Setelah mengetahui siapa yang membuat putranya terluka Andra pun langsung pergi dari sekolah tersebut tanpa berkata apapun, dia langsung masuk kedalam mobil membawanya menuju rumah sakit menyusul Dean dan Dea.
" Tahan ya sayang , anak mommy kuat" Ucap Dea melihat Dean yang sedikit meringis ketika dokter mengobati luka memar di kakinya.
" Iya mom, Dean kuat" Soal tak merasakan sakit seperti tadi.
" Pintar nya anak kesayangan mommy " Puji Dea.
Pintu ruang rawat Dean terbuka dan masuk lah Andra.
" Gimana apa lukanya parah? " Tanya Andra pada dokter yang menangani Dean.
" Tidak tuan, saya sudah mengobati mekarnya mungkin beberapa hari nanti sudah hilang bekasnya" Jelas dokter tersebut.
"Syukur lah" Ucap Dea dan Andra.
"Mom Dean mau pulang" Rengek Dean, tak betah.
" Tanya dokter dulu ya" Kata Dean dengan lembut.
" Dean mau pulang dokter? " Ucap Dean disertai muka imut nya.
" Boleh tuan muda " Ucap sang dokter.
Kini Andra berada di sebuah ruangan yang bahkan tak banyak diketahui orang-orang, terdapat wanita yang sudah tak sadarkan diri di sana.
" Wanita ini yang sudah melukai putraku! " Kata Andra di sertai tatapan membunuh.
" Iya tuan " Ucap fajar.
Jari-jarinya mengetuk meja, dengan mata yang menyempit berpikir hukuman apa yang bagus untuk guru yang paling bijak ini. Andra menendang habis-habisan tubuh wanita yang tengah pingsan tersebut. Sebelum dia berucap.
" Potong-potong langsung tubuhnya lalu berikan pada lucy, ini akhir yang bagus untuk orang yang berani melakui putraku, tanpa berpikir dahulu" Tuturnya menatap sinis wanita tersebut.
Sebenernya Dean bukanlah anak nakal seperti yang di katakan guru wanita tersebut, guru tersebut hanya iri pada ke pintaran Dean dan perlakuan istimewa yang di berikan pihak sekolah pada Dean, dia iri dia juga ingin putra nya juga menerima perlakuan istimewa tersebut. Hingga rasa irinya membuat nya nekat melampiaskan rada kesalnya pada Dean.
" Dean istirahat dulu ya sayang, mommy tinggal mau masak ke sukaan Dean " Jelas Dea.
" Yeee beneran mom? Emang di bolehin mommy masak?" Tanya Dean senang. Sangat jarang sekali mommy memasak ya tentu saja bukan karena Dea malas, tapi karena semua orang rumah yang tak memperbolehkan nya menyentuh dapur.
" Mommy ingin masak buat putra mommy pasti di izinin" Jawab Dea.
" Oke mom Dean tunggu" Ujar Dean.
Dea menganti dress dengan baju rumahan yang nyaman. Setelah di izin di perbolehkan mami Luna dengan catatan di bantu para pelayan. Dea pun mengangguk setuju dari pada tidak di perbolehkan sama sekali.
Kali ini Dea cuma kebagian memasak sup jamur kesukaan Dean dan Andra.
" Biar saya aja bi, bibi masak yang lain aja" Suruh Dea.
" Kamu pulang Ndra? " Tanya mami Luna yang tengah duduk di ruang tamu membaca majalah.
" Belum mom cuma arwah nya aja ini" Canda Andra.
" Cih " Desis mami Luna mendengar jawaban sang putra sulungnya.
" Istriku mana mam? " Tanya Andra.
" Di dapur" Jawab mami Luna.
" Kenapa mami bolehin Dea ke dapur Dea kan baru sembuh mam" Ucap Andra kesal hisa-bisanya mami nya mengizinkan Dea memasuki dapur.
" Mana tega mami nolak permintaan Dea kamu tau sendiri kan " Terang mami Luna.
" Udah aku mau nyusul istriku " Kata Andra menuju dapur.
" Lov " Panggil Andra dengan tangan yang tak tinggal diam memeluk Dea dari belakang.
" Astaga, malu An diliat banyak pelayan" Kata Dea melepaskan tangan Andra yang melingkar di pinggang nya.
" Ya udah kamu berhenti masak kita ke kamar " Ajak Andra.
" Heh mesumnya, tunggu bentar lagi masak aku udah mau matang" Tahan Dea.
" Kamu masak sup jamur ? Kamu ingat ke sukaanku? " Tanya Andra senang.
" Iya aku ingat" Jawab Dea.
" Kamu bersih-bersih dulu gih" Pinta Dea.
Cup Andra mengecup pipi Dea membuat semua pelayan yang ada di dapur menundukkan pandangan mereka.
" Aku tunggu, jangan lama" kata Andra. Melepaskan pelukan .
Di saat semua menundukkan kepala mereka ketika majikan nya bermesraan. Ada seorang pelayan baru yang menatap tajam ke arah Andra dan Dea.
" Jadi dia tuan muda tertua Xilyan ,sangat tampan aku harus bisa merayunya."batin wanita tersebut.
Dea sudah selesai dengan masakannya menaruhnya di dalam mangkok membawanya ke meja makan.
" Biar saya bantu nyonya " Ucap seorang pelayan baru yang baru saja membatin tadi.
" Iya terimakasih " Ucap Dea menyerahkan mangkok berisi sup jamur tersebut. Tapi bukannya mengambil pelayan tersebut malah melepas mangkok nya dengan sengaja.
Pranggg.....
" Awwwwww"
"Nyonya" Ucap mereka semua kompak.
" Dea kenapa sayang ? " Ucap mami Luna langsung menuju dapur setelah mendengar teriak para pelayan.
" Sup jamur ku" Gumam Dea sedih. Membuat mami Luna memandang marah pada pelayan didepan Dea tersebut. Walaupun dia belum tau masalahnya.
" Sumi! " Marah Kepala pelayan.
" Bukan salah saya nyonya , tadi saya cuma ingin membantu nyonya muda untuk membawa supnya, namun nyonya menolak dan marah hingga menumpahkan supnya pada saya " Jelas pelayan tersebut dengan muka sedih yang di buat-buat.
" An**g, playing victim " Batin Dea.
Dea memandang mami Luna dan menggeleng pelan. Raut wajahnya masih sedih padahal Dea sudah susah payah memujuk mami Luna untuk memasak setelah jadi masakan nya malah jadi begini. Tentu saja mami Luna lebih percaya pada menatunya ketimbang pelayan baru yang di depannya ini.
"Ada apa ini? " Lov! " Teriak Andra marah.
Sumi nama nya tapi dia tak pernah mau jika orang orang memanggilnya nama tersebut, dia lebih memilih di panggil dengan nama Naomi terdengar cuma keran menurutnya. Sumi tersenyum senang melihat Andra yang marah sumi kira Andra marah pada Dea yang tengah melakukan pembully pada pelayan seperti dirinya.
" Bagus dengan ini aku bisa mencari perhatian pada tuan muda" Batin Sumi.
" Kenapa teriak-teriak begitu Dea gak tuli Andra " Tegur mami Luna yang terkejut mendengar teriakkan Andra.
" Tuan muda jangan marah sama nyonya muda dia gak sengaja numpahin supnya pada saya" Jelas sumi menyela.
Namun sumi salah Andra bahkan tak melirik yang barang sedikit pun.
" Ini kenapa tangan Dea merah? " Tangan nya kenapa sayang " Tanya Andra kulit Dea yang seputih susu terkena percikan air panas dari kuah sup tadi tentu saja membuat kuat Dea hampir melepuh.
" Mami telpon Ken dulu biar Dea diobati " Kata mami Luna.
" Ayo lov" Ajak Andra.
" Tuan saya juga terluka" Ucap sumi menahan Andra, memegangi tangannya yang juga terkena kuah, tapi itu memang salahnya .
Sumi merasa diri sangat cantik dia mengira Andra tangah tergoda padanya, padahal sebaliknya Andra merasa sangat jijik, dan memikirkan hukuman apa yang bagus untuk wanita tersebut,dia sangat paham wanita seperti apa yang di depan nya sekarang.
" Mau mengambil perhatian suamiku,kau takkan mampu bi**t ""
"A-an
Brukkk tubuh Dea tergolek lemas di pelukan Andra, hampir saja jatuh ke lantai jika saja Andra tidak menahan tubuhnya.
" Huh, untuk bagus nih reflek suami" Batin Dea.
" Kurung dia di bawah" Perintah Andra pada pengawal yang langsung menahan sumi.
Dea pingsan tentu saja itu hanya pura-pura Dea tau Andra sangat mencintai nya dia ingin Andra memberikan pelayan kurang aja tersebut pelajaran. Dan jreng berhasil, tanpa Dea pinta Andra paham sendiri.
" Mami cepat, mana Ken nya! " Teriak. Andra panik. Membawa Dea ke kamar tamu, lebih dekat daripada harus kekamar mereka dinatas yang memerlukan banyak waktu. Andra segera meletakkan Dea ke kasur perlahan.
" Hey kenapa mantu mami? "Tanya Luna.
" Andra juga gak tau mam" Ucap Andra.
Seorang dokter pun datang dengan tergesa-gesa.
" Kemana ken? " Tanya Andra melihat dokter yang datang bukan Ken dokter pribadi mereka.
" Maaf tuan muda tuan Ken sedang mengoperasi pasien jadi saya menggantikan" Jelas dokter tersebut.
" Cepat periksa istriku"Perintah Andra.
Baru saja dokter ingin memeriksa Dea, mata Dea lebih dulu terbuka dan memanggil Andra.
" An" Ucap Dea dengan pelan. Sangat bagus akting Dea. Dea tak ingin dokter memeriksa nya lebih dulu jadi Dea berniat mengakhiri drama pingsannya.
" Ya, mana yang sakit bilang sama aku? " Tanya Andra.
" Gak ada, aku cuma pusing " Jawab Dea dengan suara serak, padahal serakknya karena Dea ingin minum.
" Kita periksa dulu ya, mami takut kamu kenapa-kenapa" Pinta mami Luna.
" Iya " Jawab Dea mengangguk pelan.
" Nyonya muda cuma kelelahan, mungkin efek dari koma saya sarankan agar istirahat lebih banyak" Terang dokter tersebut sambil mengusap keringat dingin ke jidatnya.
"Baik dokter terimakasih, biar saya antar keluar" Kata mami Luna.
" Dengar kata dokter tadi " Ucap Andra.
" Dengar " Cicit Dea.
" Ini terakhir kalinya aku liat kamu masak" Tegas Andra.
" Iya maaf " Ujar Dea, takut Andra memarahi nya.
" Maaf-maaf aku gak maksud buat kamu takut " Kata Andra melihat raut wajah Dea menahan takut.
" Kita pindah ke kamar atas ya" Ajak Andra menggendong Dea menuju kamar meraka yang berada di lantai 3.
" Tapi ini sudah masuk jam makan siang aku mau jemput Dean An" Ujar Dea.
" Kamu makan di kamar " Kata Andra tak. Juga menghentikan langkahnya melewati kamar Dean menuju kamar mereka.
" Biar Dean makan sama mami" Kata Andra.
" Tapi...
" Tidak ada penolakkan atau aku akan marah" Tegas Andra membuat nyali Dea menciut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments