Chapter 6 - Paradise

Aku ingat kali pertama masuk ke Sisi Lain. Masih mengenakan seragam merah putih, ya aku pertama kali menemukan sisi lain dunia adalah 6 tahun silam. Di sana, hanya disana, kurasakan kesejukan yang selama ini kucari. Hembusan angin yang berdesir lembut di wajahku, padang perdu yang menghampar sepanjang mata memandang, dan gunung hampir sempurna lancip seperti piramida. Seperti mimpi. Tidak ada mereka.

Berulang kali aku mampir ke Sisi Lain. Bermain bersama buku catatan, tidak lebih tepatnya buku bergambar dan mp3walkman. Aku sungguh terlena dibuatnya. Tempat misterius di gedung tua. Lapang perdu terhampar. Hal ini membuat isakku terhenti.

"Hey? Kau dengar aku?"

"Menjauhlah, suaramu kedengar jelas dari 20 meter juga."

"Baguslah, jiwamu sudah kembali." Nadla memberi senyuman liciknya.

"Kau bawa barang-barang yang aku pinta?" tanyaku pada Nadla.

Nadla mengangguk. Si Gadis Antagonis mengulurkan tas gandong yang berderak-derak isinya.

"Kalian?" tanyaku pada Sally dan Antara bergantian.

Mereka mengangguk pergantian. Kentara sekali Antara si Ilmuan Gila ingin mengeluarkan seribu pertanyaan. Aku melarangnya bertanya lewat tatapan menghunjam bagai baja Valyria.

"Semua akan kuceritakan. Aku janji akan menceritakannya dari A sampai Z."

Dalam satu tarikan mantap, gerbang sebesar 5x5 meter itu digeser. Berderak, kemudian berhenti sehabis mengantam rel pembatas.

Bayangkan wajah-wajah manusia purba ketika diberitahukan benda ajaib bernama smartphone oleh timetraveller. Terkejut, mata membulat sempurna, mulut menganga bak ikan koi. Seperti itulah yang terjadi sekarang pada Antara, Sally, dan Nadla. Mereka akan tetap melongo kalau dibiarkan. Maka aku memecahkan hening melalui satu tepukan mantap.

"Nah, silahkan masuk." Aku mempersilahkan mereka melangkah melewati garis pembatas, tapi mereka tetap enggan dan masih diam terpesona. "Sekarang atau tidak sama sekali." Kuancam mereka.

Si Gadis Antagonis yang pertama kembali jiwanya dari perjalanan jauh menuju Amsterdam. "Baiklah ayo semua, tapi sebelum itu kau duluan. Pemilik rumah berada paling depan."

Lalu aku pun melangkah masuk, menyebrangi halaman seluas lapang basket itu. Seperti rumah belanda. Begitu komentar yang tersirat pada wajah anak-anak sunda yang mengular mengikutiku kemana pun aku pergi. Rasanya aku seperti induk bebek sementara mereka anak-anak bebek.

Ruang tamu penuh barang antik sudah berlalu. Sekarang tangga menuju lantai dua. Undakan pualam sudah selesai. Ruang kerja di lantai selanjutnya. Dan tiba di kamarku. Anak-anak bebek masuk. Pintu tertutup rapat.

Tepat ketika pintu tertutup rapat, berbagai pertanyaan membanjiri ruangan 10×10 meter itu.

"Yang benar, ini rumahmu?" "Itu pistol flintlock? Beli dimana? Harganya pasti mahal!" "Yang paling mahal pasti lukisan itu! Berapa?" "Ini? Kaset Dreamhigh? Beli di mana? Ada Queen Seondeok juga! Lengkap semua lagi!" "kayanya bisa buat tuh di atap rumahmu dibikin helipad, kenapa tidak beli helikopter saja?" Masih banyak pertanyaan berdatangan, tapi anak-anak bebek ini akhirnya sepakat menanyakan satu hal. "Papan tulis putih yang di halaman itu fungsinya untuk apa?"

Perlukah kujawab satu-satu?

Antara berdeham. Kewarasannya kembali. "Ehem, jangan lupakan tujuan kita kemari. Kau berjanji akan menceritakan Otherside."

"Iya, iya, iya." Kumendengus kesal.

Dengan begitu, mulailah pertemuan pertama yang menjadi cikal bakal berdirinya Ekskul Karuta.

Babak pertama aku yang mendapat panggung utamanya. Kuceritakan segala yang kuketahui tentang Sisi Lain. Bagaimana aku menemukannya pertama kali, tempat apa disana, keajaiban apa saja yang ada di tempat itu. Ibarat Alice in The Wonderland, dunia yang kutemukan tak jauh berbeda hanya saja dipenuhi makhluk bernama Yoma.

"Untuk memasuki dunia Sisi Lain, dibutuhkan sebuah portal yang menghubungkan dunia nyata dan Sisi Lain. Terdapat ritual tertentu untuk membuka portalnya."

Sally memperhatikan seksama kata-kataku.

"Dimana saja portal semacam itu dapat kita temukan Sekretaris?"

"Biasanya di tempat-tempat terbengkalai, angker, penuh misteri, atau sudut tertentu dalam kegelapan."

Antara berpikir keras. Memang, hal ini tidak akan mudah ditangkap seorang Ilmuwan Gila. Serasa logika dan fakta bertabrakan. Padahal beliau sendiri sudah mempunyai teori mumpuni, tapi ini masih baru dalam pikirannya.

Sementara Sally, dia percaya-percaya saja. Malah kentara semangatnya membara, penasaran akan wujud sesungguhnya Sisi Lain.

Yoma adalah makhluk manifestasi dari rasa takut manusia. Dengan demikian, Mitos-mitos dan legenda terdahulu menjadi nyata. Nadla berkisah ketika babak dua sudah dimulai.

"Legenda dan mitos?"

"Ya, apa saja yang berbau mistis. Misal saja kuyang atau Lawang Sewu." Nadla mengerutkan kening.

"Jadi Otherside ini aslinya memiliki penghuni? Penghuni ini dinamakan Yoma, yang mana manifestasi dari ketakutan manusia?"

Telunjuk Nadla menuju ke depan hidung Antara. "100 poin untukmu Antara Marantara!"

"Aku bertanya!aku bertanya!"

Nadla menunjuk Sally yang kegirangan.

"Kalau begitu apakah ada vampir tampan kek di twilingt itu?"

"Kami belum menemukannya, tapi aku yakin mereka ada di suatu tempat," ucap Nadla, membuat Sally kecewa. "Nanti akan diadakan ekspedisi untuk mencari misteri Otherside, kemungkinan bertemu vampir tinggi! Katakan saja bila ingin ikut!"

"Tentu! Tentu!" Sally kegirangan. Tapi wajahnya muram ketika netranya tertuju padaku.

"Maaf aku berbohong mengenai itu sebelumnya." Sally tersenyum kecil. "Dan untukmu Nadla, Gadis Antagonis, jangan memutuskan sepihak apa yang kita lakukan di Sisi Lain. Aku tak pernah setuju ikut ekspedisi bersamamu!"

"Padahal seru loh mememukan sesuatu yang baru itu!" Nadla bermanja.

"Aku tak berharap justru menemukan sesuatu baru, makhluk seperti mereka berbahaya." Sally semakin murung mendengar kata-kataku.

Tangan teracung ke atas. Nadla menanggapinya "Ya Antara, silahkan!"

"Apa benar semua hanya manifestasi dari ketakutan manusia? menurutku ini tak masuk akal. Kenapa manifestasi ketakutan manusia? Kenapa tidak manifestasi kesenangan manusia? Atau hal lain?"

Benar juga, aku ingin tau dari mana si Gadis Antagonis mendapatkan pemikiran itu.

"Pertanyaan bagus!" celetuk Nadla, wajahnya berbangga-bangga. "Dagran, penghuni lama Otherside mengatakannya padaku bahwa yang ada di dalam Otherside kebanyakan manifestasi ketakutan manusia. Semakin kuat rasa takut itu, semakin kuat perwujudan Yoma. Batu Roh mereka menjadi lebih kuat!"

"Dagran? Apa dia si saudagar yang biasa membeli Batu Roh yang kau dapatkan itu?"

"Benar, dia manusia yang hidup di Otherside. Leluhur penjelajah Otherside. Aku berniat membawa kalian kepadanya hari ini!"

"Tidak, sekarang, untuk hari ini kita hanya masuk dan menunjukkan Yoma rendahan saja dekat portal yang biasa aku pakai." Nadla muram. Aku mengabaikannya. "Sekarang, untuk hari ini, kita ikut rencanaku. Jangan banyak tanya."

"Benar teman-teman! Hari ini kita akan berpetualang, jadi persiapkan diri kalian." Senyuman jahat merekah. "Hari ini kita akan berburu Yoma!"

Tepuk tangan meriuhkan ruangan 10×10 meter itu. Antara yang paling bersemangat, seperti seorang Ilmuwan menemukan mainan baru. Sally juga tak kalah senangnya. Dia yang paling memberi tepuk tangan meriah. Ya, semua bertepuk tangan kecuali aku.

"Siapkan diri kalian saja, malam ini kita berangkat."

Antara menekuk bibirnya. "Malam? hah? Malam? Tidak sekarang? semakin cepat aku melihatnya, semakin baik untuk peradaban manusia!"

"Malam, kita berangkat malam. Karena, dunia Sisi Lain terbalik dengan dunia nyata. Malam di sini, berarti siang di sana. Jadi sementara itu, disini kita akan mempersiapkan perlengkapan kita." Aku menjatuhkan tas gandong yang dibawa Nadla ke pangkuan Antara.

"Etanol? mesiu? Lalu dinamit?" Antara bingung tak kepayang. Dia menoleh padaku. Pandangannya berganti pada Nadla.

"Kau ingin ke Otherside kan? Maka bantulah buat senjata untuk melawan Yoma. Sangat kunantikan molotov buatanmu Kacamata." Nadla menyeringai jahat.

"Tidak apa, aku bantu untuk lukiskan wajah Kim Soo Hyun di roketnya!" Sally menimpali.

"Mohon bantuannya, Antara Marantara."

Aku merasakan gelombang mekanik merambat di tanganku. Ponselku bergetar. "Sudah datang,"

"Apanya yang sudah datang?"

"Pizza, aku memesan pizza untuk makan hari ini."

Tiga anak-anak bebek saling bertukar tatap, bingung.

"Tidak ada apa-apa di rumahku, dan aku tak pandai memasak jadi kupesankan pizza. Jangan lakukan hal bodoh ketika aku pergi, mengerti?"

Tiga anak-anak bebek mengangguk. Ikut arah telunjukku. Rasanya aku jadi benar-benar seekor induk bebek.

Aku melangkah malas keluar gerbang. "Di sini mas!" ungkapku pada pengemudi ojek online.

Motor itu berputar lihai, bagai dimainkan oleh seorang pembalap motor liar. Motor terhenti tepat tepi jalan. Kaca helm terangkat. Wajahnya familiar. Matanya sayu, mukanya sekonyol badut. Bingung tak kepayang. Si konyol menjadi pengantar makanan? Sejak kapan? memangnya dia sudah ada SIM?

"Zoya?"

"Eh Sekretaris, jadi disini toh rumahmu. Tak habis fikri. Aku sempat menduga anata yang memesan pizza. Namamu khas banget, hanya satu di Indonesia ini!"

"Kau terlalu melebih-lebihkan." Aku tersenyum getir.

"Gua jujur mengatakannya dari ulu hati, kau satu dari sekian banyak. Makhluk langka."

"Terserahmu saja," ucapku tak acuh. "Ini uangnya–"

Kemudian... Asap mengepul keluar dari benteng pualam, pagar rumahku. Zoya menerawang.

"Sedetik saja aku tinggalkan, mereka berbuat ulah!"

"Apa yang terjadi di sana? Mereka siapa?"

"Um, bukan siapa-siapa, hanya monyet-monyet sirkus."

BOOM! Lagi, ledakan asap terdengar.

Zoya membelalak, matanya hampir melotot sempurna.

"Hanya kesalahan teknis, tak perlu cemas."

"Beneran cuman kesalahan teknis?"

"Be–Benar," jawabku singkat seraya memberikan empat lembar uang merah.

Zoya lebih terbelalak lagi. "Amboi, kelebihan banget ini!"

"Ini sogokan," kataku kejam. Zoya Terperangah. "Tidak ada yang kau lihat dan dengar hari ini oke?" tambahku dengan nada penuh ancaman. "Lupakan kau telah melihatku. Lupakan semua."

"Hai! Me pergi dulu!"

Motor beat terbang pergi secepat angin berhembus. Aku menghela napas lega.

Apa sih yang mereka lakukan di dalam sana?

Langkahku begitu berat, mata ini sangat tak ingin menyaksikan apa yang monyet-monyet sirkus itu lakukan di dalam rumahku.

Pintu menjeblak terbuka. Tidak ada penghuni di kamarku. Mantan kamarku lebih tepatnya. Ini sudah jadi kapal pecah. Tak ingin aku menceritakan kondisi kamarku ini, terlalu memalukan! Yang jelas, ada jejak putih menuju ruang tengah, mengular hingga lantai empat. Di kamar bekas rupanya mereka berada.

"Bae Suzy!" Sally berseru pada layar televisi setiba aku di ambang pintu.

Gadis Antagonis tengah duduk di kasur sementara kuasanya merakit perahu layar.

Ilmuwan Gila, dia satu-satunya yang kerja sebagai mana mustinya. Merakit bom dan juga membuat senapan.

Tapi dilihat dari tampang mereka, aku yakin Sally dan Nadla menyerah membantu Antara. Mereka sudah beberapa kali kena ledakan asap oleh ulah mereka sendiri.

"Aku berharap Bi Hannah segera pulang, kesalahan besar meninggalkan kalian se—"

"Ayo semuanya nonton! Nanti ada Kim Soo Hyun!" Sally menarik tanganku.

"Oh, Dreamhigh, bilang dari awal! Bagus, sini pizzanya!" Nadla sangat-sangat tak tahu malu.

Antara bersungut-sungut di ujung, tak dianggap. Lebih tepatnya, ingin tak dianggap karena dia tak mau masuk kategori orang tak tahu malu. "Pass aja, aku tak tertarik!"

"Wajib nonton!" Sally mengancam.

"Ba–baik!"

"Bagus!"

Dan begitulah pemirsa, acara kami untuk membuat persiapan ke Sisi Lain malah berubah menjadi nonton Dreamhigh.

Tanpa disangka, waktu berlalu begitu saja. Drama berakhir. Kami mulai bekerja lagi, aku mengawasi mereka sekarang. Terhitung sudah beberapa kali ledakan asap terjadi. Nadla tidur dengan mulut menganga. Sally iseng memotretnya. Dan Antara, sibuk merakit. Lagi-lagi dia yang hanya kerja, karena beliau sudah bosan kelalaian dari dua gadis paling liar itu.

Peranku kali ini adalah menjadi babu mereka. Ya benar, aku yang membereskan kekacauan bubuk mesiu dan juga memberi makan anak-anak bebek ini yang sejatinya berubah menjadi anak-anak Ken Arok. Ken Arok adalah julukan yang aku beri untuk orang yang selalu membuat masalah.

Akhirnya, jam-jam menentukan yang penuh adrenalin itu sudah selesai. Dan kami siap melangkah masuk gedung tua dekat sekolah itu.

...****************...

Langkah kaki memecah air bergaung di sepanjang lorong, memantul menciptakan gema melenakan indra pendengaran.

"Jadi di sini portal yang kau gunakan untuk masuk ke Sisi Lain?"

"Lebih baik daripada kolong jembatan." Aku berbelok sewaktu sampai di lantai empat.

Matahari terus tergelincir selagi aku berhenti di depan dua pilar hangus terbakar. Aku melirik pada anak-anak bebek, mereka menantikan sesuatu wah dariku.

Aku menepuk tangan empat kali. Ketukan sopan. Angin berdesir lembut. Lalu kusatukan kedua tangan dan avadrakadavra, portal muncul di antara dua pilar retak.

Kacamata Antara merosot, mata cinanya hampir menyipit sempurna. Sally melongo bagai ikan koi, mengaga meminta makan tapi yang ingin diminta Sally adalah penjelasan. Kalau Gadis Antagonis, dia rautnya aneh.

Aku melirik pada spot yang dipandang Nadla. Langit biru merekah di dalam lubang sebesar pintu itu. Gunung hampir sempurna lancip, tenda di tengah hamparan perdu, dan kelinci-kelinci melompat disekitaran tenda.

Sejak kapan ada kelinci?

"Baiklah ayo kita masuk, ini dunia yang engkau tunggu Antara," ucapku sambil melangkah masuk. Seekor kelinci putih melompat pada kakiku. "Hey, lihat siapa kawan kecil ini?" tanyaku pada kelinci putih, sekecil mungkin aku menunjukkan keterkejutan.

Aneh, sangat aneh.

"Prontagonis?" Nadla berseru.

Makhluk putih imut meronta dalam dekapanku, sangat ingin kabur. Dan dia berhasil kabur.

"Ini kah Sisi Lain?" Antara masih terpesona. Dia terus memandang kelinci hitam yang melompat-lompat, seakan kelinci hitam itu membawa sekarung emas. "Apa kelinci-kelinci ini Yoma?"

Sepertinya, tempat ini khusus untuk Yoma tinggal, tidak ada yang lain. Jadi kelinci ini harusnya adalah Yoma. Begitu yang ingin dikatakan Nadla, tapi dia malah memilih satu kata ambigu. "Mungkin?"

Lalu pandangan si Ilmuwan Gila tertuju pada gunung hampir sempurna lancip. "Gunung itu, bagaimana dengan itu?" Pandangannya terganti lagi. "Lalu itu! Rumah itu!"

"Mall bekas kebakaran dan sekarang menjadi tempat tinggal Yoma. Mungkin?" Nadla semakin bingung.

Entah mengapa, hari ini Sisi Lain sangat berbeda dari biasanya. Tidak pernah mungkin ada makhluk seimut itu di Sisi Lain. Bangunan kebakaran, seharusnya masih berada berkilo-kilo meter lagi jauhnya. Itu bangunan dimana Nadla dan aku melawan kuyang. Tidak seharusnya begini. Tapi, masih ada keajaiban aneh yang memanjakan mata.

Sally masuk terakhir sebelum portal menyusut hilang; Aku melangkah berani. Suara deru ombak menyahut tepat di bawah tebing. Kuedarkan pandang, tenda itu masih terpasang seperti sedia kala. Barang-barangnya, buku catatan, pentungan, tas, juga kamera, itu barang-barangku.

"Apa benar ini portal yang sama?" tanya Nadla padaku.

"Seharusnya,"

Antara berdeham. Wajahnya serius. Matanya memancarkan aura ketajaman. Dia jelas meragukanku. "Wajah kalian berdua berkata 'harusnya tidak seperti ini', maka begitu, perlukah kupercayakan omongan kalian?"

"Tentu saja, semua nyata. Aku hampir dibuat mati oleh Yoma yang berwujud nenek gombel. Tapi sudah terbukti bukan ada dunia tersembunyi?"

"Engkau salah paham Sekretaris, yang aku hendak katakan adalah omongan kalian tidak benar karena kalian sendiri tidak mengetahui wujud asli dunia ini." Antara memperbaiki kacamatanya yang merosot.

"Kalau begitu bantu kami mengulik rahasia dunia ini oh Ilmuan Gila!" Nadla menepuk bahu si Ilmuwan gila. Terlalu kuat, hingga sanya Antara dibuat terjerembab olehnya.

"Gaya yang kau berikan terlalu besar Nadla! Momen inersia tubuhku tak sanggup menahan torsi yang engkau beri!"

Nadla menyeringai. "Sorry!" katanya lembut. Mata penuh mimpi terpancar, tapi pesonanya yang selalu bersinar kali ini terkalahkan oleh Sally.

"Lauuutt! hey liat aku ada di semenanjung Italia!" Dia segera berlari menujuku. Merangkulku. Menarik tangan Antara, kemudian merangkul Nadla. "Katakan cis!"

Kilas cahaya merangsang mata kami.

"Aku belum siap! Ulangi!"

"Hmmm, senang juga toh Ilmuwan Gila buat update status."

Antara berdeham. Sementara aku, menghela napas mendapati kelakuan nyentrik tiga temanku ini.

Pada akhirnya, kami berempat tidak jadi berburu Yoma. Malam-malam kami habiskan menikmati keindahan Sisi Lain yang kami sendiri tidak tahu misteri dibaliknya. Bermain petasan—bom dijadikan petasan—di atas padang perdu, foto-foto sampai-sampai si kanjeng ratu bosan, hingga bakar-bakar depan tenda. Aku tahu kalian ingin berkomentar apa, kenapa jadi camping? Benar bukan tebakanku?

Aku meregangkan kaki. Pandanganku menyapa balik mentari ajaib di langit Sisi Lain.

Misteri apa yang akan kami temukan di cakrawala dunia hasil manifestasi ketakutan manusia ini?Tidak, Menurutku ini bukan tempat dimana rasa takut manusia menjadi kenyataan. Ini lebih seperti surga.

Aku meraih headphone yang menggantung di leherku. Waktu yang tepat untuk mendengarkan lagu Paradise dari Coldplay.

Terpopuler

Comments

Ayanagi Joestar

Ayanagi Joestar

Sanya apaan?

2024-02-23

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

Kenapa aku kepikiran suara orang Manado ya dibagian ini 🤣🤣🗿

2024-02-22

2

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

Waduh, rugi dong 🤣🤣

2024-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - It's My Life
2 Chapter 2 - Rocky Mountain High
3 Chapter 3 - Begadang
4 Chapter 4 - Hotel California
5 Chapter 5 - Heartbeat
6 Chapter 6 - Paradise
7 Chapter 7 - Counting Stars
8 Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9 Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10 Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11 Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12 Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18 Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19 Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20 Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27 Chapter 16 - Let It Be
28 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30 Chapter 18 - Jailhouse Rock
31 Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32 Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33 Chapter 20 - Sweet Victory
34 Chapter 21 - Otherside
35 Chapter 22 - Faded
36 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38 Chapter 24 - Iridescent
39 Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40 Chapter 26 - Kereta Kencan
41 Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42 Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43 Chapter 28 - Pilihanku
44 Chapter 29
45 Chapter 30 - Broken Angel
46 Chapter 31 - Aw Aw Aw
47 Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48 Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49 Chapter 33 - Page of Life In My Story
50 Chapter 34 - Dreamhigh
51 Chapter 35 - Hymn For Weekend
52 Chapter 36 - Stand By You
53 Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54 Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55 Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56 Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57 Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58 Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59 Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60 Chapter 40 - The End Run
61 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63 Chapter 42 - Let Her Go
64 Chapter 43 - Sampai Jumpa
65 Epilog
66 Prolog
67 Akhir Kata
68 Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69 Pengumuman Update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - It's My Life
2
Chapter 2 - Rocky Mountain High
3
Chapter 3 - Begadang
4
Chapter 4 - Hotel California
5
Chapter 5 - Heartbeat
6
Chapter 6 - Paradise
7
Chapter 7 - Counting Stars
8
Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9
Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10
Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11
Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12
Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18
Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19
Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20
Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27
Chapter 16 - Let It Be
28
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30
Chapter 18 - Jailhouse Rock
31
Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32
Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33
Chapter 20 - Sweet Victory
34
Chapter 21 - Otherside
35
Chapter 22 - Faded
36
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38
Chapter 24 - Iridescent
39
Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40
Chapter 26 - Kereta Kencan
41
Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42
Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43
Chapter 28 - Pilihanku
44
Chapter 29
45
Chapter 30 - Broken Angel
46
Chapter 31 - Aw Aw Aw
47
Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48
Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49
Chapter 33 - Page of Life In My Story
50
Chapter 34 - Dreamhigh
51
Chapter 35 - Hymn For Weekend
52
Chapter 36 - Stand By You
53
Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54
Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55
Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56
Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57
Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58
Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59
Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60
Chapter 40 - The End Run
61
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63
Chapter 42 - Let Her Go
64
Chapter 43 - Sampai Jumpa
65
Epilog
66
Prolog
67
Akhir Kata
68
Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!