Dara sudah sampai di hotel. Membaca namanya, Hotel Diora. Hotel ini adalah hotel khusus yang diperuntukkan bagi orang-orang yang kaya. Memasuki hotel, jika tidak membawa katu tidak akan bisa masuk.
Bisa masuk jika itu adalah undangan. Dara membawa undangan, tentu saja dia bisa masuk.
Dara masih enggan untuk masuk, dia benar-benar tidak ingin masuk. Apalagi penampilannya yang membuatnya merasa tidak percaya diri.
Saat Dara memikirkan keengganannya untuk masuk, Lusi bersama ayah dan ibunya serta kakaknya berjalan ke arahnya yang masih di depan pintu lobi.
"Ayah, ibu, kakak, kalian duluan, aku masih menunggu temanku Mirna." Kata Lusi pada kedua orang tuanya, Tuan Morgan dan Nyonya Morgan dan kakaknya, Jimmy.
"Jangan terlambat kalau tidak ingin kakek marah!" Pesan Morgan.
"Iya, Ayah. Aku tidak akan terlambat." Jawab Lusi.
Morgan, Nyonya Morgan dan Jimmy kemudian pergi dan langsung masuk setelah melalui pemeriksaan oleh keamanan.
Dara melihat ketiga orang itu masuk, dia menjadi pesimis. Akankah dia lolos pemeriksaan? Dara makin tidak percaya diri.
"Daraaaaa... Hihi.. Kamu mau kemana? Apa kamu nau masuk ke sana? Itu mimpi. Orang miskin sepertimu mau masuk hotel mewah, mana mungkin? Aku sarankan sebaiknya kamu pulang saja daripada mempermalukan dirimu sendiri." Lusi berjalan mendekati Dara dan kini berada di sampingnya.
"Aku diundang oleh Tuan Suganda." Jawab Dara.
Lusi pun tersenyum mengejek, "Haha, kakekku mengundangmu? Mimpimu terlalu tinggi, Dara. Kamu tidak memandang dirimu sendiri dan ingin mempermalukan dirimu? Sekali lagi aku sarankan sebaiknya kamu pulang."
"Lusi, aku ingin tanya, kenapa kamu begitu membenciku? Bukankah aku tidak pernah membuat masalah denganmu?" Tanya Dara.
"Itu bukan urusanmu. Dengar, ya! Hari ini kakek akan kedatangan tamu terhormat. Aku tidak ingin kamu mengganggu acara kakekku. Pergilah!" Suara Lusi makin tinggi.
Mendengar Lusi mengucapkan 'tamu terhormat', Dara ingat Kakek Suganda mengatakan kalau dirinya adalah tamu terhormat. Apa mungkin itu adalah dirinya?
Seorang wanita cantik dan pria tampan berjalan melewati mereka. Dara yang berdiri di samping sebelum pintu lobi melihat jelas wajah itu. Dia mengenalnya.
"Bibi Cintya?" Panggilnya, namun dia tidak yakin. Wanita dan pria itu menoleh.
"Eh, Dara, kamu tahu, dia adalah Presiden Dana Resort. Kamu jangan mengada-ada." Lusi yang bicara.
Cintya mendatangi Dara dan Lusi, "Gadis Kecil, apakah aku mengenalmu"
Dara kebingungan, dia memang mengenal wanita itu. Dia tidak ingat bagaimana dia mengenalnya.
"Eh, a-aku, tidak, aku salah orang." Jawab Dara dengan gugup.
"Namaku memang Cintya." Sahut Cintya sambil tersenyum.
"Maaf, Nyonya. Aku salah orang. Maafkan aku!" Dara membungkuk sambil meminta maaf.
"Kamu tidak salah, tidak perlu meminta maaf, bukan?" Cintya memegang bahu Dara, "Aku masuk dulu, ya. Kamu juga mau menghadiri undangan Tuan Suganda?" Tanya Cintya. Dara.mengangguk.
"Nyonya Cintya, dia hanya anak miskin yang menghayal diundang oleh kakekku. Lihat saja dia membawa bungkusan lusuh. Apakah itu layak untuk hadiah ulang tahun kakekku?" Lusi ingin Cintya membelanyanya.
"Gadis, apa maksudmu tidak layak? Kalau memang kakekmu mengundangnya, kenapa kamu malah menghinanya? Bukankah tidak mungkin dia mengada-ada?" Jawab Cintya.
"Gadis Kecil, aku masuk dulu, ya. Kalau memang diundang oleh Tuan Suganda, kamu masuk saja. Jangan dengarkan dia." Ucap Cintya pada Dara. Dara pun membungkuk pada Cintya. Cintya tersenyum dan lalu meninggalkan tempat itu bersama suaminya.
Setelah kepergian Cintya dan suaminya, Lusi terus saja mengejek dan menghina Dara. Dara sebenarnya tidak ingin masuk, namun dia tidak enak. Suganda telah memperhatikannya dan memberinya undangan. Apalagi tadi malam juga dia diberi banyak uang.
Dara akhirnya memutuskan untuk masuk nanti setelah Lusi masuk. Dara membiarkan Lusi terus saja menghinanya. Itu tidak masalah. Dara sebenarnya adalah gadis yang kuat. Dia bisa melakukan apa saja yang dia mau. Namun Kakek berpesan agar Dara lebih berhati-hati menggunakan kekuatannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 187 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jangan suka menilai sesuatu dari covernya Lusi,Ntar kamu yg kenak serangan jantung..
2024-05-06
1
Qaisaa Nazarudin
Nah kan ku hilang juga apa,Suganda itu kakeknya Lusi..
2024-05-06
0