10. Cemburu

Violet sekarang masuk sekolah SMA yang sama dengan Liam. Tentu saja atas suruhan Liam, padahal sekolah itu adalah sekolah favorit yang kalau masuk harus bisa lolos seleksi ketat. Dengan belajar yang rajin dan tekun akhirnya Violet bisa masuk setelah lolos semua tes. Iqbal juga masuk ke sekolah tersebut dengan jalur prestasi dalam bidang olahraga. Walaupun bandel dan tidak begitu pintar dalam akademi tapi dalam bidang non akademi dia jago.

Liam tetap menjemput Violet untuk berangkat sekolah walaupun rumahnya lebih jauh.

"Cepetan Dek, kamu bisa telat! " Teriak Liam ketika dia sudah sampai dan masih mendapati Violet berusaha memakai sepatu.

"Bawel, lain kali nggak usah jemput aku kalau gitu. " Violet langsung cemberut kalau diteriakin.

"Hehehe iya, iya maaf. " Liam paling tidak suka melihat adiknya ini cemberut.

Setelah berpamitan dengan Vino yang juga bersiap untuk bekerja mereka berangkat ke sekolah.

"Nanti di sekolah kalau ditanya soal hubungan kita jawab apa aku bang?" Pertanyaan konyol muncul dari Violet ketika di jalan.

Liam menghela nafas karena pertanyaan konyol keluar dari mulut Violet, "Terserah, asal jangan bilang kalau aku tukang ojek kamu aja. " Jawab Liam, karena Violet tidak pegangan padanya.

"Ishhhh" Violet lalu memeluk kakak sepupunya itu.

Liam kalau sudah dengar Violet bilang 'Ishhhh' bawaannya pingin nyubit pipinya. Tapi sekarang nggak bisa karena diatas motor yang berjalan.

Mereka tiba di sekolah, tentu saja pada heboh karena Liam yang tidak tidak pernah membonceng cewek masuk sekolah sekarang datang bersama cewek cantik.

Tinggi badan Violet sekarang jauh lebih tinggi, karena sering berolahraga dengan keluarga Liam. Seperti berenang dan main basket juga. Dia sekarang tumbuh menjadi gadis cantik dan seksi dengan tinggi seratus enam puluh lima senti, bukan bocil lagi.

"Cieee siapa bos, cewek baru nih. " Celoteh Ryan diparkiran.

"Anak baru kek nya. Habisnya bening banget." Tambah Jona, memuji Violet.

Liam hanya tersenyum senang saja, sedangkan Violet malu-malu.

"Kenalin, ini Violet. So, kalian juga harus jagain dia di sekolah ini. " Liam memperkenalkan Violet dengan kedua temannya itu.

"Hai kakak-kakak. " Violet mengulurkan tangannya untuk berkenalan pada mereka berdua.

"Hai gue Ryan. " Ryan langsung gerak cepat menjabat tangan Violet.

"Gue Jona. " Jona kemudian.

"Dah ya kenalannya. " Liam menyahut tangan Violet seketika padahal Jona baru saja ingin menempelkan. Lalu menggandeng tangan itu meninggalkan parkiran untuk menuju kelas.

Tentu saja Ryan dan Jona mengikuti mereka.

Padahal Liam mengantarkan Violet ke kelas satu, kelasnya Violet.

Dan ternyata satu kelas dengan Iqbal. Dia sudah ada di dalam kelas ngajak gadis-gadis kenalan.

"Jangan mau lo sama Iqbal, kadal dia. " celoteh Liam pada para gadis yang sedang bersama Iqbal.

"Wuihhh Abang-abang gue. " Iqbal yang memang mengenal Ryan dan Jona lalu tos pada mereka.

"Anak baru jangan songong, baru juga masuk udah mau jadi buaya lo." Peringatan Jona bercanda.

"Enggak lah bang, kan mereka sendiri yang mau kenalan sama gue." Sanggah Iqbal sambil meringis.

Mengabaikan percakapan Iqbal, Ryan dan Jona. Liam memilihkan tempat duduk untuk Violet. Dibangku paling depan.

"Ishhh enggak mau paling depan, entar jadi pusat perhatian. " Rengek Violet.

"Ya kan biar kamu fokus belajar Dek." Liam memaksa.

Ini sudah seperti bapak mengantar anaknya ketika baru masuk sekolah.

Violet memilih di barisan ketiga, "Di tengah aja, biar adil kan. "

"Ok deh, tapi jangan menoleh kebelakang sana,ada Iqbal yang bakalan bikin rusuh kelas ini. " Tunjuk Liam dimana Iqbal berada, dipojok paling belakang.

"Iya iya bawel. "

🍃

Semua berjalan sesuai rencana, perasaan yang seharusnya tidak ada bisa disembunyikan. Dengan digantikan kasih sayang tulus terhadap saudaranya.

Tapi hari ini harus ada cobaan datang, yaitu datang rasa cemburu yang tanpa disadari oleh Liam.

Violet sedang mengobrol dengan teman laki-laki satu kelasnya. Ketika Liam menjemputnya untuk segera pulang. Karena ditunggu di parkiran tidak juga datang, makanya dia ingin melihat sedang apa Violet kenapa lama sekali.

"Jadi kita bisa atur lewat chat aja gimana Violet? atau apa gue ke rumah lo aja nanti? " suara teman laki-laki Violet, bernama Saka itu terdengar menyebalkan bagi Liam.

Liam perlahan masuk kelas itu, ingin mendengar secara langsung tanggapan Violet.

"Oke, ide bagus itu. " Violet ternyata setuju dengan perkataan Saka.

"Nggak usah chatingan sama cowok lain. " Liam secara tiba-tiba membuat Violet membalikkan badan karena tadi memang membelakangi pintu.

"Abang? "

Liam segera menarik tangan Violet, matanya memicing tajam ke arah Saka. "Jangan berani lo nge chat Violet! "

"Lah emang apa hubungannya sama lo Kak? lo pacarnya? " Saka yang memang anak pemberani tidak takut begitu saja dengan tatapan kakak kelasnya ini.

"Emang harus gue kasih tahu lo siapa gue hah?" Liam seperti hendak menerkam Saka yang perlahan menciut. Karena tidak kuat dengan tatapan Liam yang menyeramkan.

"Sorry, kak. Tadi cuma bahas masalah kelas aja. Sorry...gue nggak bermaksud deketin cewek lo kok. " Saka dengan gemetar menjelaskan masalahnya.

Liam menyeringai.

"Udah bang, ayo kita pulang. " ajak Violet menghentikan kelakuan Liam yang membuat Saka ketakutan.

Mereka kemudian berjalan beriringan ke parkiran. Dengan Liam selalu diam dan berjalan mendahului Violet. Padahal biasanya dia selalu menggandeng tangan adik sepupunya itu.

Violet jadi merasa bingung sendiri akan sikap Liam yang dingin.

Bahkan dalam perjalanan menggunakan motor hingga sampai rumah Liam.

Hari ini Violet memang jadwalnya menginap di rumah Liam karena besok libur akhir pekan.

"Abang, kenapa diam? " Tanya Violet melepaskan helmnya, memberikan pada Liam yang hendak memasukkan motor ke garansi.

Liam hanya melihat sebentar Violet tanpa menjawab.

"Masuk! " kemudian mengegas motor masuk kandang.

🍁

Karena penasaran dengan sikap Liam yang aneh, Violet mencoba menanyakan itu di internet ketika sampai kamar.

"Kenapa cowok tiba-tiba diam?"

Dan ada beberapa jawaban yang mengatakan kalau si cewek membuatnya marah, cemburu, dan kesal.

"Lah Abang marah? cemburu? ahh ngarang nih artikel. " Violet bingung sendiri.

Kemudian dia memutuskan meninggalkan pikirannya yang berpusat pada Liam yang tidak jelas menurut nya. Dia memilih untuk tidur saja tanpa melepaskan seragamnya.

Liam masuk kamar sedikit terlambat karena tadi dihadang Ayah dan bundanya karena mereka mau pergi. Dan Lina menjelaskan apa yang harus dilakukan saat mereka tidak ada di rumah.

Ketika melihat Violet tertidur dengan masih berseragam dia merasa kasihan.

"Capek banget keknya ni anak, padahal mau gue ajak jalan. " Ucapnya pelan.

Kemudian dia memilih untuk mandi aja untuk membersihkan dirinya.

Sesudah mandi, Liam mendapatkan Violet baru bangun tidur.

"Abang mau kemana? " Tanya Violet berjalan menghampiri Liam yang sedang memakai gel untuk rambutnya.

Liam diam saja.

"Abang, tadi aku sama Saka tuh lagi bahas peraturan kelas. Soalnya aku ditunjuk jadi sekertaris kelas dan dia ketuanya. Jadi jangan cemburu ya? " Violet menjelaskan agar kakak nya ini tidak mendiamkan dirinya lagi.

Liam jadi bingung sendiri dengan kata cemburu yang diucapkan Violet.

"Apa? cemburu? " karena dia tidak menyadari itu.

Violet mengangguk naif.

"Heh bocil ngerti apa lo dengan kata cemburu? sok tahu! "

"Ishhhh"

Liam sudah siap untuk pergi dengan gayanya yang menawan, sambil menahan rasa gemes.

"Abang mau kemana? "

"Keluar, jumat sore kok di rumah. "

Liam meninggalkan Violet yang penuh tanda tanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!