Pak Nurdin.

Dua motor trailer terparkir ditepian pantai, Tasya berjalan mendekati..ia bersukur salah satu motor ada kuncinya, mungkin si pengendara terburu buru dan meninggalkan kunci tergantung.

Hari sudah menjadi malam, pantai berubah menjadi gelap gulita, hujan pun sudah berhenti total.

Ada satu masalah, Tasya tidak punya senter bagaimana mau melihat petanya? Ia mengeluarkan ponsel dari ransel..aaah sudah pastinya ponsel itu mati, setelah dua minggu lebih ia berada dipulau tidak pernah sekalipun ia mengecharge batere.

Ia menyalakan mesin motor, ternyata bensin masih cukup penuh..lampu depan dinyalakan dan dari lampu itu ia membaca peta.

Tasya mulai menjalankan motor, awalnya ia menyusuri pantai melewati beberapa dahan kayu yang tergeletak dipasir. Seingatnya tadi, ia harus belok kekanan masuk kedalam hutan dimana ada tanda pohon palem yang melengkung dipinggir pantai.

Ditengah malam yang gelap gulita ia mempercepat kendaraan agar bisa sampai ditujuan sebelum datangnya pagi.

Beberapa kali ia berhenti dan mempelajari kemana motor harus dilarikan..ternyata arah jalan ini sudah menjadi sebuah jalan yang biasa dilalui orang. Dengan mudah ia kendarai motornya memasuki daerah baru dihutan tersebut.

Setelah kira kira satu jam Tasya berhenti, mesin dimatikan motor ia sandarkan kesebuah pohon.

Ia duduk dibawah sebuah pohon memperhatikan sebuah benda yang cukup besar berwarna hitam diatas sebuah bukit.

Lama kelamaan benda itu bergerak, seakan ia yang tadinya dalam posisi duduk kini berdiri. Apa itu?? pikirnya.

Bukit itu cukup tinggi dan Tasya mampu melihat benda itu berarti apapun itu pasti besar ukurannya.

Ketika Tasya sedang memperhatikan ia dikatakan dengan suara ranting yang diinjak.

Tanpa pikir panjang ia mengeluarkan dua parang yang disisipkan dipinggang.

...-----...

Mata Tasya jelalatan memandangi semak semak disebrang dekat motornya. Dengan penuh kesiapan ia maju, parang terhunus..

"Jangan takut..tolong jangan takut saya temanmu" tiba tiba terdengar suara dari balik semak.

"Siapa kau?! Keluar perlihatkan dirimu!"

Seorang laki laki agak tua, tapi berbadan tegap keluar dari semak semak. Kedua tangannya ia angkat keatas tanda menyerahkan diri.

"Stop! Jangan terlalu dekat! Cukup disana! Siapakah anda?!"

"Maaf..jangan takut,namaku Nurdin. Aku dulu penjaga pantai, tapi aku disalahkan Pak ketua sebagai mata mata pemerintah dan akan dibunuh..Biarkan aku jelaskan lebih lanjut" Kata orang setengah tua itu.

Karena suasana begitu gelap, Tasya tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya. Ia mendekati motor hendak menyalakan lampu.

"Jangan nyalakan lampu! Kamu liat sosok dibukit itu..ia akan tau bahwa ada orang disini, dalam sekejap ia bisa hadir dan memangsa kita..Mohon jangan dinyalakan lampu motornya"

Tasya menoleh kebukit, diatas Bukit itu sosok yang besar itu berdiri tiba tiba ia terbang!

"Siapakah yang kau sebut dengan nama Pak ketua? dan apakah mahluk tadi?"

"Sarungkan parang mu..aku akan ceritakan semuanya"

"Tidak bisa! Aku tidak percaya sedikitpun kepada kalian yang ada dipulau sial ini, kamu duduk disana dan ceritakan kepadaku semuanya"

Orang tua yang bernama Nurdin itu menganggukan kepala dan mengambil posisi dibawah sebuah pohon kelapa.

"Dulu..pulau ini sangat indah, berbagai macam binatang ada disini..aku sendiri berasal dari pulau Lombok dikerjakan disini sebagai tukang jaga pantai oleh Pak Ishak atau biasa disebut Pak ketua..satu tahun semenjak ia datang kemudian datang pula sepuluh anak buahnya. Mereka membawa peralatan canggih, entah bagaimana satu hari seluruh binatang yang ada disini minggat entah kemana..pulau ini lambat laun menjadi angker"

"Maksudnya angker bagaimana?" sela Tasya.

"Satu saat aku dibawa Pak Ishak keatas sebuah bukit disana" sambil menunjuk kearah bukit dimana sosok tadi berdiri.

"Aku disuruh diam disatu pojokan, ternyata dari salah satu gua dibukit itu muncul seekor binatang besar mirip srigala tapi ia mempunyai dua sayap pendek dipunggungnya. Aku sudah pasti kaget dan takut melihatnya, tapi Pak Ishak mengatakan jangan takut, itu adalah piaraannya"

"Maksudmu..sosok itu berbentuk srigala?"

"Iya betul..dan piaraan itu memerlukan makanan, ia harus makan banyak, dan apabila ia makan dan kenyang maka Pak Ishak akan diberikan kekayaan..pulau ini kepunyaan Pak Ishak dia beli dari pemerintah jaman dulu"

"Lalu..ia harus makan apa, bukannya tidak Ada binatang disini?"

"Tidak..ia tidak makan binatang...ia memangsa tubuh manusia! Ia hanya makan tubuh manusia lain tidak"

Tasya melongo, seluruh bulu kuduknya berdiri mendengarkan cerita Pak Nurdin.

"Teruskan ceritamu" Kata Tasya.

"Pak Ishak mengatakan bahwa aku akan digajih dua puluh juta setiap bulan asal aku menurut perintahnya, dan perintah itu adalah menerima tahanan dari luar pulau untuk ditahan disebuah gua dan selanjutnya.." Pak Nurdin berhenti bicara.

"Selanjutnya bagaimana Pak?!"

"Memang benar, gajih yang aku terima sebentar dua puluh juta per bulan tidak pernah telat datangnya, Namun..aku harus membunuh satu persatu para tahanan itu, dan mempersembahkan kepada binatang jadi jadian itu" suara Pak Nurdin bergetar.

"Kenapa kau turuti perintahnya yang gila itu!"

"Masalahnya Pak Ishak tau keberadaan keluarga saya di Lombok, kalau sampai aku tidak mau maka seluruh keluargaku akan dibantai..."

"Bagaimana mereka mendapatkan para tawanan itu?"

"Entah..Saya juga tidak tau bagaimana, tapi kadang kadang dia bawa beberapa tamu yang di iming iming untuk menginap dipulau yang Indah ini secara gratis, seperti sepasang kemarin yang wanitanya sudah di esekusi dan disantap oleh binatang srigala itu"

"Gila! Sungguh gila!"

"Aku berhasil melarikan diri dan bersembunyi disini..sebetulnya aku sudah tau kedatangan kalian disini, tapi aku takut untuk keluar..mereka juga punya semacam grup di luar sana yang mempunyai prinsip hidup seperti Pak Ishak, saat ini ada satu grup disini yang sedang datang untuk memuja binatang itu"

"Bagaimana nasip pasangan wanita itu? Apakah sudah mati?"

"Saya rasa belum..ia masih menunggu nasipnya"

"Pak..dengarkan saya ya baik baik..kami datang kesini bertiga, dua sahabatku itu sekarang tewas karena ulah anak buah mereka! Aku satu satunya yang selamat dan aku bersumpah akan membalas semua ini apapun resikonya!" Kata Tasya geram.

"Mohon jangan terburu nafsu, langkahmu harus tepat jangan sembrono..Saya bisa membantu sekaligus melarikanmu dari sini..asal kamu mau ikut sesuai rencanaku"

Tasya menoleh kearah bukit, darahnya mendidih..ia sudah tidak sabar untuk menghabisi orang orang laknat disana itu.

"Bagaimana? Kamu mau ikut rencanaku? Karena aku juga punya dendam..ayah dan ibuku telah terbunuh oleh kelompok mereka..Saya pun menderita dan kiranya, Tuhan memang telah mempertemukan kita disini untuk menumpas mereka"

Tasya menunduk sambil memukul mukul ujung parang yang lancip ketanah.

"Baik, untuk saat ini aku akan mendengarkan rencanamu tapi kalau sedikit saja kau curang Maka aku tidak segan segan memenggal kepalamu!" jawab Tasya.

"Sini..duduk disamping bapak, akan bapak ceritakan bahwa ada sebuah hal yang bisa menghancurkan mereka sekaligus memusnahkan binatang jadi jadian itu....

...-----...

Terpopuler

Comments

Sasa Sdr

Sasa Sdr

Pak Nurdin kawan apa lawan ya

2024-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!