Ternyata tidak semudah yang Hilda pikirkan . Dia lupa , sudah terlalu lama ia tidak bekerja di perusahaan.
Dengan kasar ia melempar kertas - kertas itu , hingga semuanya berserakan di lantai.
" Aarrrgghhhhhh...sialan kamu Antoni , kamu membuat aku pusing , kenapa kamu main pergi saja....seharusnya kamu memohon padaku....aaarrggghhhh ".
Hilda makin kesal ketika kembali teringat pertemuannya dengan Fatimah. Putrinya itu dengan tegas menolak kembali ke rumahnya.
Tiba - tiba Hilda menangis tetapi sejenak kemudian ia tertawa tapi masih terdengar tangisnya.
" Mama harus bagaimana Hana , agar kamu mau kembali ke Mama, kenapa kamu tega meninggalkan Mama sendirian Han ".
Baru sekarang ia benar - benar merasa kesepian . Dendam yang tadinya berkobar dan juga amarah kini menguap begitu saja entah kemana.
Hilda kini seperti kehilangan taringnya , apa yang ia banggakan nyatanya tidak bisa membuat Antoni dan Fatimah menurut padanya.
" Maafkan Mama Hana , maafkan Mama ".
Hilda menghapus air matanya, seperti mendapat hidayah , tiba - tiba otaknya bisa berfikir dengan jernih.
Umurnya tidak lagi muda , lalu ia akan menghabiskan masa tua bersama siapa kalau bukan bersama putri dan suaminya. Harta yang banyak juga tidak akan bisa membuatnya hidup selamanya.
Beruntung ia belum mengajukan gugatan cerai pada Antoni. Sejujurnya di hati Hilda sudah tumbuh rasa cinta pada sang suami.
Sifat Antoni yang penyabar dalam menghadapinya dan juga orangnya yang sederhana tidak pernah macam - macam , membuat hati Hilda akhirnya luluh juga.
Namun ego dan dan juga gengsi , ia malu mengakuinya, kini setelah Antoni pergi ia baru menyadari cinta tulus Antoni untuk dirinya.
Dan tanpa sadar nama Samudra pun sudah tidak ada di hatinya.
Hanya saja kemaren ia belum bisa terima melihat Aisyah yang hidup bahagia melebihi dirinya, sampai harus menyuruh sang anak untuk menghancurkan Adam , adik Aisyah , agar Aisyah merasakan sakit hati. Padahal ia tau Aisyah tidak salah apa - apa padanya , apalagi Adam , anak itu korban keegoisannya.
" Aku harus menemui mereka ". Hilda pun meninggalkan perusahaan begitu saja. Ia menyuruh asistennya untuk membereskan kekacauan di dalam ruang kerjanya.
Sementara itu Fatimah mencoba menghubungi Adam , ia ingin bertemu secara pribadi . Tetapi rupanya Adam tidak membalas pesannya, bahkan membacanya pun tidak.
" Sia - sia gue minta nomor Adam sama Wati , ternyata tidak berguna ".
" Gue tau elo benci sama gue Dam , tapi bagaimana caranya gue minta maaf kalau sekedar membalas pesan gue saja elo enggak mau , di baca pun enggak ".
Huffffttt....Fatimah membuang nafasnya kasar, ia tidak marah , ia tau Adam pasti membencinya.
" Papa...apa gue minta antar Papa saja ke rumah tante Aisyah , gue yakin Adam ada di sana ".
Setelah menceritakan semua masalah dan tujuannya datang ke rumah Aisyah , Antoni pun mau mengantar putrinya .
Semoga ini awal yang baik , putrinya mau meminta maaf dan dengan berbesar hati mengakui kesalahannya.
Tentu saja Aisyah terkejut bukan main...laki - laki yang datang bersama gadis remaja cantik yang mengaku suami dan putri Hilda itu membuatnya bertanya - tanya ada gerangan.
" Silahkan duduk Pak...dan...?".
" Fatimah tante , panggil Hana juga boleh ". Ucap Fatimah.
" Oh ya , Fatimah...emmm kalau boleh tau ada angin apa ya kalian bertamu ke rumah kami ?? , eh maaf belum saya kasih minum ya , tunggu sebentar ya ". Ucap Aisyah berlalu ke dalam tanpa menunggu jawaban dari tamunya.
Apa yang Mama pikirkan , bagaimana bisa memusuhi wanita selembut ini , ia menerima kedatangan gue dan Papa dengan baik meski ia tau , Mama sangat membencinya...apa Mama mengarang semua cerita itu... Batin Fatimah , matanya tidak bisa berbohong , ia melihat betapa baiknya Aisyah, menyambut tamu dengan ramah meski yang datang orang yang mungkin ikut membencinya.
" Silahkan di minum !".
" Maaf Bu , jika kedatangan kami menganggu istirahat Bu Aisyah dan sekarang ibu malah repot sampai memberi kami minum ". Ucap Antoni.
" Tidak Pak , tamu itu membawa keberkahan jadi kita harus memuliakan tamu ".
" Terima kasih sudah mau menerima kamu dengan baik, saya kemari mengantar putri saya , dia mau bicara pada adik anda , yang bernama Adam ".
" Adam ?? Apa adik saya membuat masalah ?". Aisyah panik.
" Tidak, bukan begitu , saya lah yang mau minta maaf sama Adam ,tante....saya sudah buat salah sama dia ". Faimah menunduk.
" Baiklah , saya akan panggilkan Adam ".
Adam langsung menolak , tapi Aisyah terus membujuknya .
" Enggak mau Kak ".
" Jangan buat masalah itu makin ribet Dam , selesaikan agar hidup kamu tenang , menghindar bukan solusi yang benar , cepat kamu selesaikan sekarang!".
" Tapi Kak...aku malas bertemu dengannya ".
" Jangan begitu , jangan terlalu membenci nanti malah jatuh cinta, tipis loh perbedaannya ".
" Amit - amit deh Kak...kayak enggak ada gadis lain aja ".
" Ya sudah, enggak usah ngegas kali...temui sana !".
" Iya , ini juga lagi berdiri, kakak aja yang enggak lihat ".
" Dasar remaja labil....". Aisyah menatap punggung Adam yang berjalan ke arah ruang tamu , sambil tersenyum penuh arti. Ini akan jadi bahan untuk meledek adik kecilnya itu , mulutnya sudah gatal ingin menggoda tapi ia tahan.
" Ada apa ?" ucap Adam ketus, ketika sudah berada di hadapan Aisyah dan Papanya.
Adam mrlirik ke arah Antoni. " Maaf Om ". Ia jadi tidak enakn, karena ternyata Fatimah tidak sendirian.
" Tidak apa - apa nak ". " Hana ...Papa tunggu di luar, selesaikan semua masalah yang Mama kamu ciptakan!". Fatimah mengangguk, beruntung Antoni pengertian.
Sebenarnya Fatimah cukup canggung ada Papa nya di sana.
" Bicara sekarang, waktu elo hanya lima menit !".
" Tapiii ".
" Cepat !".
" Gue minta maaf Dam , atas segala perbuatan gue , gue salah dan gue terima hukuman apapun yang akan elo berikan ke gue , bahkan melaporkannya ke sekolah pun gue terima , gue ingin hidup tenang tanpa terus di hantui rasa bersalah seumur hidupku ".
" Sudah kan ?".tanya Adam , ia masih membuang muka.
" Iya...elo mau memaafkan gue Dam ?".
" Belum ...mungkin nanti , waktu elo habis ".
" Baik , terima kasih sudah mau mendengar permintaan maaf gue, sampaikan salam gue pada tante Aisyah ya , elo beruntung Dam ..di kelilingi orang - orang baik dan juga menyayangi elo , tidak seperti gue ". Fatimah pun pamit pulang, tidak lupa ia mengucapkan salam.
Kata - kata terakhir Fatimah membuat Adam berfikir, apa dia begitu tertekan...batin Adam.
Bersambung...
Like, vote dan comment nya ya....👍🏻😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mur Wati
emang lu Tuhan apa suruh memohon😡😡
2024-04-17
1
Retno Budhihartati
maafin Fatimah ya Dam yg tulus minta maafnya
2024-01-12
1