Pelabuhan

intan menarik abrahan bersembunyi di antara kontainer yang sedikit memiliki celah. Sambil berusaha mengatur nafas mereka yang tersenggal - senggal karena berlari cukup jauh dari pemecah gelombang. Abraham menatap nanar ke arah intan ada rasa takut dan cemas memenuhi tubuh abraham. Pikirannya melayang - layang menduga kemungkinan - kemungkinan terburuk yang mungkin akan mereka alami.

"tenanglah, semua pasti akan baik - baik saja" Begiti mungkin arti tatapan intan pada abraham. Sambil menggenggam erat tangan kanan abraham.

"sial!" umpat salah satu pria menendang asal batu - batu kecil yang berada di sana.

"kenapa juga perempuan itu bisa mati segampang itu" ujar pria lain mengepalkan erat tangannya.

"jadi bagaimana sekarang?" tanya pria lain dengan nada yang lebih tenang dari 2 pria lainnya.

"bagaimana lagi, kota harus melaporkannya pada bos" ucap pria yang berusaha meredam amarahnya.

"gila kau! Jika bos tahu kita tidak berhasil mengambil barang tersebut. Bisa - bisa besok kita tidak bernapas lagi" bentak pria yang masih mencari - cari sasaran kemarahannya setelah menendang batu - batu kecil.

"memangnya kau punya cara lain untuk mendapatkan barang itu. Tidak bukan" ucap pria yang tenang itu. Sepertinya dia selalu menggunakan kepalanya yang dingin meski dalam masalah besar.

"kurasa memang itu yang terbaik sekarang. Kita harus mengatakannya pada bos. Lagipula tidak ada siapapun kode yang biasa digunakan perempuan itu saat mengambil barang" ucap salah pria lain menyetujui perkataan temannya.

"mer..."ucap abraham uang terhenti saat intan membungkam mulutnya dengan tangan kanannya. Sambil menggelengkan pelan kepalanya. Intan sangat yakin ketiga pria itu masih berada di sana meski tak ada suara perdebatan mereka lagi yang terdengar.

"apa kalian tahu, kematian perempuan itu terjadi karena campur tangan bos di dalamnya" ucap salah satu pria membongkar rahasia yang sudah lama dia simpan rapat - rapat. Mengingat kematian mereka sepertinya sudah dekat. pria itu tidak ingin lagi memberatkan dirinya sendiri.

"jangan bicara sembarangan" bantah pria lain jika perkataan itu sampai di telinga bos mereka. Maka bukan hanya mereka yang akan meninggal melainkan mungkin keluarga mereka akan terlibat.

"semua orang tahu dia perempuan hebat, tidak mungkin dia bisa semudah itu kalah di tangan para polisi. Dan lagi polisi - polisi itu tidak mengendus bisnis ini sedikitpun. Padahal aster menjadi kunci utama dalam kesuksesan bisnis itu" jelas pria itu kembali mengatakan semua spekulasi yang sedang ramai di bicarakan sesama anggota.

"Aster saja dengan mudah di hilangkan bos. Bagaimana sengan kita nanti" ucap pria itu kembali yang mendapat persetujuan kedua pria lainnya.

"bahkan ayahnya pun kini menjadi buronan kelompok kita" lanjut pria lain merasa kasihan dengan kehidupan aster yang berakhir begitu menyedihkan. Entah apa yang menjadi alasan pemimpin mereka hingga harus menghilangkan aster dengan bantuan polisi.

"padahal besok hari ulang tahun istriku. Belum lagi kedua anakku mungkin akan menjadi yatim" keluh salah satu pria meratapi nasibnya jika harus meninggal seperti aster.

"kau kira kau saja! aku masih punya ibu, ayah saudara perempuanku yang minggu depan akan menikah" ucap pria lain mengadu nasibnya. Tampak raut kesedihan di wajahnya.

"sudahlah ayo kembali, jangan membuang - buang waktu lagi di sini" ucap pria yang mungkin lebih mudah dari antara mereka bertiga.

setelah berdiam hampir 16 menit intan meyakini orang - orang itu sudah benar - benar pergi dari tempat itu.

"apa sudah aman?" bisik abraham dia tidak ingin terlibat dalam masalah apapun. Mendengar dari pembicaraan ketiga pria itu sepertinya mereka berasal dari kelompok elit.

"tunggu aku di parkiran" ucap intan mengambil masker hitam dari saku jaketnya kemudian menggulung rambutnya ke atas.

"kau mau kemana, jangan macam - macam" kata abraham menarik tangan intan gang hendak pergi meninggalkannya.

"ini satu - satunya cara agar kita bisa lolos. Kita harus keluar dengan jalan yang berbeda" jelas intan yang membuat abraham menganggukkan kepalanya mengerti maksud dan tujuan intan.

"hati - hati" ucap abraham sebelum intan beranjak meninggalkan dirinya yang masih berada di antara kontainer.

intan berjalan ke arah dalam pelabuhan berbeda dengan abraham yang berjalan melewati pintu samping bangunan gudang penyimpanan.

tok tok tok

"aku ingin memeriksa barang" ucap intan setelah mengetuk pelan kaca yang menjadi sekat pemisa.

"barang apa yang anda ingin periksa, boleh saya melihat resi pengirimannya?" tanya pria yang sudah berumur itu dengan ramah. Sesekali memindahi penampilan intan yang berdiri di depannya.

"A09S" ucap intan mengedarkan pandangannnya berharap tak ada yang mengamati dirinya.

"apa anda ingin membawanya sekarang?" tanya pria itu dengan ekspresi seriusnya ikut memandangi tempat di sekitar mereka.

"aku hanya ingin memeriksanya" ucap intan pelan sambil terus mengawasi orang - orang yang berada di tempat yang sama dengannya.

"aman, tapi beberapa orang juga datang mencarinya sebelum anda" ucap pria tersebut dengan ekspresi seriusnya.

"jangan biarkan siapapun mengambilnya, sepertinya mereka juga mulai mengincarku. Jika aku sudah merasa aman aku akan datang mengambilnya" jelas intan beranjak dari tempatnya terpaku. Meninggalkan pria yang masih menganggukkan kepalanya mengerti dengan maksud intan.

"kenapa lama sekali!" seru abraham menyodorkan sebuah helm kepada intan.

"maaf, aku mampir ke toilet sebentar" ucap intan menaiki motor abraham setelah memasang helmnya.

"apa kau kenal mereka?" tanya abraham sebelum melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang.

"aku tidak mengenal mereka" jawab intan memeluk pinggang abraham berusaha mengusir dingin yang kian menusuk tulang - tulangnya.

"aku harap kita tidak akan pernah lagi bertemu dengan mereka" ucap abraham menambah kecepatan motornya melintasi jalan yang tampak sepi dari pengendara lain.

"aku tidak yakin dengan itu" batin intan merasa harus mencari tahu kematiannya. Intan yakin mereka memiliki hubungan yang erat. Sepertinya kehadiran ayah di kedimanan hagara juga memiliki keterkaitan dengan kematian Aster. Tapi apa hubungan yang dimiliki reval dengan ayahnya. Dia tidak pernah tahu mereka masih memiliki kerabat atau keluarga jauh. Selama ini aster hanya hidup dan mengenal ayahnya.

"kalau aku berhasil menemukan ayah mungkin aku akan mendapat sedikit infomasi darinya aku juga mungkin tahu siapa bos yang selalu enggan aku temui sebelumnya" batin intan kembali menyelam dalam lamunannya. Berusaha menduga keberadaan ayahnya.

"sudah sampai" ucap abraham menghentikan motornya di garasi.

"terima kasih" ucap intan mengembalikan helm pada abraham

"kalian dari mana saja?" tanya devano yang juga baru pulang dari kantor. Sepertinya pekerjaannya cukup banyak sekarang hingga dia harus pulang saat malam sudah larut.

"dari nongkrong kak" jawab abraham berdiri di samping intan sambil memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya.

"kalian harusnya belajar yang bener, jangan hanya keluyuran sampai malam - malam begini" kata devano turun dari mobilnya sambil menenteng tas kerjanya.

"kurasa kakak butuh seorang sekertaris untuk membantu kakak" ucap intan berjalan ke arah devano dan mengambil alih tas kerja devano.

"itupun yang juga sedang rekrut sekarang intan" ucap devano berjalan menaiki tangga yang menghubungkan mereka pada pintu utama mansion tersebut.

Episodes
1 A09S
2 Kecelakaan
3 Masa Koma
4 Ingatan
5 Keluarga yang kaku
6 5 shoot
7 perbuatan curang darwin
8 Persiapan
9 Balapan
10 Menabrak pria asing
11 mulai merasakan kejanggalan
12 beberapa butir
13 Mempersiapkan rencana selanjutnya
14 tempat dan waktu yang salah
15 gugatan cerai
16 perayaan pernikahan
17 perjanjian pranikah
18 kejutan tak terduga
19 balapan II
20 Pelabuhan
21 Makam Aster
22 Kejanggalan
23 Berteman
24 Makan malam
25 Permainan licik
26 Melindungi
27 Permintaan Lathan
28 Penyerangan
29 Masalah
30 Perkelahian
31 Kebenaran
32 Masalah lain
33 Lebih Serius
34 Masalah yang tersembunyi
35 Fakta di balik kecelakaan Intan
36 Tuduhan pada Abraham
37 Makan siang bersama
38 Apartemen Lathan
39 Tidak akan melepaskan lagi
40 Mencuri Bukti
41 Benang merah
42 Hanya rasa kasihan
43 Rencana Edo
44 Keyakinan Intan
45 Terlalu berambisi
46 Kepercayaan
47 Pantauan Abraham
48 Caitlyn
49 Penyadapan ponsel
50 Pengejaran Intan
51 Rencana penyerangan
52 Pentas Seni
53 Pentas Seni II
54 Pentas Seni III
55 Terkunci sendirian
56 Perubahan rencana
57 Caitlyn kembali
58 Pesta penyambutan
59 Langkah terakhir menghadapi Edo
60 Bersiap menghadapi Clara
61 Hari yang melelahkan
62 Persiapan pesta penyambutan
63 Tuduhan Clara pada Abraham
64 Peringatan Lathan
65 membawa Owen
66 Perdebatan dengan Devano
67 Pekerjaan sampingan
68 Berusaha menghindari masalah kedepannya
69 Keadaan owen
70 Ajakan Riel
71 Menyiapkan rencana
72 Mempersiapkan diri
73 Beraksi bersama Riel
74 Dendam yang harus dibayarkan
75 Merasa gusar
76 Kepercayaan yang retak
77 Rumah baru
78 Rencana alat penyadap
79 Tetap menjadi saudara
80 Meretas sistem
81 Mimpi yang mencekam
82 Latihan bela diri
83 hal yang tersembunyi
84 menyusun rencana bersama Abraham
85 Balas budi
86 Berita kematian Intan
87 Hukuman untuk Caitlyn
88 Perasaan yang tertinggal
89 Makan malam berbau bisnis
90 Sosok kakak yang baik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
A09S
2
Kecelakaan
3
Masa Koma
4
Ingatan
5
Keluarga yang kaku
6
5 shoot
7
perbuatan curang darwin
8
Persiapan
9
Balapan
10
Menabrak pria asing
11
mulai merasakan kejanggalan
12
beberapa butir
13
Mempersiapkan rencana selanjutnya
14
tempat dan waktu yang salah
15
gugatan cerai
16
perayaan pernikahan
17
perjanjian pranikah
18
kejutan tak terduga
19
balapan II
20
Pelabuhan
21
Makam Aster
22
Kejanggalan
23
Berteman
24
Makan malam
25
Permainan licik
26
Melindungi
27
Permintaan Lathan
28
Penyerangan
29
Masalah
30
Perkelahian
31
Kebenaran
32
Masalah lain
33
Lebih Serius
34
Masalah yang tersembunyi
35
Fakta di balik kecelakaan Intan
36
Tuduhan pada Abraham
37
Makan siang bersama
38
Apartemen Lathan
39
Tidak akan melepaskan lagi
40
Mencuri Bukti
41
Benang merah
42
Hanya rasa kasihan
43
Rencana Edo
44
Keyakinan Intan
45
Terlalu berambisi
46
Kepercayaan
47
Pantauan Abraham
48
Caitlyn
49
Penyadapan ponsel
50
Pengejaran Intan
51
Rencana penyerangan
52
Pentas Seni
53
Pentas Seni II
54
Pentas Seni III
55
Terkunci sendirian
56
Perubahan rencana
57
Caitlyn kembali
58
Pesta penyambutan
59
Langkah terakhir menghadapi Edo
60
Bersiap menghadapi Clara
61
Hari yang melelahkan
62
Persiapan pesta penyambutan
63
Tuduhan Clara pada Abraham
64
Peringatan Lathan
65
membawa Owen
66
Perdebatan dengan Devano
67
Pekerjaan sampingan
68
Berusaha menghindari masalah kedepannya
69
Keadaan owen
70
Ajakan Riel
71
Menyiapkan rencana
72
Mempersiapkan diri
73
Beraksi bersama Riel
74
Dendam yang harus dibayarkan
75
Merasa gusar
76
Kepercayaan yang retak
77
Rumah baru
78
Rencana alat penyadap
79
Tetap menjadi saudara
80
Meretas sistem
81
Mimpi yang mencekam
82
Latihan bela diri
83
hal yang tersembunyi
84
menyusun rencana bersama Abraham
85
Balas budi
86
Berita kematian Intan
87
Hukuman untuk Caitlyn
88
Perasaan yang tertinggal
89
Makan malam berbau bisnis
90
Sosok kakak yang baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!