Mencari persembunyian.

"Tadi..tadi aku liat Ada pembantaian!"

"Haha?! Maksudnya gimana?" Tanya Bangkit.

"Dibawah bukit aku melihat belasan orang sedang melakukan semacam...seperti sebuah ritual, suara teriakan yang kita dengar itu aku Rasa datangnya dari seorang wanita yang dibantai!"

Tasya menutup mulutnya dengan tangan, kaget bercampur takut. Bangkit membelalakkan kedua matanya, mulutnya melongo.

"Ceritakan terus" Kata Bangkit.

"Seorang wanita diikat disebuah tiang dan lehernya digorok !"

"Haaah?!" bersamaan Tasya dan Bangkit bersuara kaget.

"Kita harus mengatur siasat agar bisa keluar dari pulau ini secepatnya! Kita harus bisa atur! Aku tidak mau kita mati konyol!" Kata Harley masih dengan nafas tersengal sengal.

"Oke, kita kumpulkan barang barang dan tinggalkan rumah ini..ayok Har, cepat Har! Ini berbahaya!"

Tasya yang lebih dulu berdiri dan berlari kedalam rumah mulai mengumpulkan semua barangnya.

"Tas, tidak usah bawa semua panci dan lainnya, kita hanya bawa pakaian, masing masing isi dua botol air" Kata Bangkit mencoba memberikan arahan.

"Kita arah kemana Har?"

"Kita turun kebawah dan berhenti di pinggir pantai tapi jangan langsung kepantainya..kita sembunyi dihutan pinggir pantai sambil mengatur siasat" jawab Harley sambil berjalan cepat kearah dalam rumah.

...-----...

Hari sudah menjelang siang, tiga anak muda terlihat dengan terburu buru melarikan diri dari lokasi rumah kayu mereka.

Bangkit paling depan larinya, parang sudah ia lepaskan dari sarungnya. Matanya jelalatan menoleh kekiri dan kanan.

Sambil berlari tangan kiri Harley menggandeng tangan Tasya, sebelah Kanan memegang parang yang panjang. Ia sudah nekad kalau ketemu sama orang orang itu akan ia tebas lehernya.

Mereka bergerak dengan cepat, tiba tiba langit menjadi mendung. Hari yang panas berubah mendadak menjadi agak dingin, selain angin datang air hujan mulai turun rintik rintik.

"Bang! Ayo cepat kita kepinggir pantai!" teriak Harley dari belakang.

...-----...

"Pak ketua, makanan sudah kami siapkan dengan Baik..kami hanya menunggu perintah saja"

"Bagus! Cuaca juga bagus, sebentar lagi hujan..kita akan bawa makanan kedepan gua dan persembahan kita akan mulai sore ini.."

"Bagaimana dengan para calon makanan..apa kita Biarkan atau bagaimana?"

"Kamu suruh Diran dan dua orang kesana sekarang, tangkap mereka dan simpan"

"Baik pak ketua saya laksanakan, grup Surabaya saat ini sudah tidak sabar dengan acara persembahan sore ini. Mereka sedang menyantap makan siang dikantin"

"Bagus, katakan kepada mereka..jam 3 siang kita berangkat ke tempat persembahan"

Selepas pembicaraan dengan Pak ketua, laki laki berwajah seram itu memanggil temannya,Diran.

"Eh Dir sini kau, gua dapet perintah dari Pak ketua"

Orang yang dipanggil Diran bertubuh gempal dan diseluruh tubuhnya penuh dengan tato, khususnya kepalanya yang botak ia hiasi dengan bermacam tato.

"Kau bawa dua orang temanmu, siang ini kita ketempat mereka, lokasi rumah kayu. Entah bagaimana caramu..tangkap dan bawa mereka, simpan mereka diruang sekap. Setelah itu biarkan disana. Ngerti?"

"Siap bang, aku ngerti" jawab Diran singkat.

"Berangkat sekarang juga"

...-----...

Pada saat yang sama, tiga anak muda sedang mencoba melarikan diri. Cuaca dipulau itu kini sudah berubah, yang tadinya terang benderang menjadi redup. Hujan rintik menjadi deras. Pandangan kedepan menjadi buram.

"Bang! Kita kedekat batu itu! disana ada pohon!" teriak Harley sambil mengusap wajahnya yang basah.

Bangkit berlari kencang tanpa menghiraukan air hujan yang deras.

Ahirnya mereka sampai ketempat yang dituju, Harley secepatnya melepaskan jaket dan menutupi kepala Tasya yang basah.

Sebuah ide datang dari Bangkit, ia berlari dan mengambil beberapa dahan pohon kering yang berserakan dekat sebuah batu besar.

"Kita tutup tubuh kita dengan dahan ini, paling tidak sedikit tercover" ucapnya.

"Bentar, itu ada daun daun pisang aku ambil juga" sambung Harley.

Mereka bertiga duduk dengan posisi jongkok dan hampir seluruh tubuh mereka tertutup berbagai macam dahan dan daun, meninggalkan kedua mata mereka untuk melihat keadaan disekitarnya.

...-----...

Tiga orang berbadan tegap memakai pakaian serba hitam bergerak cepat, bahkan orang yang terdepan bernama Diran berlari kencang sekali. Langkah kakinya lincah, meskipun hujan dan tanah telah menjadi licin tapi laki laki berwajah seram itu terus berlari.

Kira Kira jarak 200 meter mereka berhenti dan berjalan pelan.

"Awas jangan sampe mereka lihat, kita buat secara mendadak..Sona kamu putar rumah itu. Kita akan masuk dari depan, kamu masuk dari belakang" Kata Diran yang langsung mengeluarkan pisau belati panjang dari pinggangnya.

Sambil merunduk runduk orang bernama Sona itu bergerak kearea belakang rumah kayu, sebuah pisau berukuran panjang sudah ada ditangan.

Diran memperhatikan rumah kayu itu dari kejauhan, ia menoleh kekiri dan kanan..

"Kenapa tidak ada orang disana? Ayo kita mendekati lagi"

Diran berjalan pelan diikuti temannya. Ia mengamati rumah itu, dan memang sudah tidak ada siapa siapa disana.

Diran berjalan menghampiri rumah kayu, ia mendekati pintu rumah yang sedikit terbuka.

Dengan sekali tendang pintu itu terbuka, keduanya langsung merangsek kedalam.

"Kurang ajar, coba cek apakah masih ada barang barang mereka. Aku mau panggil Sona kesini"

"Barang barang peralatan masak masih ada tapi pakaian mereka dan paling tidak ransel tidak ada"

"Mereka sudah lari! Sialan!" Diran kesal sekali.

"Kita coba liat apa ada jejak kaki mereka, tanah diluar becek. Kita pasti bisa melihat jejaknya" Kata Sona.

Diran keluar rumah memperhatikan sekeliling rumah hingga ahirnya melihat jejak jejak sepatu.

"Ini dia, mereka lewat sini!" teriak Sona.

"Hmm..mereka masuk hutan lewat sini, ayok semuanya, kita ikuti jejak langkah mereka, kemana larinya pasti tertangkap" ucap Diran memberi perintah.

Diran menutup kepalanya dengan hoodie hitam dari curahan hujan yang deras.

...-----...

"Harley, apapun bentuk mereka tebas saja. Jangan ragu..Antara mereka yang mati atau kita" ucap Bangkit.

"Jangan kuatir, Tasya apapun juga kamu Ada dibelakangku ya.." jawab Harley.

"Apa rencana kita selanjutnya?"

"Apabila keadaan sudah Aman, kita harus mencari kapal motor mereka dan curi untuk minggat dari sini" jawab Harley.

"Ssstt..jangan berisik, ada yang bergerak disana"

Mereka serentak diam dan tidak bergerak, detak jantung mereka bergerak cepat.

Selang setengah jam kemudian Harley melihat adanya pergerakan disudut semak semak sebelah kirinya. Pertama yang muncul sosok Diran disusul Sina dan dua orang lagi.

...-----...

Diran mengikuti jejak langkah yang Ada dirumput hingga ahirnya jejak jejak itu hilang dipantai. Ia menoleh kekiri dan kanan..

"Sona..kau dan Raul kesana kekiri, aku dan Poltak kekanan.." bisik Diran.

Sona dan Raul berjalan pelan meniti pinggir pantai hingga pas melewati tumpukan dahan dimana ketiga anak muda bersembunyi.

Dalam jarak yang sangat dekat Sona berhenti memperhatikan tumpukan dahan. Ada sesuatu yang berbeda dengan tumpukan itu. Ia mengeluarkan pisau panjang dan mendekati tumpukan itu.

Parang ditangan Bangkit ia oegangberat, sedikit saja orang itu membuka tumpukan dahan Bangkit akan menyerang.

Detak jantung terus bergerak cepat, Tasya memejamkan kedua matanya dan berusaha untuk tidak bernafas....

...------...

Terpopuler

Comments

Sasa Sdr

Sasa Sdr

bikin tegang

2024-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!