balapan II

"lo jadi ikut kan?" tanya deki melalui pesan singkat yang dikirim pada intan.

"jadi, gue udah di jalan" balasan pesan intan yang langsung terkirim. Sesekali intan menatap ke arah luar mobil, menikmati pemandangan di luar yang tampak sepi dari keramaian orang - orang.

"nona, kita sudah sampai" ucap sopir yang sudah menepihkan mobil. Membuyarkan lamunan intan yang entah melayang ke mana - mana.

"pak, langsung pulang saja. Nanti aku pulang dianterin teman" kata intan sebelum menutup pintu mobil yang di jawab anggukan pelan oleh pengemudi mobil.

"akhirnya kau datang juga" ucap deki mendekat ke arah intan bergegas membawanya menuju ruang tunggu agar intan segera bersiap. Balapan tinggal menunggu beberapa menit untuk di mulai.

"siap?" tanya seorang wanita yang berpakaian minim berdiri di antara kedua motor yang akan beradu kecepatan malam itu.

dengan yakin intan dan reksa menganggukkan kepala mereka yang telah terpasangi helm.

"3.... 2... 1.... Go" ucap wanita itu menjatuhkan sebuah sapu tangan menandakan pertandingan resmi dimulai.

Para penonton semakin bergemuruh menyorakkan pemain andalan mereka. Sedangkan kedua motor sport tersebut saling memacu kecepatan mereka. Mereka dengan lihai mengerakkan motor mereka melewati setiap tikungan dan belokan yang menjadi penghambat dalam balapan tersebut

reksa terus memfokuskan dirinya pada arena lintasan. Tidak ingin kembali kalah dari lawannya. Dia sudah meningkatkan skillnya beberapa bulan ini. Hanya untuk kembali menantang intan balapan malam ini.

Sedangkan intan tak mau mengalah dari reksa. Ternyata motor yang disediakan untuknya sudah dimodifikasi begitu hebat. Sehingga sangat membantu intan yang jarang latihan karena akhir - akhir ini terlalu sibuk.

namun skill bermotor intan sepertinya tak mengalami kemunduran. terlihat dari beberapa gerakan kecilnya yang membuat motornya melewati tikungan dengan begitu mudah.

motor mereka semakin mendekat ke arah garis finis. reksa menatap penuh seringai pada intan yang berada di sampingnnya. Segera melakukan aksinya untuk membenturkan motor mereka dengan hebat sesuai rencananya. namun intan yang menyadari tindakan reksa segera menambah kecepatannya. Menghindari motor reksa yang bergerak cepat ke arahnya. Melihat serangannya yang gagal semakin membuat reksa geram.

"bagaimana bisa dia menghindar dengan mudah" batin reksa menatap nanar ke arah motor intan yang melaju cepat di depannya

"ya ampun reksa apa yang kau lakukan?" teriak beberapa orang melihat aksi reksa yang bisa membahayakan mereka berdua.

"astaga..." pekik abraham melihat motor intan berusaha meloloskan diri dari benturan tersebut yang nampak sedikit tidak stabil.

"sedikit lagi intan" ujar deki mengepalkan kedua tangannya berharap intan segera sampai di garis akhir sebelum reksa kembali menyusulnya.

"yeii... Kita menang lagi bro" ucap deki memeluk dan memukul - mukul bahu abraham menyalurkan semua rasa bahagianya.

"kita menang" ucap pria lain menghampiri mereka dan berhamburan memeluk abeaham dan deki.

"shit.." ucap reksa menghentikan motornya melepas helmnya dengan kasar kemudian melemparnya ke sembarang tempat menyalurkan amarahnya yang membuncah.

"lo apa - apaan sih!" seru teman reksa menghampiri reksa. Dia tidak habis pikir dengan tindakan reksa yang bisa saja membunuh intan.

intan yang sudah berhasil menghentikan motornya bergegas turun dan berjalan cepat ke arah reksa yang sudah di kelilingi beberapa orang.

"kalau lo nggak bisa sportif jangan nantangin gue balapan" ucap intan dengan tatapan tajamnya menghampiri reksan

"bajingan lo" kata intan kembali menendang pelan ban depan motor reksa. Dia hampir saja mati untuk ke dua kalinya jika saja terlambat menyadari pergerakan reksa.

"udah, nggak usah buang - buang tenaga menghadapi orang seperti dia" kata abraham menarik intan dari sana. sedangkan teman - teman reksa sudah menatap tajam dan siap menerkan intan kapan saja.

"lo nggak bakalan bisa menghadapi antek - anteknya nanti. Bukankah sudah ku peringatkan" ucap abraham dengan nada tegasnya. dia begitu tidak paham dengan intan yang terus saja melibatkan diri dalam hal - hal yang berbahaya.

"selamat..." ucap deki ini memberi uluran tangan pada intan.

"setelah hari ini jangan hubungi gue untuk hal semacan ini lagi" kata intan melepaskan tangan mereka yang bersalaman. Dia begitu marah dengan kejadian barusan. Ditambah deki yang mungkin hanya pesuli dengan hasil akhir pertandingan tanpa memedulikan keselamatannya

"itu permintaan ketiga yang gue berikan" ucap intan bergegas meninggalkan tempat tersebut. Membuat beberapa orang melongo dengan penuturan yang baru saja intan katakan.

"lo masih mau tinggal sama mereka!" ucap intan menatap abraham uang masih diam terpaku di tempatnya berdiri.

"gue balik duluan yah" kata abraham sebelum meloloskan diri dari tatapan yang mengarah padanya.

"nih, gue nggak nyangka sama keputusan lo barusan" ucap abraham menyerahkan helm cadangan pada intan yang masih mengeraskan wajahnya.

setelah intan menaiki jok belakang motor tanpa aba - aba abraham memalajukan kendaraannya meninggalkan area balapan uang makin ricuh dengan pengumuman pemenang.

"berhenti di depan" teriak intan sembari menepuk - nepuk bahu kiri abrahan.

"mau ngapain lo?" tanya abraham menepihkan motornya. Intan segera melangkah ke arah seorang anak yang terduduk di depan sebuah ruko sambil memeluk lututnya. Sepertinya dia sedang tertidur tanpa terusik dengan dinginnya malam yang kian terasa menusuk tulang.

"irzam..."panggil intan menepuk pelan bahu anak tersebut

"hemm kenapa?" tanya irzam mengercap matanya beberapa kali berusaha memulihkan dirinya dari rasa kantuknya.

"kenapa belum pulang, ini sudah larut?" tanya intan duduk di samping anak yang hanya mengenakan kaos oblong oversize.

"bagaimana bisa pulang sedangkan aku belum mendapatkan apa - apa hari ini" kata irzam menatap senduh pada bunga - bunga yang nampak layu di sampingnya.

"ini! pulanglah" ucap intan memberi beberapa lembar uang seratus ribu pada irzam lalu mengambil semua bunga tersebut. Intan sangat paham jika irzam tidak akan menerima bantuan siapapun dengan percuma.

"tapi ini kebanyakan" kata irzam menatap uang kertas yang ada di tangannya.

"besok sore datanglah ke halte, Tempat kita pernah bertemu" ucap intan beranjak dari duduknya berjalan ke arah abraham yang masih menunggunya.

"ingat jam 3 sore" teriak intan yang siap naik ke atas motor milik abraham.

"ke pelabuhan" pintah intan yang langsung diangguki oleh abraham. Meski masih memiliki banyak pertanyaan yang hendak dia ajukan pada intan. Namun dia mengurungkan niatnya.

Sesampainya di pelabuhan intan melangkah menuju sudut pelabuhan di ikuti abraham uang terus mengekori langkah intan. Hingga langkah intan terhenti di bangunan pemecah gelombang. Bangunan yang melindungi arah pelabuhan dari ganasnya gelombang laut lepas.

"apa yang akan kau lakukan?" tanya abraham menatap ke arah intan yang kini menghadap ka arah laut lepas. Kemudian melemparkan satu - persatu bunga yang ada di tangannya ke dalam air laut. Pandangannya begitu sayu sesekali air matanya mengalir bebas membasahi pipinya.

"aku tidak tahu harus menangis untuk siapa, namun aku ingin melakukan ini untuk mengenang kehidupanku yang lalu" batin intan terus melempar bunga - bunga tersebut.

"apa kau baik - baik saja?" tanya abraham yang sudah berdiri di samping intan menatap pada ombak - ombak yang saling berkejaran ke arah mereka.

"kau tidak akan paham" ucap intan melempar tangkai bunga terakhir yang di sambut ombak - ombak tersebut lalu mengiringnya ke arah laut lepas.

"aku memang tidak akan paham. Bahkan dirimu yang sekarang membuatku tidak mengenali mu lagi intan" ucap abraham menatap sekilas pada intan yang masih menatap jauh ke dalam laut.

setelah menguasai dirinya kembali intan mengedarkan pandangannya. Menyususri area pelabuhan yang tampak sepi di malam hari. Hingga mata intan menangkap beberapa orang yang menggunakan senter bergerak ke arah mereka.

"kita harus sembunyi!" seru intan menarik lengan abraham agar segera bergegas meninggalkan tempat mereka sekarang.

Episodes
1 A09S
2 Kecelakaan
3 Masa Koma
4 Ingatan
5 Keluarga yang kaku
6 5 shoot
7 perbuatan curang darwin
8 Persiapan
9 Balapan
10 Menabrak pria asing
11 mulai merasakan kejanggalan
12 beberapa butir
13 Mempersiapkan rencana selanjutnya
14 tempat dan waktu yang salah
15 gugatan cerai
16 perayaan pernikahan
17 perjanjian pranikah
18 kejutan tak terduga
19 balapan II
20 Pelabuhan
21 Makam Aster
22 Kejanggalan
23 Berteman
24 Makan malam
25 Permainan licik
26 Melindungi
27 Permintaan Lathan
28 Penyerangan
29 Masalah
30 Perkelahian
31 Kebenaran
32 Masalah lain
33 Lebih Serius
34 Masalah yang tersembunyi
35 Fakta di balik kecelakaan Intan
36 Tuduhan pada Abraham
37 Makan siang bersama
38 Apartemen Lathan
39 Tidak akan melepaskan lagi
40 Mencuri Bukti
41 Benang merah
42 Hanya rasa kasihan
43 Rencana Edo
44 Keyakinan Intan
45 Terlalu berambisi
46 Kepercayaan
47 Pantauan Abraham
48 Caitlyn
49 Penyadapan ponsel
50 Pengejaran Intan
51 Rencana penyerangan
52 Pentas Seni
53 Pentas Seni II
54 Pentas Seni III
55 Terkunci sendirian
56 Perubahan rencana
57 Caitlyn kembali
58 Pesta penyambutan
59 Langkah terakhir menghadapi Edo
60 Bersiap menghadapi Clara
61 Hari yang melelahkan
62 Persiapan pesta penyambutan
63 Tuduhan Clara pada Abraham
64 Peringatan Lathan
65 membawa Owen
66 Perdebatan dengan Devano
67 Pekerjaan sampingan
68 Berusaha menghindari masalah kedepannya
69 Keadaan owen
70 Ajakan Riel
71 Menyiapkan rencana
72 Mempersiapkan diri
73 Beraksi bersama Riel
74 Dendam yang harus dibayarkan
75 Merasa gusar
76 Kepercayaan yang retak
77 Rumah baru
78 Rencana alat penyadap
79 Tetap menjadi saudara
80 Meretas sistem
81 Mimpi yang mencekam
82 Latihan bela diri
83 hal yang tersembunyi
84 menyusun rencana bersama Abraham
85 Balas budi
86 Berita kematian Intan
87 Hukuman untuk Caitlyn
88 Perasaan yang tertinggal
89 Makan malam berbau bisnis
90 Sosok kakak yang baik
Episodes

Updated 90 Episodes

1
A09S
2
Kecelakaan
3
Masa Koma
4
Ingatan
5
Keluarga yang kaku
6
5 shoot
7
perbuatan curang darwin
8
Persiapan
9
Balapan
10
Menabrak pria asing
11
mulai merasakan kejanggalan
12
beberapa butir
13
Mempersiapkan rencana selanjutnya
14
tempat dan waktu yang salah
15
gugatan cerai
16
perayaan pernikahan
17
perjanjian pranikah
18
kejutan tak terduga
19
balapan II
20
Pelabuhan
21
Makam Aster
22
Kejanggalan
23
Berteman
24
Makan malam
25
Permainan licik
26
Melindungi
27
Permintaan Lathan
28
Penyerangan
29
Masalah
30
Perkelahian
31
Kebenaran
32
Masalah lain
33
Lebih Serius
34
Masalah yang tersembunyi
35
Fakta di balik kecelakaan Intan
36
Tuduhan pada Abraham
37
Makan siang bersama
38
Apartemen Lathan
39
Tidak akan melepaskan lagi
40
Mencuri Bukti
41
Benang merah
42
Hanya rasa kasihan
43
Rencana Edo
44
Keyakinan Intan
45
Terlalu berambisi
46
Kepercayaan
47
Pantauan Abraham
48
Caitlyn
49
Penyadapan ponsel
50
Pengejaran Intan
51
Rencana penyerangan
52
Pentas Seni
53
Pentas Seni II
54
Pentas Seni III
55
Terkunci sendirian
56
Perubahan rencana
57
Caitlyn kembali
58
Pesta penyambutan
59
Langkah terakhir menghadapi Edo
60
Bersiap menghadapi Clara
61
Hari yang melelahkan
62
Persiapan pesta penyambutan
63
Tuduhan Clara pada Abraham
64
Peringatan Lathan
65
membawa Owen
66
Perdebatan dengan Devano
67
Pekerjaan sampingan
68
Berusaha menghindari masalah kedepannya
69
Keadaan owen
70
Ajakan Riel
71
Menyiapkan rencana
72
Mempersiapkan diri
73
Beraksi bersama Riel
74
Dendam yang harus dibayarkan
75
Merasa gusar
76
Kepercayaan yang retak
77
Rumah baru
78
Rencana alat penyadap
79
Tetap menjadi saudara
80
Meretas sistem
81
Mimpi yang mencekam
82
Latihan bela diri
83
hal yang tersembunyi
84
menyusun rencana bersama Abraham
85
Balas budi
86
Berita kematian Intan
87
Hukuman untuk Caitlyn
88
Perasaan yang tertinggal
89
Makan malam berbau bisnis
90
Sosok kakak yang baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!