Bab. 13

Rina masih terbaring di tempat tidur dalam keadaan sakit. Tiba-tiba saja handphonenya berbunyi. Itu adalah panggilan dari adik iparnya, Kinan.

Rina langsung mengangkatnya dengan tangan gemetar.

"Iya, halo, ada apa, Dek..?" tanya Rina dengan suara lemah.

"Mbak Rina, ,..bisakah mbak datang ke rumah sakit sekarang. Papa kena serangan jantung.." kata Kinan melalui telepon.

Tentu saja Rina sangat terkejut mendengar kabar itu. Dia yang sedang sakit tanpa sadar langsung bangkit dari tempat tidur dan bergegas ke rumah sakit.

Rina tiba di rumah sakit dalam waktu sekitar 30 menit. Sesampainya di sana, dia langsung menuju ke ruang ICU tempat  mertuanya dirawat. Dilihatnya Kinan sudah menunggu di sana bersama mama mertuanya dengan wajah cemas.

Dia juga melihat Tyo dan seorang wanita yang masih mengenakan kebaya pengantin. Rina langsung bisa menebak jika perempuan itu adalah Rindu, madunya.

"Dek, bagaimana kondisi Papa?" Rina bertanya Kinan.

"Belum tahu, Mbak Rina. Kondisi papa masih kritis dan kini sedang di tangani oleh dokter." jawab Kinan.

"Ohh, ya Tuhan.. Semoga tidak terjadi apa - apa sama papa.. " do'a Rina.

"Iya, Mbak. Kinan takut sekali. Ini semua salahku. Andai saja aku tak memberitahu papa kalau Mas Tyo menikah lagi, ini semua tak bakal terjadi.. " sesal Kinan.

"APA, ... jadi kamu yang memberi tahu papa kalau hari ini aku akan menikah dengan Rindu,..?" tanya Tyo dengan mata melotot kepada Kinan adiknya.

"Iya, aku..! Mas Tyo mau marah, .. silahkan....! Tapi aku tak akan peduli. Aku hanya kasihan pada papa dan juga Mbak Rina. Apa yang Mas Tyo lakukan itu namanya pengkhianatan. Mas Tyo tega sekali mengkhianati mbak Rina dan juga membohongi papa..!" kata Kinan.

"Kamu pikir kamu sudah benar, Hah..! Kinan, lihat..! Karena perbuatan kamu, papa sekarang  masuk rumah sakit..! Paus kamu...!" bentak Tyo.

"Papa masuk rumah sakit lantaran Mas Tyo, bukan lantaran aku...Andai saja Mas Tyo tidak menikah lagi, semua ini tak akan terjadi. Jadi jangan salahkan Kinan..!" balas Kinan tak mau kalah.

"Sudah, ...kalian jangan bertengkar.Ini rumah sakit. Jaga ketenangan.!!" ucap mama Mertua.

"Kamu juga, Kinan. Kamu memang salah, masih juga tak mau mengakui. Karena kamu papa kamu masuk rumah sakit..!" tukas mama mertua.

"Kenapa jadi Kinan yang di salahkan, Mah.? Justru yang seharusnya di salahkan itu, mama. Bahkan mama yang nyata - nyatanya sudah mengetahui jika Mas Tyo itu sudah selingkuh dengan Mbak Rindu, tapi kenapa mama hanya diam saja. Sungguh Kinan tak habis pikir, seharusnya mama sebagai sesama wanita dan juga mertua, menegur dan menasehati Mas Tyo, bukannya malah mendukung... " ucap Kinan dengan emosi.

"Sudah, Kinan. Jangan diteruskan lagi. Ini rumah sakit. Tak baik ribut di sini."

Rina berusaha meredakan suasana yang semakin memanas. Rina tahu mereka semua yang ada di sana pasti sedang kalut dan emosi. Sehingga jadi saling menyalahkan.

Sebenarnya Rina sangat kesal dengan Tyo dan juga mama mertua. Mereka masih saja membela diri dan mencoba melemparkan kesalahan pada orang lain. Sungguh tidak tahu diri.

"Kalian jangan saling menyalahkan, seharusnya kita semua berdoa untuk keselamatan dan kesembuhan papa.." ucap Rina.

Kinan dan mama mertua terdiam. Mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan kesal.

Rina duduk di samping Kinan. Dia merangkul adik iparnya itu dan memberikannya pelukan hangat.

"Sudah, Dek. Jangan menyalahkan diri sendiri. Ini semua bukan salahmu.." ucap Rina.

Kinan mengangguk lemah. "Iya, Mbak. Aku tahu. Tapi, aku tetap merasa bersalah. Andai saja aku tak memberitahu papa, mungkin papa tidak akan marah dan mengalami serangan jantung."

Rina menghela napas panjang. "Sudahlah, Dek. Kita tidak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Sekarang, yang terpenting adalah kita harus mendoakan papa untuk segera sembuh."

Kinan pun mengangguk lagi. "Iya, mbak. Kinan akan berdoa untuk papa."

Mereka pun terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing. Jujur saja kepala Rina sangat sakit dan tubuhnya terasa lemas dan tak bertenaga.

Tapi dia mencoba untuk menguatkan diri karena sangat mencemaskan keadaan mertuanya. Rina berharap dan berdoa semoga Tuhan memberi keselamatan dan kesembuhan kepada papa mertuanya itu.

Dia tidak bisa membayangkan jika terjadi apa-apa dengan papa mertua. Ia adalah sosok yang sangat baik dan juga sangat melindungi.

Rina masih duduk di samping Kinan dan mama mertua. Tyo dan Rindu duduk di tempat terpisah. Mereka semua menunggu dengan perasaan yang sangat cemas bercampur sedih.

Tak ada seorang pun diantara mereka yang bersuara. Semuanya saling membisu, tak berbicara satu sama lain selama berjam-jam. Sampai Dokter yang menangani papa mertuanya keluar dari ruang ICU. Mereka semua langsung berdiri dan menghampiri dokter dengan perasaan cemas.

"Bagaimana kondisi papa kami, Dok?" tanya Rina dengan suara bergetar.

"Alhamdulillah, kondisi Pak Handoyo sudah mulai stabil. Beliau sudah sadar dan sudah bisa berkomunikasi. Tapi, beliau masih harus dirawat di rumah sakit untuk beberapa hari ke depan." jawab dokter.

Mereka semua pun menghela napas lega. Semuanya merasa bersyukur karena papa bisa selamat dari serangan jantung.

"Apakah kami sudah boleh menjenguk beliau, Dok..?" tanya Rina lagi.

"Pasien sudah boleh di jenguk. Tapi saran saya untuk saat ini, sebaiknya Pak Handoyo jangan dulu di bebani dengan pikiran yang berat - berat karena itu semua dapat membuat penyakit jantung beliau akan kembali kambuh

"Terima kasih, Dok. Kami sangat bersyukur atas kabar ini." ucap Rina.

"Sama-sama. Semoga Pak Handoyo cepat sembuh dan bisa kembali pulang ke rumah." kata dokter.

Sepeninggal dokter Tatapan mata Kinan langsung beralih kepada Tyo dan juga Rindu.

"Sebaiknya Mas Tyo jangan membesuk papa. Apalagi bersama Mbak Rindu." kata cewek yang masih duduk di bangku kuliah semester akhir fakultas ilmu sosial tersebut.

"Kenapa aku tidak boleh menjenguk papa. Dia juga papaku, Kinan..?!" protes Tyo.

"Apa Mas Tyo lupa, karena Mas papa masuk rumah sakit. Apa Mas mau membuat papa kembali kena serangan jantung..? Dengar, Mas. Saat ini, sebaiknya Mas Tyo dan Mbak Rindu pulang saja. Karena Kinan yakin, papa tak ingin bertemu dengan Mas Tyo apalagi Mbak Rindu." kata Kinan dengan tegas.

Tyo ingin protes, tapi mama mertua langsung menengahi. "Sudah, ... jangan bertengkar. Ini rumah sakit,... Tyo, ....Kinan benar. Sebaiknya kamu pulang saja. Mama takut jika penyakit jantung papa kamu akan kembali kambuh jika melihat kehadiran kalian berdua di tempat ini.." kata mama mertua.

"Tapi, Mah. Tyo ingin menjenguk papa..!" Kata Tyo yang masih bersikeras ingin menjenguk papanya.

"Tyo, .. kamu masih  ingin melihat papa kamu hidup, kan..? ... jadi turuti permohonan mama sekali ini saja. Kamu pulang saja. Bawa juga istri kamu pulang. Mama mohon..!" kata Mertua Rina dengan wajah memelas dan juga lelah.

Tyo akhirnya mengalah. Dia terpaksa mengajak istri keduanya itu pulang bersamanya.

Sebelum pulang, Tyo menarik tangan Rina dan membawanya ke pojok ruangan.

"Rina, aku mau bicara sama kamu..!" ucap Tyo kepada Rina.

Rina menghela napas panjang. Enggan dia berbicara dengan Tyo.Hatinya masih lagi sakit. "Apa lagi yang mau Mas Tyo bicarakan. Aku sudah mematuhi pesan Mas Tyo untuk tidak hadir di pesta pernikahan Mas dan Rindu. Sekarang apa lagi..?"

"Katakan pada papaku  jika kamu sudah memberikan izin untuk menikah lagi dengan Rindu. Karena jika tidak, papa akan marah padaku dan penyakit jantung papaku akan kembali kambuh.." kata Tyo tanpa basa - basi dan tanpa punya malu.

"Kamu memang licik, Mas.. Kamu menggunakan penyakit jantung papamu untuk membuat aku diam dan menerima pengkhianatan kamu. Kamu benar - benar kejam dan tak punya perasaan. Kamu jahat, Mas..!"

"Sudahlah, ini semua demi kebaikan kita semua." ucap Tyo.

"Kebaikan yang mana, Mas. Kebaikan untuk Mas Tyo dan Rindu, bukan untuk aku..!" ucapku dengan kesal.

"Apa kamu mau Kinan dan mama bersedih melihat papa meninggal dunia karena serangan jantung.. ?" ucap Mas Tyo dingin.

Astaghfirullah,...... 

Andai aku boleh membunuh orang, aku ingin sekali membunuh lelaki itu sekarang...!!

 

Terpopuler

Comments

Ida Has

Ida Has

malas sama Rina lembek

2024-06-17

0

Endang Supriati

Endang Supriati

jgn mau klu ditanya cukup diam tdk usah jawab.

2024-05-05

0

Sitifirash Sulaiman

Sitifirash Sulaiman

bodoh bodoh bodoh

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!