Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)

"Sudah aku bilang aku baik-baik saja," ucapku malas, seraya menuangkan susu ke permukaan larutan fluida dengan viskositas itu. Sebuah hati terukir di permukaan fluida.

"Benarkah? Apa hanya perasaanku saja ya? Apa mungkin hati ini menipuku?"

"Kau tak perlu sampai datang jauh-jauh kemari."

"Kakak dengar dari Bi Hannah kalau ada sesuatu terjadi padamu."

Aku menaruh minuman beracun pada lelaki itu. "Cafè au lait mu sudah datang." Lelaki itu tersenyum. "Nah katakan sesuatu apa yang menimpaku."

"Sesuatu yang baik, begitu kata Bi Hannah."

"Kalau begitu tak perlu sampai terbang kemari."

"Justru karena aku mendengar kabar baik, jadi aku ingin kemari."

Lelaki itu menyeruput racunnya, kopi yang aku beri kutukan. "Tadi itu temanmu. Dia hebat. Cantik tapi juga garang. Aku sempat tak percaya perkataan Aiden bahwa dirinya kalah oleh gadis SMA," tambahnya seranya menoleh pada lelaki berwajah kebiruan di pipinya itu.

Aku melipat tangan. "Angelica memang begitu. Jangan engkau usik dirinya bila ingin selamat."

"Menarik." Kakak menyeruput kopi. "Aku jadi penasaran bagaimana kalian berdua bertemu? Dan oh aku dengar kau ikutan ekskul Karuta, tumben."

"Aku sekretaris kelas dan Angelica keamanan kelas yang bertugas menjaga anak-anak agar tidak kabur dari tugas piket." Aku melihat jam dinding, sudah hampir pukul 10 malam.

"Pantas saja, dia orangnya kasar. Memang melakukan tugas kasar." Kapuk kursi berlengan merambas. Aiden, duduk bersantai di sebelah kakak. Pipinya merah.

"Emmm, begitu. Lucu juga membayangkannya. Mirip seperti ibu mertua." Kakak tertawa kecil. Dia berdeham."Oh kau belum menjawab pertanyaan sebelumnya."

"Hanya tertarik permainan yang dimainkan Chihaya, agak aneh menurutku jadi aku penasaran. Tidak ada alasan lain," ucapku kecut.

Suara bising itu mendekat."Besok kalian mo ikut ke Jakarta tidak?" tanya wanita rambut pirang pada Kakak dan Aiden. Dia menyingkapkan ponsel.

"Nanti deh, soalnya besok aku mau ke rumah ortu dulu," jawab Aiden.

"Kalo lu?" tanya wanita itu pada Kakak.

"Boleh, gua anterin pake mobil."

"Okay tengkyu," ucap wanita itu seraya mengibas tangan.

Aku mendengus malas melihatnya berkelakuan nyentrik. Netra tertuju pada Kakak. "Aku mau kembali belajar. Jangan ganggu oke?"

"Tentu Ay. Oh ya sebelum kau masuk ke ruang kerjamu, boleh aku tanya sesuatu?"

"Katakan. Kalau hal lain selain mereka mau menginap di sini, aku tak mau dengar."

"Terima kasih Ay, aku tenang teman-temanku malam ini tak perlu mencari hotel untuk menginap."

Wajah lelaki itu hilang dimakan oleh lantai pualam. Pintu tertutup rapat kemudian.

Aku tak habis pikir, kenapa orang itu datang kemari? Apa maunya? Tapi mujurnya diriku, teman-temanku anggota klub Karuta hari ini tengah berkumpul di Sisi Lain jadi mereka tidak perlu bertemu dengannya. Aku juga terbantu karenenya. Tak perlu kurangkai cerita dusta.

"Sekarang apa?" tanyaku pada langit-langit kamar.

Sepertinya hari ini aku harus berhenti dulu ke Sisi Lain. Seharusnya kalau saja tidak ada pesan grup chat ini.

.

.

.

Aku melemparkan ponsel ke tumpukan bantal. Untung sekali ponselku memantul dan jatuh di tumpukan selimut.

"Awas aja kau Villain Marvel," ucapku kecut seraya menyampirkan jaket terdekat di lemari.

...****************...

Sally berceloteh perihal rasa mie dari kedai baru dekat alun-laun kota. Mahal tapi kurang terlalu tajam rasanya. Dia membersut. Aku yang kena ceramahnya. Sally mengubah topik.

"Oh ya kemarin Kak Arlan posting bareng gengnya. Keren banget dia main gitar. Backgroundnya juga bagus, kira-kira dimana ya fotonya. Keren banget ih! Oh, ada apa Ay?" tanya Sally padaku.

Aku diam mendapati selembaran kertas dari seseorang.

"Sekretaris tunggu."

"Ada apa Salam?"

"Pak Anton nyariin maneh tadi."

"Aku baru saja hendak ke ruang guru bertemu dengannya. Dan ini apa maksudnya?" aku menanyakan perihal selembaran kertas yang Salam berikan padaku.

"Ini tugas Pak Roro, urang lupa kumpulin waktu kemarin. Bisa tolong sekalian simpen di meja si Bapak. Nuhun!"

"Kemarikan," ucapku.

Aku melenggang pergi menuju ruang guru bersama Sally.

Jadwalku makin hari makin padat bukan main. Hari-hariku berulang hanya, belajar, belajar, bermain Karuta, tidur. Kemudian bangun dan belajar lagi, mengajar sekarang, kemudian esoknya lagi kegiatan mengajar diganti dengan latihan. Aku juga harus membantu Pengurus OSIS karena aku mewakilkan kelasku. Jangan tanya alasannya, karena alasannya sepele. Waktu pemilihan, ketua dan wakil ketua tidak ada di kelas oleh karena itulah Pak Roro menunjukku.

Letih tubuh ini. Tapi entah mengapa aku menikmati setiap momennya. Bukan momen inersia atau momen gaya, melainkan momen indah ini.

Tak disangka satu bulan telah berlalu. Dua bulan. Tiga bulan. Hari-hari penuh adrenalin. Dan sekarang aku menguap kantuk. Tanganku hampir berhenti menulis rangkuman PPKI. Aku menampar pipi untuk bangun, tapi yang membuatku terjaga malah dering Line dari ponselku.

.

.

.

.

"Ada-ada saja."

Bagi kalian yang tak mengerti apa maksud dari link Anje. Biar aku beritahu. Sebetulnya gombal Zoya itu sengaja dibalas link YouTube oleh Anje sebagai cara tersirat untuk mengatakan padanya, kamu itu buaya, berhentilah bermain-main lewat lagu Jangan yang disenandungkan oleh Marion Jola. Menurutku, ini cara ampuh untuk menolak sekaligus membuat para cassanova berpikir.

Aku menempelkan pipi ke tanganku yang terlipat di atas meja. Terpejam. Minggu depan UAS semester ganjil. Lalu setelahnya, aku dan yang lain akan melakukan ekspedisi ke Sisi Lain untuk mendapatkan jiwa Zoya yang hilang.

...****************...

Aku menyaksikan gedung-gedung pencakar langit menjauh dan jauh hingga sanya mobil kami lebih tinggi dari mereka.

"Kemana kita pergi?"

"Lembang,"

"Aku tahu arah sini Lembang, yang ingin aku tanyakan adalah untuk apa kita pergi ke sini?"

Lelaki itu memutar roda kendali mobil. Mobil kami meluncur cepat, berbelok dan berhenti. Pandanganku dihalangi mobil box putih.

"Liburan, udah lama kan kita gak liburan bareng?"

"Mereka aja tidak datang,"

"Ehem, mau makan apa hari ini?" tanya kakakku, berusaha mengalihkan pembicaraan. "Ramen? Masakan Jepang? Masakan Korea kah? Atau masakan khas timteng?"

"Apa aja."

"Ayo pilih aja salah satu, hari ini spesial. Kau sudah berusaha keras."

Aku tak menjawab.

Mobil kembali meluncur. Lelaki itu menginjak gas, tak tanggung-tanggung walau ada nenek tua hendak menyebrang.

"Mendapat nomor tiga itu sulit, untuk sekelas saja sulit apalagi untuk satu angkatan." Netra lelaki itu tertuju padaku. "Nomor tiga di angkatanmu, itu pencapaian luar biasa. Tidak semua orang bisa. Kakak aja dulu tidak pernah sampai bisa dapatkannya."

"Itu hanyalah angka. Dan masih kurang. Mereka juga tidak datang. Mereka tak suka." Aku mendengus malas.

"Emm ya. Aku rasa tidak begitu." Lelaki itu berkata mantap; Aku menatap malas dia. Lelaki itu berdeham. "Kembali ke pertanyaan semula, hari ini mau makan apa?"

"Masakan Korea saja."

"Berangkat!!!"

Menjengkelkan, apa maunya lelaki ini denganku?

Pada akhirnya kami berdua makan di kedai ramen. Hari ini cukup penuh tempat wisata yang kami tuju. Resto ramai, penuh lautan manusia. Terpaksa memutar arah dan kembai ke pusat kota. Tau lah bagaimana kondisi ibukota Provinsi Jawa Barat ini.

Lelaki itu memutar-mutar ponselnya, mencari sudut yang cocok untuk selfie. Aku berpaling darinya. Bingo! Spot yang cantik berhasil aku dapatkan.

"Di sini bagaimana?" tanyaku.

"Good! Tinggal cari fotographer kalau mau di situ. Mbak tolong fotoin." Kakak memberikan ponselnya pada waitress yang berkebetulan lewat.

Kilas cahaya menerka indra penglihatan.

"Sip, bagus tuh buat story IG. Aku kirimkan fotonya sekarang."

Aku benci ini, aku sangat benci ini. Tahan dirimu. Ingat kata mereka.

Aku menghela napas. "Terima kasih."

"Temen-temen pasti nanti akan iri tuh."

"Mungkin tidak."

Semester satu telah selesai. Raport merah menunjukkan bahwa padaku bahwa aku mendapatkan nomor garda depan. Entahlah, aku tak merasakan kebahagiaan apapun dari posisi itu.

"Aku mau ke New York lagi, mau nitip oleh-oleh tak?"

"Tanda tangan The Rock."

"Mustahil kalau itu."

"Jadi tidak perlu saja."

Langit masih sama walau kota sudah berbeda. Atau aku yang masih sama maka berasumsi dunia ini tidak berubah?

Hadiah spesial sudah selesai. Hari pertama liburan semester selesai. Tinggal persiapan menuju Sisi Lain. Ekspedisi Klub Karuta Jilid Satu dimulai malam ini.

"Membuat mood rusak aja," ucapku pada kantong dan pemukul bisbol.

Aku menyeka keringat yang membasuh dahiku. Belum apa-apa sudah berkeringat, gumamku dalam hati.

Sekarang apa yang perlu aku tambahkan? Power bank, ceklis. Headphone, ceklis. Mp3 player, ceklis. Glock, ceklis. Apa lagi ya? Bekal Bi Hannah, Bom rakit, masker, senter, obat p3k, dan masih banyak lagi. Semua sudah dalam tas punggung ini.

Ponselku bergetar. Ini pasti ulah dari grup Geng Kapak Genggang.

.

Mereka benar-benar tidak sabaran, gumamku dalam hati.

Terpopuler

Comments

Agniz

Agniz

untung Udah dijelasin di akhir klo potonya pake A.I. 😞

2024-04-22

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

Yah... kirain dilempar ke tehel 🤣🤣

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - It's My Life
2 Chapter 2 - Rocky Mountain High
3 Chapter 3 - Begadang
4 Chapter 4 - Hotel California
5 Chapter 5 - Heartbeat
6 Chapter 6 - Paradise
7 Chapter 7 - Counting Stars
8 Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9 Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10 Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11 Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12 Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18 Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19 Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20 Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27 Chapter 16 - Let It Be
28 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30 Chapter 18 - Jailhouse Rock
31 Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32 Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33 Chapter 20 - Sweet Victory
34 Chapter 21 - Otherside
35 Chapter 22 - Faded
36 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38 Chapter 24 - Iridescent
39 Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40 Chapter 26 - Kereta Kencan
41 Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42 Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43 Chapter 28 - Pilihanku
44 Chapter 29
45 Chapter 30 - Broken Angel
46 Chapter 31 - Aw Aw Aw
47 Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48 Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49 Chapter 33 - Page of Life In My Story
50 Chapter 34 - Dreamhigh
51 Chapter 35 - Hymn For Weekend
52 Chapter 36 - Stand By You
53 Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54 Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55 Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56 Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57 Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58 Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59 Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60 Chapter 40 - The End Run
61 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63 Chapter 42 - Let Her Go
64 Chapter 43 - Sampai Jumpa
65 Epilog
66 Prolog
67 Akhir Kata
68 Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69 Pengumuman Update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - It's My Life
2
Chapter 2 - Rocky Mountain High
3
Chapter 3 - Begadang
4
Chapter 4 - Hotel California
5
Chapter 5 - Heartbeat
6
Chapter 6 - Paradise
7
Chapter 7 - Counting Stars
8
Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9
Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10
Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11
Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12
Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18
Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19
Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20
Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27
Chapter 16 - Let It Be
28
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30
Chapter 18 - Jailhouse Rock
31
Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32
Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33
Chapter 20 - Sweet Victory
34
Chapter 21 - Otherside
35
Chapter 22 - Faded
36
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38
Chapter 24 - Iridescent
39
Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40
Chapter 26 - Kereta Kencan
41
Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42
Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43
Chapter 28 - Pilihanku
44
Chapter 29
45
Chapter 30 - Broken Angel
46
Chapter 31 - Aw Aw Aw
47
Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48
Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49
Chapter 33 - Page of Life In My Story
50
Chapter 34 - Dreamhigh
51
Chapter 35 - Hymn For Weekend
52
Chapter 36 - Stand By You
53
Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54
Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55
Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56
Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57
Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58
Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59
Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60
Chapter 40 - The End Run
61
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63
Chapter 42 - Let Her Go
64
Chapter 43 - Sampai Jumpa
65
Epilog
66
Prolog
67
Akhir Kata
68
Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!