Pagi harinya, Tyo bangun dan bergegas pergi dengan terburu - buru tanpa pamit pada Rina. Dia sudah terlambat bangun dan dikejar oleh waktu. Padahal hari ini adalah hari pernikahannya dengan Rindu.
Rina tidak pergi ke pasar ataupun berjualan kue. Tak tidur semalam dan terus menangis membuat tubuhnya ambruk.
Rina merasa tak enak badan dan tubuhnya mengalami demam tinggi. Tubuh dan jiwa Rina sakit ....
Lengkap sudah penderitaan. Di tinggal menikah lagi oleh suami dan sekarang dia pun juga harus sakit. Benar - benar lengkap penderitaanmu, Rina.
***
POV Bramantyo.....
"Sah, .... " terdengar suara saksi yang mengatakan bahwa ijab qabul yang aku ucapkan, sah.
Tyo menarik napas lega....
Akhirnya setelah sekian lama cita-citanya untuk menikahi Rindu pun terlaksana juga. Pernikahan antara dirinya dan Rindu berlangsung cukup meriah. Banyak tamu undangan yang datang untuk memberikan selamat.
Tyo menatap Rindu dengan penuh haru. Betapa dia sangat mencintai wanita itu.
Akan tetapi kemudian sebersit rasa bersalah hadir di hatinya ketika dia teringat Rina, istrinya yang kini sedang ada di rumah dan juga anak - anaknya.
Sebenarnya dia merasa tak tega saat melihat Rina yang menangis sedih karena tak terima dengan keputusannya untuk menikahi Rindu..
Akan tetapi dia tak punya pilihan karena Rindu mengancam akan menikah dengan lelaki lain jika Tyo tak segera menikahi wanita itu.
Maklum saja usia Rindu sudah tak bisa di bilang muda lagi. Papa dan mamanya sudah mendesak agar dia segera menikah. Akan tetapi Rindu yang masih mencintai Tyo, tetap setia menunggu hingga Tyo resmi bercerai dengan Rina.
Seiring berjalannya waktu rupanya papa mengetahui hubungan dia dengan Rindu yang masih berlanjut bahkan setelah Tyo menikah dengan Rina. Dan juga rencana Tyo yang akan menceraikan Rina setelah satu atau dua tahun menikah dengan wanita itu.
Maka papa memberi ultimatum tegas pada Tyo bahwa jika sampai dia menceraikan Rina, maka dia tak akan mendapatkan sepeser pun harta warisan dari papanya. Semua harta warisan milik Tyo itu akan jatuh ke tangan Rina dan juga anak - anaknya.
Tentu saja Tyo tak ingin semua itu terjadi. Tapi dia juga tak ingin kehilangan Rindu, wanita yang sangat dia cintai.
Maka dengan berat hati dia terpaksa menjalani hubungan dengan Rindu secara sembunyi - sembunyi.
Rindu adalah kekasih Tyo sejak di bangku kuliah. Mereka berpacaran sekian lama tapi terhalang oleh restu dari papanya Tyo.
Puncaknya adalah peristiwa naas itu. Malam itu, ketika Tyo mengendarai motor menuju ke rumahnya selepas mengantar Rindu pulang.
Tanpa sengaja, motor yang dia pakai menabrak gerobak bakso berikut penjualnya. Pria malang itu akhirnya tak tertolong lagi setelah sempat di rawat di rumah sakit.
Tentu saja papanya marah besar. Saking marahnya papanya itu sampai menyeret Tyo ke polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Untung saja setelah ada pembicaraan antara pihak keluarga dan juga keluarga korban, jatuhnya pihak korban tak mengajukan tuntutan.
Namun sebagai gantinya, mau tak mau Tyo harus menikahi Rina, anak perempuan pertama dari lelaki yang tertabrak tepat sebelum lelaki itu menghembuskan napas terakhirnya.
***
"Mas, kamu kok melamun, sih.. " sentak Rindu dengan wajah cemberut ketika para tamu undangan menyalami mereka untuk memberikan ucapan selamat.
"Ehh, Mas tidak melamun, sayang. Mas hanya teringat pada kedua orang tua Mas yang tidak bisa hadir di pesta ini.." ucap Tyo.
"Ohh, ... iya, Mas. Rindu juga sedih karena papa dan mama Mas Tyo tidak bisa hadir di pesta pernikahan kita.. "
ucap Rindu dengan ekspresi wajah sedih.
Huh, aku membatin dalam hati. maafkan Mas, Rindu. Sebenarnya Mas tidak berani mengatakan tentang pernikahan kita kepada Papa dan mama.
Khususnya Papa, karena sudah tentu Papa akan marah besar jika sampai mengetahui pernikahan kita ini.
Beda halnya dengan mama aku. Dia tak pernah menyukai Rina, jadi sebenarnya untuk mama, tak ada masalah. Beliau pasti merestui saja kalau aku menikah. dengan Rindu.
Tiba-tiba, Tyo mendengar keributan di luar sana. Ada seorang tamu undangan yang marah - marah dan memaksa masuk untuk bertemu dengan mempelai pria.
Jantung Tyo berdetak kencang karena takut membayangkan jika tamu undangan yang dimaksud itu adalah Rina dan anak-anaknya.
Tiba-tiba Tyo mendengar suara Papa yang membentaknya.
"BRAMANTYO KUSUMA,..!!....kamu harus menjelaskan pada Papa, apa maksud dari semua ini...?"
Pak Handoyo, papanya sudah berdiri tegak di depan Bramantyo dengan wajah sangar dan penuh aura kemarahan. Tapi tak ada Rina dan juga anak - anaknya di sana. Kemana Rina, pikirnya.
Bramantyo menduga pastilah Rina yang telah melaporkan semua ini pada papanya. "Awas saja, aku akan perhitungan denganmu, Rina.!"Ucap Tyo dengan hati geram.
Di sebelah Papa ada adiknya Kinanti dan juga mama yang tertunduk dengan wajah sedih dan lesu.
"Papah,.... " Wajah Tyo merona merah seperti kepiting rebus karena malu. Seperti maling yang ketangkap basah oleh tuan rumah saat sedang mencuri.
"APA,...Jangan coba - coba kamu memanggilku dengan panggilan itu. Cihhh, aku sangat malu punya anak pengkhianat dan pengecut seperti kamu.." bentak Papa.
"Pah, Tyo bisa jelaskan semua ini. Rina sudah memberi izin untuk Tyo menikah lagi dengan Rindu.. " ucap Tyo dengan penuh percaya diri.
Bisik - bisik para tamu undangan terdengar di belakang. Mereka membicarakan kejadian ini. Wajah Rindu tampak pucat pasi mungkin karena malu dan juga takut.
Mertua Tyo dan juga keluarga Rindu yang hadir tampak masih kebingungan dengan semua yang terjadi.
"Dasar pembohong. Cuihhh, aku tak percaya padamu, Tyo. Sekarang juga, kamu ikut papa pulang. Aku ingin bertanya langsung pada Rina, benarkah dis sudah memberikan izin untuk kamu menikah lagi... "
Waduh, bisa gawat ini. Bagaimana kalau Rina bilang yang sebenarnya terjadi sama papa. Bakalan papa marah besar, Nihh...
Lagian, siapa juga yang memberi tahu papa perihal pernikahanku dengan Rindu.
Kalau sudah begini, ribet jadinya. Aku tak bisa menjelaskan perihal semua ini sama Papaku.
"Tidak bisa, Pah. Hari ini adalah hari pernikahan Tyo. Tak mungkin Tyo pergi meninggalkan Rindu. Tyo akan jelaskan soal ini nanti. Sekarang papa pulang saja lebih dahulu. Nanti Tyo menyusul." Kataku.
"Kinan, bawa papa dan mama pulang sekarang..!!" aku langsung menyuruh adikku untuk segera membawa papa pulang. Karena kehadirannya di tempat ini sudah pasti akan mengacaukan acara pesta ini.
"Mas Tyo kok ngusir papa, sihh. Harusnya kakak itu memberi tahu ayah soal kakak menikah lagi.. " ucap Kinan dengan mata melotot. Rupanya dia enggan ketika Tyo menyuruhnya untuk membawa papanya pulang.
"Itu sama saja dengan aku cari mati, bego..! bisikku pada Kinan.
"Tapi, pada akhirnya papa juga tahu jika kakak menikah dengan kak Rindu.!"
Aku terdiam mendengar kata - kata Kinan Sudah kepalang basah aku harus memilih antara Rindu atau Rina. Dan tentu saja aku lebih memilih Rindu karena aku sangat mencintai wanita itu.
"Kamu,...!! Berani kamu mengusir papamu sendiri dan lebih memilih wanita murahan itu dari pada Istrimu," bentak papa dengan mata melotot marah.
Mamaku menarik papa untuk segera pergi dari tempat itu. Karena kini drama rumah tangga dan pernikahanku dengan Rindu jadi tontonan gratis para tamu undangan dan juga para tetangga Rindu.
Rindu sudah menangis karena merasa sangat malu. Aku semakin emosi dan kalap.
"Pah, papa sadar, nggak, papa itu telah menghina Rindu. Rindu itu sekarang istri Tyo, Pah. Dia juga menantu papa..!!"
"Cuihhh, ... selamanya papa nggak akan menganggap wanita murahan itu sebagai menantu papa. Kamu dengar itu, Bramantyo..!"
"Papa sudah keterlaluan..! Sekarang juga papa pergi dari rumah ini. Kedatangan papa di tempat ini hanya membuat kacau pesta pernikahan Tyo." Bentak Tyo.
Dia sangat kesal karena papanya datang dan merusak semuanya. Dia juga malu pada Rindu dan keluarganya.
"Kau, dasar anak durhaka, .... mulai sekarang kamu akan papa co... .. "
Pak Handoyo tidak jadi meneruskan kata - katanya. Dia memegangi dadanya yang tiba - tiba terasa sakit.
"Papa... !" Tyo berseru kaget sambil buru - buru memegangi papa.
Namun papanya menolak di sentuh dan malah mendorong tubuh Tyo sebelum
jatuh tersungkur di lantai.
Rupanya penyakit jantung Pak Handoyo kambuh. Pak Handoyo akhirnya pingsan dan tak sadarkan diri.
Tyo melongo, bingung...
Rindu menangis di pelukan ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments