Salma dan seorang lelaki terlihat sedang menunggu seseorang.
"Teman lo lama banget sih datangnya, Sal," ucap lelaki itu dengan nada kesal.
"Ya sabarlah, kan lo sendiri yang mau ikut, lo juga yang gak sabaran!" sahut Salma, juga merasa kesal.
Gadis berambut pendek itu sedikit cemas karena sahabatnya belum datang juga, padahal sudah lima belas menit mereka menunggu di taman.
Dia ingin menghubungi Rebecca, tapi nomor handphone gadis itu tidak aktif.
"Mendingan lo telepon dia lagi deh, udah dipinjemin handphone juga masih aja telat," gerutu lelaki yang duduk di samping Salma.
Salma mengendus kesal pada sepupunya itu, dia merasa menyesal memperbolehkan sepupunya ikut dengannya.
Saat Salma hendak menelepon lagi, seorang gadis berlari ke arah mobil yang Salma tumpangi.
"Itu dia!" ucap Salma sambil menunjuk Rebecca yang sedang mendekati mobil mereka.
Lelaki itu menoleh dan terkejut melihat sosok yang telah lama hilang dari hadapannya, tapi kini sekarang ada dihadapannya.
"Becca," ucapnya.
Salma menoleh ke arah sepupunya, "Lo kenal dia?" tanya Salma.
"Dia Rebecca, teman gue di sekolah dulu," jawab Justin sambil tak melepas pandangannya dari Rebecca.
Tok! Tok!
Ketukan pada kaca mobil membuat Salma menoleh ke arah Rebecca. Gadis itu menurunkan kaca mobilnya dan menyuruh Rebecca segera masuk ke dalam mobil.
"Maaf ya, Salma, telah membuatmu lama menunggu," ucap Rebecca yang belum menyadari kehadiran Justin di dalam mobil.
"Gak masalah, Becca, santai aja sama gue," jawab Salma sambil tersenyum.
"Ini handphone kamu," kata Rebecca sambil menyerahkan handphone yang dipinjamkan oleh Salma kemarin.
"Si singa gimana?" tanya Salma sambil mengambil kembali handphone miliknya.
"Aku berbohong padanya, dan dia percaya. Aku harap dia tidak menemukan aku," jawab Rebecca dengan pelan.
Justin mendengar ucapan Rebecca tadi. Lelaki itu melihat dari kaca bagaimana Rebecca sekarang dan dia melihat perubahan pada diri gadis itu yang sekarang lebih terawat, bahkan kakinya pun sudah sembuh.
"Oh iya, Becca, kenalkan ini sepupu gue," tunjuk Salma pada Justin yang sedang menyetir.
Salma sengaja memperkenalkan Justin kembali kepada Rebecca, padahal Justin sudah mengaku mengenal Rebecca sebelumnya.
Rebecca menoleh ke arah Justin, gadis itu seketika terkejut saat baru menyadari bahwa Justin yang sedang menyetir di depan.
"Hai Becca," sapa Justin pada gadis dibelakangnya.
Rebecca hanya tersenyum simpul, dia bingung harus berekasi seperti apa. Rebecca merasa cemas saat menyadari bahwa Justin akan pergi bersamanya. Dia merasa terkejut karena Salma tidak memberitahukan sebelumnya bahwa Justin adalah sepupunya.
Selama perjalanan, Rebecca hanya mendengarkan cerita Salma tanpa banyak berbicara. Dia merasa tidak nyaman karena Justin terus memperhatikannya melalui kaca depan mobil.
"Gak nyangka kalo lo berdua saling mengenal," kata Salma tanpa menyadari kecanggungan di dalam mobil.
"Sepertinya kita sudah sampai," ucap Justin, mencoba mengalihkan pembicaraan.
Justin menyadari bahwa Rebecca terlihat tidak nyaman dengan kehadirannya, tetapi dia tidak bisa menghindari gadis itu. Lelaki itu merasa perlu meminta penjelasan pada Rebecca mengenai mengapa dia menghilang selama ini.
Mereka turun dari mobil dan menuju tempat pertama yang ingin dikunjungi, yaitu wahana bermain. Bagi Rebecca, ini adalah kali pertama dia benar-benar bermain di sana karena sebelumnya, dia hanya melihat dari jauh bagaimana Nayla bermain dengan riang di wahana bermain tersebut bersama dengan kedua orangtuanya sedangkan, dia hanya menunggu diluar sambil menjaga barang belanjaan milik mereka bertiga.
Mereka mencoba berbagai permainan satu per satu, dan terlihat bahwa Rebecca dan Justin tidak lagi canggung di antara mereka berdua.
"Gue mau ke toilet dulu ya, udah gak tahan nih!" kata Salma setelah mereka selesai bermain wahana.
"Aku temani kamu ya, Salma," ujar Rebecca, tidak ingin ditinggal sendirian dengan Justin.
Namun, Salma menolak tawaran tersebut. Dia mengatakan bahwa dia bisa pergi sendiri dan tidak perlu ditemani.
"Gue bisa sendiri, Becca. Lo gak perlu menemani gue," tolak Salma.
Justin hanya diam saja. Sebenarnya, dia dan Salma sudah memiliki kesepakatan bahwa Justin akan mengajak Rebecca untuk berbicara sebentar hanya berdua.
Akhirnya, Rebecca pasrah dan membiarkan Salma pergi ke toilet sendirian. Sekarang hanya tinggal Rebecca dan Justin. Suasana yang sebelumnya cair kembali menjadi canggung.
Justin membawa Rebecca menjauh dari keramaian dan mereka duduk berdua, saling diam sejenak sebelum akhirnya Justin memulai pembicaraan.
"Bagaimana kabar lo?" tanya Justin, duduk di samping Rebecca.
"Aku baik, Justin. Bagaimana denganmu?" tanya Rebecca balik.
"Seperti yang lo lihat, gue baik," jawab Justin dengan senyuman.
Mereka kembali diam sejenak, dan Justin kembali bertanya pada Rebecca.
"Mengapa lo menghilang setelah kejadian itu?"
Rebecca menoleh dan menatap wajah serius Justin.
"Aku mencoba memulai kehidupan baru, Justin, dan sekarang aku menemukan seseorang yang bisa menghargai diriku di dunia ini," jelas Rebecca mengenai alasan kepergiannya.
"Leon? Lo tinggal bersamanya?" tanya Justin.
"Iya, dia tinggal dengan gue! Ada masalah?" ucap seseorang tiba-tiba dari belakang mereka berdua.
Rebecca menoleh ke belakang dan terkejut melihat Leon berdiri di sana, menatap tajam ke arah Rebecca dan Justin.
"Leon?" ucap Rebecca terkejut.
"Berdiri cepat!" ucap Leon dengan tegas.
Leon menarik Rebecca menjauh dari Justin, menatap tajam ke arah lelaki yang berdiri di depannya.
"Jangan pernah mendekati milik gue!" ucap Leon dengan tegas.
Justin menatap Leon dengan penuh kemarahan, ingin merebut Rebecca dari tangan Leon, tetapi Leon dengan sigap menghalanginya.
Leon meraih kerah baju Justin dengan kuat dan mencengkramnya, "Jangan pernah mendekatinya lagi. Jika lo berani mendekatinya, gue tak ragu untuk membuat lo menderita!" ucap Leon dengan penuh amarah.
Setelah itu, Leon melepaskan cengkramannya pada kerah baju Justin dan membawa Rebecca pergi, meninggalkan Justin sendirian di wahana bermain.
Rebecca menoleh ke belakang dan memberikan isyarat bahwa dia baik-baik saja dan tidak perlu diikuti.
Salma datang dan panik saat tidak menemukan Rebecca.
"Dimana Becca?" tanya Salma kepada sepupunya.
"Dia pulang!" jawab Justin.
"Pulang? Sendirian?"
Justin menggelengkan kepala, dia masih mencoba menenangkan emosinya setelah Leon mencengkram kerah bajunya.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Justin? Dimana Rebecca?" tanya Salma semakin khawatir.
"Dia dibawa pulang oleh orang gila itu, Salma! gue mencoba untuk menghentikannya, tapi Rebecca memilih pergi," jawab Justin dengan mata berkaca-kaca.
"Maksud lo, Rebecca dibawa sama Leon?"
Justin mengangguk lemah, lelaki itu tak mampu berkata lagi, dia sedikit menyesal membiarkan rebecca pergi bersama dengan bajingan sialan itu.
"Bagaimana bisa, Justin? gue sudah meminta lo untuk menjaganya! Jika seperti ini, pasti Rebecca dalam bahaya," Salma mengomel.
Di tempat yang berbeda, Rebecca memegang erat kursi mobil setelah Leon meningkatkan kecepatan mobilnya.
"Pelan-pelan, Leon," Rebecca berkata sambil menangis.
"DIAM?!" Leon berteriak marah.
Leon tidak peduli dengan tangisan Rebecca. Ia sangat marah pada gadis di sampingnya yang telah membohonginya dengan mengatakan ada kegiatan di sekolah.
"Lo bakalan habis kali ini?!" ucap Leon dengan penuh amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments