang langsung sukses mengambil perhatian semua orang. Topik mengenai Adrian memang tak mengecewakan, Adrian masihlah idola para siswi meskipun mereka sudah lama tak bertemu dengannya.
"Kenapa kamu ketawa? Kamu gak percaya? Kamu berpikir jika Kak Adrian masih menyukaimu?" Sentak Nada saat melihat Cia tersenyum usai mendengarkan perkataannya.
Cia menggelengkan kepalanya, ia tak bermaksud untuk mentertawakan perkataan Nada. Sedangkan Nada yang sudah merasa di rendahkan, menarik tangan Cia dengan kasar.
"Jika kamu berani merendahkan ku, kamu saja yang bayar semua ini. Kalian dengar kan? Cia yang membayar reuni kita malam ini" tutur Nada.
"Tapi kan kamu yang bilang mau traktir kami, aku tidak punya uang sebanyak itu" sahut Cia.
"Jual aja diri kamu, makanya jangan sok merendahkan jika kamu lebih rendah. Mengerti?"
"Biar saya yang bayar semua" celetuk seseorang menengahi pembicaraan.
Sontak saja semua mata menoleh ke asal suara. Cia membelalakkan matanya lebar melihat Adnan ada disana bersama dengan Addy dan Ayah.
"Ayah, Kak Addy, Mas Adnan, kenapa kalian ada disini?" Tanya Cia kebingungan.
"Waah Cia reuni disini? Kenapa tidak bilang Ayah? Kan Ayah bisa minta manager buat siapkan ruangan VIP untuk kamu" jawab Ayah dengan senyuman ramah.
"Iya nih Cia, sekarang kan restorannya yang urus Kak Addy, kita mau meeting dengan para pekerjanya. Pantas saja Kak Adnan ingin ikut, ada istrinya toh disini" sambung Addy.
Cia mengigit bibir bawahnya, ia menatap teman-teman nya dengan senyuman canggung. Nada mengerutkan keningnya sedikit tak percaya, yang ia tau ini adalah restoran milik keluarga Adrian. Bagaimana bisa keluarga suami Cia adalah pemiliknya, Nada masih tak mengerti.
"Bukankah restoran ini milik keluarga Kak Adrian?" Celetuk Devi bertanya pada Nada.
"Adrian? Aaah benar, Cia dan Adrian dulu satu sekolah ya. Adrian sedang dirawat di rumah sakit karena usus buntu sejak kemarin, jadi kalian tidak akan bisa menemuinya disini" jelas Addy.
Ayah menyenggol Addy dan memintanya kembali berjalan masuk. Semua karyawan juga melintasi ruangan itu untuk masuk kedalam ruang meeting. Adnan mencubit pipi Cia sebelum pergi menyusul yang lainnya. Suasana terasa begitu canggung saat ini, mereka mulai berbisik-bisik membicarakan perkataan Nada yang mengaku jalan bersama Adrian. Cia kembali ke tempat duduknya dan menarik tangan Irin untuk mengabaikan situasi aneh ini.
Melihat Cia dan Irin yang duduk kembali, satu persatu dari mereka juga duduk di kursi masing-masing. Irin kembali menggoda Cia dan mengatakan jika suami Cia sangatlah tampan. Nada yang sudah merasa malu mengambil tasnya kemudian pergi tanpa jadi membayar reuni mereka hari ini. Ia tak pergi sendiri, tentu saja sahabatnya Devi juga ikut pergi dengannya.
Setelah kepergian dua orang itu, suasana Reuni rasanya lebih baik. Mereka bisa menikmati makanan dan mengobrol ria tanpa takut merasakan leher mereka tercekik karena berhati-hati di depan Nada. Kini topik pembicaraan berubah membicarakan Nada yang selalu saja berusaha mendominasi pertemanan mereka.
Cia dan Irin saling berpandangan, keduanya tak ingin ikut campur bergosip tentang orang lain. Mereka lebih suka membicarakan rencana hidup mereka selanjutnya. Setelah beberapa saat berlalu, satu persatu teman Cia mulai berpamitan pulang. Hanya tinggal dirinya dan Irin yang masih duduk di restoran.
"Aku senang kamu baik-baik saja, Cia aku ingin kamu tau kalau kamu masih punya aku. Jangan di pendam sendiri jika ada yang menyakiti mu, kalau curhat kan beban bisa berkurang" kata Irin.
"Iya aku tau kok, tapi kan aku memang tidak sedang dalam masalah apapun Rin. Kamu juga kalau ada apa-apa kasih tau aku ya, aku senang sekali bisa bertemu denganmu hari ini. Mulai sekarang lebih sering ketemu ya, awas aja kalau kamu sibuk setelah punya pacar" ancam Cia.
"Iya Cia, oh supirku udah jemput. Aku pulang dulu ya, salam untuk suamimu, bilang padanya jika kamu juga sangat berharga"
"Hati-hati Rin" jawab Cia dengan senyumannya. Ia lalu memalingkan wajahnya usai melihat Irin pergi menjauh.
"Kami juga tau jika Cia sangat berharga" cetus Ayah yang sudah berdiri di ruangan itu bersama yang lainnya.
Gadis itu terkejut lalu tertawa lebar, ia berdiri dari duduknya dan menghampiri Adnan. Berbisik meminta suaminya membayar tagihan sebab Nada pergi tanpa membayarnya.
"Maaf ya Mas, jadi Mas Adnan yang bayar" lirih Cia.
"Uang suami kan uang istri juga Cia" sahut Ayah yang sudah berjalan pergi bersama yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
aaaaaa Adnan
mau jg deh ditraktir.....
😘😍💪
2024-01-17
1