Dengan paksaan dari Udin , Adam akhirnya mau menemui Adul. mereka janjian di sebuah warung kopi.
Ternyata Adul sudah duduk manis di sana , dengan di temani secangkir kopi , semangkuk Mie rebus , dan sepiring gorengan , tidak lupa cabe rawit hijaunya.
" Ck...kalian yang ngajak ketemuan tapi datang terlambat ". ujar Adul , meski mulutnya penuh dengan mie , ia tetap bisa ngomong dengan lancar.
" Jorok lo Dul...lagian bukan kita yang terlambat , tapi elo nya yang kecepetan ". jawab Udin sambil mencomot gorengan di piring.
Tapi di tepis oleh Adul . Plak... " Punya gue tuh Din , pesan sendiri sono !".
" Pelit lo , ini kan masih banyak , ada delapan biji , yakin habis lo ? ".
" Apa gunanya plastik kalau enggak bisa buat bungkus nih gorengan, kan bisa gue bawa pulang, lumayan buat entar malam ".
" Sudah Din , pesan sendiri aja sana , sekalian buat gue , gue mau es teh saja ".
" Oke ". Udin pun beranjak dari tempat duduknya.
" Bentar ya Dam ngobrolnya , gue mau ngabisin mie nya dulu ya , kalau dingin kan enggak enak ".
" Silahkan Dul ".
" Elo enggak makan berapa hari si Dul , makan nya kayak gitu banget ".
" Emang tadi sengaja enggak makan dulu Din , mumpung ada yang traktir ".
" Siapa yang mau traktir ?". tanya Udin.
" Kalian berdua lah , kan kalian yang ajak gue buat ngedate ".
" Sontoloyo...pantesan pesanan elo enggak kira - kira , gue tebak mie rebus yang elo makan dua porsi ?". tebak Udin.
" Lo salah Din , tiga porsi itu...he..he...he..".
" What.....". Udin dan Adam sampai melongo.
" Sok inggris lo Din, lagian biasa aja keles...".
" Muat di perut elo Dul ?".
" Alhamdulillah muat ".
" Gila lo Dul ".
" Bayarin ya Dam , soalnya gue engak bawa duit sepeser pun ".
" Itu emang niat elo dari rumah mau malak Adam , bukannya kemaren elo gaya - gaya an traktir teman - teman elo di sekolahan ya ".
" Gue khilaf kemaren Din , sekarang mah menyesal ".
Udin tergelak, Adam hanya tersenyum tipis.
" Seneng banget lo ngetawain gue Din...udah Dam mau ngomong apa , gue udah siap dengerin ".
" Apa elo mau jujur sama gue Dul ?" tanya Adam , tutur katanya begitu tenang tanpa emosi sedikitpun.
" Jujur masalah apa nih Dam ?".
" Tentang elo yang dengan sengaja naroh rokok di tas gue , padahal gue enggak pernah sekalipun ngusik elo Dul...apa salah gue sama elo ?".
" Elo enggak salah Dam , tapi anggap aja elo lagi apes ".
" Ada yang nyuruh elo kan Dul ?".
" Hemmm memamg ada , dan gue enggak tau masalah dia sama elo Dam , dia nawarin duit , dan gue butuh , ya udah gue terima Dam , susah buat nyari duit , masa uang datang sendiri gue tolak , sombong amat gue ".
" Tapi apa yang elo lakukan itu merugikan orang lain Dul , beruntung semuanya terkuak sebelum Adam dapat hukuman ".
" Gue juga rugi Din , karena gagal mengerjai Adam , uang bayaran buat gue yang setengahnya tidak jadi di kasih , nyesek gue ".
" Uang haram di sesali...gue yakin uang itu nguap begitu saja tanpa jejak , iya kan ?".
" Memang iya , gue juga heran Din , kemana ya larinya duit sebanyak itu....ada sih yang gue kasihin ke emak buat belanja, tapi habis itu kami sekeluarga sakit perut dan harus berobat , meski kita berobatnya ke Puskesmas tetap saja sakit itu enggak enak dan siapa juga yang mau sakit ".
" Nah tuh elo tau , duit panas itu Dul ". Adul mengangguk- angguk.
" Lalu siapa yang nyuruh elo Dul ?"
" Emmm gimana ya Dam ". Adam tau apa yang Adul inginkan.
" Elo mau Duit kan Dul ?". tebakan Adam sangat tepat , membuat Adul mengembangkan senyumnya.
" Cakep, elo tau yang ada di otak gue Dam ".
" Tapi jangan banyak - banyak Dul ....elo tau gua enggak kaya ".
" Kakak elo kan kaya Dam , Bapak elo juga kayaknya ".
" Kan gue bilang gue yang enggak kaya...kalau Bapak , itu masih milik Bapak...dan Kak Aisyah, kan ada suami dan anak - anaknya , enggak mungkin gue minta...".
" Ya udah deh , seikhlas nya elo aja deh Dam , dari pada pada gue amsyong enggak dapat apa - apa ".
Mendengar Adul yang pasrah begitu hampir saja Udin tertawa ngakak...tapi tentu saja ia tahan , bisa ngambek si Adul nanti.
" Siapa Dul , orang itu ?".
" Kalian pasti enggak nyangka Dam , Din...dia anak baru di kelas elo , aneh aja ya masa ada anak baru enggak suka sama elo Dam , padahal yang gue tau semua temen cewek kita pada naksir elo ".
" Apa jangan - jangan dia marah karena udah elo tolak cintanya Dam ?".
" Ngaco lo Dul , gue enggak pernah nolak si Fatimah ya , komunikasi aja kita jarang ". jelas Adam.
" Tunggu Dam , apa dia marah karena kita pernah mengerjainya waktu di kantin itu ". sela Udin.
" Masa sih Din , kan dia sendiri yang nawarin buat traktir kita , tapi kalau karena itu juga enggak masuk di akal , apalagi dia sampai bela - belain bayar Adul buat ngerjain gue...udah kayak kriminal saja ".
" Iya juga ya , apa dia punya dendam pribadi sama keluarga elo mungkin Dam ".
" Enggak tau juga...tau ah pusing gue ".
" Oh ya Dam , rokok kemaren kemana , mahal loh itu , buat gue aja sini !". ucap Adul sambil menengadahkan tangannya.
" Ada di Pak Fandi , kalau berani minta sendiri sono !".
" Enggak jadi, enggak berani gue ".
" Ya sudah , terima kasih infonya Dul , kami pulang ya ".
" Eh..eh...jangan lupa bayarin semua pesenan gue , sekalian aku tambah mie rebusnya dua yang mentah buat gue masak di rumah nanti, dan jangan bilang informasi itu dari gue ya Dam ".
" Nih bayar sekalian punya gue , masih ada sisanya banyak tuh ".
" Terima kasih Dam , senang berbisnis dengan anda...sering- sering ya Dam , biar gue cepat gemuknya ". ucap Adul cengengesan....perut kenyang , ada tentengan buat entar malam...di tambah uang dari Adam, meski tidak seberapa tetapi lumayanlah buat Adul jajan selama seminggu.
" Cih ". Udin berdecih...Adam sendiri tidak perduli, di otaknya bagaimana caranya buat Fatimah mengakui perbuatannya.
Besok jangan nungguin ya...othor libur
Terima kasih sudah mampir.....terima saran dan kritik ya....
Like dan comment nya jangan lupa...di vote juga ya ..👍🏻😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mur Wati
sokoor
2024-04-17
1
Mur Wati
detail bgt ya Thor
2024-04-17
1