2. Malaikat

Handoko langsung terkejut mendengar kabar kalau adiknya mengalami kecelakaan bersama istri dan anak bungsunya.

"Ada apa yah? kenapa syok begitu? " tanya Lina terheran. Karena tadi mereka sedang mengobrol santai dengan anak bungsunya di ruang keluarga sambil menikmati teh hangat saat di luar hujan.

"Ayah dapat kabar buruk? " Tebak anaknya yang bernama Liam.

Liam,laki-laki berusia tujuh belas tahun tahun ini. Dia merupakan anak bungsu Handoko dan Lina.

"Om Ferdinan dan istrinya kecelakaan,mereka meninggal ditempat. " Jawab Handoko yang syok langsung berdiri, bersiap untuk pergi.

Handoko dengan paniknya langsung melangkahkan kaki tidak menghiraukan teriakan Lina yang terus mengejarnya ke garansi.

Liam juga ikut mengejar kedua orang tuanya itu.

"Ayah, stop! Biar Liam saja yang mengemudi oke? Ayah sedang syok sekarang. Jadi please tenangkan diri dulu, kita siapkan apa yang harus dibawa. Di sana kita tidak hanya butuh badan saja. Karena Vino dan Violet butuh pendamping jadi kita akan dibutuhkan nanti. " Saran Liam bijaksana.

"Benar kata Liam, ayah tunggu sebentar. Bunda ambil dompet ayah dulu. " Lina setuju dengan saran anak laki-laki nya itu.

Liam juga bergegas mengganti pakaiannya dari hanya menggunakan kolor dan koas jersey menjadi menggunakan celana panjang dan jaket. Begitu juga Lina setelah berganti pakaian, dia membawakan apa yang dibutuhkan suaminya itu.

"Biar aku yang mengemudi, SIM ku sudah jadi minggu lalu ayah. " Liam segera menyahut kunci yang dipegang tangan Handoko yang bergetar.

🍂

Di dalam perjalanan Handoko menelpon Vino tapi tidak diangkat.

"Coba telpon Violet mas, aku punya nomer teleponnya. " Lina mengeluarkan handphone dari tas tangan nya.

"Violet juga mengalami kecelakaan." ucap Handoko dengan sedikit mengeja.

Mendengar ucapan ayahnya Liam terkejut, dia yang tadinya masih tenang gini menjadi ikut panik. Namun, karena dia sedang mengemudi, dia tetap harus fokus. Lama kelamaan Liam menambah kecepatan mobil, ingin cepat sampai agar mengetahui keadaan sepupunya itu. Untungnya hujan sudah reda jadi jalanan sudah lancar sekarang.

🌿

Begitu sudah sampai, mereka langsung menuju ke UGD karena memang kecelakaan baru saja terjadi pasti masih di sana.

Benar saja, mereka langsung bertemu dengan Vino yang sudah menangis tersedu-sedu dalam pelukan kekasihnya.

Lina dan Liam mendekati sepupunya itu. "Bagaimana Violet, Vino? " Tanya Lina,yang terlihat cemas dan khawatir.

"Vio masih di dalam, belum sadar. Semoga dia baik-baik saja. " Yang jawab Kanaya, karena Vino lemah dalam pelukannya.

Liam sedikit lega setidaknya Violet masih ada di dunia ini. Dia kemudian berjalan ke arah dalam tempat rawat Violet.

Namun, Violet masih ditangani oleh dokter hingga Liam perlu menunggu sebentar.

Saat dokter sudah selesai Liam bergegas masuk, ingin mengetahui kondisi Violet.

"Bagaimana adik saya dokter? " Tanya Liam pada dokter itu.

"Pasien mengalami syok berat, kalau fisiknya tidak begitu mencemaskan. Dia terluka di bagaian leher dan kepala, itupun tidak terlalu parah hingga sudah bisa ditangani dengan baik. Hanya kita harus menunggu kesadaran pasien dulu, agar bisa mengetahui apa yang dikeluhkan." dokter itu menerangkan keadaan Violet.

"Terimakasih dokter. " Setelah berterimakasih Liam langsung mendekati Violet yang terbujur lemah diatas tentang tidur. Dengan perban yang membungkus kepalanya juga gift membelenggu lehernya.

Melihat gadis ini sakit, hati Liam sungguh merasakan sakit juga. Kalau bisa dia akan menggantikannya.

Ada seorang dokter muda datang,

"Syukurlah lo udah di sini, Am. "

Liam yang memandangi Violet kemudian menoleh kepada orang itu. "Tadi gue sama ayah dan bunda segera ke sini. Lo hari ini nggak tugas di UGD bang? "

Laki-laki itu kakak pertama Liam, Abang Halim. Seorang dokter yang kebetulan bertugas di rumah sakit ini.

"Enggak,gue hari ini tugas di bangsal.Habis selesai shift terus tadi dapat telpon dari bunda langsung kesini. Dan tadi gue udah bicara sama teman gue yang nangani Violet. Dia nggak apa-apa, lo jangan khawatir. " Halim menepuk pundak adiknya itu. Dia tahu kalau adiknya ini lebih peduli dengan sepupunya ini daripada saudara yang lainnya.

"Semoga Violet baik-baik saja bang." doa Liam selalu ter panjatkan.

"Habis ini, Violet biar gue urus pindah ke ruang rawat. Gue ke ayah dan bunda dulu sepertinya mereka butuh bantuan gue untuk mengurus pemulangan janazah om dan tante. " Halim meninggalkan adiknya itu setelah mengucapkan alasannya.

🌿

Pemakaman Ferdinan dan Mira di urus oleh keluarga Handoko semuanya. Dan dilakukan besoknya, mereka tidak bisa menunggu Violet yang belum tentu bangunnya kapan.

Semua berjalan lancar, Vino yang syok atas kehilangan kedua orang tuanya hanya bisa pasrah pada pamannya itu.

Sedangkan Liam, selalu memilih menunggu dan menjaga Violet yang belum sadarkan diri. Dia terus berdoa untuk kesembuhan sepupunya itu.

Setelah acara pemakaman berlangsung Lina juga ikut menjaga Violet ketika di siang hari saat Liam sekolah. Baru kalau pulang sekolah Liam akan menggantikan Lina sampai esok harinya.

...🌼...

Satu Minggu Kemudian

Sudah seminggu Violet dalam keadaan koma, badannya semakin lemah karena hanya mengandalkan cairan nutrisi yang dialirkan lewat infus ditangannya.

Rasa lelah tidak jadi masalah bagi Liam, yang penting dia ingin kalau Violet bangun ada dirinya disampingnya.

Sore ini ketika Liam sedang mandi, Violet menggerakkan jarinya. Perlahan dia membuka mata sedikit demi sedikit,dia akhirnya bisa bangun dari tidur panjangnya. Violet membuka mata merasakan semua anggota tubuhnya lemas.

Liam keluar dari kamar mandi, dia sangat senang mendapati sepupunya itu membuka mata.

Sedangkan Violet ketika melihat Liam, justru bingung.

"Apa aku sudah mati? apakah laki-laki tampan ini malaikat? hah? jadi begini bentuknya akhirat? kok seperti kamar biasa dan bau rumah sakit." Gumam Violet ketika melihat Liam yang tersenyum. Dia malah berpikir kalau sudah meninggal dan bertemu malaikat.

Liam langsung keluar memanggil dokter agar Violet bisa diperiksa.

Violet masih bingung dengan keadaannya.

Liam dan Violet memang jarang bertemu, paling hanya setahun sekali ketika hari raya. Itupun tidak pernah ngobrol, jadi bisa dibilang tidak dekat sama sekali selama ini. Makanya ketika melihat Liam yang begitu tampan Violet jadi mengira kalau dia seorang malaikat. Ditambah lagi, laki-laki itu habis mandi, wajahnya segar dan terkena pancaran matahari dari luar jendela.

Tak lama Dokter datang kemudian memeriksa Violet. Baru Violet percaya kalau dirinya belum mati. Dia baru percaya kalau selamat dari kecelakaan waktu itu.

"Bagaimana Violet apa yang dikeluhkan? " Tanya dokter itu.

"Hanya sedikit pusing dan lemas dok. " ucap Violet lemas.

Kemudian dia mencari keberadaan laki-laki tampan yang menurut dia seorang malaikat itu. Tapi tidak ada,karena Liam berada di luar untuk menelpon orang tuanya dan Vino agar segera ke rumah sakit. Untuk mengabarkan kalau Violet sudah sadarkan diri.

"Dokter, sepertinya tadi saya melihat malaikat. Mungkin kah malaikat maut yang akan menjemput saya? " Pertanyaan Violet membuat dokter itu terheran.

Kemudian memilih memeriksa lagi kondisi tubuh Violet. Luka di kepalanya sudah sembuh dan di lehernya juga sudah sembuh.

"Tidak Violet, kamu sehat sekarang. Kamu selamat dan hidup. Jangan berhalusinasi ya? " Ucap dokter wanita itu.

Terpopuler

Comments

Riaa Imutt

Riaa Imutt

saking tampan nya sampe di kira malaikat 😂😂

2023-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!