Bab. 05

“Apa yang kamu lakukan pada Tyo, Rina. Sudah dua hari ini dia tidur di rumah. Katanya kamu nggak mau lagi ngurusin suami kamu itu. Kata Tyo sudah dua hari ini kamu tidak memberinya makan… !! Kata ibu Mariani, mertuanya dan ketus. 

 

Astaga, keterlaluan sekali mas Tyo. Bukannya mas Tyo yang pergi sendiri tanpa pamit padaku. Ternyata dia pulang ke rumah orang tuanya. 

 

Parahnya lagi dia mengadu pada ibunya bahwa aku tidak memberinya makan selama dua hari. 

Bagaimana mau memberi makan, dia saja nggak pernah pulang dan memberi kami uang belanja. Payah kamu, Mas. 

 "Sepertinya bukan begitu cerita yang sebenarnya, Mah.." jawab Rina.

"Jadi maksud kamu anakku itu berbohong.. Iya, gitu, maksud kamu, Mina..?" tanya Mertua Rina.

Mata mertuanya itu hampir melompat keluar karena kesal mendapat bantahan dari sang menantu.

Rina merasa gugup dan serba salah karena dipelototin seperti itu.

Sejak awal Rina menyadari bahwa mertuanya itu tak pernah menyukai dirinya. Seringkali Rina merasa tak nyaman saat melihat tatapan yang menyiratkan ketidaksukaan ditujukan padanya.

Mertua Rina yang perempuan adalah orang yang paling tidak setuju ketika Pak Handoyo, papa mertuanya meminta Tyo untuk menikahi Rina. Ibu Mariani, bahkan menyatakan ketidak sukaannya secara terang - terangan di hadapan ibunya Rina.

"Bukan seperti itu, Mah. Mama kan belum mendengar cerita versi Rina. Semua yang mama dengar itu hanya menurut cerita dari Mas Tyo saja." sahut Rina.

"Eallaahhh, apa kamu pikir aku mau percaya sama cerita kamu itu. Pasti kamu mau menyangkal semua cerita Tyo itu, kan. Dasar kamu memang tak tahu diri. Dengar Rina kamu itu harusnya bersyukur masih untung Tyo mau menikahi kamu. Benar kata  Tyo, kamu itu sudah jelek, belagu pula. Tega - teganya kamu membiarkan putraku  kelaparan." maki Mertuanya sambil berkacak pinggang.

Lagi, pada saat itu Rina hanya bisa mengurut dada mendengar ucapan mertuanya. Sakit sekali rasanya di maki dan dikatai dengan kata - kata kasar seperti itu. Namun dia lebih memilih untuk bersabar.

Sikap mertua perempuannya sebelas dua belas dengan Tyo. Sama-sama kasar dan suka memaki orang.

Sebenarnya Rina bisa saja protes dan mengatakan yang sebenarnya mengapa Tyo sampai pergi meninggalkan rumah kontrakan ini. Tapi Rina terlalu malas untuk berdebat dengan mertuanya. Nggak ada gunanya sama sekali.

"Maaf, Mah. Mungkin mama dan Mas Tyo benar. Rina memang menantu yang tak tahu diri. Tapi Rina melakukan semua itu karena Mas Tyo telah berbuat sesuatu yang menyakiti hati Rina.." jawab Rina mencoba membela diri.

"Kamu jangan mengelak dan mencari alasan, Rina. Tyo sudah cerita semuanya pada mama. Dia bilang kamu itu sudah berubah. Kamu bukan Rina yang dulu lagi. Kamu sudah tidak mau mengurus suami kamu lagi. Benarkan seperti itu?"

"Kenapa mama tidak bertanya sendiri pada putra kesayangan mama itu apa yang telah dia lakukan sampai Rina tak mau mengurus Mas Tyo lagi..." ucap Rina dengan suara yang sedikit bergetar.

"Dasar menantu kurang ajar Cihh, . Benar kata Tyo kalau kamu sudah sekarang berubah. Sekarang saja kamu sudah berani membantah ucapan mama.!!" bentak ibu Mariani lagi.

"Rina tak bermaksud untuk membantah mama. Maksud Rina melakukan semua itu karena Mas Tyo yang memulai. Mas Tyo itu selingkuh dengan perempuan yang bernama Rindu. Walaupun Mas Tyo belum mau mengakuinya.." sahut Rina.

"Wahh, jadi kamu mengakui kalau kamu menelantarkan suami kamu. Juga tentang kamu yang sering meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan suami. Apa begitu sikap seorang istri yang berbakti? Suami sudah susah payah bekerja untuk anak istri dan pulang kerja malah di suguhi wajah masam. Mana nggak di siapin makanan lagi. Bagaimana suami kamu nggak selingkuh jika perlakuan kamu seperti itu kepada suami? Mama sih, setuju kalau Tyo selingkuh sama perempuan yang bernama Rindu itu. Mungkin saja, perempuan itu jauh lebih baik daripada kamu.." ucap mertuanya dengan wajah julid dan senyum sinis.

"Mah.. Istighfar, Mah. Masa anak selingkuh dan berbuat dosa mama malah mendukung. Seharusnya mama itu menasehati Mas Tyo agar kembali sadar dan menjadi suami yang bertanggung jawab." ucap Rina kesal.

"Diam, kamu..!" berani sekali kamu menasehati mama tentang mana yang baik dan yang buruk. Mama jauh lebih tahu tentang sifat dan perilaku anak ibu. Sebenarnya mama juga sudah tahu tentang hubungan Tyo dan perempuan yang bernama Rindu itu karena Tyo sudah pernah bertemu dengannya..!."

Mulut Rina tak bisa mengatup saking kagetnya mendengar ucapan mertuanya. Jadi mama mertuanya itu sudah mengenal Rindu. Dan mertuanya itu sudah tahu kalau Tyo selingkuh dengan wanita itu tapi dia diam saja. Jahat sekali..

Di mana hati nurani dan pikiran perempuan yang selama delapan tahun ini sudah dia panggil dengan panggilan mama itu.

Rupanya kebencian mertuanya itu pada Rina telah menutupi mata hatinya untuk melihat kebenaran.

Rina menggelengkan kepala dan menghela napas panjang. Dadanya semakin sesak oleh penghinaan dan makian mertuanya. Kini harus ditambah dengan pengakuan mertuanya yang sungguh sama sekali tak diduganya.

"Rina tak habis pikir, tega - teganya mama melakukan semua itu. Apa mama tak ingat bahwa mama juga punya anak perempuan. Bagaimana perasaan Kinan jika suatu saat dia juga mengalami nasib yang sama seperti Rina, Mah..?" ucap Rina sambil terisak.

"Alahhhh, jangan bawa - bawa Kinan dalam persoalan ini. Kinan itu tidak seperti kamu. Putriku itu cantik dan terpelajar. Dia akan mendapatkan suami yang bagus pekerjaannya dan juga mertua yang akan menyayangi dia. Tidak seperti kamu, sudah jelek, nggak ada sekolahnya sudah itu nggak tahu diri lagi... "

"Cukup, Mah. Jika mama datang ke sini untuk mencaci-maki dan menghina Rina, maka sudah cukup Rina rasa. Sekarang Rina tahu, seperti apa sikap mama dan Mas Tyo terhadap Rina. Silahkan mama pulang saja kalau tak ada lagi kepentingan dengan Rina." usir Rina secara halus. Hatinya benar-benar sakit.

"ohh, jadi kamu mau mengusir mama, begitu..?" bentak mertuanya dengan galak dan berkacak pinggang.

"Bukan begitu, mah. Rina tak bermaksud untuk mengusir mama. Tapi jika kedatangan mama hanya untuk menambah sakit hati Rina, maka sebaiknya mama pulang saja.!!"

"Kamu...!" ibu Mariani sudah terayun ke atas tapi kemudian urung dan turun kembali.

"Kenapa berhenti, mah. Mama tersinggung dengan ucapan Rina...?" tanyaku sambil mengangkat dagu dan menatap wanita yang pernah melahirkan Tyo itu dengan tajam.

"Dasar menantu kurang ajar.. ! " desis Ibu Mariani geram.

"Maafkan saya, mah. Saya memang tak pernah baik di mata mama. Maka dari itu, sebaiknya mama pulang saja sebelum menantu mama yang tak tahu diri ini berbuat sesuatu yang mungkin akan aku sesali kemudian."

"Kamu mama ngancam mama..? Berani kamu,...?"

"Rina tidak berani, hanya saja apa yang mama lakukan sudah keterlaluan. Oh iya, satu lagi, ......jangan lupa sampaikan juga pada putra mama yang baik hati itu. Jika dia memang ingin menikah dengan wanita yang bernama Rindu itu, maka sebaiknya selesaikan saja masalahnya dengan Rina terlebih dahulu." ucap Rina kemudian.

"Maksud kamu apa...?" tanya ibu Mariani dengan raut wajah kesal.

"Maksudnya, ceraikan Rina dulu. Tolong ajari anak mama itu agar jangan jadi laki - laki pengecut yang berlindung di bawah ketek ibunya saja" ucap Rina dengan tajam dan tanpa ada keraguan.

"Hahh, sombong sekali. Apa kamu sudah pikirkan masak - masak tentang niat kamu untuk bercerai dengan Tyo. Kalau kalian  bercerai. Lalu bagaimana nasib anak - anakmu. Apa kamu nggak mikir, bahwa anak - anakmu masih membutuhkan papanya."

"Justru karena Rina memikirkan anak-anak, Mah. Maka Rina memutuskan untuk bercerai saja dari Mas Tyo. Karena Rina tidak ingin melihat nasib mereka terus seperti ini. Papa mereka adalah  suami yang kurang bertanggung jawab."

Ibu Mariani menatap Rina penuh emosi. Dia tak terima karena Rina mengatakan jika anaknya adalah suami yang tak bertanggung jawab.

"jaga ucapanmu, Rina. Kamu harusnya pikirkan masak - masak sebelum berucap seperti itu. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari." Ucap Ibu Mariani berapi-api.

Rina terdiam tak bergeming di hadapan mertuanya.

Yah memang benar, Dia harus pikirkan masak - masak keinginannya untuk bercerai dari Tyo agar dia tidak menyesal di kemudian hari.

Namun jika sudah begini keadaannya, masih sanggupkah dia bertahan.

Rina harus memilih dan memutuskan apakah dia akan bertahan demi anak - anaknya atau mengakhiri saja rumah tangganya bersama Bramantyo.

Terpopuler

Comments

𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟² 𝑑𝑟𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔🤣

2024-04-13

0

Sunarmi Narmi

Sunarmi Narmi

Pilih cerai lah Rina..kmu bersih rmh tetangga dpt 50 rb...dri Tyo 25 rb...suami sdh dholim ngapain dipaksa dipertahankan....selingkuh lagi..buktikan kmu kuat,kmu bisa mandiri demi anak"...memang tdk mudah jg menjdi Seorang ibu dn seorang suami dri 2 orang anak..tpi yakinkan hatimu kmu wanita hebat bisa luwes apa saja mau berperan jdi bpk atau ibu..tunjukan kmu Wanita hebat krn melahirkan putra putri yg cerdas...semangat Rina...

2024-04-13

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!