Setelah dua hari, tangan Cia barulah normal kembali. Gadis itu tersenyum senang memperhatikan tangannya. Ia sedang menonton drama di ruang keluarga bersama dengan Kania dan Aden.
"Kak Cia, minta Kak Adnan untuk beli corn dog satu box" pinta Aden.
"Kenapa aku? Minta sendiri saja, aku juga mau ya" sahut Cia.
"Kak Adnan gak bakal mau kalau aku yang minta, Kak Cia aja, pasti gak bakal nolak"
"Benarkah? Akan aku coba jika begitu" ujar Cia bersemangat. Ia mengambil ponselnya dan mendial nomor Adnan.
Triiing.....
Adnan : "Apa?"
Cia : "Mas Adnan, tolong belikan corn dog satu box ya, eh jangan deh dua box aja"
Adnan : "Tidak"
Cia mengerucutkan bibirnya kala Adnan langsung mematikan teleponnya. Kania tertawa dan langsung menelepon suaminya, suara manis Adam membuat Cia merasa iri. Aden juga memuji Kakak sulungnya memang yang terbaik. Mereka begitu fokus menonton drama hingga terbawa suasana. Tanpa sadar langit mulai gelap, jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore.
Semua orang sudah mandi dan menikmati camilan sore di taman. Cia juga berlarian bersama Dilan, Bunda dan Kania hanya duduk diam menikmati teh mereka. Satu persatu mobil mulai berdatangan, saat Ayah tiba, Bunda langsung mengikutinya masuk kedalam rumah. Mobil Adam dan Adnan datang bersamaan, Cia serta Dilan menunggu keduanya keluar dari mobil.
"Kak Adam yang terbaikk" teriak Cia mengambil dua box corn dog dari tangan Adam. Ia membawanya dan menaruhnya di meja, Aden yang melihat langsung menghampiri mereka begitu juga dengan Adnan.
Cia berseru kegirangan, ia mengambil satu dan menikmatinya dengan lahap. Kania memangku Dilan dan menyuapinya. Aden juga mengambil satu, menikmati corn dog sambil melihat video di Ipad-nya.
"Mas Adnan coba deh, enak loh" tawar Cia menyodorkan corn dog nya.
"Tidak" jawab Adnan cuek. Ia lebih memilih untuk meminum teh hangat.
"Mas" panggil Kania sambil menyodorkan corn dog.
Adam langsung mengigitnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Sweet banget sih Kak Adam gak pernah nolak permintaan Kania, bikin yang lain jadi iri deh. Iya kan Den?" Seru Cia.
"Gak tau" jawab Aden cuek.
"Hish dasar, cowok mah gitu gak asik" cibir Cia kembali menikmati makanannya.
Adnan mendengar semua pembicaraan itu, ia berdehem dan membuat Cia menatapnya. Pemuda itu membuka mulutnya ingin memakan corn dog yang ada di tangan Cia.
"Apa?" Tanya Cia.
"Coba" ucap Adnan kembali membuka mulutnya.
"Itu kan banyak, ini kan punyaku. Mas Adnan kan bisa ambil sendiri kenapa harus minta punyaku? Cowok mah gitu, aneh, ya kan Den?" Cerocos Cia yang sukses membuat Adam dan Kania tertawa.
"Gak tau Kak, aku kan juga cowok" jawab Aden. Ia menatap ke arah Cia yang memanyunkan bibirnya kesal. Aden sejenak menatap ke arah Adnan yang memandangi Cia, ia membelalakkan matanya lebar melihat senyuman tipis itu.
"Kak Adnan tadi senyum ya?" Celetuk Aden.
"Tidak" jawab Adnan yang beranjak dari duduknya dan berjalan pergi.
Aden yakin sekali melihat senyuman di wajah sang Kakak, namun Adnan tetap menyangkalnya. Cia tentu saja setuju jika Aden pasti salah lihat, ia kembali mengambil corn dog dan memakannya dengan lahap. Kania mengingatkan Cia jika setelah ini mereka makan malam agar tak terlalu banyak makan corn dog. Ia lalu masuk kedalam rumah bersama suaminya dan menitipkan Dilan pada Cia serta Aden.
"Enak kan Kak? Besok kita beli apalagi ya? Seleranya Kak Cia asik deh, aku suka kulineran kalau malam Minggu, nanti Kak Cia ikut ya" ajak Aden.
"Iya dong pasti, sebenernya aku makannya banyak tau gak. Tapi karena memang Mama badannya kecil aku juga gitu nurun dari Mama"
"Iya Kak Cia kayak anak seumuran aku"
"Aaahhh Aden, manis banget sih. Cewek suka tau kalau di bilang muda"
Melihat tingkah Cia, Aden benar-benar merasa heran, padahal Cia memang masihlah muda. Ia tau jika perempuan memang memiliki pemikiran yang aneh. Selepas makan malam, Cia dan para wanita duduk untuk menonton drama china yang di sukai oleh Bunda. Drama yang berkisah tentang perselingkuhan yang sukses membuat para penontonnya geram.
"Mas Adnan" panggil Cia kala Adnan melintas.
"Hm...."
Ceria memutar tubuhnya dan menaruh dagunya di sandaran sofa sambil menatap Adnan.
"Berjanjilah padaku, jika nanti aku tenggelam, Mas Adnan harus menyelematkan aku lebih dulu"
"Kenapa?"
"Jika tidak maka aku akan mati, aku kan tidak bisa berenang Mas. Berjanjilah ayoo, mana jari kelingkingnya" pinta Cia memaksa. Ia meraih tangan Adnan dan mengikat jari kelingking pemuda itu dengan jarinya. Setelah melakukannya, Cia kembali berbalik untuk menonton dramanya.
Bunda dan Kania terlihat cekikikan melihat tingkah pasangan baru itu. Cia benar-benar menggemaskan dengan tingkah lucunya. Bunda senang saat ada anak-anak perempuan di rumah penuh pria ini, beliau tak pernah memaksa menantunya melakukan pekerjaan apapun. Tugas mereka hanya dua, memberikan cucu dan merawat suaminya. Begitulah dulu mertua Bunda memperlakukannya dengan penuh kasih sayang seperti anak sendiri.
Adnan tidak jadi pergi dan duduk di sofa setelah melihat sang Kakak tiba-tiba saja duduk di samping Kania. Ia juga penasaran alasan Cia meminta janji aneh itu. Bunda yang melihat pasangan-pasangan ini membuatnya menjadi iri, beliau pun pergi menemui suaminya untuk menonton bersama.
Cia tiba-tiba saja mengomel melihat pemeran utama itu begitu manis memperlakukan selingkuhannya. Adnan menatap drama itu dengan seksama, ia benar-benar tak mengerti alasan Cia marah. Bukankah para wanita suka di perlakukan dengan penuh cinta.
"Bukankah pemeran prianya sangat menyayangi wanita itu? Kenapa kalian terlihat kesal sayang?" Tanya Adam yang bermanja pada sang istri.
"Aaahhh Kak Adam mah bikin iri aja, wanita itu selingkuhannya. Dia pria paling brengsek, tadi juga massa istrinya tenggelam bareng selingkuhannya yang di tolongin dulu malah selingkuhannya itu. Hissh, dia benar-benar jahat, padahal istrinya sangat baik, merawatnya dengan penuh cinta dan membesarkan anak mereka dengan baik. Kenapa pria itu malah berselingkuh? Apa tidak cukup dengan satu wanita saja?" Cecar Cia menjelaskan panjang lebar.
"Jika dilihat wanitanya juga tidak melakukan apapun. Bagaimana denganmu? Apa yang akan kamu lakukan jika suamimu berselingkuh?" Sahut Adnan.
Gadis itu menoleh ke arah Adnan, ia melipat kedua tangannya di dada tampak memikirkan sesuatu.
"Jika kami belum memiliki anak, akan aku biarkan dia pergi. Tapi jika kami memiliki anak, akan sku hantui selingkuhan nya itu sampai mau meninggalkan suamiku"
"Jika suamimu tetap tak mau melepaskan selingkuhannya?"
"Akan aku buat dia menyesal, jika suamiku berpikir ada wanita lain yang mencintai nya selain aku. Ia juga harus tau jika akan ada pria lain yang mencintai ku juga"
Jawaban Cia membuat Adnan terdiam tak bisa membalasnya. Adam mengejek Adnan yang kalah berdebat dengan Cia. Adnan beranjak dari duduknya, sebelum pergi ia mengingatkan Cia agar tak tidur terlalu larut malam sebab besok mereka harus mengambil gaun pernikahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waahh udah ada niat nih adnan selingkuh dgn mantannya lagi..
2024-04-23
0
Qaisaa Nazarudin
Waahh ini kayak gambaran antara Cia,Adnan dan Sivara aja..
2024-04-23
0
Mukmini Salasiyanti
😆😁😄😃
Es7, Neng Ciaaaaaaa....
2024-01-05
1