Polisi Denpasar, Bali bergerak cepat. Hari itu juga setelah menerima banyaknya laporan orang hilang dan diterimanya laporan intel dilapangan tentang kesaksian melihat orang orang yang hilang berlayar ke pulau Intan dibentuklah tim khusus pencari fakta yang terdiri dari sepuluh orang.
Mereka berangkat menggunakan dua kapal motor dari Lombok menuju pulau Intan.
Ketika tim polisi sudah sampai di Lombok, tanpa mereka sadari ada seorang laki laki yang memperhatikan gerakan tim itu dipelabuhan kapal. Ia tau mereka adalah tim polisi.
Laki laki itu berjalan dengan santai mendekati salah satu anggota..
"Pak, maaf bapak bapak mau ke pulau Intan? Biar saya Antar..Saya bisa Jadi pemandu jalan" ucapnya sambil tersenyum ramah.
"Oh nda usah terima kasih, kami sendiri yang kesana" jawab salah satu anggota.
Laki laki itu membungkuk dan berlalu..tidak jauh dari posisi tim polisi ia langsung naik kapal motor berukuran kecil dan mengirimkan sinyal ke seseorang dengan alat radio.
"Pak ketua,.ada sekelompok burung gagak datang" ucapnya didepan sebuah microphone didalam kapal. Nampaknya ia memakai bahasa sandi.
Ternyata, menggunakan ponsel biasa tidak akan bisa nyala karena sudah dimatikan seluruh jaringan selular dipulau itu tapi apabila menggunakan alat komunikasi radio yang hanya mengirimkan berita satu arah baru bisa.
Perjalanan tim berjalan lancar hingga ahirnya kapal mereka menepi dipulau Intan. Para polisi yang berangkat juga sudah dibekali surat perintah pemeriksaan dari kapolda Bali.
Namun sebuah kejanggalan terjadi ketika mereka hendak menepi dipantai..
"Ndan! ponsel saya tiba tiba tidak ada jaringan!"
"Wah punyaku juga!" beberapa anggota melaporkan, dan ternyata semua ponsel dan smartphone memang tidak berfungsi.
"Ndan! Liat dipantai itu!" teriak seorang anggota sambil menunjuk kesebuah tempat.
"Ayok semua turun! Awas waspada!" perintah komandan Tim, AKBP Hari Juanda.
Mata mereka terbelalak ketika melihat sosok mayat tergeletak dengan wajah rusak disamping sebuah motor.
"Ndan! Ada beberapa lagi disini!"
Kembali mereka dikejutkan dengan mayat mayat yang bergelimpangan dimana mana...
"Ada apa disini? Hei, perhatikan..tidak ada satu burung pun dilangit yang terbang"
Komandan Tim mencabut pistol dari sarungnya diikuti oleh semua anggota, mereka mulai memeriksa keadaan sekeliling. Tingkat kewaspadaan ditinggikan, sesuatu tidak beres ada di pulau.
"Banyak sekali jejak roda motor trailer" gumam sang kepala.
"Kita semua masuk kedalam hutan, cek keadaan dihutan..hati hati, jangan ada yang memisahkan diri"
Sementara itu sang pengintai juga sudah mendarat dipulau dari sisi lain pulau, ia tidak berani mendarat ditempat para polisi mendarat.
Orang itu masuk kehutan dengan cara berputar untuk mencapai lokasi markas kelompoknya.
...-----...
Ketika Tasya sadar ia sudah berada diluar area persembahan, entah bagaimana ia kini berada didekat beberapa pohon besar dan semak semak tinggi dari sana ia bebas memperhatikan apa apa yang sedang dipersiapkan dalam persembahan.
Harley yang berdiri dekat Tasya menunjuk kearah sebuah kerangkeng besar, sungguh aneh satupun orang disana tidak sadar bahwa mahluk mahluk menyeramkan terkunci didalamnya.
"Harley, jangan berdiri..mereka akan melihatmu" bisik Tasya.
"Hehe..mereka tidak bisa melihat kita Tasya..hanya kamu yang bisa, kita sudah tidak mempunyai raga" ucap Harley.
Tasya baru sadar ia berbicara dengan Harley yang bukan lagi manusia biasa.
Kegaduhan dimulai ketika Pak ketua memulai acara persembahan, ia memerintahkan para algojonya untuk mengambil korban dalam kerangkeng besi.
"Pak ketua !! Pak ketua !!" teriak orang orang dengan berlari kencang kedepan altar.
"Ada apa kalian?!" Hardik Pak ketua.
"Tahanan tidak didalam penjara ! dan kerangkeng besi sekarang berisikan empat orang kita ! Mereka semua cedera !" teriak mereka lagi.
Pak ketua kaget, ia langsung berdiri dan berjalan cepat menuju tempat penjara.
Alangkah kagetnya melihat keempat petugas khususnya meringkuk didalam. Pak ketua seperti kebingungan..bagaimana bisa ini terjadi?
...-----...
"Tas, ini kesempatan kita untuk menyerang..kamu liat obor obor disana yang ada dibelakang deretan kursi. Semua dijatuhkan, kami akan membuat heboh agar mereka tidak fokus melihatmu. Ambil parang dan bunuh para penjaga..kamu siap? Tunggu sampai terjadi kegaduhan baru kamu berlari kearah obor"
Tasya menganggukan kepala, Harley dan Bangkit seperti sebuah kapas terbang mendekat.
Harley mendekat kearah dua tamu yang duduk dibagian belakang dan Bangkit juga mendekati dua tamu wanita yang duduk disisi lain dideretan yang sama.
"Haaaii..sedang apa kalian disini??" suara Harley pelan seperti berbisik, ia menyentuh tangan salah satu dari orang yang duduk.
Sontak dua orang yang disentuh Harley kaget dan berteriak kencang membuat para tamu lainnya ikut tersentak.
Tidak lama Bangkit juga menyentuh tangan dua tamu wanita dan ia juga sama dengan suara pelan menanyakan keperluan mereka dipulau ini.
"Aaaaaaa apa ini ??!" teriak kedua wanita itu.
Geger seluruh tamu atas kejadian itu, mereka melihat samar samar bentuk rupa Harley dan Bangkit. Pada saat itu Tasya langsung berlari mendekati tiang tiang obor, ia langsung merobohkan hingga menimpa kursi kursi para tamu. Api obor juga menyambar jubah yang dikenakan para tamu.
Para penjaga kalang kabut mencoba mematikan api, saat itu Harley mendekati para penjaga dan mencekik leher mereka satu persatu.
Penjaga penjaga itu tidak bisa melihat wujud Harley, secara tiba tiba leher mereka tercekik tidak bisa nafas, mata mereka melotot..tubuh mereka lemas tidak berdaya.
Bangkit segera mengambil satu obor yang jatuh dan melemparkan kearah altar dekat gua dimana bekas mesiu yang dilempar Pak Nurdin masih tersisa ditanah. Api besar membakar area diluar gua..Garantula yang sedang diam didalamnya kaget melihat dentuman dan api yang berkobar.
Asap membumbung tinggi, Pak ketua panik melihat kejadian yang begitu cepat terjadi. Ia sempat melihat Tasya yang berlari kesana kemari merobohkan tiang obor penerang lokasi.
Tapi yang lebih aneh ketika ia melihat para penjaganya roboh begitu saja tanpa ada orang yang menyerang.
...-----...
"Dengar itu! Liat dilangit! Ada asap keatas!" Kata seorang polisi yang berjalan paling depan.
"Cepat! Kita menuju ketempat itu! Dibalik bukit sana!!" teriak kepala tim Hari Juanda.
Langkah mereka dipercepat, mereka menyusuri jalan motor yang keliatannya memang khusus terbuka oleh motor trailer.
"Ada apa dibalik bukit sana?" Tanya Hari bingung.
...-----...
Dengan gagah berani Tasya merebut pistol yang ada dipinggang salah satu penjaga yang mati lemas.
Sambil jongkok ia membidikkan pistol kearah beberapa penjaga yang sedang kepanikan..
Dhar Dhar Dhar !
Tiga Kali ia menembak, dua penjaga roboh seketika itu, semua tamu sekarang menjadi panik lagi..mereka semua lari dari lokasi persembahan.
"Kita lari dari sini sekarang! Ayok balik kepantai!" Dengan penuh kepanikan semuanya berebut mencoba melarikan diri. Bahkan saking paniknya mereka bertabrakan satu dan lainnya.
Tasya membidikkan pistol kearah dua penjaga altar yang sedang menyiapkan anak panah.
Dua tembakan jarak dekat ia lepaskan,.satu orang langsung roboh tapi satunya lagi tidak, ternyata peluru Tasya meleset tidak kena sasaran..
Bangkit yang melihat itu langsung terbang dan berdiri didepan sang penembak panah.
"Mau apa kau?!" bangkit berkata sekaligus mencekik leher orang itu.
Ia terperanjat samar samar melihat sosok menyeramkan berada didepannya, belum sempat berbuah apa apa lehernya sudah tercekik.
Suasana terus berkecamuk, penyerang penyerang yang tidak kasat mata sudah mengamuk.
...------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments