Hari berganti....
Cia terbangun dari tidurnya, ia ingat semalam pergi ke kamar sebelum Adnan melihatnya. Gadis itu berpura-pura tidur saat Adnan masuk dan benar saja ia malah benar-benar tertidur. Cia menatap meja yang ada di depannya, ia tersenyum kecil merasakan sesuatu melingkar di perutnya. Ia tidak mengerti kenapa Adnan sebaik itu, bahkan Cia sangat marah pada Adrian. Pasti ini karena ikatan persaudaraan mereka yang begitu kuat.
"Kamu sudah bangun ya sayang" bisik Adnan.
Gadis itu kembali memejamkan matanya dan berpura-pura tidur. Adnan menarik tubuh kecil istrinya untuk mendekat. Cia yang tak bisa menahan rasa senangnya langsung tertawa. Ia membalikkan tubuhnya menatap Adnan kemudian memeluknya erat. Gadis itu tersenyum senang bisa mencium aroma tubuh Adnan dari jarak sedekat ini. Cia mengecup leher suaminya yang tepat berada di hadapannya.
"Mas Adnan, berjanjilah sesuatu padaku" pinta Cia.
"Apa?"
"Kalau panggil aku harus pakai panggilan sayang. Dimanapun itu, diluar ataupun dirumah, di depan banyak orang maupun hanya berdua. Kalau Mas panggil namaku, aku tidak akan dengar"
"Aku mau mandi dulu" kata Adnan kemudian bangun dari tidurnya. Ia mengabaikan hal konyol yang sedang di pikirkan suaminya.
"Bareng aja Mas" pinta Cia yang masih telentang diatas tempat tidur.
Adnan tak menjawab, ia langsung berlari masuk kedalam kamar mandi dan menguncinya. Cia cekikikan melihat suaminya yang pemalu, gadis itu kembali memejamkan matanya sejenak sembari menunggu Adnan. Setelah Adnan selesai mandi, barulah Cia masuk kedalam kamar mandi.
......................
Semua anggota keluarga sudah menunggu di ruang makan. Cia dan Aden baru saja masuk ke ruang makan sambil berbincang-bincang. Adam dan Addy saling berpandangan, Aden yang senang karena memiliki teman main selalu saja menyita waktu Cia. Mereka tak bisa membiarkan hal ini, di satu sisi Aden yang tidak peka, dan disisi lain Adnan yang juga cuek tak peduli. Jika begini akan sulit bagi Cia dan Adnan untuk semakin dekat.
"Cia, malam ini mau ikut denganku tidak?" Ajak Adnan.
Setelah beberapa saat berlalu namun tak ada jawaban.
"Cia" panggil Adnan sembari menatap istrinya.
"Cia" imbuh Adnan sekali lagi sambil menyenggol lengan istrinya.
Semua orang menatap ke arah Cia yang benar-benar tak mendengarkan panggilan Adnan. Ia masih sibuk makan dan mengambil lauk yang ada di depan Adnan. Pemuda itu menahan tangan Cia agar sang istri menoleh ke arahnya.
"Sayang, nanti malam aku mau pergi, kamu mau ikut denganku?" Tanya Adnan.
"Maauuuu" jawab Cia dengan senyuman lebarnya.
Adnan menggelengkan kepalanya, semua orang tertawa kecil melihat keduanya. Mereka pikir Adnan dan Cia bertengkar padahal baru saja menikah. Selepas sarapan, Cia sedang berada di ruang keluarga bersama dengan Aden. Mereka sedang menonton variety show terbaru dari salah satu grup idol yang mereka sukai hingga merasa bosan.
Usai menonton, Cia berjalan menuju luar sebab mendengar suara tawa Dilan. Saat melintasi ruang tamu, ia melihat Adnan yang sedang duduk dan menatap leptopnya. Perhatian Cia jelas teralihkan, ia menghampiri Adnan dan memeluknya dari belakang kemudian mencium pipinya.
Adnan berusa mengalihkan tangan sang istri dan memintanya pergi menjauh. Cia merengek dan semakin mengeratkan pelukannya pada leher Adnan.
"Kenapa sih gak mau dipeluk?" Kenapaaaa?" Rengek Cia.
"Aku sedang meeting dengan karyawan ku" jawab Adnan sembari menunjukkan karyawannya yang ada di layar leptop.
Cia menoleh, ia membelalakkan matanya dan tertawa canggung. Perlahan ia melepaskan pelukannya dan berlari pergi keluar rumah. Malu sekali rasanya, apa yang akan dipikirkan oleh karyawan Adnan nantinya. Cia berlari menuju Kania dan memeluknya, ia menceritakan betapa malunya Cia saat ini.
Kania tertawa lebar mendengarkan hal itu, ia menepuk punggung Cia dan mencoba menenangkannya. Adnan keluar dari dalam rumah dan menghampiri yang lainnya. Ia duduk di kursi tunggal dan memakan sepotong roti. Kania berbisik pada Adam menceritakan apa yang terjadi pada pengantin baru itu. Adam tertawa dan langsung mengirim pesan pada Addy, rasanya mereka harus mengakhiri misi persatuan ini. Sebab Cia pasti bisa membuat Adnan jatuh cinta padanya.
"Cia" panggil Adnan. Ia menatap istrinya yang masih memeluk Kania tanpa menjawab panggilan nya.
"Sayang" ujar Adnan.
"Apa Mas?" jawab Cia.
"Bukankah ada sesuatu yang harus kamu katakan padaku? Kamu membuat para karyawan ku terkejut"
"Maaf Mas, kan aku tidak tau" lirih Cia dengan bibir manyun. Ia berjalan menghampiri Adnan dan duduk di pangkuan nya. Cia mengayunkan kakinya yang tidak menyentuh tanah saat duduk di pangkuan Adnan.
Adnan menaruh tangannya di pinggiran kursi lalu menopang kepalanya di tangan tersebut. Ia menatap Cia yang dengan seksama, gadis itu juga memandang mata Adnan.
"Aku baru sadar jika kamu sekecil ini, lihat kakimu bahkan tidak menyentuh tanah. Kamu juga sangat ringan, rasanya seperti memangku keponakan ku" tutur Adnan.
"Tentu saja berbeda Mas, karena tidak akan bisa seperti ini" ucap Cia sambil menyentuh pipi Adnan lalu melumat bibirnya singkat.
Addy yang baru saja datang langsung menyemburkan minuman yang ada dimulutnya. Adam tersenyum sambil memeluk istrinya dari samping. Cia menarik dirinya sambil terus menatap mata Adnan, ia tersenyum lalu tertawa kecil.
"Kak, aku mau pergi sama Kak Cia" rengek Aden yang baru saja tiba sembari memberikan Dilan kepada Adam.
"Kakak antar" celetuk Adnan. Ia mengalihkan Cia dari pangkuannya lalu berjalan masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci mobilnya.
"Tumben, bagus deh kalau diantar Kak Adnan. Nanti aku minta traktir yang banyak hehehe" seru Aden merasa senang.
Tak berselang lama Adnan keluar dan memberikan kunci mobilnya pada salah satu penjaga. Ia memberikan tas pada Cia tanpa diminta. Cia mengerutkan keningnya dan berkata jika itu bukanlah tas miliknya. Namun Adnan dengan malu berkata itu adalah hadiah darinya. Kania berseru karena merasa iri sebab Cia mendapatkan tas keluaran terbaru yang mahal harganya. Cia hendak berkomentar lagi, namun Adnan sudah berjalan menuju mobilnya.
"Kak, sejak kapan Kak Adnan bolehin kita naik Jeep Rubicon nya?" Celetuk Aden tak percaya dengan penglihatannya. Ia yakin jika Adnan selalu melarang mereka meminjam apalagi menaiki mobil jeep kesayangannya itu.
"Kan ada seseorang yang spesial" jawab Kania sembari menatap Cia yang tersipu malu.
"Kak Cia lihat? Kakakku juga romantis tau, ayo Kak pergi. Kak Adnan tidak suka menunggu, go go" ucap Aden sambil berlari menghampiri mobil sang Kakak.
Cia berpamitan pada yang lain dan berjalan menuju kursi penumpang di depan. Adnan sudah menunggu sambil membukakan pintu untuknya. Gadis itu benar-benar merasa senang, ia tak bisa menyembunyikan senyuman lebar di wajahnya saat ini. Cia yang sudah berada di dalam mobil terus memandangi tas pemberian suaminya itu.
"Makasih Mas Adnan" ucap Cia.
"Yey hari ini Kak Adnan yang traktir, kita bisa beli apapun sepuasnya Kak" sahut Aden.
"Kesempatan kamu ya" kata Adnan sambil melirik sang adik lewat spion tengah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Greenindya
sabar ya addy mulai skrg udah hrs terbiasa melihat pemandangan begitu 🤣🤣🤣
2024-01-15
1
Mukmini Salasiyanti
🥰😃😀
2024-01-12
0