Dea berangkat menjemput Dean di sekolah nya pakai mobil di supiri mang Irul. Sesampainya Dea di sana sudah ada Yura yang juga sedang menunggu Asya pulang.
" Yura " Sapa Dea menghampiri Yura yang sedang duduk di kursi.
" Cinggu anyeong " Balas Yura mengajak Dea duduk di samping nya.
" Sendri? " Tanya Dea pada Yura.
" Iya nih Vier lagi sibuk di kantor , kalo kamu? " Tanya balik Yura.
" Sama supir" Jawab Dea.
" Mommy"
" Bunda " Teriak kedua bocil kematian menghampiri ibu mereka masing-masing.
" Seru sekolah nya? " Tanya Dea pada Dean.
" Seru mommy " Dean mengangguk senang.
" Asya juga lo bun suka sekolah nya" Jawab Asya.
" Lah padahal bunda belum nanya lo" Ujar Yura pada sang putri.
" Asya cerita bunda " Jawab Asya.
"Bunda Asya masih mau main sama Ian " Rengek Asya pada Yura. Asya memanggil Dean dengan sebutan Ian.
" Ke rumah Dean aja Asya , boleh kan mom? " Ajak Dean menghampiri Asya. Kemudian bertanya pada Dea.
" Boleh dong, mau nginap juga boleh" Jawab Dea mengelus lembut rambut Dean.
Membuat Asya senang sampai jingkrak jingkrak.
" Boleh bunda ya " Pinta Asya pada Yura.
" Bole... " Ucapan Yura terhenti saat ada panggilan masuk di ponselnya Yura .
" Bunda angkat telpon bentar ya sayang" Kata Yura pada Asya.
Klik
" Iya"
".......
" Baik saya akan segera ke sana " Jawab Yura setelah panggilan telepon pun berakhir.
" Asya ke rumah Dean lain waktu aja ya sayang, bunda ada kerjaan mendadak di butik. " Bujuk Yura pada Asya.
" Ih gak mau Asya maunya sekarang bunda" Rengek Asya.
"Asya biar bareng kami aja Aja Ra gak papa, disana nanti juga banyak mba yang jaga" Ujar Dea.
" Jadi gak enak ngerepotin kamu" Kata Yura.
" Gak repot ko aku malah seneng Dea ada temennya.
" Iya sih tapi masalahnya ni anak kan belum ganti baju" Kata Yura.
" Gampang itu, kamu tinggal kirim aja nanti bajunya Asya" Kata Dea.
" Boleh ya bun yah yah yah" Bujuk Asya menggoyang tangan bundanya.
" Boleh ya bunda " Lanjut Asya. Merengek tiada hentinya .
" Anak Vier ini, enggak anak enggak ayah bikin pusing " Keluh Yura geleng-geleng.
" Anak kamu jua dia Ra " Dea terkekeh mendengar penuturan Yura.
" Tapi si Vier yang bikin, aku mah cuma nampung aja, hahaa" Tawa Yura.
" Bunda! " Panggil Asya kesal bundanya mengacuhkan nya.
" Ya udah kalau gitu bunda izinin, Asya jangan nakal nurut kata tante Dea ya, kalo Asya nakal pukul aja Dea " Ujar Yura. Kalau tidak nanti Asya alm terus merengek hingga menangis meminta ke rumahnya Dean untuk bermain.
" Yes yes, Asya mau main sama Ian ampai malam " Senang Asya sampai lompat- lompat.
" Kalo gitu bunda pergi dulu ya, maaf gak nganter Asya" Kata Yura memeluk Asya.
" Aku titip Asya Dea " Sambung Yura. Di balas Dea dengan anggukan serta senyuman.
" Papay bunda hati-hati" Kata Asya sedikit berteriak melihat mobil Yura mulai berjalan.
" Ayo sayang kita pulang" Ajak Dea pada kedua bocil kematian.
Di dalam mobil
Asya membuka tasnya mengeluarkan sesuatu dari sana.
" Ian coba look Asya" Panggil Asya pada Dean memperlihatkan sesuatu.
visual Asya

" Wah Asya banyak banget " Seru Dean.
" Kenapa sayang? " Tanya Dea pada Dean.
" Tuh mon, Asya punya permen banyak banget.
" Jelas Dean.
" Ya ampun permen Asya banyak banget " Kata Dea sedikit terkejut, kedua tangan mungil Asya penuh dengan permen.
" Hihi, Asya suka permen, manis kaya Asya." Ujar Asya cekikikan. Kali ini Asya selamat hunda nya belum sempat merazia tasnya yang berisi banyak permen.
" Ini buat Ian " Asya memeberi kan separuh permen nya pada Dean.
" Kebanyakan Asya kata mommy kalau kebanyakan makan permen nanti giginya sakit " Ujar Dean.
" Iyakah? Hemm Asya baru tau, nanti asya dikit-dikit deh makan permennya biar gigi Asya gak sakit " Jawab Asya dengan pintarnya.
Dea tersenyum melihat interaksi 2 bocil kematian yang berada di sampingnya. Tak lama mobil yang mereka naiki sampai di mansion Xylian.
" Kami pulang mami" Seru Dea saat melihat mami Luna sedang duduk di sofa ruang tamu.
" Selamat datang, siapa gadis cantik ini? " Tanya mami Luna yang melihat Dean menggandeng seorang anak perempuan.
" Ini Asya oma teman Dean " Kata Dean maju memperkenalkan Asya.
" Haduh cantiknya " Puji mami Luna.
" Asya emang cantik sama kaya bunda nya juga cantik hihi " Kata Asya cekikikan dengan pedenya mengibaskan rambut.
" Hahahaa, Dean bisa banget pilih teman" Ujar mami Luna senang dengan tingkah Asya.
" Mba Tika bantu anak-anak ganti pakaian mereka ya" Pinta Dea.
" Baik nyonya" Jawab Mba Tika.
" Ayo Asya ke kamar Dean " Ajak Dean menarik Asya menuju kamarnya.
" Lucu kan mi Dea jadi ingin punya anak perempuan " Celetuk Dea.
" Eh, makanya segera bikin biar cucu mami nambah" Ujar mami luna.
" Hehe,Asya anak itu anak Xavier sama Yura istrinya mi " Kata Dea memberitahu.
" Vier sahabat nya Andra? " Tanya mami Luna.
" Iya yang kemaren kami ceritain" Jawab Dea
" Pantes sama tengilnya" Ucap mami Luna mengingat kelakuan sahabat anak sulung nya tersebut .
" Kalau gitu Dea pamit ke kamar dulu ya mi" Kata Dea.
" Iya istirahat yang banyak sayang " Ujar mami Luna.
Tapi sebelum kekamar Dea mampir sebentar mke dapur .
" Bi nanti siapin cemilan buat anak-anak ya anter ke kamarnya Dean " Ucap Dea angguki pelayan tersebut.
Sebenarnya Dea bisa saja menyiapkan cemilan sendiri tapi dia tak ingin Andra mamarahihya lagi karena melanggar laranganya.
" Bosan juga gak ngapa -ngapain" Kata Dea membolak-balikan badan di kasur king size. Tak seperti kasur miliknya dulu saat dia masih bersama Rido kasurnya kecil khusus untuk 1 orang tapi mereka pakai berdua.
" Mumpung Dean lagi ada temannya Dea berpikir untuk keluar sebentar jalan-jalan menghilang kan kebosanannya. Tapi tentu sebelum itu dia harus meminta izin pada Andra.
Dea menekan tombol panggilan menelpon Andra.
" Halo Lov" Andra menjawab panggilannya.
" Aku mau izin keluar boleh? " Tanya Dea
" Kemana? " Tanya Andra balik tanpa menjawab pertanyaan Dea.
" Gak tau juga, pengen jalan aja aku bosen " Ujar Dea.
" Sama aku, aku pulang aku tunggu aku" Ujar Andra.
" Tapi...
" Tunggu ya kamu siap-siap aja dulu" Ujar Andra setelah itu sambung telpon nya berakhir.
" Padahal aku gak minta temenin, dia mau sendiri gak kaya lagi sama Rido minta temani ke pasar aja aku harus ngemis-ngemis dulu" Ucap. Dea teringat massa lalu.
Selesai bersiap Dea turun dan dia bertemu dua bocil yang sedang bermain.
" Mommy mau kemana? " Tanya Dean melihat mommy nya berpakaian rapi.
," Mommy mau keluar sebentar sayang, Dean sama Asya mau nitip aap biar mommy beliin nanti.
" Asya mau kue tante " Sahut Asya dengan riang.
" No tante, panggil mommy sama kaya Dean ya Asya" Pinta Dea.
" Baik mommy " Ucap Asya tanpa menolak.
" Kalo Dean mau apa sayang ? " Tanya Dea.
" Samain kaya Asya aja mi" Jawab Dean.
" Mommy pergi dulu ya " Pamit Dea pada kedua bocil.
Tak lama Dea mendengar seru mobil di luar. Dea pun segera keluar.
" Nunggu lama? " Tanya Andra keluar dari mobil yang ia kendarai sendiri.
" Enggak ko tadi baru aja habis main sama Dean dan Asya" Jawab Dea.
" Ada Asya? " Tanya Andra mengingat anak Sahabat nya Xavier.
"Iya lagi main sama Dean " Jawab Dea.
" Ayo berangkat " Ajak Andra membawa Dea masuk kedalam mobil.
" Kamu gak ganti baju? " Tanya Dea pada Andra yang masih memakai setelan kantornya dan jas .
" Gak perlu" Jawab Andra melepaskan jasnya lalu melipat lengan baju kemeja nya hingga sampai siku, membuat Andra jadi semakin terlihat tampan.
" Terpesona hmmm" Andra menyentil kening Dea pelan kerena Dea terbengong menatapnya.
" Awssss KDRT nih" Ujar Dea mengelus keningnya yang di sentil Andra.
Andra terkekeh melihat tingkah sang istri.
" Emang kamu gak sibuk di kantor? " Tanya Dea pada Andra yang rela meninggalkan kantor demi menemani diri nya jalan-jalan.
" Enggak" Ucap Andra padahal mah sebaliknya, Fajar di kantor di buatnya pusing dengan jadwal Andra, ada beberapa pertemuan klien yang harus ia batalkan karena Andra yang tidak bisa datang dan dia yang harus menggantikan nya.
" Pokoknya gajih gue harus berkali lipat setelah ini" Ucap Fajar kesal, kerjaan jadi bertambah karena Andra menyerah kan kerjaan nya pada Fajar.
Dea mengajak Andra pergi ke mall terbesar di kotanya.
" Kamu mau kemana dulu? " Tanya Andra setelah masuk ke dalam mall.
" Ke toko buku ya, mau beli buku cerita buat Dean " Ajak Dea.
Dea dan Andra lalu berjalan memasuki toko buku maya Dea berbinar melihat deretan buku-buku ya ia rindukan apalagi kalau bukan novel, dulu Dea hanya bisa membacanya lewat ponsel secara online, karena Dea mana punya uang untuk membeli novel.
Dea mengambil beberapa novel yang menurut nya menarik dan juga beberapa buku cerita untuk Dean.
" Sejak kapan Kamu suka novel? " Tanya Andra.
" Gak tau, dulu aku cuma baca lewat ponsel aja" Jawab Dea dengan jujur.
Setelah puas memiliki mereka membayar buku tersebut lalu berpindah ke toko kue, membelikan pesanan dua bocil kematian yang sedang menunggu nya di rumah.
" Aku ke toilet bentar ya" Ucap Dea terburu-buru karena memang sangat ingin.
" Aku temenin" Kata Andra.
"Gak usah kamu tunggu sini bentar " Tolak Dea.
Akan kembali tiba-tiba ada yang menarik tangannya Dea langsung meronta meminta untuk di lepaskan. Orang tersebut menyeret Dea hingga sampai di tangga darurat.
" LEPAS! "Dea berontak .
" Akhirnya kita ketemu baby" Kata pria yang mencengkram tangan Dea.
"Sakit" Pria tersebut melihat Dea kesakitan segera melepaskan cemilan tangannya pada tangan Dea yang memerah, akibat ulahnya sendiri.
" Maaf Dea aku gak sengaja" Saat pria tersebut ingin memegang tangan Dea, Dean segera menarik tangannya menjauh dari jangkauan pria tersebut.
" Siapa kamu? Tanya Dea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments