Bab. 15

"Sudahlah, Dev. Aku tak apa - apa. Aku sudah biasa seperti ini."

"Sudah biasa seperti ini. Maksud kamu apa..?" tanya Devan dengan alis berkerut.

Rina terperangah menyadari ucapannya. Astaga,... rupanya tadi dia keceplosan bicara membuka aib dirinya sendiri. Rina pun jadi salah tingkah.

"Rina, ... katakan apa yang terjadi..?"

desak Devan.

Rina menghela napas panjang. Kepalang basah, dia tak bisa lagi mengelak. Akhirnya Rina pun bertanya, "Devan, ... apakah tawaran kamu masih berlaku...?"

"Tawaran yang mana..?" tanya Devan makin bingung. Bukannya bercerita, Rina malah bertanya tentang tawaran. Tawaran apa...? pikirnya.

"Tawaranmu untuk membantuku. Sejujurnya sekarang aku membutuhkan bantuanmu.. " ucap Rina.

Ohhh,

Devan ingin menjawab akan tetapi terhalang ketika seorang gadis remaja datang menghampiri dagangan Rina.

Rina pun segera berbalik dan melempar senyum manis kepada gadis itu sembari bertanya.

"Mau beli apa, mbak...?" tanya Rina dengan ramah.

Pembeli adalah raja, maka dari itu dia selalu berusaha untuk selalu ramah kepada semua pembeli yang datang untuk membeli dagangannya.

"Saya mau beli nasi. Apa nasinya masih ada? " tanya seorang gadis.

Rina lantas  mengangguk. " Masih, mau berapa bungkus, mbak? "

"Saya mau tiga bungkus, mbak! Dua yang pake ayam dan satu yang pake telur. Saya juga mau beli kue yang ini.." tunjuknya pada kue Cantik Ayu dan juga  bolu lapis agar .

Tangan Rina dengan cekatan memasukkan tiga bungkus nasi sesuai pesanan yaitu dua bungkus yang pake ayam dan sebungkus lagi yang pake telor. Juga dua mika kue cantik ayu dan  Bolu lapis agar ke dalam kantong kresek lalu menyerahkannya kepada gadis itu.

"Berapa  Mbak...?" tanya gadis itu.

"Semuanya empat puluh lima ribu rupiah.." jawabku.

Gadis itu menyerahkan selembar pecahan lima puluh ribu rupiah kepadaku.

"Uangnya lima puluh ribu, ya mbak. Jadi kembaliannya lima ribu..!" kata Rina seraya menyerahkan selembar uang pecahan lima ribuan kepada gadis itu. Gadis itu pun segera berlalu pergi  setelah mengucapkan terima kasih.

"Rin, aku juga mau beli nasi bungkus. Sisakan satu bungkus buatku " kata Devan.

Rina menoleh kaget. Astaga.. dia lupa jika tadi sedang bicara sama Devan. Rupanya lelaki itu belum beranjak dari tempatnya berjualan

"Tadi kamu bilang jika kamu membutuhkan bantuanku. Bantuan apa itu.  Oh  ..ya. Satu lagi, kamu harus cerita dulu padaku apa yang terjadi. Jika tidak, aku tak ingin membantumu."

Rina menarik nafas dalam. Tampaknya dia tak punya pilihan selain menceritakan semua yang terjadi dalam rumah tangganya kepada Devan.

Tapi apa pantas jika dia menceritakan aib suaminya pada Devan yang adalah orang luar. Mereka hanyalah teman lama yang baru bertemu kembali setelah sekian lama berpisah. Tapi hanya dia orang yang bisa dia mintai bantuan untuk saat ini.

"Devan, sebenarnya aku  malu untuk membicarakan masalah ini sama kamu. Tapi aku benar-benar sangat membutuhkan bantuan. Tapi kamu juga pernah bilang bahwa aku bisa minta tolong sama kamu jika suatu saat aku butuh bantuanmu....."  Ujarku. Sumpah mati lidah Karina rasanya berat sekali untuk berucap menceritakan semuanya kepada lelaki itu.

"Kamu belum bercerita tentang apa yang terjadi dengan rumah tangganya dan juga bantuan apa yang kau butuhkan, Rina..?"

" Mas Tyo menikah lagi..." ucap Rina lirih.

Devan yang sedang makan kue tiba - tiba tersedak. Lelaki itu sungguh sangat kaget mendengar cerita Rina.

"Apa,....suamimu menikah lagi...? Gila....bagus di beri pelajaran lelaki seperti itu. Tunjukan padaku yang mana suami kamu, biar aku yang akan memberinya pelajaran...!" ucap Devan geram

"Sudahlah, Dev. Tak perlu kamu bersusah payah menjatuhkan tangan untuk lelaki seperti itu. Biar Allah sendiri yang akan menghukumnya."

Devan menganggukkan kepalanya, tapi tetap saja di hatinya dia merasa marah dan kesal.

"Lantas sekarang bagaimana..? apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu..? " tanya Devan kemudian.

"Aku membutuhkan uang untuk modal membuka usaha. Aku ingin berdagang nasi bungkus dan juga macam - macam kue, tapi dengan modal aku sendiri."

"Iya, itu bagus untukmu. Aku  memang sudah pernah bilang jika aku akan membantu kamu. Kamu tak perlu malu, Rina.. " ucap Devan.

"Tapi aku merasa nggak enak sama istri kamu. Apakah dia tak keberatan jika kamu meminjamkan uang padaku tanpa seizinnya. Maka dari itu biar aku bicara dulu padanya." ucap Rina sambil menatap Devan penuh harap.

"istri,....?" kening Devan berkerut. " Istri yang mana..? Rina, aku belum menikah." kata Devan.

"Belum menikah, ..? Aku pikir kamu.... dan wanita yang tempo hari itu....?"

" Hahaha.... " Devan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi bingung di wajah Karina.

" Kok kamu tertawa. Apa ada yang lucu dari ucapanku? "

"Rina,.....Rina. Aku belum punya istri karena sampai hari ini aku belum menikah." jawabnya.

Kini Rina yang terkejut mendengar jawaban Devan. Jadi Devan belum beristri. Terus.... wanita dan bayi itu... siapa?

"Terus wanita yang kemarin aku lihat dan bayi itu,...siapa? " tanya Rina bingung.

"Dia istrinya mas Arya, kakakku. Dan bayi yang kemarin itu adalah Kevin, anak mereka." jawab Devan.

" Oh... begitu. Aku kirain istri dan anak kamu!" kata Rina sambil ikut juga tertawa.

Devan kemudian menghentikan tawanya lantas raut wajahnya berubah serius.

"Jadi bagaimana cerita tentang suami kamu itu. Ceritakan padaku bagaimana bisa suami kamu itu sampai menikah lagi... " tanya Devan dengan wajah serius.

Rina akhirnya terpaksa menceritakan tentang masalah yang sedang terjadi dalam rumah tangganya kepada Devan.

Berkali-kali terlihat Devan mengepalkan tinjunya  ketika Karina bercerita tentang apa yang telah dia lalui selama ini.

"Kurang ajar, suami kamu itu memang benar-benar harus diberi pelajaran. Seenak hatinya dia memperlakukan kamu seperti itu." kata Devan geram.

"Sudahlah, Dev. Aku tak lagi terlalu berharap pada lelaki seperti Mas Tyo. Biar saja dia mau melakukan apa. Aku sudah tak mau ambil pusing lagi. Lebih baik aku bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhanku. Minimal aku tak lagi membebani suamiku dalam memenuhi kebutuhanku sendiri. Aku dah terlalu sakit di katakan sebagai istri yang tak tahu diri dan hanya jadi beban suami."

"Memang sudah sewajarnya seorang istri minta nafkah kepada suaminya. Dan kewajiban suaminya memberi nafkah buat istri tanpa harus merasa jika hal itu adalah beban."

"Maka dari itu, Dev. Aku ingin meminjam uang kamu buat modal usaha. Karena aku ingin  memulai usaha dagang kecil - kecilan  dulu tanpa harus kerja lagi jadi kuli di pasar. Di Samping itu aku juga membuktikan pada suamiku bahwa aku juga bisa  mandiri dan tidak jadi beban bagi dirinya.." ucapku kepada Devan.

"Baiklah, aku akan memberi kamu modal untuk usaha. Tapi kamu mau usaha apa...?"

"Aku mau usaha dagang nasi dan juga kue - kue seperti ini. Tapi sekarang modal dari aku sendiri dan juga aku yang sendiri yang akan masak. Untuk kue - kue  aku sebagian mungkin akan ambil kulakan saja."

"Baiklah, aku akan memberikan kamu uang untuk modal usaha."

"Tidak  aku tak mau jika diberi. Aku maunya pinjam saja. Dan suatu saat aku akan kembalikan jika aku sudah punya cukup uang.." kataku.

"Terserah kamu. Kamu bisa mengembalikan uang ini kapan - kapan."

"Ok, baiklah. Aku setuju,.." kataku.

Devan lalu mengeluarkan dompetnya dan menarik sebuah buku cek. Lalu menuliskan nominal di atas cek tersebut dan memberikannya

"Ini, ada cek senilai sepuluh juta rupiah. Kalau kurang bilang saja padaku, Rina. Kamu bisa memintanya lagi padaku! " kata Devan.

"Ini banyak sekali, Dev. Aku hanya perlu sedikit saja. Lagipula ini usahaku juga masih kecil - kecilan. Jadi aku perlu modal paling banyak dua juta saja.." kataku.

"Tenang saja, Rina. Kamu bisa menyimpan sisanya untuk anak - Anak kamu. Ataupun untuk keperluan yang lain."

"Terima kasih, Dev.  Aku sangat berterima kasih sekali atas pertolongan kamu hari ini. Semoga kamu selalu di murahkan rejekinya oleh Allah dan cepat dapat jodoh. "

"Aaammiin,." kata Devan meng'amin'kan doa Rina. "Dan semoga saja yang jadi jodohnya itu kamu..." ucap Devan lirih tapi masih bisa didengar dengan jelas oleh Rina.

Hah...?? 

 

 

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

knp gk minta bantuan adik ipar ato ayah mertua y

2024-06-17

0

S

S

Jualan nasi bungkus aja bentaran dah punya mobil dan rumah sendiri.Dan smoga saja di rampass sama Tyo biarbnangis kejer si Rina.

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!