Garantula bangun dan berdiri, ia mengendus sesuatu yang buruk terjadi lagi. Ia sangat marah, sudah dua kali acara makan berantakan padahal perutnya sudah sangat lapar.
Ia lari kedepan gua, sudah tidak bisa ditunda lagi ia harus menyantap sesuatu. Didepan gua ia mengaum dengan keras, di altar ada beberapa mayat bergelimpangan. Tanpa menunggu aba aba, ia memangsa mayat mayat itu dengan lahapnya.
Semua orang yang menyaksikan srigala besar sedang mengamuk kocar kacir berlarian melindungi diri. Setelah memakan dua mayat manusia, perutnya masih lapar keinginannya untuk segera menyantap makanan lagi.
Ia menoleh kearah sekelompok orang yang berlari serabutan, dengan sekali lompat ia menerkam. Seorang tamu tidak bisa lari ketika cengkraman kuku kuku Garantula yang sangat tajam dan panjang menyobek pinggangnya.
"Aaah tolong !!" teriaknya, tapi tidak satupun yang datang menolong, semua lari dengan kencang.
Garantula langsung menarik putus kepala dari tubuh orang yang malang itu. Dengan lahap ia menyantap.
Tasya melihat itu berdiri semua bulu kuduknya, matanya mencari pak ketua, ternyata laki laki tua itu lari bersama seorang ajudannya. Tasya berdiri dan berlari mengejarnya.
Langkah Tasya sekonyong konyong terhenti ketika ia menoleh kearah Garantula yang tiba tiba duduk dengan hormat seperti sedang berhadapan dengan sesuatu. Tasya tidak melihat siapa didepan Garantula, tapi binatang jadi jadian itu tiba tiba menjadi diam dan tidak buas.
Dengan pistol ditangan Kanan dan parang ditangan kiri ia mengejar Pak ketua. Tujuannya hanya satu, menangkap dan mencincang orang tua itu!
...-----...
Harley dan Bangkit yang sedang menyerang para penjaga juga ikut tertegun menyaksikan sesuatu yang aneh.
Pas didepan Garantula berdiri satu sosok bercahaya putih. Kalau melihat pakaiannya sosok itu adalah pedanda atau pendeta agung. Siapakah dia??
Beberapa menit yang lalu, ketika Garantula sedang asik menyantap korban tiba tiba ia dikejutkan oleh sebuah cahaya yang keluar dari sebuah portal gaib.
Dari portal itu muncul satu sosok, kekuatan aura sosok itu membuat seluruh tubuh Garantula lemas tidak berdaya bahkan nafsu makannya langsung hilang. Ia melepehkan sisa daging manusia yang baru saja ia kunyah dan menundukkan kepalanya yang besar.
"Hai anakku Sugarigari..berhentilah, sudah saatnya kau pulang ketempatmu di Gunung Agung" ucap sosok putih yang keluar dari portal tadi.
Garantula mengaum pelan dan menggoyang goyangkan kepalanya seakan tidak mau.
"Apabila kau tidak mau, aku terpaksa melepaskan tombak Sridaya Amurtakerti! Kau paham apa artinya itu?"
Tiba tiba ia menolong meminta ampun, Garantula tau tombak itu bila dilepaskan akan menjadi sebuah jala yang akan meringkus dirinya dan terbakar didalam neraka selamanya.
"Kembalilah kewujudmu yang asli Hai Sugarigari! Huuup!!" sosok suci itu membaca sebuah mantra dan meniupkan kearah Garantula.
Dalam hitungan detik sosok menakutkan srigala jadi jadian itu berubah wujudnya menjadi wujud manusia laki laki. Posisi laki laki itu meringkuk sambil mempersembahkan kedua tangannya diwajah memohon maaf.
"Aku akan menjemputmu sekarang juga dan membawamu ke Gunung Agung untuk pertanggungan jawab atas ulahmu disini"
Tubuh manusia hina itu terangkat tinggi dan ahirnya berada dalam cengkraman tangan sosok suci.
Keduanya kemudian menghilang masuk kedalam portal putih dan sirna dari pandangan.
...-----...
Beberapa tamu yang melihat kejadian itu berhenti berlari, mereka menunjuk kearah hilangnya srigala besar itu.
"Lihat! Binatang buas itu berubah menjadi manusia dan hilang terbawa sinar putih tadi !!"
"waduh! Jadi selama ini binatang itu manusia?"
"Udah..yang penting kita kepantai sekarang! Ayok cepat kita masuk ke hutan!" ucap seorang wanita tergopoh gopoh lari, bahkan satu sendalnya tertinggal tapi ia sudah tidak hiraukan lagi. Nyawanya harus selamat, ia ingat hari ini ada janji dengan developer real estate di Surabaya"
"Aku sumpah tidak akan kesini lagi! Wah mengerikan!!" ucap seorang bapak.
...-----...
Harley dan Bangkit masih bingung atas kejadian yang Baru saja terjadi.
"Bang, kita harus Bantu Tasya!"
"kemana dia?"
"Tadi aku liat mengejar kepala perkumpulan, itu dia disana!" memang betul Tasya terlihat mengikuti Pak ketua dan ajudannya kearah belakang altar, sepertinya mereka mau kebelakang gua.
Mereka masih belom sadar Tasya membuntuti dari belakang.
"Rohan! Keluarkan motor kita kepantai sekarang!"
"Pak, itu Wang dan emas masih ada dibrangkas kantor!"
"Tinggalkan disana! Nanti gampang balik lagi..perasaanku tidak enak, cepat keluarkan motor!"
Sang ajudan mendekati semak dan pohon pohon besar, ternyata dibalik itu ada sebuah pintu rahasia. orang itu lari kedalam, dan mulai mengeluarkan dua motor trailer.
Tasya mengintip dari balik pohon, ia tau inilah kesempatan emas. gadis itu mulai mengambil posisi dan mengacungkan pistol kedepan, satu mata ia picingkan untuk mendapat pandangan yang akurat.
Dua motor itu telah keluar, mesin langsung dinyalakan ketika itulah Tasya menembakkan dua peluru.
Sang ajudan terpental kepalanya tertembak peluru Tasya Namun tembakan kearah Pak ketua meleset, peluru menghantam dahan pohon.
Melihat ajudannya mati, Pak ketua langsung tancap gas. Roda belakang motor berputar dengan kencang dedaunan berterbangan.
Tasya hendak menembak lagi, tiba tiba..
"Biarkan dia lari..Bangkit akan kejar dan bawa dia kesini" ujar Harley yang sudah berdiri disamping Tasya.
"kenapa tidak kita bunuh saja?"
"Terlalu mudah bagi dia..aku ingin siksa dia dulu"
"Oh gitu ya?"
"Tas, ditempat ini aku merasakan adanya ruang khusus. Lokasinya ada digedung dekat altar, kita perlu cek kesana"
Mereka berdua berjalan sambil sekali kali menoleh kekiri dan kanan siapa tau ada anak buah Pak ketua yang masih hidup dan mencoba menyerang.
...-----...
"Itu dia, coba dicek terkunci atau tidak" Kata Harley sambil menunjuk kedepan.
"Eh terbuka..Ayo kita masuk, ada apa sih Har?"
"Kita akan liat apa yang ada disana"
Ternyata benar ucapan Harley, didalam rumah itu ada dua ruangan, satu ruangan hanya ada meja dan kursi namun ruangan satu lagi ada sebuah brangkas besi besar dipojok ruangan.
"Wah terkunci" ucap Tasya.
"Tas, minggir kesana aku mau coba banting"
"Hah?! dibanting?"
Belum lagi Tasya mendekat ketembok tiba tiba terdengar suara benda terlempar. Tasya kaget dan membalikkan diri.
Ia melihat brangkas besi itu telah terlempar kesisi tembok yang lain. Tasya saking kagetnya menutup kedua daun telinga.
"Harley! Kenapa?!"
"Aku mencoba membuka pintunya..maaf Tasya"
Sekali lagi ia mengangkat brangkas dan membantingkan ketembok, Kali ini pintu brangkas terbuka.
Tasya membuka pintu itu dan kaget melihat isinya. Disana bertumpuk tumpuk wang rupiah dan dollar Amerika, disana ada juga lempengan emas yang ditumpuk menjadi tiga tumpukan.
"Waduh! Banyak sekali!"
"Ya..ini pasti pemberian tamu tamu itu, orang ini semacam dukun dan binatang itu dijadikan alat pesugihan bagi yang perlu.
"Ini harus dilaporkan ke polisi"
"Terserah kamu maunya diapakan"
Tasya menghitung tumpukan Wang itu, tidak lama ia menutup kembali pintu brangkasnya.
"Sebaiknya aku tutup dulu, Har..bisa tolong taro dipojok sana lagi?"
Dengan gampang Harley mengangkat brangkas yang berat itu keatas.
Tasya tersenyum melihat kekuatan Harley yang tidak wajar. Ia sudah maklum dengan keadaan itu.
...------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments