Kesayangan Keluarga Xilyan

Kesayangan Keluarga Xilyan

aku menyesal

'Jangan kan manusia langit saja bisa berubah jika sudah waktu nya. '

Andai saja bisa balik ke masa lalu mungkin hal yang pertama yang ku lakukan adalah tidak menikah ! . Bukan tidak menikah sama sekali tapi lebih tepatnya tidak menikah dengannya semua perubahannya perlahan semakin menyakiti batinku.

Tulis Dea di sebuah buku dairy nya mungkin terkesan jadul, di zaman yang sekarang serba canggih,tapi itulah kebiasaan Dea untuk melepaskan rasa sedihnya.

Firda Sadea nama lengkapnya, dan orang-orang biasanya memanggil nya Dea.

Jabatan Dea sekarang adalah IRT alias ibu rumah tangga di usia nya yang masih terbilang muda 2 bulan yang lalu umurnya baru saja genap 19 tahun. Pertemuan nya dengan seorang pemuda bernama Rido putra 2 tahun lebih tua dari pada Dea dan hubungan mereka berakhir ke jenjang yang lebih serius. Baru saja pacaran 5 bulan Rido pun melamar Dea namun setelahnya Dea harus rela menunggu 2 tahun lagi supaya mereka bisa melangsungkan akad nikah ,karena Rido beralasan ingin mengumpulkan uang dulu untuk modal resepsi nanti, dikarenakan Rido juga berasal dari kalangan bawah, banyaknya cobaan serta masalah tak merubah tekad Dea untuk tetap menikah dengan Rido,semenjak menikah dengan suaminya Rido 2 tahun yang lalu saat itu pula Dea juga tak bekerja lagi.

. Karena sang suami melarang nya bekerja dengan alasan Rido sanggup menafkahi nya, tentu saja Dea cukup bangga mendengar nya, padahal gajih Dea saat bekerja terbilang cukup besar sekitar 2,5 juta untuk setengah bulan dari pada gaji Rido yang 3 juta untuk 1 bulan tapi Dea sebagai istri yang sholehah dan taat pada suami Dea pun rela melepaskan pekerjaan nya tersebut.

Sampai sekarang mereka belum juga di karuani anak para tante tetangga julid sering kali menanyai nya kenapa sampai sekarang belum hamil juga.

" Tante juga udah lama hidup kapan mati" celetuk Dea menjawab pertanyaan para tante julid yang membuat tante-tente julid terdiam ya mungkin menahan marah pikir Dea.

1 tahun pernikahan semua berjalan lancar selancar jalan tol tak ada tikungan dan belokan. Dan juga tak ada kekerasan. Namun 1 tahun selanjutnya perubahan itu mulai terasa yang awal mula nya dulunya saat gajian Rido selalu menyerahkan seluruh uangnya untuk Dea kelola bahkan mereka sempat memiliki tabungan berkat Dea yang pandai mengelola uangnya. Tak hanya gaji Rido pun sangat perhatian dan selalu Memprioritaskan Dea tapi sekarang jangankan dikasih semuanya di beri 200 ribu ssaja, ea bersyukur dari pada tidak di kasih sama sekali. Sepulang kerja pun Rido langsung keluar kembali dari rumah entah kemana terkadang Dea merasa apa Rido tak mencintai nya lagi. Hingga suatu malam Rido datang dalam keadaan teler alias mabuk berat.

Beberapa kali Dea bertanya kenapa jadi sampai mabuk bukannya menjawab Rido malah marah-marah.

" Kamu kenapa sih mas? " Tanya Dea pada Rido yang sudah tak sadar.

Saat waktu subuh Dea mencoba membangunkan Rido untuk melakukan ibadah sholat subuh, namun bukannya sholat Rido malah kembali marah bahkan sampai memukul Dea.

" Abah " Lirih Dea di sela tangisnya teringat orang tuanya di kampung Dea memang sangat dekat dengan abah nya semasa bujangnya abahnya lah tempat Dea mengeluarkan keluh kesahnya. Sebenarnya Dea sangat ingin bercerita pada kedua orng tua tentang masalah rumah tangganya kepada kedua orang tua nya, namun Dea terlanjur malu, Dea sangat malu orang yang sering dia bangga kan sekarang malah berbanding sebaliknya.

Pagi pun datang.

" Mas " Dea memanggil Rido.

" Hemm " Jawab Rido yang masih sibuk dengan ponselnya.

" Beras habis" Ucap Dea pada pelan pada Rido.

" Habis terus, bukannya aku juga sudah beri kamu uang, beli de kalau habis " Jawab Rido tanpa melihat ke arah Dea.

" Uang nya habis mas, sudah 2 minggu mas gak ngasih Dea uang" Ucap Dea . Bukannya Dea yang boros atau tak bisa membelanjakan uangnya dengan baik, tapi apalah arti uang 200 ribu yang Rido kasih mana cukup untuk makan 1 bulan , beruntung kadang abahnya Dea mengirim uang untuk Dea, yang Dea gunakan untuk tambahan keperluan sehari-hari.

" DASAR ISTRI GAK GUNA MAKANYA KERJA JANGAN CUMA MENGHARAP UANG SUAMI AJA" bentak Rido.

" Bukannya kamu mas yang sedari dulu melarang aku bekerja katanya kamu sanggup nafkahin aku , hahhaha memang bodoh aku percaya gitu aja sama kamu,tapi kenapa sekarang kamu malah ngomong gitu. " Lawan Dea berani.

" Maaf ya Allah bukannya aku ingin jadi istri durhaka tapi aku sudah lelah" Batin Dea meringis.

" Oh sudah barani menjawab kamu! " Bentak Rido.

" Ini pasti gara-gara hasutan teman kamu kan mas, ya kan ! aku datangi mereka satu satu " Kata Dea ingin melangkah pergi. Tapi Rido lebih dulu menahan tangan Dea.

Plakkkk

Satu tamparan dari Rido melayang ke pipi kusamnya Dea. Dengan gampang nya.

" Begini nih aku aku jadi gak betah di rumah ngomel mulu , panas telinga ku dengerin ocehan mu SUDAH AKU BILANG JANGAN PERNAH IKUT CAMPUR" Ucap Rido berlalu pergi tanpa rasa bersalah setelah menampar Dea.

Badan Dea merosot kelantai, Dea duduk memeluk lulut dan menenggelamkan kepalanya.

" Hikssss...... Abah Dea gak kuat mau pulang" Lirih Dea terisak.

" Sakit... Hikssss tega banget mas Rido "

" Hah " Dea menghapus air matanya dengan kasar.

" Aku gak boleh lemah, rakitan abah pasti kuat" Ucap Dea menyemangati dirinya sendiri.

Dengan perasaan yang masih sedih dea mengambil segenggam beras yang masih tersisa lalu memasaknya hingga menjadi bubur yang di tambah garam dan penyedap untuk memberi rasa.

" Alhamdulillah udah mantang " Ucap syukur Dea.

Dea membawa buburnya keruang depan untuk di santapnya sebagai sarapan yang sudah terlanjur kesiangan.

Sambil memakan bubur Dea membuka ponsel nya membaca novel di aplikasi novel.

" Senang nya ya jadi Kanya dia pasti bahagia di cintai oleh suaminya" Ucap Dea

" Dea juga mau" Dea sebenarnya adalah wanita yang manja tapi keadalah yang memaksanya untuk bersikap dewasa dan kuat.

" Hikss.... Harusnya lulus SMA Dea kuliah aja gak usah kerja supaya gak ketemu mas Rido" Sesal Dea.

" Harusnya aku gak Terima lamaran mas Rido " Kata Dea lagi.

" Andai dulu aku gak kemakan omongan mas Rido" Gumam Dea.

" Aku memang bodoh" Dea memukul kepalanya sendiri mengingat perlakuan baik Rido dulu yang cuma bertahan sebentar.

" Aku menyesal sungguh tapi kenapa baru sekarang, huh seharusnya sebelum nikah dulu " Kata Dea

" Pengen ganti laki Ya Allah " Mohon Dea merebahkan dirinya di kasur , siapa tau di kabulkan.

" Ngapain juga Dea nangisin mas Rido "

" Tapi siapa juga yang gak nangis habis di tampar suami " Ucap Dea bicara sendiri.

" Ya ampun Dea bodoh, dari pada tersiksa sama Suami yang gak perduli mending ganti suami "

"Mas Rido tuh pasti udah bosan sama kamu"

" Mending kamu buang ke laut aja " Ujar Dea bicara sendiri sembari menyemangati dirinya, yang baru saja tersakiti.

" Trus jadi janda, gak papa janda, aku cantik, baik, pinter masak, bisa ngerjain perkerjaan rumah angkat galon, pasang gas bisa cari duit, tapi sekarang aja pengangguran" Kata Dea seolah mempromosikan dirinya.

"Siapa juga yang gak mau sama aku " Ucap Dea.

" Hah mending aku cari pekerjaan, supaya gak di remehkan mas Rido lagi, liat aja mas kalo uangku banyak selera ku bukan kamu lagi" Kata Dea. Mengganti daster rumahnya dengan rok span berwarna hitam dan kemeja putih, serta memakai bedak bayi hanya bedak bayi karena hanya itulah yang dea punya. Setelah selesai bersiap Dea melangkahkan kakinya keluar rumah.

Lalu menguncinya Dea tak peduli lagi dengan Rido yang tadi pergi entah kemana mungkin itu makhluk nanti datang pasti dengan ke adaan mabuk , durhaka durhaka dah aku ' pikir Dea.

" Uang gak punya , naik apa " Pikir Dea mulai berjalan kaki

Tin tin

Suara klakson dan motor yang berhenti di samping Dea.

" Kemana tung? " Tanya mang Opal pemilik sepeda motor tersebut. Pamannya Rido adiknya dari mama Rido.

" Kejalan besar mang" Jawab Dea.

" Jalan kaki jauh tung, biar mang antar , emang Rido gak ada? " Kata mang Opal bertanya.

"Alhamdulillah, mas Rido gak ada mang" Jawab Dea seraya naik ke atas kotor mang Opal.

(Tung atau atung \= anak kesayangan)

" Oh jadi mau cari kerja " Ujar mang Opal setelah mendengar cerita Dea.

" Iya mang, do'ain Dea ya mang supaya dapat kerjaan. " Sahut Dea.

" Amin mang doa yang terbaik buat atung" Kata mang Opal yang sudah menganggap Dea seperti anaknya sendiri.

Sepanjang jalan Dea mengobrol dengan mang Opal hingga tak terasa mereka sampai di jalan besar.

" Makasih mang" Ucap Dea.

Mang Opal tersenyum dan mengangguk, sambil tangannya merogoh kantung celana mengeluarkan selembar uang berwarna biru dan di berikan pada Dea.

" Makasih mang " Ucap Dea tanpa menolak.

Sedikit tahu mang Opal pasti nya Rido tak memberikan uangnya lagi pada Dea.

" Semoga kamu di berikan kebahagiaan tung "ucap mang Opal menatap Dea sendu menjalan kan kembali motornya.

Baru saja dea berbalik, matanya tak sengaja menangkap sosok pria yang meninggalkan nya tadi pagi sekarang malah ada di warung kopi yang pelayan nya para wanita seksi. Atau bisa disebut warung jablay.

" Ban*sat!! " Umpat Dea. Berjalan penuh amarah menghampiri Rido yang tengah berada di warung. Jika Rido yang suka mabuk dan memukuli nya Dea masih bisa terima, tapi jika Rido bermain wanita Dea takkan pernah bisa memaafkannya.

Keluar sudah sifat aslinya Dea yang dulu sempat berubah kala menikah dengan Rido Dea bertekad ingin menjadi wanita sholehah lemah lembut.

Brak..

Dea menendang kursi yang di duduki Rido hingga Rido beserta j*lang yang ada di pangkuan nya tersungkur ke bawah.

" Bungulnya mapa ikam di sini( b*doh kamu ngapain disini) " Kata Dea berkata pakai bahasa asli daerahnya. Dea aslinya berasal dari Banjar kalimantan selatan sedangkan Rido berasal dari Surabaya keduanya kompak merantau ke luar provinsi hingga bisa bertemu.

Rido bangun dan menatap nyalang ke arah Dea.

" Bikin malu, pulang kamu! " Usir Rido.

" Gak kamu yang bikin malu,! " Kata Dea kekeuh, ada rasa kecewa pada Rido apa kurangnya dia sampai Rido menyewa seorang jal*ng.

Rido sudah sangat marah dengan perlakuan Dea, hingga nekad menyeret Dea dengan kasar menjauh dari warung tersebut.

" LEPAS! " BENTAK DEA menarik tangannya dari genggaman Rido. Terbesit rasa takut Dea saat dia dan Rido sampai di rumah Rido pasti akan memukulinya. Dea berusaha berontak, ingin kabur harusnya Dea ikuti saja saatnya Rido menyuruhnya pulang.

" Berhasil" Senang Dea setelah genggaman Rido terlepas. Dea langsung berlari menjauh Naas entah setan apa yang merasuki Rido hingga melemparkan batu lumayan besar yang berhasil mengenai kepala Dea.

Duk..

Brukkkkkk.....

Dea tersungkur dengan darah yang menggenang .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!