Pagi ini Dea sudah sepenuhnya pulih dari drama sakitnya. Dan sekarang Dea sedang mengayuh sepedanya memutari taman bersama Dean di boncengan nya, walaupun pada awalnya Andra tidak memperbolehkan mereka pergi tanpa dirinya, mereka akhirnya pergi juga dengan syarat di kawal beberapa bodyguard yang menyamar . Karena Andra sendiri tidak bisa menemani mereka karena ada pertemuan dengan klien penting hari ini.
" Di mana ya Dean? kemarin mommy liat ada penjual telur gulung lo di sini tapi sekarang mana ya " Sungut Dea mengerutu, ini sudah putaran ke 2 Dea juga tak melihat penjual tersebut.
" Telur gulung itu apa mommy ?" Tanya Dean.
" Itu makanan sayang, mommy suka banget lo" Jelas Dea.
" Kalo gitu Dean pasti juga suka" Ucap Dean memeluk perut Dean mengeratkan pegangannya di belakang.
~
" Akhirnya aku menemukanmu , aku tak menyangka kucing kecilku yang hilang tanpa jejak kini menampakkan diri kembali " Kata orang yang sedari tadi mengawasi Dea .
" Tetap awasi dia , dan cari tau di mana dia tinggal sekarang "
"Baik tuan"
Sekarang orang mereka yang berjumlah 5 orang pun melakukan aksi dengan rapi, karena mereka melihat ada beberapa juga yang tengah mengawasi wanita tersebut.
Setelah putaran ke tiga mengelilingi taman menggunakan sepeda Dea akhirnya melihat juga penjual telur gulung tersebut, rupa penjual tersebut baru saja datang.
" Sayang lihat itu penjual nya" Kata Dea dengan senang.
" Iya mommy, aup cepat kita beli" Ajak Dean.
~
Dea dan Dean pulang ke mansion sambil membawa beberapa jajanan yang mereka beli tadi waktu di taman.
" Wah kalian bawa apa ini banyak sekali ? " Tanya mami Luna.
" Mamah bagi dong" Pinta mamah Lena.
" Kami beli jajan tadi, mamah, mami mau? Dea beli banyak" Ujar Dea membuka semua plastik beri berbagai jajanan, ada cimol, tahu bakso, Cireng, pentol pedas, ceker mercon, dan tentu saja telur gulung.
" Sebanyak ini? Tanya mami Luna.
" Ini tak sehat sayang " Tegur mamah lena.
" Ada yang salah mah mi? " Tanya Dea melihat raut muka khawatir mertua nya.
" Jika Andra tau dia pasti akan marah" Jawab mami Luna.
" Tapi kenapa Dea kan cuma beli jajanan " Terang Dea merasa tak ada yang salah.
" Mungkin kamu lupa sayang biar mami jelasin ya" Ucap mami Luna menarik Dea duduk di samping nya.
" Apa mi mah? " Ujar Dea bertanya.
" Dean ke kamar dulu ya sayang bersih-bersih sama mba Tika" Suruh Mamah Lena.
" Siap oma " Kata Dean mengerti para omanya pasti ada mau di bicarakan sama. Mommy nya.
Selepas perginya Dean.
" Jadi kenapa mah mi?" Tanya Dea.
" Dulu kamu pernah keracunan sewaktu membeli makanan di pinggir jalan" Kata Mami Luna .
" Massa sih ? Gak mungkin lah mi" Ujar Dea tak percaya mana ada makanan di pinggir jalan bikin keracunan.
" Bisa sayang, musuhnya Andra yang membuat makan itu jadi beracun" Sahut mamah Lena.
" Oleh sebab itu Andra tak pernah lagi memperolehkan kamu membeli jajanan di pinggir jalan lagi" Sambung mamah Lena.
" Gitu ya Dea lupa tapi Dea belum makan sedikit pun kok" Jelas Dea, pantas saja tadi para bodyguard melarang Dea untuk membeli jajanan tersebut, karena Dea cuma mengira dia dilarang karena makanan gak higienis karena di pinggir jalan.
" Jangan bilang Aan ya mi" Pinta Dea. Takut Andra memarahi nya nanti.
" Jangan bilang apa? "
"Aan? " Gugup Dea melihat Andra yang kini sudah berada di belakang nya. Dengan tatapan khawatir.
Andra langsung pulang setelah mendapat telpon dari bodyguard yang di tugaskannya untuk menjaga istri dan anaknya kalau Dea sedang membeli makanan di pinggir jalan lagi, kejadian terdahulu seolah membuat trauma bagi Andra, Dea sempat hampir kehilangan nyawa jika saja Andra telat membawa nya kerumah sakit.
" Kamu bikin aku khawatir lov" Andra memeluk Dea.
" Maaf " Hanya itu yang bisa Dea ucapakan.
" Aku udah dengar dari mami sama mamah, naku juga belum sempat makan jajanan itu " Sambung Dea menjelaskan.
" Buang makanan itu! " Perintah Andra dengan tegas. Dea merasa sayang sekali jajanan yang Dea beli malah di buang belum tentukan ada racunnya, pasalnya banyak juga orang yang membeli jajanan tersebut tadi di taman mereka semua baik-baik saja.
" Aan jangan di buang aku mau telur gulung nya " Kata Dea memberanikan diri karena jujur saja Dea sudah lama ingin memakan telur tersebut.
" KU BILANG ITU ADA RACUNNYA LOV! DENGAR!" bentak Andra tak sanggup mengontrol emosi nya karena saking takutnya kalau Dea beneran memakan jajanan tersebut.
Dea menunduk takut bahunya pun sudah bergetar. Dengan air mata mengalir di pipinya.
bentakan Andra mengingatkan Dea pada suaminya dulu yang sering membentaknya.
" Andra! " Marah mami Luna.
Mendengar bentakkan mami Luna Andra pun tersadar.
" Lov maaf " Ucap Andra, ingin membawa Dea kembali kedalam pelukan. Tapi Dea menolak dan malah mundur menghindari Andra.
" Mah mi tolong Andra " Mohon Andra pada kedua mamanya.
" Mamah gak ikut campur "
" Mami juga" Sambung mami Luna, biar. Saja Andra di jauhi Dea slaah sendiri membentak menantu tersayang nya.
" Mami ke atas dulu ya sayang, terus diamin saja bocah tengik itu " Bisik mami Luna kemudian mereka pun meninggalkan Dea dan Andra.
" Lov maaf aku gak bermaksud bentak kamu" Ujar Andra menggenggam tangan Dea.
Dea melepaskan ngenggeman Andra mengangkat kepala nya menatap Andra, lalu menghapus air mata yang membasahi pipinya.
" Malam ini aku tidur di kamar Dean" Ucapan Dea membuat Andra langsung terbelalak.
" Engga,gak mau tidur sendiri, lov maaf maafin aku ya , kamu mau apa aku beliin, aku bakal turutin asal jangan tidur sama Dean. " Bujuk Andra. Dengan muka menahan tangis.
" Beneran? " Tangan Dea langsung tersenyum senang. Andra melihat senyum Dea langsung merasa tak nyaman entah apa yang akan istri nya tersebut pinta.
" Janji dulu " Kata Dea
" Aku janji bakalan turutin permintaan kamu" Ucap Andra.
" Oky aku mau pergi ke supermarket sekarang dan sendiri" Pinta Dea.
" Gak aku gak izinin kalo sendiri " Tolak Andra.
" Ya udah kalau gitu kamu tidur sendiri yah seminggu ini" Kata Dea berdiri dari sofa.
" Apa seminggu? Gak, gak aku gak mau, oke aku bolehin " Putus Andra dengan terpaksa.
Cup
" Ye sayang Aan banyak-banyak" Dea mengecup pipi Andra lalu pergi keluar. Andra terkekeh, semudah itu mengembalikan mood istrinya.
" Bawa beberapa orang jaga istri ku " Perintah Andra pada bawahannya. Tentu saja Andra tidak akan membiarkan Dea pergi begitu saja tanpa pengawasan.
" Baik tuan " Jawabnya langsung pergi.
Dea berjalan kaki menuju supermarket yang tak jauh dari mansion nya. Dia tak sadar jika dia saat ini tengah di ikuti oleh beberapa orang.
Dea yang sudah sadar merasa ada yang mengikuti mulai khawatir, tapi kekhawatiran kini berganti dengan kesal. Dea kira Andra pasti menyuruh para bodyguard untuk menjaganya dari jauh.
Pikiran Dea tak sepenuhnya salah memang para bawahan Andra juga mengikuti nya tapi juga ada beberapa orang lain yang mengikuti nya.
Uuueeeghhh
Dea membuka matanya lalu memegang tengkuk nya yang terasa sangat sakit.
"Sssshhhtt, a-aku di - mana" Gumam Dea merasa panik dia mengedarkan pandangan di ruangan yang bernuansa gelap tersebut.
Dea ingat sebelum nya Dea melihat beberapa orang mengejar nya namun para bawahan Andra berhasil menghentikan mereka, lalu setelah nya Dea merasa seseorang memukul tengkuk nya hingga Dea pingsan. Kini Dea bangun di ruangan yang terlihat aneh, bulu judulnya pun merinding.
" Banyak setan nih" Batin Dea.
Dea bangkit dan mencoba membuka pintu ruangan tersebut. Namun ternyata pintunya terkunci dari luar. Dea baru sadar sekarang dirinya tengah di culik.
" Kapok ih gak lagi deh pergi tanpa Aan" Sesal Dea.
" Aku harus keluar" Dea bingung harus bagaimana agar dia bisa keluar pintu terkunci dan jendela pun tak terlihat di ruangan tersebut.
Dea duduk menyenderkan tubuhnya ke pintu menyembunyikan wajahnya di lutut Dea mulai menangis memikirkan nasibnya bagaimana sekarang.
~
Andra mengamuk di mansion setelah mendapat kan kabar Dea menghilang dan para bawahan yang di tugaskan nya meregang nyawa.
" Lacak dimana istriku sekarang" Perintah Andra.
" Pi gimana Dea sekarang mami takut " Kata. Mami Luna perasaan nya tak tenang.
" Ini salahku harusnya aku gak izinin Dea pergi tadi" Kata Andra. Menyalahkan dirinya.
" Andra cari Dea cepat " Pinta mamah Lena.
" Sudah bang, lebih baik kita fokus cari kaka ipar sekarang " Kata Max.
" Markas " Ucap Andra.
" Ikut bang " Ujar kev.
" Lo di rumah aja temenin Dean jangan sampai dia tau mommy nya hilang " Kata Max pada Kev, lalu menyusul Andra.
~
Dea menghentikan tangisnya, tanpa sengaja mendengar ada seseorang yang mendekat. Dea kembali ke kasur memejamkan matanya .
Kretttt.
Pintu terbuka secara perlahan, jantung Dea berdetak dengan kencang, tubuhnya mengigil namun Dea berusaha menahan rasa takut nya.
Tap
Tap
Tap
Terdengar langkah mendekat ke arah Dea.
" Ternyata ini beneran kucing kecilku yang hilang" Bisik suara berat di telinga Dea .
" Kucing kecil siapa? " Batin Dea.
" Bangun baby aku tau kamu sudah sadar " Ucap pria tersebut mengelus pipi Dea.Membuat Dea mau tidak mau pun membuka matanya.
Mata Dea bertemu dengan sosok pria yang duduk di samping ranjang, pria itu tersenyum melihat Dea yang menampilkan wajah ketakutan.
Dea beringsut mundur menjauh dari pria tersebut " Si-apa ka-mu mengapa me-bawa ku ke sini? " Ujar Dea dengan wajah takut.
"Aan tolong aku" Batin Dea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments