Leon pergi setelah makan siang untuk menjemput Gisel, gadis yang sedang ia dekati. Gisel adalah kakak kelas yang sangat populer di sekolah mereka, dan dengan paras tampan dan karisma yang dimilikinya, Leon dengan mudah memenangkan hati Gisel. Hari ini, Leon berencana untuk memberikan kejutan ulang tahun ke-18 untuk Gisel dengan mengajaknya pergi ke suatu tempat dan memberikan hadiah berupa gaun yang dia pilih sendiri.
"Pasti Gisel bakal suka dengan gaun ini," ucap Leon dengan percaya diri.
Leon sendiri yang memilih baju itu, sebelum sisilia kerumah ternyata wanita itu singgah ke salah satu butik langgananya dan membelikan gaun yang Leon pilih sebelumnya.
Tin! Tin!
Leon mengklakson mobilnya dua kali dan Gisel pun keluar dengan pakaian yang sangat cantik, membuat Leon terpana melihat kecantikannya yang mirip dengan bidadari.
"Maaf ya, telah membuatmu menunggu lama," ucap Gisel saat masuk ke dalam mobil.
"Tidak apa-apa, ayo kita berangkat sekarang," balas Leon sambil tersenyum.
Gisel memasang sabuk pengaman dan mobil pun pergi meninggalkan rumah Gisel. Leon berencana untuk membawa Gisel ke restoran untuk makan malam dan memberikan kejutan untuknya.
Disepanjang perjalanan, mereka saling bertukar cerita. Gisel kemudian membuka cerita mengenai kasus yang dialami oleh Rebecca.
"Sebelum kau menembakku kemarin, aku mendengar kabar bahwa kau memiliki hubungan dengan gadis gemuk itu. Apakah itu benar?" tanya Gisel dengan rasa penasaran.
"Sayang, itu tidak benar. Aku tidak mungkin menyukai gadis gemuk itu. Tipe ku itu seperti kamu," jawab Leon menyangkal.
"Syukurlah, aku kira gosip itu benar," ucap Gisel dengan lega.
Leon merutuki dirinya sendiri karena pada saat itu ia mengaku sebagai kekasih Rebecca. Gosip itu menyebar dan sedikit mengganggunya karena beberapa teman dekatnya di sekolah mulai mengejek dirinya.
"Untung Gisel percaya, kalau tidak, dia pasti akan merasa llfeel dengan gue," katanya Leon dalam hati.
Mereka tiba di restoran tersebut. Leon menggandeng tangan Gisel dan membawanya masuk. Dia telah mempersiapkan kejutan untuk gadis di sampingnya.
"Wah, ini sangat indah, Leon. Apakah kau yang membuat semuanya?" tanya Gisel yang terkesima dengan keindahan ruangan tersebut.
"Tentu saja, untuk orang yang spesial di hari yang spesial. Ini adalah hari mu dan aku mempersiapkan semuanya untukmu," jawab Leon dengan senyum bahagia melihat kekasihnya senang.
"Makasih Leon, aku sangat terharu," balas Gisel dengan rasa bahagia.
Gisel memeluk Leon dengan bahagia. Dia sangat senang karena Leon telah membuat acara ulang tahun untuknya.
Mereka menghabiskan waktu hingga malam. Leon sangat senang memiliki kekasih baru dan Gisel telah menjadi kekasihnya yang ke-50. Dia berharap bisa bersama dengan kakak kelasnya itu lebih lama lagi.
Justin memutuskan untuk pergi ke kediaman Rebecca karena sangat khawatir tentang keberadaannya. Ketika tiba di sana, Justin langsung mengetuk pintu dan berharap Rebecca yang membukanya.
Tok! Tok! Tok!
Setelah ketukan ketiga, seorang wanita memakai baju daster membuka pintu dan menatap Justin.
"Ada yang bisa saya bantu, Mas?" tanya Bi Asih.
"Maaf Bu, apakah ini kediaman Rebecca?" tanya Justin.
"Apakah kamu teman Rebecca?" tanya Bi Asih.
Justin mengangguk membenarkan, lalu Bi Asih membawa Justin menjauh dari kediaman Rebecca.
"Maaf nak, saya harus membawamu sedikit menjauh dari rumah. Saya Bi Asih, pekerja di rumah tersebut. Non Becca adalah anak majikan saya, tapi hubungan antara orangtua dan Non Becca tidak berjalan baik. Saya tahu tujuanmu kemari, pasti ingin bertemu dengan Non Becca, kan?" ucap Bi Asih menjelaskan.
"Benar Bu, apakah Becca ada di sini?" tanya Justin.
Bi Asih menggeleng lemah. "Dua hari ini Non Becca tidak pulang, saya sangat khawatir dengannya. Saya sudah meminta majikan untuk mencarinya, tapi mereka menolaknya," ucapnya dengan nada sedih.
"Saya mengira Becca sudah kembali," ucap Justin dengan nada sedih.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi nak, apa yang membuat ibu dian mengeluarkan non becca dari sekolah?" tanya Bi asih.
"Bi Asih tau tentang ibu Dian?"
"Ibu Dian adalah adik dari ibu tiri Non Becca. Wanita itu sangat tidak menyukai Non Becca, sama seperti ibu tirinya. Mereka berdua tidak menyukai Non Becca dengan alasan yang tidak jelas," ucap Bi Asih menjelaskan tentang Ibu Dian.
Kini Justin mengerti mengapa Ibu Dian tampak ketus pada Rebecca. Ternyata mereka masih memiliki hubungan keluarga.
Justin pun menceritakan semua yang dialami oleh Rebecca secara detail.
"Saya sudah mencoba membujuk Ibu Dian, tetapi nyatanya dia tidak mau memaafkan Rebecca, Bi Asih," ucap Justin di akhir penjelasannya.
Bi Asih terlihat sangat cemas pada Rebecca. Wanita itu telah membesarkan Rebecca sejak gadis itu baru lahir, dan dia tahu persis bagaimana tumbuh kembang gadis malang itu di tangan Beni yang sangat membenci putrinya sendiri.
"Bibi berharap, non Becca diluar sana baik-baik saja." ucapnya dengan sedih.
Justin bingung kemana Rebecca pergi, dia tidak yakin jika temannya itu pergi sendiri. Apalagi mengingat Rebecca yang tidak memiliki teman satu pun selain dirinya.
Tengah malam, Leon baru kembali ke apartemennya. Beberapa hari ini, dia lebih suka tidur di apartemen daripada di rumah, dan kedua orangtuanya tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Leon masuk ke apartemen yang sunyi, dan pasti Rebecca sudah tertidur di kamarnya. Lelaki itu berjalan menuju kamar Rebecca dan membuka pintu kamarnya. Di sana, dia melihat Rebecca tertidur dengan pulas dibalik selimut yang membungkusnya.
"Mimpi indah, Gajah," ucapnya, menarik sudut bibirnya tersenyum.
Kemudian, dia menutup kembali pintu kamar Rebecca dan berjalan menuju kamarnya sendiri.
Leon membersihkan dirinya sebelum beristirahat. Di tengah acara menggosok giginya, lelaki itu terkejut mendengar suara jeritan dari kamar Rebecca. Dengan bergegas, dia menyelesaikan menggosok giginya dan berjalan menghampiri gadis itu.
"Ampun Ayah, jangan pukul Becca."
"Sakit Ayah, Becca janji gak akan nakal lagi."
Leon membuka pintu kamar Rebecca dengan tergesa-gesa dan dia pun menghampiri gadis itu.
"Ngigo nih anak, mana sampe keringatan lagi," ucapnya melihat kondisi Rebecca.
Leon membangunkan Rebecca yang tengah mengigau. Saat Rebecca terbangun, Leon pun langsung meluk tubuh gadis itu yang gemetaran.
"Tenanglah, lo gak kenapa-napa Becca. Lo sama gue. Beni gak akan nyakitin lo," ucap Leon menenangkan gadis itu.
"Ayah jahat padaku, Leon. Ayah memukulku," tangisnya pecah.
Leon semakin erat mendekap tubuh Rebecca. Dia merasakan bagaimana gadis ini trauma dengan perlakuan kasar yang dia terima dari keluarganya.
Satu jam berlalu, Leon berhasil membuat Rebecca kembali tenang. Lelaki itu menemani Rebecca melewati masa berat dalam hidupnya.
"Gue di sini, jadi sekarang lo tidur dan jangan menjerit lagi," ucap Leon sambil menyelimuti Rebecca kembali.
"Aku tidak bisa tidur, Leon. Aku takut Ayah kembali," balas Rebecca.
"Bokap lo gak akan datang, Rebecca. Jadi gue mohon lo tidur karena besok kita berdua akan sekolah," ucap Leon dengan tegas.
Lelaki itu awalnya ingin kembali ke kamarnya, tapi melihat Rebecca yang ketakutan membuatnya mengurungkan niatnya itu. Dia mengambil selimut dan bantal di kamarnya, lalu meletakkannya di sofa yang ada di kamar Rebecca. Dia akan tidur di sana malam ini agar Rebecca merasa aman dan tidak menjerit lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments