Pukul 24. 20 Mas Tyo datang. Tyo menggedor pintu rumah dengan keras sambil berteriak memanggil nama Rina dan minta dibukakan pintu.
Dengan setengah kesal Rina membuka pintu untuk Tyo.
"Rina, .... Besok hari Minggu. Kamu sudah tahu jika besok Mas akan menikah dengan Risma. Mas harap kamu tidak berbuat macam - macam yang dapat merusak acara pernikahan kami. Kamu mengerti, Rina...!" kata Tyo dingin.
Rina hanya berlalu pergi menuju ke kamar tanpa menyahut lagi. Hatinya benar - benar sakit menerima semua itu. Tapi Rina hanya bisa menangis dalam hati. Tega sekali kamu, Mas..!
****
Tyo masuk ke dalam kamar dan melihat Rina yang masih duduk di atas kasur sambil menangis diam - diam. Dia berjalan menghampiri Rina.
"Rina, ..... " Panggil Tyo.
Rina diam tak bergeming. Sibuk dengan air mata dan isaknya. Selimut yang menutupi tubuhnya sudah ada beberapa bagian yang basah oleh air matanya.
Tyo duduk di depan Rina dan berkata, "Rina, temani aku tidur malam ini. Sudah lama kamu tidak melayani aku. Malam ini kamu harus melayani aku karena besok aku mau menikah dengan Risma.. " ucapnya sambil menarik Rina ke dekatnya.
Rina memberontak dan berusaha melepaskan diri. Dia mendorong tubuh Tyo agar menjauh darinya. Tak sudi lagi Rina di sentuh oleh lelaki bajingan itu.
"Lepaskan, Mas. Aku nggak sudi lagi kamu sentuh. Kamu sungguh menjijikkan, Mas.!" sentak Rina sambil membuang muka.
Tyo mulai kesal dengan penolakan Rina. Lelaki itu kembali menarik Rina dengan kasar dan berkata "Rina, kamu itu masih istriku. Aku belum menceraikan kamu. Jadi aku berhak menuntut hakku..!" bentak Tyo.
Memang benar apa yang dikatakan Tyo, tapi Rina tak sudah tak ingin lagi di sentuh oleh lelaki pengkhianat itu. Dia merasa jijik. Jadi biarpun di sebut istri durhaka ataupun mau dibilang dosa, Rina sudah tak peduli. Rina tetap menolak Tyo dengan berbagai cara.
Maka inilah akhirnya yang Rina katakan pada lelaki yang masih berstatus suaminya itu.
"Kalau begitu, ceraikan saja, Rina sekarang, Mas. Aku tak sudi kamu sentuh setelah kamu mengkhianati aku dengan wanita murahan itu.!" ucap Rina balas membentak Tyo.
Plakkk.... tangan Tyo melayang di pipi Rina.
"Jangan pernah kamu menyebut Rindu dengan sebutan wanita murahan.Dia tak seperti itu. Andai bukan karena papa, aku sudah menceraikanmu, Dasar perempuan tak tahu diri..!" semprot Tyo.
Rina jadi semakin meradang mendengar Tyo membela wanita murahan itu.
"Kalau begitu tunggu apa lagi. ceraikan Rina sekarang, Mas. Tak usah mikirin papa, masalah papa Mas Tyo, biar jadi urusanku. Sekarang juga mari kita bercerai...!" tantang Rina.
Kepalang tanggung, Rina sudah terlanjur geram dan marah. Karena wanita itu, Tyo sudah berani ringan tangan padanya. Jika dulu hanya mulutnya saja yang pedas melukai hatinya, kini tangannya juga ikut bicara menyakiti pisiknya.
Rina berdiri dan berkacak pinggang di depan lelaki pengecut itu. Panas akibat tamparan Tyo tidak sepanas di hatinya yang sudah dibakar emosi.
Rina sudah cukup bersabar dan mengalah. Tapi sepertinya semua itu malah semakin membuat Tyo lupa diri dan terus seenaknya memperlakukan dirinya dengan kasar lagi tak berperasaan.
Tyo menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masalahnya, tak semudah itu. Papaku sudah mengancam akan mengeluarkan aku dari daftar ahli warisnya jika aku bercerai denganmu." kata Tyo lagi.
Rina sebenarnya sangat terkejut mendengar pengakuan Tyo.
"Jadi itu sebabnya selama ini Mas Tyo tidak pernah menceraikan aku karena dia takut dikeluarkan dari daftar warisan. Memang mertuaku yang laki-laki memiliki banyak tanah warisan dan juga kebun. Dasar serakah dan licik. Ketahuan sekarang belangmu, Mas," ucap Rina dalam hati.
Mengetahui hal itu membuat Rina kini semakin membenci lelaki itu. Kini dia tahu, hanya demi warisan saja Tyo tetap bertahan tak menceraikan dirinya. Bukan karena hal lain.
"Ohh, jadi karena itu kamu tak ingin menceraikan aku.....ckckckck, licik kamu, Mas. Aku makin jijik sama kamu. Sekarang juga aku minta kamu ceraikan aku Mas..!" bentak Rina dengan emosi.
"Tidak semudah itu, Rina. Kamu ingin bercerai, layani dulu aku. Baru aku kabulkan permintaan kamu...!" ucap Mas Tyo dengan senyuman liciknya.
Rina tahu, Tyo pasti berbohong. Delapan tahun dia hidup satu atap dengan lelaki itu membuat Rina jadi tahu sifat dan karakter Tyo.
"Cihh, aku tak percaya padamu lagi, Mas. Lagi pula, bukankah besok kamu akan menikah dengan Rindu. Kenapa nggak minta jatah saja pada calon istrimu itu. Bukankah kalian sudah pernah melakukan hal itu sebelum menikah. Jadi wanita apa namanya yang menyerahkan dirinya sebelum menikah kalau bukan wanita murahan.." kata Rina dengan nada mengejek.
Mendapati penolakan dari Rina dan juga mendengar kata - kata ejekan yang Rina tujukan untuk wanitanya, membuat Tyo naik pitam,
Dengan kasar dia menarik tangan Rina lalu kemudian mendorong tubuh wanita itu hingga rebah di atas kasur. Tyo kemudian menindih dan menghimpit tubuh Rina dengan penuh nafsu.
Rina berontak sekuat tenaga agar lepas dari himpitan Tyo. Namun tenaganya kalah kuat dengan Tyo yang sudah kalap dan dirasuki nafsu setan.
Akhirnya, Tyo berhasil juga melampiaskan Hasratnya di atas tubuh Rina yang basah oleh air mata dan juga luka.
Rina menangis tak bersuara sementara Tyo puas bermain di atas tubuhnya.
Air mata Rina tak henti-hentinya mengalir. Hatinya hancur dan remuk. Sungguh, rasanya dia ingin mati saja. Sedih, kecewa dan benci jadi satu di dalam hatinya.
Tega sekali Mas Tyo melakukan hal itu padaku. Dia masih meminta jatah padanya padahal jelas - jelas dia mengatakan padaku akan menikah lagi pada keesokan harinya dengan wanita lain walaupun tanpa izin diriku.
Sungguh, aku tak habis pikir, kemana hati dan perasaan Mas Tyo sebagai suami. Dia sama sekali tak pernah menghargai perasaanku sebagai istri.
Malam itu, adalah benar-benar menjadi malam yang amat panjang dan juga melelahkan. Sampai pagi Rina tak dapat memejamkan matanya. Semalaman juga dia menangis sampai pagi menjelang. Saat bangun untuk solat subuh, matanya bengkak dan sembab.
Subuh itu Rina memaksakan diri untuk bangun dan membersihkan diri. Dia kemudian melaksanakan solat subuh. Dengan tubuh gemetar Rina menundukkan kepalanya di hadapan Sang Khaliq.
Dia menumpahkan seluruh keluh kesah dan kesedihan di hatinya kepada Sang Pemilik takdir. Rina menangis menumpahkan air mata dalam sujudnya kali ini.
Pagi harinya, Tyo bangun dan bergegas pergi dengan terburu - buru tanpa pamit pada Rina. Dia sudah terlambat bangun dan dikejar oleh waktu. Padahal hari ini adalah hari pernikahannya dengan Rindu
Rina tidak pergi ke pasar ataupun berjualan kue. Tak tidur semalam dan terus menangis membuat tubuhnya ambruk.
Rina merasa tak enak badan dan tubuhnya mengalami demam tinggi. Tubuh dan jiwa Rina sakit ....
Lengkap sudah penderitaan. Di tinggal menikah lagi oleh suami dan sekarang dia pun juga harus sakit. Benar - benar lengkap penderitaanmu, Rina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
martina melati
bukanny rindu? ato nama panjangny risma rindu? rindu risma?
2024-06-17
0
S
aku si berharap Rina edan saja daripada ia tak bisa berbuat apa apa
2024-04-13
1
Sitifirash Sulaiman
Kerna kau bodoh Rina..terlalu bodoh
2024-04-13
0