"Si bodoh malah kabur Mel" Kata Fanya.
" Biarin bantu gue pegangin si miskin ini" Suruh Amel .
Brukkk.
" Bangsa* " Teriak Amel marah karena Dea mendorong nya.
" Pegangin dia! " Perintah Amel pada kedua teman.
" Lepas! " Berkontak Dea.
Plak
Plak.
2 tamparan keras dilayangkan Amel ke pipi Dea hingga bibirnya robek.
"Ssshhh " Desis Dea menahan sakit di kedua pipinya.
" Bisa -bisa lo jadi istri Andra, harusnya gue gue yang jadi istrinya bukan lo, lo miskin yatim piatu" Marah Amel, bipolar nya mulai kambuh.
"Kayanya lepas ini kalo selamat aku mau latihan bela diri " Batin Dea , hampir setiap hari dia di runding masalah yang tak ada habisnya. Pantas saja Dealova asli memilih stay di rumah. Gak kaya dia.
Lamunan Dea buyar saat Dea merasa kepala terhantam sesuatu. Membuat matanya langsung berkunang-kunang. Saat Dea melamun tadi Amel membenturkan kepala Dea ke wastafel dengan keras beberapa kali. Hingga darah mulai merembes kaluar dari kepala Dea.
" Mati lo miskin"
" Gue bikin mati lo" Kata Amel.
" Kenapa Dea lama sekali? " Uxap Andra menjadi khawatir takut hal yang tak di ingin kan terjadi lagi. Andra pun menyusul Dea ke toilet.
" Mana istriku? " Tanya Andra sesampainya di pintu lorong menuju toilet, pantas saja teriakan Dea tak terdengar. Letaknya pintu masuk dan Bilik toilet nya terhilang cukup jauh.
Fanya yang di tugaskan Amel berjaga mengintip keluar mata Terbebelak lebar saat melihat bayangan Andra dari ke jauhan. Bergegas dia masuk ke dalam menghentikan Amel yang sudah mengamuk sejadi-jadinya.
" Gawat Amel kumat" Kata Gladis pada Fanya mereka semua tau tentang penyakit Amel yang terbilang tidak waras itu.
" Mel udah " tahan Tanya dengan berani menghentikan Amel .
" Apa lo mau gantiin dia !" Marah Amel saat Fanya menahannya.
Dengan bantuan Gladis Tanya berhasil membawa Amel keluar dari toilet walaupun dengan usaha keras karena Amel terus saja melawan, mereka melewati tangga darurat menghindari Andra dan anak buah nya yang berjaga di luar. Karena mereka sedang berada di lantai 3.
" Apa ada orang yang masuk selain Dea? " Tanya Andra pada bawahnya.
" Ada tuan 4 orang gadis tapi 1 orang keluar sedari lama. Namun 3 orang lainnya belum juga keluar dari sana " Jelas nya.
" Shitt" Andra langsung merasa khwatir, tanpa peduli itu mau toilet wanita Andra. Langsung bergegas berlari di lorong toilet anak buah Andra oun mengikuti nya di belakang.
Brakk
Andra membuka pintu dengan tidak sabar.
" Lov" Histeris Andra melihat Dea terkapar di lantai dengan kepala yang sudah berdarah.
Andra mengangkat Dea berlari menuju mobil nya dengan berlari. Pantas saja sedari tadi perasaan Andra tidak enak. Karena terjadi sesuatu pada Dea.
" Astaga bini lo kenapa? " Tanya Fajar melihat kondisi Dea.
" Cepat ke rumah sakit " Ucap Andra.
Fajar pun segera membukakan pintu penumpang untuk Andra dan langsung tancap gas menuju rumah sakit terdekat.
" Tahan ya Lov , kamu kuat " Ucap Andra menahan tangis nya melihat tubuh Dea terkulai tak berdaya di pelukkan, napas Dea pun mulai melambat.
" Fajar cepat! " Teriak Andra.
Setelah sampai di rumah sakit Dea langsung di bawa masuk ke ruang UGD.
" Maaf tuan anda bisa tunggu disini " Kata suster menutup pintu UGD.
,Andra terlihat pucat duduk dengan tatapan kosong ke depan.
" Gue lalai lagi Jar " Kata Andra menyalahkan diri nya lagi-lagi dia lengah menjaga kesayangan mereka.
" Lo gak salah Ndra kejadian itu di luar dugaan " Ujar Fajar.
" Gue udah hubungin keluarga lo " Jelas Fajar.
" Thanks pikiran gue sekarang hanya Dea " Ucap Andra.
Hening.
Tak lama dokter pun keluar dari ruangan ugd bertepatan dengan keluarga Andra yang datang.
" Apakah ada keluarga pasien? " Tanya dokter.
" Kami dokter " Jawab mau Luna.
" Gimana ke adaaa istri saya dokter? " Tanya Andra dengan tidak sabaran.
" Luka pasien cukup parah apalagi luka di kepalanya mengakibatkan pasien mengeluarkan banyak darah. Saat ini kami membutuhkan 2 kantong darah lagi , kami sudah mentrafusi 1 kantong tapi kami kehabisan stok, jika menunggu waktu petugas dari kami mengambil darah dari bank darah takutnya lama dan berakibat buruk pada pasien apa di antara kalian ada ingin menyumbangkan darah untuk pasien " Jelas dokter membuat dada mereka semua sesak.
" Darah kita semua nya gak cocok" Ucap Andra.
" Emangnya apa golongan darah kaka ipar? " Tanya Max yang baru saja datang.
" B negatif " Kata Andra menggeleng lemah.
" Gimana dokter Haris, apa ada masalah pada pasien? " Tanya seorang dokter bertag name Reynanda Vallado , seorang dokter muda usianya setara dengan Andra.
" Gini dok pasien kita kekurangan stok ngarah sedangkan sekarang pasien sangat membutuhkan nya" Jelas dokter Haris.
" Apa golongan? " Tanya dokter Rey.
" B negatif dok " Jawab dokter Haris.
" Ambil darah saya" Kata dokter Rey.
" Tapi dok , nanti pagi anda ada jadwal operasi " Ujar dokter haris.
" Ken bisa mengantikan saya" Kata dokter Rey.
" Bukannya dokter Ken libur besok" Kata suster.
" Kendrick Garmen kan? " Ucap Andra.
" Iya" Jawab dokter Rey.
" Biar jadi urusan saya" Ujar Andra. Sepertinya besok tidak akan ada masa libur uang tenang untuk Ken.
"Ayo dokter Ken,kita lakukan transfusi nya sekarang" Kata dokter Haris.
Kini kondisi Dea sudah stabil masa kritisnya pun telah lewat. Beruntung Andra membawa Dea tepat waktu.
" Terimakasih banyak dokter sudah menyelematkan istri saya" Ucap Andra.
" Sama -sama tuan itu memang tugas kami sebagai dokter " Balas dokter Rey.
"Dokter Rey tenang saja karena saya akan menyuruh Ken untuk menggantikan dokter Rey operasi nanti supaya anda bisa istirahat lebih lama. " Ujar Andra. Jujur saja pengambilan 2 kantong darah sekaligus membuat Rey lemas. Walaupun dia memiliki fisik yang kuat.
" Terimakasih tuan" Kata dokter Rey,
' lumayan bisa istirahat ' batin dokter Rey.
" Gimana keadaan Dea ndra? " Tanya mami Luna.
" Dea sudah melawati massa kritis mi" Jawab Andra.
" Tapi.. Ucap Andra gantung.
" Tapi kenapa? " Penasaran mami Luna.
" Kata dokter 1x 24 jam jika Dea tidak sadar juga Dea akan di nyatakan koma" Jelas Andra.
Membuat mereka semua menegang setelah mendengar penjelasan dari Andra, bahkan mami kini sudah menangis di pelukan papi Jae.
" Hikkss putriku , kamu harus tangkap pelakunya Ndra " Pinta mami Luna.
" Iya mi anak buah Andra lagi bergerak " Kata Andra.
" Sabar ya kita do'akan putri kita cepat sembuh" Papi Jae menenangkan mami Luna yang sudah menangis sesegukan.
" Max kebandara dulu mi jemput apa sama mamah " Pamit Max.
" Mereka pulang? " Tanya papi Jae
" Jelas pi princess mereka terluka jelas saja mereka khawatir dan langsung pulang" Sahut mami Luna.
"Kamu hati-hati Max" Kata papi Jae.
" Iya pi " Kata Max meningggalkan rumah sakit menuju Bandara.
" Dean gimana mi? " Andra menanyakan putranya pada maminya.
" Dean tidur mami titip sama Tika kalonya bangun nanti antar kesini" Jawab mami Luna.
Gladis dan Fanya berhasil membawa Amel pulang ke rumah karena mereka takut Amel mengamuk disana dan berakhir malu nantinya.
" Kenapa dia bisa kambuh? " Tanya Ben pada teman sang putri.
" Amel ketemu istrinya Andra om" Jawab Gladis.
" Hah " Ben menghela nafas lelah.
" Terimakasih ya sudah nganterin lia pulang" Kata Ben .
" Sama-sama om kami pamit pulang dulu" Ucap keduanya berpamitan.
" Sial*n lo harus mati Dea, mati mati! "
Teriak Amel dari dalam kamar.
" Lo kalah Mel, gue pemenangnya, Andra cuma milik gue seorang . Lo gak bakalan mampu ngalahin gue dalam hal apapun" Amel Amel berkaca dalam kaca tersebut dia melihat pantulan dirinya adalah Dea yang sedang mengejek.
" Mati. Lo, gue bunuh lo! " Raung Amel.
Pranggg..
Amel melemparkan guinke arah kac yang memantulkan dirinya.
" Hahahaha, mati lo cewek miskin mati lo" Tawa Amel.
Menghancurkan beberapa barang membentingnya ke lantai hingga dinding.
" Tuan" Panggil seorang pelayan.
" Suntik dia , jika lengah" Perintah Ben.
" Baik tuan" Jawba pelayan tersebut.
Beberapa pelayan membuka pintu kamar Amel , mereka langsung masuk dan menyuntik obat penenang pada Amel yang tengah lengah tadi.
Kembali ke rumah sakit tempat Dea di rawat.
Pagi ini masih dengan kondisi yang sama Dea belum juga sadar. Para keluarga senantiasa menjaga Dea bergantian , bahkan mamah Lena juga sudah ada disana selepas dari bandara dirinya serta suami langsung kerumah sakit, melihat kondisi Dea.
" Kapan Dea bangun? " Kata mamah Lena.
" Sabar mah " Ujar appa Lee.
" Permisi " Kata Rey yang masuk kedalam ruangan tersebut.
" Sudah sehat dokter? " Mami menyambut dokter Rey.
" Iya nyonya, saya ingin memeriksa kondisi pasien boleh? " Tanya dokter Rey.
" Silahkan dokter " Sahut Andra
Andra sedikit bergeser agar mempermudah dokter Rey memeriksa Dea. Hari ini Rey di tugaskan untuk memantau kondisi Dea karena dokter Haris ada keperluan mendadak. Masalah oprasi tentu saja Ken yang menanganinya, walaupun di sertai Umpatan kesal karena dia tak jadi libur, Ken pun tetap melaksanakannya kerana Andra langsung yang memerintah nya kemaren malam.
Dokter Rey mulai memeriksa Dea, matanya tak sengaja menangkap sebuah bandul yang sama persis....
" Ap- " Dokter Rey menahan ucapannya mungkin nanti saja saat Dea bangun dia akan menanyakan nya.
" Pasien sadar " Ucap dokter Rey, bertepatan dengan Dea yang membuka matanya.
,
,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments