Tasya membeberkan semuanya.

Rombongan tim polisi sudah melihat adanya kepulan asap dan suara suara dentuman semacam suara bom, mereka semuanya berpikiran pasti ada apa apa disekitar bukit itu.

Tiba tiba kepala tim Hari Juanda mengangkat satu tangan dengan kepalan tangan tertutup. Ia memberikan isyarat bahwa mereka harus berhenti bergerak.

"Semua jongkok!" perintahnya.

Tidak lama kemudian terdengar suara orang orang yang panik mendekat dari posisi tim polisi.

Hari Juanda melihat banyak orang berlarian, mereka tidak bersenjata tetapi dari wajah mereka terlihat kepanikan dan ketakutan.

"Stop! Semuanya berhenti!!" Hari Juanda keluar dari balik semak sambil mengacungkan pistol.

Orang orang yang berlari terkejut melihat sepuluh orang menghadang dengan pistol ditangan.

"Kami dari kepolisian! Semuanya berhenti!!" teriak Hari Juanda lagi seraya mendekat perlahan lahan.

"Ampun Pak! Tolong kami!!" teriak beberapa orang itu.

"Semuanya diam ditempat dan saya minta ceritakan apa yang sedang terjadi"

Masing masing mulai bercerita apa adanya..hingga mereka melarikan diri. Hari Juanda meminta mereka untuk mengantarkan ketempat itu tapi tidak satupun yang berani kesana. Mereka hanya minta agar mereka bisa kepantai secepatnya untuk melarikan diri.

Apa boleh buat Hari harus melepaskan mereka,Namun sebelum itu Hari sempat melakukan pengambilan data.

"Pak tolong Pak, kami harus pergi dari sini sekarang juga, tempat ini sangat berbahaya Pak!" ucap salah seorang dari mereka yang wajahnya mengalir sedikit darah keluar dari keningnya.

"Ya sabar dulu, kami harus simpan data kalian, supaya bisa dipanggil nantinya..paling tidak nomor smart phone kalian saja"

Mereka yang sudah memberikan nomor ponsel langsung berlari kencang kedalam hutan. Hari Juanda dan lainnya bingung melihat kelakuan mereka. Ada apa sampai begitu takutnya dan binatang apa yang katanya menyeramkan itu?

"Ayok, Tim kita kesana sekarang! Semuanya berhati hati!" perintah Hari setelah mendata semuanya.

...-----...

Ketika Hari dan Tim polisi tiba dilokasi, mereka dikejutkan melihat adanya sebuah altar besar didepan sebuah tempat yang keliatannya adalah sebuah gua.

Mayat bergelimpangan dimana mana dan darah membanjiri tanah, kursi kursi yang berantakan dan api yang berkobar disana sini.

Tempat apa ini?? Pikir Hari.

"Mengerikan tempat ini" bisik seorang anggota polisi.

"Meskipun ponsel tidak bisa digunakan,paling tidak bisa merekam dengan video..kalian videokan semua ini!" perintah Hari, ia bergerak pelan menuju altar.

Hidungnya ia tutup, bau anyir darah semerbak kemana mana.

"Hai stop! Jangan bergerak!" tiba tiba seorang polisi berteriak, Hari menoleh kearah sebuah gedung yang tidak jauh dari altar.

Mereka menyaksikan seorang gadis dengan wajah kotor keluar dari gedung itu.

Hari bingung melihat gadis itu seperti sedang berbicara dengan seseorang padahal yang ia liat gadis itu sendirian.

"Harley, siapa mereka?" Tanya Tasya ketika baru saja keluar dari gedung.

"Entah ya, tapi sepertinya bukan dari kelompok mereka..angkat tanganmu dan tanyakan siapa mereka. Jangan takut kalau macam macam aku bisa menolongmu" jawab Harley.

Tasya mengangkat kedua tangannya memberikan isyarat menyerah seraya berjalan dengan pelan.

"Stop! Disana saja! Kami yang kesana!" teriak Hari sambil mendekat Tasya, pistol tetap diacungkan kedepan.

"Jangan tembak saya, saya salah satu korban disini!" teriak Tasya.

"Kami polisi! siapa namamu?"

"Saya Tasya Pak! Kami datang bertiga, dua kawan saya sudah mati..mereka bunuh teman teman saya"

"Pak Bandi, borgol dulu tangannya, kita interogasi dia" perintah Hari kepada seorang polisi.

Kedua tangan Tasya diborgol dan dibawa kesebuah tempat yang tidak ada darah dan mayat. Disana Hari mulai menanyakan tentang kejadian disitu dari awal.

"Tidak usah takut Pak, semuanya telah selesai disini..saya sendirian disini. Pelaku utama sudah lari sekarang sedang dikejar teman saya"

"Lho katanya temanmu sudah mati?"

"Saya akan ceritakan semua,.Mohon borgol ini dilepaskan..semua detil kejadian akan saya beberkan..jangan takut, semua penjahat sudah mati disini" ujar Tasya dengan penuh keyakinan.

"Tas, Nanti ceritakan dimana letak posisi kuburan kita ya. supaya bisa diurus yang baik" bisik Harley.

"Oke Har, aku akan ceritakan itu juga" jawabnya.

Hari Juanda dan lainnya bingung ketika melihat Tasya berbicara sendiri.

"Kamu bicara sama siapa?" Tanya Hari.

"Ini Harley yang ada disampingku, saya akan ceritakan siapa dia..tapi akan saya ceritakan dari awal semuanya ini hingga Jadi begini"

Hari bingung tapi ia langsung berpikir bahwa Tasya sudah mulai ilang ingatan alias gila. Apalagi penampilannya yang kotor, wajah penuh lumpur dan baju yang compang camping ga karuan.

...-----...

Sementara itu Pak ketua sudah menjauh dari lokasi persembahan, ia ingin secepatnya menuju kesebuah kapal motor milik pribadinya.

Berbagai rintangan dahan dan ranting ia terabas. Disaat itu ia tidak sadar bahwa Bangkit terbang mengikuti lajunya motor trailer.

Disebuah tikungan tiba tiba ke daratan motor Pak ketua terasa seperti ada beban dibelakangnya..motor itu tidak lagi ringan tapi seakan ia sedang memboncengi sesuatu. Berat sekali...

Tiba tiba Bangkit berbisik ditelinga Pak ketua...

"Berhenti atau kubunuh kau.." bisiknya.

Pak ketua kaget dengar bisikan itu, ia menoleh kearah kaca spion, jantungnya terasa berhenti bergerak. Disana terlihat wajah Bangkit yang rusak tidak karuan, Bangkit ada dibelakangnya seakan sedang ikut dibonceng!

Motor trailer tidak terkendalikan dengan sempurna, motor itu menabrak sebuah pohon besar dan Pak ketua terpelanting jatuh kebawah selokan disebelah kanan.

Orang tua berperut buncit itu menggeliat kesakitan, satu kakinya terhimpit badan motor. Tangan kiri terasa seperti patah, rupanya ketika terjatuh tangan kiri sempat menghantam batang pohon kayu besar yang melintang dibawah.

Beberapa saat kemudian, Ia terkejut ketika melihat sosok menyeramkan duduk jongkok memperhatikan dirinya.

"Siapa kau?!" teriak Pak ketua ketakutan.

Sosok dengan wajah hancur itu hanya memperhatikan tapi tidak bersuara. Pak ketua mencoba menarik kakinya dari himpitan motor, namun rasanya sakit luar biasa.

Sosok Bangkit bangun secara pelan pelan, bau busuk menyengat hidung Pak ketua.

"Kau telah membunuhku dan juga temanku..akan kusiksa kau disini!" suara bangkit sedikit bernada serak.

"Tidak ada yang bisa menolongmu bahkan binatang itu tidak ada disini hehehe" lanjut Bangkit.

"Aaah jangan! Jangan..aku minta ampun!"

Bangkit terus mendekat, ia melihat kaki orang tua itu terjepit. Dengan sekali lompat Bangkit menginjak motor itu, Kraaak! Tulang kaki Pak ketua patah.

"Aaaaaaa !!!" orang tua itu berteriak kencang dan pingsan.

Bangkit mundur dan membiarkan ia pingsan disana, ia akan tunggu sampai orang itu sadar kembali.

Lewat satu menit, Ketika Bangkit sedang menunggu..secara tiba tiba ia mendengar sebuah bisikan halus ditelinganya.

"Bangkit..jangan kau siksa lagi, ini dadongmu aku kakek kesayanganmu. Bawa dia ketempat Tasya, mereka menunggumu disana. Jangan berbuat dosa lagi..sudahi semua ini"

Bangkit kaget, ia menoleh kesemua arah..ia ingat suara kakeknya, ingin ia menangis tapi tidak berdaya..ia hanya menganggukan kepalanya.

Dengan langkah gontai, ia mendekati motor yang menghimpit orang itu.

Sekali direnggut motor itu terangkat, Bangkit mencampakkan bangkai motor itu kesamping.

Ia mengangkat tubuh gendut dan terbang membawa orang pingsan itu menuju daerah persembahan. Tasya dan Harley pasti sudah menunggu disana...

...-----...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!