Setelah mencapai kesepakatan, Ayah memanggil putranya yang lain untuk masuk kedalam kamarnya. Beliau mengatakan jika pernikahan Adnan tidak akan di batalkan, namun pengantinnya adalah Cia.
"Cia? Kenapa Cia?" Sahut Adrian tak terima.
"Ya kamu kenapa hamilin calon istri Kak Adnan?" Sahut Addy.
"Sudah ku bilang itu kesalahan, aku benar-benar mabuk. Ayah, Cia dan Kak Adnan, usia mereka terlalu jauh"
"Kesalahan apa yang terulang sampai tiga kali dan hamil tiga bulan? Bodoh atau brengsek itu tidak ada bedanya untukmu. Kak Adnan juga kenapa hanya diam saja? Dia mengkhianati kita semua, sikapnya menjijikan"
"Ini keputusan terbaik, Adrian tentukan sendiri kapan kamu dan Isvara akan menikah. Adnan Ayah dan Bunda mau bicara denganmu" sela Ayah menengahi pertikaian para putranya.
Ayah dan Bunda pergi lebih dulu, Adrian menahan tangan Adnan yang hendak pergi menyusul. Ia meminta sang Kakak untuk menolak pernikahan ini sebab Adrian sangat mencintai Cia. Addy menarik Adrian dan mendorongnya menjauh dari Adnan, masih saja pemuda itu berbicara omong kosong.
Seharusnya seminggu lagi adalah pernikahan Adnan dengan Isvara, namun kemarin Isvara tiba-tiba saja datang kerumah mereka sambil menangis. Ia mengatakan jika dirinya sedang hamil tiga bulan, Adnan yang mendengar hal itu tentu terkejut, pasalnya ia tak pernah berhubungan dengan Isvara selama dua tahun mereka berkencan. Lebih tepatnya, Adnan memang masih perjaka, ia belum pernah berhubungan badan dengan siapapun. Isvara secara sadar mengatakan jika itu adalah anak Adrian, mereka sudah berhubungan tiga kali selama lima bulan terakhir. Semua orang jelas terpukul dengan kebenaran itu, namun Adrian tak mau mengaku, Adnan yang paling terluka karena hal ini tetapi ia tak menunjukkan rasa sakitnya pada yang lain.
Selagi Ayah dan Adam berbicara dengan Adnan, Bunda serta Kania membicarakan hal ini dengan Cia. Sebenarnya Cia sangat terkejut dengan perjodohan yang tiba-tiba ini, namun setelah ia mendengar jika ini adalah permintaan Papa, ia tentu tak bisa menolaknya.
\=====================================================
Malam tiba....
Semua orang tengah berkumpul untuk makan malam, Cia dan Dilan yang baru saja dari ruang bermain juga pergi ke ruang makan. Bunda meminta Cia duduk di samping Adnan, Adrian yang baru saja tiba ikut duduk di samping Cia. Gadis itu tersenyum ramah, ia lalu duduk dan mulai mengambil makanan. Cia sesekali melirik ke arah Adnan yang menikmati makanannya dalam diam.
"Cia, ini kalungmu?" Tanya Kania sembari menunjukkan sebuah kalung.
"Oh iya, itu milikku" jawab Cia setelah menyadari kalungnya tak lagi ada di lehernya.
Kania mengoper kalung itu, saat sampai di tangan Adnan pemuda itu menatap kalungnya dengan seksama. Ia menatap ke arah Cia yang sudah mengulurkan tangannya. Adnan tampak mengerutkan keningnya saat melihat liontin itu, rasanya sangat familiar. Ayah meminta Adnan memberikan liontin itu padanya, Cia mengalihkan pandangannya ke arah Ayah yang juga melihat liontin itu dengan seksama.
"Papamu tidak pernah berubah. Jika saja ia menjual liontin ini, pasti bisnisnya akan baik-baik saja sekarang" tutur Ayah.
"Apakah liontin itu sangat mahal Ayah? Papa bilang itu pemberian seseorang, jadi aku harus menyimpannya"
Ayah mengangguk lalu memanggil salah satu pelayannya, ia meminta mereka untuk membersihkan liontin itu dan mengganti kalungnya dengan emas.
"Itu adalah liontin milik Adnan, hadiah ulang tahunnya yang ke sepuluh tahun. Tapi ia memberikannya padamu disaat kamu berumur satu tahun" jelas Ayah.
"Oh itu, kita kan punya video hari kelahiran Cia Mas, nanti Bunda carikan ya"
"Benarkah? Papa dan Mama saja tidak memilikinya" sahut Cia dengan senyuman lebar. Ia melanjutkan makannya dengan perasaan senang.
Tanpa disadari, Adnan dan Adrian menatap Cia secara bersamaan.
..............................
Selepas makan malam, semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga untuk melihat video kelahiran Cia. Gadis itu duduk di lantai dan menunggu dengan jantung berdebar kencang. Ayah merekam Cia kecil yang terus menangis di atas tempat tidur, terlihat Papa Cia yang menggendongnya. Papa terlihat sangat muda dengan tawa bahagianya, Cia sampai menangis melihat wajah sang Papa.
"Boleh aku menggendongnya?" celetuk seorang bocah lelaki.
Papa mengangguk lalu menggendongkan Cia ke bocah lelaki itu, ajaibnya Cia seketika diam dan terlihat tersenyum.
"Sepertinya Cia menyukai Adnan" goda Papa Cia.
Ayah merekam wajah Adnan yang tersenyum saat melihat Cia, bahkan Ayah yang membawa kamera pun terkejut karenanya.
"Cia cantik ya?" Tanya Ayah.
"Cantik sekali Yah, dia sangat mungil dan lucu. Saat besar nanti, aku akan menikahinya" jawab Adnan dengan tawanya.
Sontak saja semua orang yang ada dalam video itu tertawa, bahkan sekarang pun semua yang melihat video itu ikut tertawa. Addy menggoda sang Kakak yang rupanya bisa tersenyum juga, tetapi wajah Adnan kini masih saja datar tak berekspresi. Aden mengeluh karena dirinya tak ada disana, ia merasa kesal padahal Aden tentu saja masih belum lahir. Adam hanya tersenyum melihat video tersebut, ia pikir ingatannya itu hanyalah khayalan rupanya memang benar-benar terjadi.
"Kamu ingat kejadian ini ya Mas" ujar Kania berbisik pada Adam.
"Iya, aku yakin mereka memiliki ikatan itu" balas Adam.
Di dalam video itu, Adam, Addy dan Adrian tampak tak tertarik dengan Cia yang baru lahir. Adam hanya diam menatap Adnan yang terlalu fokus menggendong Cia, sedangkan Addy mengikuti Adrian yang saat itu berusia dua tahun. Adrian tak mau diam dan terus saja bergerak kesana kemari hingga membuat Addy kesal. Setelah video berakhir, Cia menolah ke arah semua orang sambil tersenyum. Ia merasa bahagia sebab bisa mengingat kembali senyuman Papa dan Mamanya. Mata Cia tampak berkaca-kaca, semua orang yang melihat langsung berbalik untuk melakukan aktivitas masing-masing. Mereka tau jika Cia butuh ruang untuk sendiri usai melihat video penuh kenangan itu.
\====================================================
Hari berganti....
Cia bangun pagi-pagi sekali, ia duduk di kursi taman sambil memandangi bunga-bunga yang bermekaran dengan indah. Ia ingin tau kabar Mama dan adiknya setelah pertemuan mereka kemarin, tetapi melihat mereka datang dengan mobil dan pakaian mahal, harusnya Cia tak perlu khawatir. Gadis itu berdiri lalu merentangkan tangannya sambil tersenyum menghirup udara pagi. Adrian tertawa kecil memandangi Cia dari kejauhan, setelah semua luka yang ia berikan padanya. Adnan sedang berada di gym memandangi Adrian yang tak berhenti tersenyum menatap Cia.
"Mau mengalah lagi?" Celetuk Adam yang juga sedang berolahraga.
"Hm..." dehem Adnan singkat.
"Adrian harus belajar bertanggung jawab, bukan hanya kamu korbannya, Cia juga terluka karena sifat kekanakan Adrian. Pikirkan baik-baik sebelum menolak, coba kau temui Cia dan tanya bagaimana kisah hidupnya. Kamu akan tau jika ada lebih banyak anak yang tidak beruntung diluar sana" jelas Adam.
Adnan mengalihkan pandangannya menatap Aden yang sedang berolahrga sambil menari. Satu-satunya putra Ayah yang tumbuh dengan sangat modern dan terlalu mengikuti alur generasi Z. Cia yang tak sengaja melihat Aden menari langsung menghampirinya, perbedaan umur mereka tak terlalu jauh, Aden tiga tahun lebih muda daripada Cia.
"Aden suka K-Pop? Bagus sekali tariannya" puji Cia.
Aden sedikit tersentak dengan pujian Cia, ia lalu tersenyum dan mengangguk. Pemuda itu menunjukkan leptopnya yang penuh dengan girlgroup maupun boygroup Korea. Cia kembali terkesima, ia berkata jika dirinya juga suka menonton drama korea saat ada waktu luang, dan mengetahui sedikit tentang para idol. Mendengar hal itu, Aden langsung menyalakan musik dan menunjukkan kebolehannya pada Cia. Siapa sangka jika gadis itu bersorak dan bertepuk tangan dengan heboh. Dilan berlari keluar dan ikut bergabung menari bersama dengan Aden, Cia tertawa lebar melihat keduanya menari begitu baik.
Sayangnya pesta mereka tak berjalan lama sebab Kania memanggil semuanya untuk segera sarapan karena Ayah dan Bunda sudah menunggu. Cia berjalan menuju taman lebih dulu untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di kursi. Ketika berjalan menuju pintu rumah, Cia melihat sebuah mobil datang dan berhenti di sana. Seorang wanita keluar mobil dan berlari memeluk Adnan dengan tangisnya. Cia memandangi mereka berdua dengan dahi berkerut penuh tanda tanya.
"Aku akan gugur kan anak ini, kita akan tetap menikah kan? Kamu tidak menjadi membatalkan pernikahan kita kan?" Tutur wanita itu.
Cia yang terkejut tak sengaja menjatuhkan ponselnya, ia langsung mengambilnya, namun tangannya seolah tak bertenaga sebab ponsel itu terus terjatuh dari tangannya.
"Itu urusanmu dengan Adrian" jawab Adnan dengan dingin.
Adam merangkul pundak Adnan dan membawanya masuk kedalam, wanita itu berteriak dengan kesal. Ia berjalan kembali menuju mobilnya hendak mengambil sesuatu, ia melihat Cia yang sedang berjongkok di dekat mobilnya. Karena kesal sebab Adnan mengacuhkannya, ia melampiaskan amarahnya dengan tiba-tiba menginjak tangan Cia yang masih berusaha untuk mengambil ponsel. Isvara menekan tangan Cia dengan sepatu hak tingginya, ia mengira jika Cia adalah salah satu pekerja disana.
"Aaah, aauuh sakit" rintih Cia merasakan perih ditangannya.
"Sorry gak sengaja" ucap Isvara lalu mengambil tasnya dan bingkisan sebelum masuk kedalam rumah. Ia membiarkan Cia yang teruduk dengan tangan terluka.
Cia menangis merasakan tangannya yang sakit sekali, ia mencengkram tangannya agar tak menimbulkan suara. Gadis itu harus segera masuk namun air matanya tak kunjung mau berhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk cewek gak tau malu,Siapa juga yg mau barang bekas..🙄🙄
2024-04-23
0
Qaisaa Nazarudin
Waahh berarti mereka emang jodoh nih..
2024-04-23
0
miyura
next
2024-01-04
1