Lokasi bangun rumah kayu

Tidak lama setelah makan dan membereskan piring, Harley mengejar Tasya dan Bangkit yang sudah duluan turun kepantai.

"Hai! Tunggu gue dong haha!" Harley tertawa terkekeh kekeh melihat dua temannya sudah duduk diatas bongkahan batu ditepi pantai.

"Eh Har, sini! Liat betapa indahnya suasana.."

"Hmm..memang ini pulau yang indah, cuman ya itu tadi aneh ya aku belum melihat satupun binatang atau seekor burung yang terbang..gimana dengan ponsel kalian? Sudah menyala kah?"

"Belum tuh..aku juga bingung padahal Lombok ga begitu jauh dari sini, tapi jangkauan internet ga tembus kesini"

"Ya udah biarin aja..lagian ponsel tidak kita perlukan disini, oke besok kita masuk kehutan dan cari lokasi untuk bangun rumah"

"Wuih, ahirnya aku punya rumah kayu, dari kecil aku memang mimpikan mempunyai sebuah rumah dari kayu" timpal Tasya.

Lagi lagi mereka tidak sadar..seseorang sedang memantau mereka dari kejauhan. Sosok orang misterius itu duduk dengan tenang dibalik rimbunan pohon bambu. Ia memakai masker dan topi hujan, yang terlihat hanya sepasang matanya saja.

Orang ini memakai pakaian aneh, ia mengenakan celana panjang yang dibuat mirip sarung berwarna total hitam dan sebuah jumper yang juga berwarna hitam, dikepalanya ia mengenakan semacam topi yang ujungnya mengerucut tinggi. Wajahnya diwarnai beberapa garis melebar mulai dari kiri kuping ke sebelah kanannya. Dua kupingnya ada suweng besar.

Berkali kali ia membidikkan ponsel dan merekam keadaan ketiga anak muda ditepian pantai yang sedang bergembira.

Setelah puas mengintip ketiganya ia bangkit dengan perlahan dan meninggalkan mereka ditepi pantai itu. Sebelum berlari dari situ, ia menyempatkan menundukkan kepalanya, bibirnya terlihat komat kamit sedikit.

...-----...

"Tas, kamu suka disini?" Tanya Harley sambil duduk disamping Tasya yang sedang menikmati suasana suasana menjelang malam.

"Hmmm..suka sekali lha Har, ini mimpi yang aku selalu dambakan lho. Terima kasih sudah bawa aku kesini" jawab Tasya sambil melirik kearah Harley dan melepaskan senyum manis.

"Semoga kita bisa tinggal selamanya disini, apalagi kamu ada disini bersamaku haha"

"Semoga apa yang kamu ucapkan tulus adanya" Tasya berkata dengan suara rendah.

Tiba tiba pundak Harley ditepuk Bangkit yang baru saja kembali dari balik semak membawa sebuah tas wanita berukuran kecil, keliatannya sebagian dari Tas itu sudah agak rusak.

"Hei, liat apa yang aku temukan dibalik semak sana" Kata Bangkit sambil memperlihatkan Tas kecil itu.

"Apa itu Bang? Kaya tas cewe ya?"

"Iya tas wanita..ko ada disini ya? Apa punya seseorang yang pernah kesini?"

"Mungkin juga..buang aja kesemak semak Bang..mungkin dulu pernah ada turis mampir kesini"

Bangkit mengangkat pundak dan berjalan santai kembali kearah semak semak.

"Besok, kamu ikut kita ya mencari lokasi rumah kita"

"Iya Harley, kemana arah kita?"

"Kayanya kita akan kebalik bukit disana, semoga ada tempat yang bagus"

"Har, mana Roko kretekmu?" tiba tiba Tasya berkata.

"Lho untuk apa?"

"Kita kan bebas disini..aku mau meroko kretek"

"Are you serious?"

"Serious! Mana?"

Harley sedikit ragu, tapi what the hell..ia menarik sebungkus rokok gudang garam dari saku celana.

"Awas lho kalo batuk, aku ga tanggung"

Tasya menarik sebatang rokok dan menyalahkan rokok itu..ia mengebulkan asapnya keudara.

"Wuih hebat Tasya!" ucap Bangkit ketika melihat Tasya mulai menghisap rokok itu dalam dalam.

"Rupanya dia mantan preman juga Bang!" Kata Harley.

"Eh enak amat! Masa aku dibilang preman hehe"

Ketiganya menikmati malam itu sambil tiduran diatas pasir putih pantai pulau Intan. Serasa dunia ini milik mereka bertiga.

...-----...

Pagi pagi sekali Harley sudah bangun, dengan gerakan lembut ia menyentuh wajah Tasya dan berbisik ditelinga.

"Tasya,.Tasya bangun yuk" bisiknya.

Tasya tidak langsung bangun, ia bahkan mengalihkan wajahnya kesisi lain. Harley beringsut dan kini menyentuh rambut Tasya dengan perlahan. Ia berbisik lagi..

"Tasya...yuk kita bangun"

Kali ini Tasya membuka matanya, ia kaget wajah Harley sangat dekat dengan wajahnya.

"Aduh, sorry aku keenakkan tidur" jawabnya sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Baru kali ini ia dibangunkan seorang laki laki. Sedikit malu Tasya mulai bangun.

"Ayo kita bangunkan Bangkit, kita berangkat pagi pagi, fresh sekali udaranya"

Bangkit kaget ketika dibangunkan dan langsung tergugah, mimpinya sirna dalam sekejap.

"Kita berangkat pagi ini?" kata Bangkit sambil mengusap usap wajahnya.

"Ya kita mending berangkat pagi, lagian udara sangat fresh" ucap Harley.

Mereka melakukan pembersihan seadanya didalam kemah dan menyiapkan ransel. Harley meraih sebuah parang panjang yang digantungkan disisi kemah dan menyelipkan dipinggangnya. Bangkit dan Tasya masing masing juga melakukan hal yang sama.

"Oke..kita jalan?"

"Yuk, Har semua bekal makanan sudah dimasukin kedalam kantong?"

"Dah semua dah beres dan sudah gue simpen rapih,let's go"

Mereka menelusuri area yang dipenuhi batang akar pohon. Harley yang paling depan bertugas menebas dahan dan ranting yang menutupi arah jalan. Nampaknya area hutan pinggir pantai memang belum pernah disinggahi orang. Berbagai akar dan dahan pohon saling melintang.

Setelah menembus hutan dan menaiki bukit ahirnya mereka sampai disebuah tanah landai, seakan baru saja berhasil mendaki gunung yang tinggi Tasya mengangkat kedua tangannya tinggi. Ia gembira menemukan area yang datar.

"Kayanya..inilah tempat yang cocok, liat..dari sini kita bisa melihat kebawah kepantai. Ini seperti sebuah benteng pertahanan! Keren!" ucap Bangkit, ia duduk disebuah batu besar sambil menatap sekeliling area.

"Wuih mantap! Aku suka, gimana Tas? Kamu suka?" timpal Harley.

"Ya..inilah titik yang tepat! Sekarang tinggal gimana kita cari kayu dan bawa kesini saja"

"Kita santai dulu, sambil minum teh..Hari ini kita kembali kekemah kita kemas semua barang dan bawa kesini. Agak sore nanti kita mulai menyusuri kebawah sana dan pilih kayu yang bagus" sambung Harley.

Mereka melepaskan lelah, sambil minum teh dan makan biskit. Angin laut datang menerpa wajah mereka.

"Coba deh, kecilkan Mata kalian dan liat kedepan Sana..kayanya itu Lombok" ucap Bangkit.

Tasya dan Harley memicingkan Mata mencoba melihat satu garis abu abu diujung laut sana.

"Mungkin juga itu Lombok" ucap Tasya.

"Aku ada teropong diransel nanti kita liat dari teropong apa benar itu pulau atau hanya mata kita yang salah liat" lanjutnya.

"Oke, aku mau ambil ransel dan barang barang kesini..mumpung masih pagi"

"Oke Bang, yuk Tas kita kebawah..aku tarik ya tanganmu"

"Gendong.." ucap Tasya manja.

"Boleh, siap?"

"Haha..Ga usah, nanti tenagamu habis"

Harley berdiri dan menarik tangan Tasya. Dua anak muda ini sepertinya saling sayang dan Bangkit sadar itu..ia hanya tersenyum menyaksikan mereka.

Perjalanan pulang kekemah lebih mudah daripada waktu membuka jalan pertama kali, rintangan semak belukar dan dahan pohon sudah terbuka.

Pada jarak 100 meter, dua sosok sedang mengendap endap mengikuti mereka dari belakang.

"Kita harus tangkap mereka" bisik salah satunya.

"Jangan sekarang, Pak ketua bilang jangan dulu, lagian kita masih ada 2 yang ditahan..Biarkan mereka..kita hanya pantau saja dulu" jawab temannya sambil berbisik.

Keduanya memakai pakaian yang sama..celana longgar semacam sarung berwarna hitam dan hoodie berwarna hitam juga. Wajah mereka penuh dengan tato dan sebuah garis berwarna merah melintas dari kuping kiri ke kuping Kanan.

...-----...

Terpopuler

Comments

Chuu

Chuu

jadi deg2n

2025-01-06

0

Sasa Sdr

Sasa Sdr

kok serem ya, siapa mereka?

2024-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!