Bab. 04

Rina bergegas merapikan kembali tempat tidur mereka yang berantakan. Dia memungut bantal guling yang berhamburan di lantai. Tanpa sengaja netranya menangkap sesuatu yang teronggok di lantai di dekat kasur tempat tidur mereka.

" Apa ini?" pikirnya seraya memungut benda kecil itu.

"Astaghfirullahalazim!" Pekik Rina seraya menutup mulut. Matanya berkaca - kaca menatap benda berbentuk segitiga itu dengan tatapan tak percaya dan juga hati yang terluka. tidur kami.

Hatiku berdebar - debar saat memegang celana dalam wanita berwarna putih susu  yang ku yakin seratus persen bukan milikku karena bentuknya yang cantik dan terbuat dari bahan yang mahal berada di tanganku.

Tubuhku bergetar hebat membayangkan apa yang sudah terjadi di kamar tidur kami. Mataku mendadak berair dan dadaku terasa sesak.

Tega sekali Mas Tyo melakukan semua ini. Mas Tyo sudah berani membawa perempuan itu dan bercinta di kamar kami di saat aku  dan anak-anak tak ada di rumah.

Mengapa Mas Tyo tega berbuat hal itu. Apa salahku padamu, Mas. Mengapa kesetiaanku harus mendapat balasan sakit seperti ini darimu? Rina merintih perih dalam hati.

Dengan langkah lesu Rina menghampiri Tyo dan menyerahkan benda 'keramat' itu padanya.

Sejenak wajah Tyo pucat pasi seperti maling yang ketangkap basah saat sedang mencuri. 

Namun kemudian terlihat dia berusaha menutupinya. Tyo mengusap wajahnya dan kemudian berdiri dengan marah.

"Apa maksud kamu memberikan ini padaku? " bentak Tyo seraya melemparkan celana dalam itu kembali pada Rina. 

"Mengapa Mas bertanya lagi padaku? Seharusnya aku yang bertanya pada Mas. Mengapa benda itu bisa berada di kamar kita. Dan mengapa kamar tidur kita berantakan padahal tadi pagi Mas lihat sendiri aku sudah merapikannya."

"Bukannya itu milikmu? dan tempat tidur yang berantakan itu, bukannya kamu yang belum membereskannya? " kata Tyo dengan ketus mencoba berkilah atas pertanyaan Rina.

 "Jangan bohong, Mas. Aku tidak punya celana dalam yang seperti itu. Jangankan membelikan celana dalam untukku, uang belanja saja kamu jatah! " jawab Rina tak kalah ketus.

Rina lelah jika harus terus mengalah pada lelaki yang tak tahu diri ini. Tyo terdiam sejenak karena merasa terpojok oleh kata - kata Rina.

"Kamu sudah pintar bicara sekarang. Sudah mulai berani membantah, kamu yah! " bentak Tyo kemudian. 

"Mas yang sudah keterlaluan. Mas selingkuh dan membawa perempuan itu ke rumah ini, iya kan? " ucap Rina dengan suara tinggi

“Rina,  itu semua tidak benar. Aku tidak pernah membawa perempuan mana pun ke rumah ini.” Elak Tyo masih mencoba berkelit. 

 “Aku tak percaya. Ini buktinya. Masih mau mengelak kamu, Mas… !” Kata Rina sambil melemparkan celana dalam tersebut ke wajah Tyo. Entah setan dari mana sehingga Rina memiliki keberanian untuk melakukan semua itu. 

PLAKKK!!   .

Sebuah tamparan melayang di pipi Rina. Sakit dan pedas rasanya... 

Air mata Rina mengalir deras tanpa bisa dia tahan. Sakit di pipinya tak sebanding dengan rasa yang ada di hatinya atas pengkhianatan suaminya itu.

Ini adalah tamparan pertama Tyo selama hampir delapan tahun pernikahan mereka.

“Bagus, sekarang Mas Tyo juga sudah main tangan. Pukul, pukul saja aku sekalian, Mas.!!" Rina menyodorkan wajahnya ke hadapan Tyo. “Biar kamu puas…!!” Bentaknya lagi. Rina mulai kalap karena merasa marah, kesal dan sakit hati. Dia tak terima dengan semua ini.

PLAKKK…………. 

Kembali Tyo menampar pipi Rina. Rina merasa pipinya semakin kebas. Tapi anehnya kali ini dia tak merasa sakit lagi. 

"Terima kasih atas tamparan kamu, Mas. Aku kini semakin yakin kalau kamu selama ini memang sudah membohongi aku. Kamu selingkuh dengan wanita yang bernama Rindu itu, iyakan. Akui saja, Mas.” ucap Rina lantang. 

Sudah kepalang basah. Akhirnya Rina mengatakan saja apa yang dia ketahui tentang perselingkuhan Tyo dengan wanita yang bernama Rindu itu. 

Tyo tak bisa lagi berkutik. Mati kutu setelah semuanya di ketahui oleh Rina.

Rina tak lagi berucap. Dia segera berlalu keluar kamar dan membanting pintu kamar dengan bantingan yang keras.

Cukup sudah... Dia tak mau lagi di injak dan di sakit harga dirinya oleh suami yang tak pernah menghargai dirinya itu.

 

Terdengar teriakan dan omelan Tyo dari dalam kamar.

"Dasar perempuan tak tahu diri. Sudah jelek, masih saja belagu. Sudah untung aku mau nikahin kamu dan tak menceraikan kamu. Kamu dan anak-anakmu itu bisanya hanya jadi beban hidup. Sekarang pake nuduh kalau aku selingkuh. Kalau memang iya, kamu mau apa..? Aku sudah muak dengan pernikahan yang toksid ini. Aku juga sudah muak denganmu. Kamu dan juga anak - anak kamu itu beban yang sebenarnya ingin aku singkirkan.! " kata Tyo.

Rina meremas dadanya yang terasa sesak dan sakit. Ya Allah, jadi selama ini dia dan anak-anaknya adalah beban bagi suaminya.  Hati Rina semakin sakit  setelah mendengar ucapan Tyo.

Mengapa tidak dari dulu saja Tyo menceraikan dirinya Jika dia adalah wanita yang tak di inginkan, mengapa masih terus bertahan di sisinya sampai mereka memiliki anak.

Kini dia baru tahu bahwa Tyo menganggap dirinya dan anak - anak mereka sebagai beban hidup.

Pantas saja dia tak pernah memperlakukan aku selayaknya seorang istri dan anak-anak adalah bagian dari hidupnya karena nyatanya kami semua tak pernah berarti dalam hidup Mas Tyo selain sebagai sebuah beban kewajiban, pikir Rina dengan hati sedih.

 

***

 

Sudah beberapa hari Karina dan Bramantyo terlibat perang dingin. Sejak pertengkaran hebat siang itu, mereka tak pernah lagi saling bicara.

Nafkah dua puluh lima ribu pun tak lagi Tyo berikan. Bahkan sudah dua hari ini Tyo tidak pulang ke rumah lagi. Rina juga tak tahu Tyo tidur di mana.

Hari sudah semakin siang. Sepulang dari pasar, seperti biasa Rina bergegas beranjak ke dapur untuk memasak dan menyiapkan makan siang untuk dia dan anak-anak.

Rina mencoba untuk bersikap biasa saja, terutama di depan anak - anak walaupun kini aku tahu bahwa Suaminya itu memiliki hubungan dengan wanita lain di luar sana. Dia juga berusaha sebaik dan sebisa mungkin menyembunyikan pertengkaran dirinya dan Tyo di depan anak-anak mereka.  

Selesai memasak Rina memberi makan anak-anaknya.. 

"Mah, mata mama bengkak. Mamah habis nangis..? tanya Rehan. Rina menggeleng.

" Tidak, mata mama hanya kelilipan.." jawab Rina.

Tiba-tiba, pintu rumahku diketuk seseorang dari luar. Rupanya yang datang adalah mertua perempuanku.

"Eh, ibu.. Silahkan masuk, Bu..!"  kataku ramah sambil mempersilahkan mertuaku itu untuk masuk ke dalam rumah kami.

Tumben banget mertuaku itu sudi mampir ke. rumah kami. Biasanya yang sering datang berkunjung adalah mertua laki - laki.

Mertua laki - laki sering mengunjungi kami untuk melihat cucunya. Sering kali dia memberi aku uang belanja karena melihat kondisi keluarga kami yang serba kekurangan.

"Tyo, apa kamu tak memberi uang belanja untuk Rina. Papa lihat anak-anak kamu nggak pernah jajan. Di rumah juga mereka tak punya cukup makanan... " tegur mertua lelaki kala itu.

"Pah, setiap hari Tyo itu kasih uang belanja ke Rina. Tapi dasar Rinanya aja yang boros dan nggak bisa ngatur keuangan. Jadi jangan salahkan Tyo kalau anak-anak nggak pernah jajan. Semua ini salah Rina sendiri karena nggak bisa ngatur uang belanja." jawab Mas Tyo ketus.

Astaghfirullahalazim, aku hanya bisa mengurut dada saat itu 

Astaghfirullahalazim, aku hanya bisa mengurut dada pada saat itu. Sebenarnya Aku bisa saja protes dan mengatakan yang sebenarnya berapa Mas Tyo memberi aku dan anak-anak uang belanja.

Akan tetapi, aku merasa nggak enak hati terhadap keluarga Mas Tyo. 

Aku tak ingin masalah kehidupan keluarga kami ini sampai kepada kedua orang tuanya Mas Tyo ataupun ibuku. 

 

“Apa yang kamu lakukan pada Tyo, Rina. Sudah dua hari ini dia tidur di rumah. Katanya kamu nggak mau lagi ngurusin suami kamu itu. Kata Tyo sudah dua hari ini kamu tidak memberinya makan… !! Kata ibu Mariani, mertuanya dan ketus. 

 

Astaga, keterlaluan sekali mas Tyo. Bukannya mas Tyo yang pergi sendiri tanpa pamit padaku. Ternyata dia pulang ke rumah orang tuanya. 

 

Parahnya lagi dia mengadu pada ibunya bahwa aku tidak memberinya makan selama dua hari. 

Bagaimana mau memberi makan, dia saja nggak pernah pulang dan memberi kami uang belanja. Payah kamu, Mas. 

 

Terpopuler

Comments

Ida Has

Ida Has

dasar bucin perempuan kok lembek banget

2024-06-17

0

S

S

Yang payah kamu suami yg selingkuh tapi kamu yang di tampar.kamu baik baik saja kan?
Gak ada gitu niatan mengakhiri hubungan toxic itu? oh palingan juga bilangnya bertahan demi anak anak.

2024-04-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!