7. SMP

Liam memutar balik jalan, karena sekolahnya sebenarnya tadi sudah ia lewati. Walaupun harus memaksimalkan kecepatan dia tidak masalah. Asal bisa mengantarkan adik sepupunya itu ke sekolah dengan aman.

Tiba di sekolah dia hampir telat, untung masih bisa masuk.

Teman-temannya menunggu di parkiran.

"Tumben telat bos. " Ucap Jona teman akrab Liam.

"Ada perlu tadi. " jawab Liam ketika sudah selesai memarkir motornya.

"Kan bener Jo, tadi gue lihat Liam sama cewek. " celoteh teman satunya, Ryan.

"Jadi bener, apa kata Ryan lo bonceng anak SMP? " Jona tadi sudah diberi tahu sama Ryan kalau dia melihat Liam bersama anak SMP.

Liam tak menjawab, dia memilih menuju kelasnya. Tentu saja kedua temannya ini mengikutinya.

"Ban*sat jadi selera lo anak SMP gitu sekarang? " Jona sungguh penasaran.

"Yo i, nyari yang segelan kek nya Liam. " Yang jawab Ryan, asal ngomong aja.

Liam memukul punggung Ryan mendengar jawabannya. "Emang elo pikirannya s*langkangan doang! "

"Tau tuh, kalau ceweknya hamidun nangis tuh. " Ledek Jona.

"Yeee kek elo enggak aja! " Ryan tidak terima seolah dirinya saja yang hina.

Mereka memang selalu saling meledek satu sama lain tapi justru itu yang membuat mereka akrab.

"So, siapa gadis SMP tadi? " Jona masih ingin tahu.

"Kepo! Kek cewek lo! " Liam enggan memberitahu tentang Violet. Yang menurutnya tidak perlu.

"Liam ceweknya masih SMP... "

Tapi suara Jona malah terdengar oleh orang lain. Karena mereka sudah tiba di kelas.

"Apa? gue nggak salah dengar? maksudnya Liam pacaran sama anak SMP gitu? " Tanya salah satu siswi, Nina.

Liam jadi melototi kedua temannya yang membuat heboh kelasnya. Kalau sudah Nina yang mendengar, bakalan berakhir dengan satu sekolah akan dengar juga.

"Bacot kalian! " Liam tidak mau menanggapi ocehan Nina. Dia memilih duduk saja di bangkunya.

Nina mendekati tempat duduk Liam. "Jadi, gue salah dengarkan? ok, tapi entar sore kita jalan ya Liam? " dengan nada merayu dan mendayu-dayu.

"Sekarang hari senin, by the way. " Liam malah mengingatkan nama hari ini.

"Terus kenapa? ohhh jadi kalau hari sabtu kita bisa jalan bareng? " Nina merayu lagi.

Nina,memang menyukai Liam sejak kelas satu dulu. Dan dia mengaku kalau dirinya adalah pacar Liam. Padahal Liam tidak menganggap nya seperti itu. Memang beberapa kali Nina menyatakan perasaan nya tapi selalu ditolak oleh Liam. Padahal Nina ini cukup cantik dan banyak cowok yang suka sama dia tapi dia memilih Liam. Baginya hanya Liam yang pantas mendapatkan dirinya.

"Udah pergi sana ke tempat duduk lo! " Usir Liam, karena guru sudah masuk kedalam kelas.

Nina langsung menuju bangku nya yang berada di samping Liam.

Liam adalah murid populer akan kepintarannya dan ketampanannya. Tapi juga populer akan kebandelannya. Semua kenakalan murid dia pernah lakukan termasuk suka berantem. Tapi ia imbangi dengan otak yang cerdas. Jadi guru pun bingung, mau memberikan hukuman berat Liam tidak akan bisa. Karena dia sering mengharumkan nama sekolah dengan kepintarannya. Dia juara umum di sekolahnya dan di kota juara umum fisika dengan nilai sempurna. Dan nilainya hampir sempurna di setiap pelajaran.

☘️

Sedangkan di sekolahnya Violet, juga heboh perkara dia diantar oleh anak SMA.

"Siapa Vio yang tadi pagi nganterin elo? " Tanya Rachel teman akrab Violet.

"Kakak gue. " Jawab Violet.

Mereka sudah selesai pelajaran, sedang merapikan buku-buku nya untuk dimasukkan ke dalam tas.

"Gue udah pernah ketemu sama kak Vino, dan yang tadi tuh bukan. Lo jangan merahasiakan dari gue dong." Rachel tidak percaya.

"Kakak sepupu gue, karena sekarang gue tinggal di rumah paman gue. " Violet menjelaskan pada temannya ini.

"Ohhhh, tapi kok ganteng banget. " Temannya itu mengingatkan kalau Liam benar-benar tampan.

Lalu mereka keluar kelas, dengan beriringan.

Rachel teman Violet yang masih setia setelah dia bangkrut. Teman yang lainnya sudah tidak mau berteman dengan anak yatim piatu dan miskin.

"Chel, ikut kita nge-mall kan?" Tiba-tiba ada yang ngajak, tiga gadis berwajah jutek. Loli, Bella, dan Cantika.

"Ha? nggak bisa, hari ini gue ada les." tolak Rachel. Sebenarnya dia merasa tidak enak dengan Violet yang tidak diajak sendiri.

"Lo nggak bisa, apa nggak mau? " Tanya Loli dengan sengit.

"Memang nggak bisa. " Jawab Rachel tegas.

"Huh, paling nggak mau ikut karena mau sama Violet yang miskin kan." Ucap Bella dengan sengit, lalu mengajak kedua temannya untuk pergi sambil mengibaskan rambut mereka.

Sebenarnya dulu mereka berteman berlima, dengan konsep gadis-gadis populer sekolah. Mereka terkenal cantik dan centil tapi nol prestasinya. Dan semuanya berasal dari keluarga kaya raya.

Saat Violet jatuh, mereka bertiga tidak mau berteman dengannya.

Karena mereka pikir Violet tidak pantas lagi menjadi siswa populer.

"Kalau mau ikut, ikut aja Chel. " Kata Violet, tidak enak. Karena gara-gara dia, ikut dihina oleh mereka.

"Enggak kok, kan gue emang ada les hari ini. Gue mau berubah, mau belajar giat Vio. Sekarang kita sudah kelas tiga, dan sebentar lagi SMA. Gue mau masuk sekolah negeri kalau bisa di SMA N satu,makanya harus rajin belajar. Elo juga, harus rajin belajar. " Jawab Rachel dengan panjangnya. Dan ditambah dengan keinginannya.

"Iya sih, bener kata elo. " Violet setuju akan keinginan temannya ini.

Kemudian mereka duduk di depan pagar, untuk menunggu jemputan.

"Lo dijemput pacar lo itu? " Tanya Rachel masih mengira kalau cowok yang tadi pagi adalah pacar Violet.

"Sepupu gue, anjirr. " Violet mempertegas.

Tak lama sopir Rachel sudah datang. Tapi dia menyuruh sopirnya itu menunggu dulu.

"Udah pergi aja sana! " Usir Violet.

"Gue mau nungguin sepupu lo yang bening itu. " Rachel memang penyuka visual.

Mereka menunggu hingga setengah jam baru Liam datang.

Liam hanya memarkir motornya di tepi jalan, sambil menoleh ke Violet. Tak lupa membuka kaca helmnya memberikan kode agar gadis itu segera naik ke motornya.

Terdapat luka ditepi bibir Liam, karena beberapa menit yang lalu dia habis berkelahi dengan kakak kelasnya.

Tadi ketika di parkiran, tidak sengaja motor Liam menyenggol motor kakak kelasnya yang bisa dibilang juga termasuk populer di kelas tiga. Liam sudah minta maaf, tapi Bima si kakak kelas tersebut tidak terima. Hingga memukul kepala Liam. Karena memang Liam kalau diserang dulu dia tidak akan tahan makanya dia balas. Hingga terjadilah perkelahian sebentar.

Di akhir, Liam juga memberikan sejumlah uang untuk uang damai.

"Wahhh keren banget sepupu lo Vio... apalagi ada lukanya gitu tambah manly banget. Uhhh badboy sekolah sepertinya. " Rachel memuji Liam dengan menahan agar tidak melompat.

Violet terkejut melihat itu dan jadi penasaran juga. Walau bagaimanapun dia belum mengenal Liam itu seperti apa.

"Ayo pulang Chel. " ajak Violet.

Rachel ke mobilnya, Violet ke motor Liam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!