JSK - Adnan Demam

"Mas Adnan, Mas.. Mas.." panggil Cia sembari menggoyangkan tubuh suaminya. Ia terus menepuk-nepuk pipi Adnan dan mencipratkan air pada wajah suaminya.

Setelah beberapa saat, Adnan akhirnya terbangun dengan keringat bercucuran dan napas yang terengah-engah. Cia mengambil tisu dan mengelap keringat suaminya, ia merasakan suhu tubuh Adnan sedikit naik.

"Sepertinya kamu demam Mas, tidur lagi saja aku ambil kompres dulu ya" ucap Cia kemudian pergi meninggalkan kamar.

Adnan menatap ke arah jam, masih pukul dua dini hari, ini waktu yang ia lihat saat bangun tadi. Jika jam masih menunjukkan pukul dua dini hari, itu berarti semua yang Adnan lihat hanyalah mimpi. Tak lama Cia masuk kembali dengan wajah khawatir, Adnan langsung memeluknya dengan erat.

"Kenapa Mas? Aku kompres dulu ya" lirih Cia.

"Cia... Apa kamu masih mencintai Adrian?" Tanya Adnan yang masih memeluk istrinya.

Cia hanya diam tak menjawabnya.

"Jika Adrian memperlakukan mu dengan sangat baik, memberikan mu kasih sayang dan segalanya, apa kamu juga akan meninggalkan ku?"

"Mas Adnan ini ngomong apa sih? Aku kan istri Mas Adnan, sekarang Mas tidur biar aku kompres, ayo Mas jangan keras kepala deh" paksa Cia sembari mendorong suaminya agar tidur kembali.

Cia mulai mengompres dahi Adnan, ia juga menaikkan suhu AC dan mengenakan kaos kaki pada suaminya. Gadis itu tersenyum sambil mengelus pipi suaminya. Ia merasa senang karena Adnan mengigau memanggil namanya saat sedang demam. Sedangkan Adnan masih khawatir istrinya akan pergi memilih Adrian.

Gadis itu masuk kedalam selimut dan tidur sambil memeluk suaminya.

"Mas Adnan, aku tidak bisa bilang jika aku sudah tidak mencintai Kak Adrian. Karena pada kenyataannya, jantungku masih berdebar kencang saat berpandangan dengannya. Tapi, aku tidak akan meninggalkan Mas Adnan, aku janji. Aku juga tidak akan mengkhianati Mas, itu janjiku" ucap Cia.

"Tepati janjimu, hanya itu permintaan ku" lirih Adnan lalu mencium pucuk kepala sang istri.

Keduanya kembali terlelap hingga pagi menjelang. Selepas mandi dan mengganti kompres Adnan, Cia turun kebawah untuk membuatkan bubur. Sebenarnya para pelayan melarang Cia untuk memasak, tapi gadis itu terus memaksa melakukannya sendiri. Ia ingin membuat bubur abalon, ia ingat Mamanya dulu membuatkannya saat Cia sakit.

"Cia, sedang apa di dapur?" Tanya Adrian kala tak sengaja melihat Cia di dapur.

"Masak bubur Kak, Mas Adnan sedang demam. Katakan pada yang lain aku tidak ikut sarapan, aku akan makan setelah Mas Adnan makan" jawab Cia tanpa menoleh.

"Kamu juga harus jaga kesehatan, biarkan para pelayan yang mengurus semuanya. Ayo kita pergi ke ruang makan" ajak Adrian sembari memegang tangan Cia.

"Tidak bisa, Mas Adnan prioritas ku sekarang. Kak Adrian pergi saja, yang lain pasti sudah menunggu" tutur Cia sembari menarik tangannya dari genggaman Adrian.

Adrian menatap Cia yang tampak begitu serius, ia masih bertanya-tanya dan berharap. Jika saja masih ada perasaan, apa benar rasa cinta Cia sudah hilang sepenuhnya? Sedikit saja, meski itu hanya sesuatu yang sepele, Adrian akan menanggapinya dengan serius. Selama apapun itu, Adrian akan menunggu Cia, ia yakin Kakaknya tidak akan bisa membuat Cia bahagia. Jika ada kesempatan, Adrian akan masuk untuk memperbesar celah yang sudah timbul diantara keduanya.

Cia yang sudah selesai memasak langsung pergi menghampiri suaminya. Ia melihat Adnan yang tengah duduk diatas tempat tidur sambil memegangi kepalanya. Gadis itu meletakkan nampan di meja dan memeriksa kembali suhu tubuh suaminya.

"Masih demam, makan terus minum obat ya. Mas Adnan cobain masakan aku, aku jago masak loh" ucap Cia sembari membantu suaminya untuk bersandar ke dinding.

Adnan mengelus pipi Cia lalu menciumnya singkat.

"Kok di pipi sih Mas, bibir dong" pinta Cia sambil mengedipkan sebelah matanya.

Pemuda itu menarik pinggang Cia dan langsung melumat bibirnya dengan lembut. Untuk sesaat mereka berciuman, Adnan lalu memeluk istrinya dengan erat. Cia merapikan rambut suaminya, ia lalu menyuapi sang suami dengan telaten. Adnan bahkan memuji rasa masakan istrinya dengan wajah yang masih datar.

Adnan kembali beristirahat usai Cia memberikannya obat. Setelah itu barulah Cia pergi untuk sarapan, ia sedikit terkejut melihat Adrian yang masih berada diruang makan. Namun Cia berusaha senatural mungkin untuk menyembunyikan sikapnya. Untungnya tak lama Addy masuk dan makan buah-buahan disana. Cia merasa lega dan kembali melanjutkan makannya.

"Sepertinya Kak Adnan sudah baik-baik saja" celetuk Addy membuka pembicaraan.

"Iya Kak, Mas Adnan sedang beristirahat sekarang" jawab Cia.

"Apa dia benar-benar sakit? Tadi aku ingin mengecek keadaan nya tapi malah melihat kalian berciuman. Sepertinya aku harus cepat-cepat menikah" goda Addy dengan tawanya.

"Ah itu hehehe, aahh malu tauuu" lirih Cia dengan wajah memerah.

Addy menatap Adrian yang masih tak melepaskan matanya dari Cia. Selesai makan, Cia langsung berpamitan pergi untuk mengecek suaminya sekali lagi. Adam dan Aden tengah berada di kamar Adnan, mereka melakukan panggilan video dengan Ayah serta Bunda.

"Bunda, Ayah, apakah semuanya baik-baik saja?" Tanya Cia.

"Baik kok, Adnan gimana keadaannya? Dia tidak rewel kan? Oh iya, Bunda belikan kamu leptop terbaru untuk kuliah. Bunda juga belikan beberapa baju untuk para menantu Bunda, nanti kita jalan-jalan bareng ya khusus para wanita. Bajunya bagus loh, kita nanti seperti anak kembar" ucap Bunda antusias.

"Hahaha iya Bunda, Mas Adnan tidak rewel kok, hanya saja dia sedikit manja. Aku akan menelepon Bunda saat Mas Adnan bangun nanti. Ayah dan Bunda jaga kesehatan ya, jangan kelelahan juga, minum vitaminnya jangan lupa" cecar Cia.

"Iya ikan buntal" celetuk Ayah dengan tawanya.

"Ih Ayah, ikut-ikutan Mas Adnan yaa" rengek Cia.

Ayah tertawa terbahak-bahak, namun beliau memang setuju saat makan Cia terlihat seperti ikan buntal. Pipi chubby nya menggembung karena Cia selalu makan dengan lahap. Setelah mengecek suhu tubuh Adnan yang turun, Cia mencium kening suaminya sebelum keluar kamar. Selama seharian penuh Adnan beristirahat di kamarnya.

...----------------...

Malam tiba.....

Usai makan malam, semua orang berkumpul di ruang keluarga untuk menonton televisi. Ruang keluarga adalah tempat dimana mereka bisa menonton televisi. Ayah tidak memperbolehkan menaruh televisi di kamar sebelum para putranya menikah. Jadi hanya ada televisi di kamar Ayah dan Adam saja. Ini karena mereka harus mempererat hubungan keluarga, Ayah memang sangat disiplin dengan segala hal. Meskipun cara mendidiknya sama, tapi tak semua anak memiliki sifat dan sikap yang sama.

Cia ingin ikut menonton, tapi ia harus menjaga suaminya. Adnan memandangi sang istri yang masuk kedalam kamar.

"Tidak menonton drama?" Tanya Adnan.

"Tidak, aku mau temani Mas saja. Gimana perasaannya? Sudah baikan?" Ucap Cia.

Adnan menarik tangan sang istri lalu memeluknya erat. Sejak tadi pagi, Adnan selalu saja seperti ini, memeluk Cia tanpa mengatakan apapun. Tidak seperti kata Bunda yang mengatakan Adnan rewel, ini jelas sekali jika Adnan bersikap manja. Cia mengelus kepala suaminya itu, Adnan menggosokkan wajahnya pada leher Cia.

"Besok kita beli televisi ya, aku ada meeting besok pagi, kamu ikut aku ke kantorku" bisik Adnan.

"Kenapa aku harus ikut?"

"Kan mau beli televisi biar kamu bisa nonton drama di kamar sayang. Jadi aku bisa nemenin kamu, kamu juga bisa nemenin aku"

"Mas kalau sakit manja sekali ya ternyata"

"Hm..." dehem Adnan yang masih memeluk istrinya erat.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Takut di tinggalin istri,Tapi di cuekin terus..

2024-04-23

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Ehm... ehhmmmm....

2024-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 JSK - Surat Wasiat Papa
2 JSK - Calon Istri Pengganti
3 JSK - Pertemuan Calon Istri
4 JSK - Adam yang sweet
5 JSK - Kejutan Isvara
6 JSK - Tenggelam
7 JSK - Keputusan Adnan
8 JSK - Hari Pernikahan
9 JSK - Sayang
10 JSK - Bunga Pernikahan
11 JSK - Tahan
12 JSK - Adnan Demam
13 JSK - Unboxing
14 JSK - Pernyataan Cinta
15 JSK - Adrian Melepaskan
16 JSK - Manjanya istri Adnan
17 JSK - Reuni SMA Cia
18 JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19 JSK - Adik Cia, Laura
20 JSK - Bintang penghilang kesedihan
21 JSK - Kehamilan Cia
22 JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23 JSK - Saling Cemburu
24 JSK - Hubungan Intim
25 JSK - Cia Melahirkan
26 JSK - Tamu Kehormatan
27 JSK - Perasaan Adnan
28 JSK - Mawar
29 JSK - Kembali Erat
30 JSK - Kencan Membosankan
31 JSK - Pelupa
32 JSK - Menggoda Adnan
33 JSK - Talking
34 JSK - Perseteruan
35 JSK - Perundungan
36 JSK - Alasan Perundungan Cia
37 JSK - Hari Libur
38 JSK - Datang dengan Luka
39 JSK - Keluarga Kania
40 JSK - Peringatan batasan
41 JSK - Permintaan maaf
42 JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43 JSK - Si Paling Brengsek
44 JSK - Kecurigaan Adnan
45 JSK - Kekecewaan
46 JSK - Pertimbangan
47 JSK - Perasaan yang belum usai
48 JSK - Batas yang terlewati
49 JSK - Bertingkah
50 JSK - Menikmati Malam
51 JSK - Surat Perjanjian
52 JSK - Para Menantu
53 JSK - Keinginan Cia
54 JSK - Lihat Aku
55 JSK - Ulang Tahun Papa
56 JSK - Penuh Adegan Panas
57 JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58 JSK - Psikolog anak
59 JSK - Nostalgia Luka
60 JSK - Karma Yang Nyata
61 JSK - Keputusan Laura
62 JSK - Sweet Husband
63 JSK - Hadiah Untuk Cia
64 JSK - Rencana Adnan
65 JSK - Ending
66 Lima Tahun Kemudian
67 S2 - Kembali Pulang
68 S2 - Kisah Kecil
69 S2 - Sebuah Rasa
70 S2 - Drama Kecil
71 S2 - Mama...
72 S2 - Hari bersama Keluarga
73 Bye Bye
Episodes

Updated 73 Episodes

1
JSK - Surat Wasiat Papa
2
JSK - Calon Istri Pengganti
3
JSK - Pertemuan Calon Istri
4
JSK - Adam yang sweet
5
JSK - Kejutan Isvara
6
JSK - Tenggelam
7
JSK - Keputusan Adnan
8
JSK - Hari Pernikahan
9
JSK - Sayang
10
JSK - Bunga Pernikahan
11
JSK - Tahan
12
JSK - Adnan Demam
13
JSK - Unboxing
14
JSK - Pernyataan Cinta
15
JSK - Adrian Melepaskan
16
JSK - Manjanya istri Adnan
17
JSK - Reuni SMA Cia
18
JSK - Bulan Madu Bertemu Mama
19
JSK - Adik Cia, Laura
20
JSK - Bintang penghilang kesedihan
21
JSK - Kehamilan Cia
22
JSK - Pertemuan dengan Masalalu
23
JSK - Saling Cemburu
24
JSK - Hubungan Intim
25
JSK - Cia Melahirkan
26
JSK - Tamu Kehormatan
27
JSK - Perasaan Adnan
28
JSK - Mawar
29
JSK - Kembali Erat
30
JSK - Kencan Membosankan
31
JSK - Pelupa
32
JSK - Menggoda Adnan
33
JSK - Talking
34
JSK - Perseteruan
35
JSK - Perundungan
36
JSK - Alasan Perundungan Cia
37
JSK - Hari Libur
38
JSK - Datang dengan Luka
39
JSK - Keluarga Kania
40
JSK - Peringatan batasan
41
JSK - Permintaan maaf
42
JSK - Keputusan untuk Mengakhiri
43
JSK - Si Paling Brengsek
44
JSK - Kecurigaan Adnan
45
JSK - Kekecewaan
46
JSK - Pertimbangan
47
JSK - Perasaan yang belum usai
48
JSK - Batas yang terlewati
49
JSK - Bertingkah
50
JSK - Menikmati Malam
51
JSK - Surat Perjanjian
52
JSK - Para Menantu
53
JSK - Keinginan Cia
54
JSK - Lihat Aku
55
JSK - Ulang Tahun Papa
56
JSK - Penuh Adegan Panas
57
JSK - Untuk Cia, dua puluh tahun
58
JSK - Psikolog anak
59
JSK - Nostalgia Luka
60
JSK - Karma Yang Nyata
61
JSK - Keputusan Laura
62
JSK - Sweet Husband
63
JSK - Hadiah Untuk Cia
64
JSK - Rencana Adnan
65
JSK - Ending
66
Lima Tahun Kemudian
67
S2 - Kembali Pulang
68
S2 - Kisah Kecil
69
S2 - Sebuah Rasa
70
S2 - Drama Kecil
71
S2 - Mama...
72
S2 - Hari bersama Keluarga
73
Bye Bye

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!