Orang itu kaget melihat salah satu dahan bergerak dengan sendirinya. Ia mundur dan berteriak..
"Hei bang Diran! Ini disini!!"
Diran yang sedang menyusuri pantai menoleh kebelakang ketika ada teriakan dan balik kembali berlari kearah Sona.
Sona kembali mendekati dan membuka dahan dengan ujung pisau panjangnya.
Bangkit mendorong dahan dan secara tiba tiba menendang tubuh Sona. Harley dan Tasya juga keluar.
Sona langsung nyungsep jatuh, Raul yang kaget dengan serangan mendadak langsung mendekat dan menyabetkan pisau belatinya kearah perut Bangkit.
Sebuah sayatan tipis merobek kaos Bangkit, goresan itu tidak terlalu dalam hanya merobek kain kaos dan tembus kekulit perut.
"Aah sialan!" teriak Bangkit, ia mengangkat tangannya keatas dan menebaskan parangnya ke dada Raul.
Parang Bangkit berhasil membabat dada Raul, darah segar muncrat keluar dari sobekan kulit dan daging Raul. Laki laki tegap itu jatuh terjerembab. Pisau belati terlempar dari tangannya.
Diran berlari sangat kencang menyaksikan duel Antara Bangkit dan Raul.
"Hooii!!" teriaknya sambil mengacungkan pisau panjangnya.
Harley melihat Diran berlari kencang langsung pasang badan. Ia melepaskan parang dari sarungnya, ia berdiri tegak dengan posisi kuda kuda diatas gundukan dahan dan ranting.
Sona kembali berdiri, ia mengambil sebongkah pasir dan melemparkan kemata Bangkit.
"Aaah..!!" pasir itu terlempar dan masuk kemata Bangkit, ia mundur sambil mencoba membersihkan pasir dimatanya.
Sona yang melihat lawannya tidak konsentrasi langsung berdiri dan melepaskan tendangan keras keperut Bangkit.
Dhaag!
Bangkit jatuh dan parangnya terlepas. Tasya kaget melihat temannya tumbang, entah kekuatan dan keberanian dari mana datangnya. Tasya maju kedepan dengan parang terhunus.
"Maju! Ayo maju kesini! Kupenggal lehermu!!' teriaknya.
Sona mundur beberapa langkah, tapi ia melirik dan tersenyum melihat Tasya.
"Hehe..Anak manis, akan kutangkap kau dan jadikan persembahan" katanya dengan nada sinis.
Secara tiba tiba Tasya maju dan membabatkan parangnya namun Sona sudah menunggu serangan itu, ia mengelak kekiri dan menusukkan pisaunya keperut Tasya.
Tasya kaget dan mengurungkan niatnya untuk menebaskan parangnya. Pada saat yang bersamaan Bangkit sudah berdiri, Sona tidak melihat gerakan Bangkit.
Dari sebelah kanan Bangkit loncat dan menendang pinggang Sona, ketika Sona terjatuh Bangkit menebaskan parangnya keperut laki laki bertubuh besar itu. Parang itu masuk menancap diperut Sona.
Darah segar memuncrat keluar, ia teriak dengan keras kesakitan. Bangkit menarik parangnya dari perut Sona dan menghujamkan sekali lagi ke dada lawannya. Seketika itu Sona tidak berkutik lagi, ia mati dengan mata melotot!
Bangkit dan Tasya berlari kearah Harley dengan masing masing parang ditangan mereka merangsek membantu Harley yang agak terjepit karena keroyokan Diran dan temannya.
"Bang! Lari bawa Tasya! Aku sanggup melayani dua orang ini!" teriak Harley sambil menyabetkan parangnya kedada Diran.
Dalam keadaan panik Bangkit menarik tangan Tasya.
"Tas! Kita kesana!" teriak Bangkit, mereka berdua lari meninggalkan dinar yang sedang bertarung.
"Kemana kita Bang?!"
"Ayok kita kepantai sana, keperahu perahu motor itu" Bangkit dan Tasya berlari dibawah curahan hujan yang turun dengan deras.
Harley mengambil posisi kuda kuda lagi, terlihat teman Diran yang bertubuh agak gemuk sudah kecapean. Ia memfokuskan untuk membunuh orang gemuk itu dulu.
Sambil berpura pura menyerang Diran, Harley malah justru memutar tubuhnya dan mendekati Poltak.
Poltak kaget akan serangan mendadak, ia mundur namun kakinya terantuk batu dan jatuh terjerembab. Kesempatan itu tidak disia siakan Harley.
Dengan sekali ayunan keras Harley menancapkan kedada Poltak. Parang yang panjang itu menusuk dan tembus ketubuh belakang. Poltak berteriak dan mati seketika.
Harley tidak sadar saat yang genting itu Diran menarik sepucuk pistol dari pinggangnya. Ia menembakkan dua kali.
Tubuh Harley bergetar, sebuah peluru berhasil menancap dipaha kirinya. Ia terjatuh ketanah..satu peluru lagi menabrak ranting dan dahan.
Diran bergerak kearah Harley yang tergeletak disamping mayat Poltak. Pistol diacungkan kekepala harley.
"Bangun! Menyerah lah ! ! Teriak Diran sambil terus menodongkan pistolnya.
Dalam jarak satu meter tiba tiba Harley bangun sambil menunduk ia menebaskan parangnya kekaki Diran. Ia sudah nekad, Harley tidak takut dengan acungan pistol dikepalanya.
Craaass!!
Parang ditebas kepaha kanan Diran.. Saking kagetnya ia melepaskan satu tembakan, tapi karena tidak akurat tembakan itu tidak mengena.
Diran teriak dengan keras kesakitan, parang Harley berhasil menebas, darah segar berhamburan. meskipun tidak mati namun tubuh Diran roboh.
Dengan memegang kakinya yang tertembak Harley berdiri, tanpa pikir panjang ia langsung memutar tubuhnya dan berlari meninggalkan tempat itu.
Paha kirinya serasa kaku, tapi tidak ada cara lain ia harus melarikan diri mumpung ada kesempatan. Ia menyeret kaki kirinya dan berlari. Sebuah petir menyambar dilangit sana, air hujan turun dengan derasnya. Wajahnya basah kuyup, dengan segala kekuatan ia mencoba berlari kearah lokasi perahu motor..ia tau kesanalah larinya Bangkit dan Tasya.
...-----...
Suara tembakan dua kalii terdengar bergema, Pak ketua kaget mendengar itu.
"Hei Sobirin! Bawa dua orang cari Diran! Gunakan motor trailer biar cepat! Ayok bergerak cepat!!"
Orang yang bernama Sobirin langsung memanggil dua temannya, ia mengambil topi besar seperti caping para petani, dengan mengendarai motor trailer mereka melaju masuk kedalam hutan. Seperti Diran, ia juga menyisipkan sebuah pistol dipinggangnya.
Tiga orang mengenakan baju hitam hitam dan bertopi caping menaiki motor motor trailer ngebut ngebut kedalam hutan. Raungan mesin motor menggema diseantero hutan..
"Ada apa kah gerangan?" tiba tiba seorang daripada rombongan Surabaya bertanya. Kebetulan dia sedang mengadakan pertemuan dengan Pak ketua.
"Tidak apa apa, semua aman saja"
"Saya juga mendengar ada suara tembakan tembakan"
"Aman ko..orang orang saya cukup terlatih, memang ada orang asing yang masuk kepulau ini..mereka para tamu tak diundang, mereka itu bisa kita jadikan sebagai persembahan untuk acara selanjutnya hehehe..."
...-----...
Sementara itu Diran berusaha bangun, tapi Luka yang dalam dikakinya terasa sakit..darah terus mengalir. Ia menoleh kearah Poltak yang terbujur kaku tidak jauh dari dirinya.
Dengan sekuat tenaga ia melepaskan jumper hoodie dan menutupi kakinya, badannya bergetar. Suasana malam itu gelap gulita, hujan terus mengguyur pulau Intan.
Diran mencoba bangun pelan pelan mencari pistol dan pisaunya yang terlempar.
Ia kebingungan harus bagaimana, misinya telah hancur berantakan. Ia tau bahwa apabila pulang membawa berita tidak bagus maka ia akan mendapatkan hukuman yang berat. Bahkan mungkin dirinya akan dijadikan persembahan.
Pistol dan pisau berhasil ia temukan, dengan tertatih tatih ia duduk disamping sebuah pohon besar, berlindung dari curahan hujan sambil meringis kesakitan ia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalahkannya.
Tangannya bergetar, mulutnya meringis kesakitan.
...-----...
Harley terus berlari sambil sekali kali berteriak..
"Tasya...! Bangkit!!"
Namun suaranya tenggelam oleh suara hujan yang turun begitu derasnya. Matanya mencoba melihat kedepan, nafasnya terputus putus..
"Tasyaaa !!"
Tasya dan Bangkit saat itu sudah menemukan posisi kapal motor. Namun langkah mereka terhenti, sayup sayup mendengar suara teriakan Harley.
"Bang! Itu suara Harley!" ucap Tasya.
Bangkit pun mendengar teriakan itu. Ia menoleh kebelakang, dikejauhan ia melihat sosok seseorang berlari pelan sekali kali terjatuh. bangkit sadar itu adalah sosok temannya Harley.
"Tas! Itu Harley!!"
"Harley!!" teriak Tasya sekuat tenaga.
Tasya melepaskan tangan Bangkit dan berlari kearah Harley...
Tasya sadar Harley terluka, dibawah hujan lebat ia berlari kencang menyambut Harley.
...-----...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Chuu
dag dig dug
2025-01-07
0
Sasa Sdr
semoga Harley selamat
2024-01-18
0