Sebuah mobil berhenti di rumah sederhana namun besar dan juga memiliki halaman yang cukup luas.
" Ayo turun sayang, kita sudah sampai ". Papa Antoni pun mengeluarkan seluruh barang - barang yang ia bawa tadi di bantu oleh Bik Ida.
Fatimah masih berdiri, ia memandangi rumah itu , ada kedamaian yang ia rasakan.
" Ini rumah siapa Pa ?". Tanya Fatimah.
" Rumah Papa , kenapa ?? Jelek ya , enggak seperti rumah milik Mama Hilda yang mewah ". Papa Antoni takut Fatimah tidak mau di ajak tinggal di rumah sederhananya.
" Kata siapa jelek Pa , di sini terasa nyaman , dan udaranya sangat segar ,karena banyak pohon di sini ". Senyum Fatimah mengembang.
Ternyata ini rumah Papa Antoni sendiri , tadinya ia berfikir kalau Papanya itu mengontrak rumah itu , kalau benar begitu tentunya ia akan mengajak Papa Antoni mengontrak rumah yang lebih kecil....agar bisa menghemat pengeluaran.
" Kamu suka ?".
" Tentu Pa , aku sangat suka...memang aku ingin punya rumah seperti inib, yang halamannya di tanami banyak tanaman dan juga pohon rindang , untuk apa rumah besar jika kita tidak merasa nyaman tinggal di dalamnya , meski ada Mama tetap saja aku merasa hanya tinggal berdua sama Papa.....jadi di sini masih sama berdua sama Papa juga ". Fatimah mulai sendu ketika kembali teringat Mama Hilda.
" Sudah jangan kamu pikirkan hal itu lagi , kalau Mama Hilda butuh , pasti dia sendiri yang akan mencari kita ".
" Ayo masuk sayang , ini kuncinya...kamu yang buka !".
" Waahhhhhh....ini bagus sekali Pa ".
" Pilihlah kamar yang kamu suka !".
" Ini saja Pa , apa boleh ". Fatimah memilih kamar yang paling depan.
" Boleh sayang ".
Fatimah membuka pintu kamar yang di pilihnya ,matanya membulat melihat semua isi di dalam kamar itu.
" Paaaa...ini ".
" Kejutan buat kamu ...Sebenarnya sudah lama Papa memang sengaja mendesain ulang kamar itu untuk kamu , berharap suatu saat kamu akan singgah di sini dan sekarang keinginan Papa jadi kenyataan , semoga kamu suka sayang ".
" Terima kasih Pa ". Fatimah memeluk Antoni dengan erat , betapa sang Papa sangat menyayanginya .
Hilda yang sedang liburan merasakan perasaan yang tidak enak , ia ingin mengabaikannya tapi ia terus di hantui mimpi buruk.
Setelah tiga hari di sana ia pun memutuskan untuk pulang.
" Sepi sekali...kemana semua orang, Bikkk...Bik Ida...Bikk ".
" Kemana pembantu itu, minta di pecat tuh orang ". ucap Hilda penuh kekesalan, badannya terasa capek , ia ingin segera istirahat.
Dengan terpaksa ia mencari Bik Ida ke kamarnya yang berada di belakang.
Brakkk... Hilda membuka kamar Bik Ida dengan menggunakan kakinya.
" Aduuuuuh , sakit juga kaki ku , keras juga pintu ini ". Hilda meringis, ia mengusap kakinya yang sakit habis menendang pintu kayu di depannya.
" Tidak ada....kemana dia ".
Hilda dengan ragu membuka pintu lemari pakaian Bik Ida yang sedikit terbuka...dan isinya kosong.
" Sialan , apa dia kabur .....tunggu , jangan - jangan....".
Hilda berlari menuju kamar putrinya. Benar dugaanya , kamar Fatimah juga kosong. Pakaian dan barang- barang penting milik sang putri sudah tidak ada.
" Kamu yakin mau meninggalkan Mama Han...apa kamu bisa , kamu terbiasa hidup mewah , Mama yakin kamu akan kembali ke sini ...kita lihat saja nanti ".
" Apa semua ini ide mu Antoni...kalau benar aku akan membuat perhitungan dengan kamu ,enak saja membawa putri ku ". Jika saja Fatimah mendengarnya , pasti ia akan tertawa, sejak kapan Mama Hilda menganggap ia sebagai anaknya.
Hilda akhirnya tidak jadi istirahat , ia akan menemui Antoni di kantor.
Dengan langkah angkuh Hilda berjalan melewati karyawan kantornyab, ia pun mengabaikan sapaan dari mereka.
Membuka pintu dengan kasar. Padahal di dalam Antoni sedang menerima tamu dari perusahaan lain.
" Aku ingin bicara !". ucap Hilda.
" Maaf Pak , kita lanjutkan besok saja rapatnya ". Antoni merasa tidak enak harus mengusir secara halus tamunya itu.
" Baik Pak Antoni ,tidak masalah , kalau begitu kami pamit dulu ". kedua orang itu pun sedikit membungkuk untuk memberi hormat pada Hilda meski tidak di balas sedikitpun.
" Kenapa kamu membawa putriku Antoni ?". Setelah kedua orang itu pergi , Hilda langsung melayangkan tanya pada suaminya.
" Putri ?? putri mu yang mana Hilda ?". sindir Antoni.
" Hana lah , siapa lagi ".
" Putri dari mana Hilda, bahkan kamu tidak mau memberinya Asi , apa kamu juga pernah menggantikan popoknya...tidak pernah kan , dan aku jamin kamu pun tidak tau makanan kesukaan Hana ".
" Tapi tetap saja , aku ibunya...aku yang mengandung dan melahirkannya ".
" Jangan lupakan juga, kamu pernah mencoba untuk melenyapkannya ".
" Itu masa lalu , tidak perlu di ungkit lagi , sekarang katakan di mana kamu menyembunyikan Hana Ku ?".
" Apa kamu yakin setelah bertemu dengan Hana , dia mau ikut pulang bersama kamu Hilda ?".
" Tentu saja , ia tidak akan kuat hidup miskin ".
" Itu menurut kamu , perlu kamu tau , justru Hana lah yang mengajak aku keluar dari rumah kamu Hilda , aku rasa dia sudah mulai sadar siapa yang benar- benar tulus menyayanginya ".
" Pokoknya aku mau ketemu dengan Hana ,dan kamu ..jika kamu ingin keluar dari rumah ku keluar saja sendiri tidak perlu mengajak putriku , aku akan mengajukan perceraian ".
" Oh ya , satu lagi , ini masih perusahaan milik Papa aku , kalau kamu lupa An ".
" Lalu apa mau kamu Hil ?".
Hilda tersenyum miring , " Mau aku pecat atau mengajukan surat pengunduran diri ?".
" Tidak perlu kamu minta , surat pengunduran diri ku sudah aku searahkan pada Pak Imron , aku kesini hanya menyelesaikan tugasku sebelum aku pergi ".
" Baguslah kalau begitu, pergi sekarang saja , tidak perlu lagi repot - repot mau menyelesaikan tugas segala....kamu bisa mengambil gaji terakhir kamu sekarang !".
" Tentu saja karena itu sudah menjadi hak aku ".
Antoni pun membereskan barang - barangnya." Aku pergi , jika ingin bertemu Hana kamu bisa menelpon kub, nomor ku masih sama kalau kamu masih menyimpannya ".
Hilda membuang muka , ia marah dan kesal ...Antoni dan Hana yang dulu penurut kini mulai memberontak...dan ia tidak akan membiarkan itu.
Bersambung.....
Like dan comment ya ....👍🏻😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Mur Wati
wow mantap
2024-04-17
1
Retno Budhihartati
masih aja sok n arogan si Hilda, kapan sadarnya thor /Frown/
2024-01-11
2