11. Jumat Sore

Ketika Violet makan di meja makan, ada Hakam datang bersama Sarah.

"Makan sendiri Vio?" tanya Hakam menyapa Violet yang terlihat menyedihkan sendirian.

"Hemm, bunda dan ayah pergi ke pengajian. Abang Liam pergi juga entah kemana." jawab Violet mengatakan dimana penghuni rumah berada. Kalau Halim sudah jelas di rumah sakit, karena sebagian hidupnya diabadikan di tempat orang sakit itu.

"Weihhh enak nih nggak ada orang. Thanks Vio... " Hakam segera meninggalkan Violet dan menggandeng pacarnya itu untuk naik ke atas masuk kamarnya.

"Jumat sore kok di rumah! " Teriak Violet menirukan kata Liam tadi.

"Kalau rumah sepi ya mending di rumah Vio... " Balas Hakam dengan senangnya.

Violet bukan gadis yang tidak tahu maksud Hakam membawa pacarnya ke dalam kamar. Karena beberapa kali Vino juga melakukan itu dengan pacarnya. Hanya tidak ada dalam pikirannya mereka ngapain aja tidak pernah ia bayangkan. Yang dia tahu pokoknya berduaan aja, nggak mau digangguin.

Beberapa kali Violet menghela nafas, meratapi nasibnya. Percuma dia datang ke rumah ini kalau cuma sendirian.

Tapi tak lama untungnya Handoko dan Lina pulang, dengan membawa kue untuk Violet.

"Sayang maafin bunda ya, waktunya kamu nginep malah bunda tinggal. " Lina meminta maaf karena meninggalkan Vio.

"Iya, Vio jadi sendirian. " Violet dengan mengerucutkan bibirnya pura-pura merajuk.

"Abang Liam mana? " Tanya Handoko tak melihat wajah anak bungsunya itu.

"Sepertinya pergi berkencan, katanya jumat sore kok di rumah. Jelas dia pasti pacaran lah. " Violet mengadukan ucapan Liam padahal belum jelas faktanya dia pacaran atau tidak.

🌿

Faktanya Liam pergi ke Perpustakaan kota untuk membaca buku, belajar dan mengasah otaknya. Begitulah yang selalu ia lakukan kalau sedang suntuk. Dia bisa menghabiskan berjam-jam bersama buku pengetahuan. Mungkin inilah yang membuatnya berotak cerdas.

Tapi kali ini pikirannya terpecah, dia beberapa kali tidak konsentrasi membaca. Pikirannya mengacu pada perkataan Violet yang menuduhnya cemburu.

"Gila, emang gue cemburu tadi? tapi saat lihat Vio sama laki-laki lain rasanya tidak rela. Tapi kan perasaan gue sudah hilang, gue kan naksir dia pas masih kecil dulu. Setelah itu gue hanya menganggap Vio adik gue. Ya karena emang kita saudara. Makanya gue rasa emang gue sayang ke dia itu ya karena sayang sebagai saudara. " Gumam Liam sendirian. Untung tidak ada yang mendengarkan.

Karena kacau pikirannya, dia memilih untuk meninggalkan perpustakaan dan memutuskan pulang saja.

Dalam perjalanan dia mengingat bagaimana saat pertama kali bertemu dengan Violet.

Flashback on

6 tahun yang lalu

Saat itu Liam sedang merasakan sakit ketika habis disunat. Tapi tiba-tiba datang gadis kecil yang menurut dia imut dan cantik.

"Liam, ini adiknya Vino namanya Violet. " Bundanya memperkenalkan dirinya dengan Violet sambil menggandeng gadis cantik itu.

Liam memang lebih dulu mengenal Vino. Karena Vino lebih sering bertemu sebelumnya saat diajak ayahnya mengunjungi rumahnya.

Violet tersenyum, dan senyumannya membuat Liam merasakan getaran yang tidak pernah ia dapatkan. Padahal umurnya saat itu masih dua belas tahun. Tapi hal wajar bagi anak yang beranjak remaja tertarik akan lawan jenis. Itu normal juga kan.

Liam juga merasakan malu, karena dia bertemu gadis cantik tapi dalam keadaan sakit itunya. Jadi dia bersikap cuek dan sok tidak peduli. Padahal dia salah tingkah sendiri.

Apalagi saat Liam kesakitan ketika lukanya kesenggol oleh Iqbal. Dia merasa sangat malu saat menangis.

Kemudian tidak disangka malam harinya, Violet tidur di sampingnya. Dia sangat terkejut mendapati gadis cantik itu terlelap.

Ada mamanya Violet juga di sofa, tapi juga sudah tidur.

Paginya saat dia bangun, Liam yang penasaran akan perasaannya. Dia itu pernah melihat adegan dewasa dengan kedua kakaknya. Dan membayangkan itu terjadi padanya. Padahal dia masih anak-anak. Itu karena memang kedua kakaknya sudah dewasa makanya ketularan.

Dengan berhati-hati dia mencium bibir Violet.

Cup

Liam merasakan seperti ada kupu-kupu berterbangan di dalam perut nya. Hingga melupakan rasa sakitnya. Tapi karena gadis kecil itu tidurnya merasa terganggu, Violet menggeliat dan tangannya tidak sengaja hinggap di itunya Liam.

"Aaaaa" Liam kesakitan, karena tidak hanya ditumpangi tapi dipegang.

Flashback off.

Mengingat kejadian itu, membuat Liam merasa malu sendiri. Gara-gara kurang ajar dia kena batunya sendiri. Padahal baru saja habis sunat tapi sudah bertingkah.

☘️

Tiba di rumah dia mendapati Violet sedang bercanda ria dengan Bunda dan ayahnya di ruang keluarga sambil menonton film komedi.

"Mana ceweknya kok nggak dibawa pulang, dikenalin gitu ke keluarga. Masa dipacari doang kan nggak baik. " Ucap Lina setelah menjawab salam yang diucapkan anaknya itu.

Mendengar penuturan bundanya, Liam jadi bingung sendiri.

"Siapa juga yang punya cewek,Bun."

"Lohh kata Vio, kamu pergi kencan. "

Liam ikut bergabung dengan mereka, duduk di sofa.

"Ngarang ni anak Bun. " Liam mendelik ke arah Violet yang meledeknya.

"Tadi kata abang? tadi bilang gitu kan? katanya jumat sore kok di rumah." Violet menirukan ucapan Liam tadi.

"Yes, i said that but tidak ada kata kencan,ngarang lo! " Laki-laki itu menekankan setiap kata yang ia ucapkan, agar jelas.

"Bohong bun, abang Liam itu terkenal di sekolah ceweknya banyak. Nggak mungkin banget keluar nggak pacaran. Hah! " Violet memang mendapatkan informasi tersebut dari beberapa temannya.

Liam geregetan sendiri,Violet seenaknya saja menuduhnya.

"Ingat ya peraturannya, kalau punya pacar harus diketahui ayah dan bunda. Tidak ada acara diam-diam punya pacar." Handoko mengingatkan itu pada Liam.

Memang begitulah peraturan keluarga ini. Semua anak-anak dibebaskan pacaran asal ada batasnya dan diketahui oleh orang tua mereka.

"Tapi Liam nggak punya pacar Ayah. Terserah kalian mau percaya atau tidak. " Liam berdiri, dia memilih untuk pergi ke kamarnya saja.

Memikirkan bagaimana Violet mendengar kalau di sekolah dia terkenal mempunyai cewek banyak. Itu membuat dia merasa tidak nyaman. Dia tidak mau Violet memandang dirinya seorang yang buruk.

🌿

Violet pergi ke kamar, Liam sedang tidur.

Padahal dia ingin tidur juga, ehh sudah diduluin sama kakak sepupunya itu.

"Abang, pindah dong. Aku sudah ngantuk nih. " ujar Violet menggoyang badan Liam agar bangun.

Liam menggeliat, dia membuka mata sedikit. "Tidur aja disamping abang. "

"Tapi kan bang? " Violet ragu.

"Kita kan saudara Dek. " Liam malas bangun.

Terpaksa Violet tidur disamping Liam yang melanjutkan tidurnya.

Violet tidak bisa tidur begitu saja, dia terus memandangi wajah Liam yang teduh. Wajahnya begitu tampan dan nyaris sempurna. Violet merasakan ada rasa kagum akan saudaranya ini.

"Kenapa abang ganteng banget sih. " Ucap Violet pelan. "Pantesan banyak yang tertarik sama abang. Dan wajar sih kalau abang punya cewek banyak."

Liam mendengar ucapan Violet, karena sebenarnya dia tuh nggak tenang tidur berdua dengannya. Hanya saja, dia hanya ingin nge tes perasaannya. Ternyata jantungnya tidak bisa terkontrol. Mungkin kah dia masih menyukai adik sepupunya ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!