Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)

Antara sontak menyambar pistol rakitannya. Dia menembak tapi lebih dahulu makhluk hitam itu melompat ke arahku. Aku menunduk. Makhluk itu memekik. Tawanya sangat membuat bulu kudukku berdiri.

Makhluk hitam itu melompat dari dinding ke dinding lain. Mirip kera, kera yang sakti lebih tepatnya. Tidak aku tak ingin menyebut Son Gokong.

Sally histeris. Rambutnya ditarik paksa makhluk semacam kera itu. Aku refleks menendang makhluk girang itu hingga terhempas ke dalam kegelapan. Cekikikan membahana di dalam kegelapan.

"Makhluk apa itu?" tanya Sally.

"Sally mundur, biar aku yang melawannya!" Nadla melepas tembakan.

Makhluk hitam melompat menghindar. Zoya tiarap.

"Kalian hati-hati jangan berada di depanku!"

Makhluk hitam meringkik kesakitan. Mahendra berhasil memukul makhluk itu. Makhluk itu kabur keluar rumah. Aku berusaha menangkapnya, menerjang tapi makhluk itu terlalu cepat. Tubuhku terasa panas.

Mahendra dan Zoya membawa sepotong kayu berpaku. Mereka menghempaskan makhluk hitam itu ketika dia hendak menerjang headphoneku.

"You alright?"

"Aku baik-baik saja," ucapku terengah. Tubuhku, ada yang aneh. Aku bangkit. "Kita sepertinya lebih berpeluang menang bila melawan di lapang luas. Makhluk itu tak bisa memanfaatkan dinding."

"Ide bagus Sekretaris! Zoya akan langsung menghadang, kalian ikut komandan Zoya Bonaparte."

Aku menyaksikan Zoya berlari keluar ruangan, disusul di belakangnya seorang yang lebih waras dan juga Angelica yang kehabisan napas.

"Angelica? Ada apa dengan dirimu? Wajahmu merah."

"Kau juga Sekretaris, hati-hati, makhluk hitam itu berbahaya."

"Hey kembalikan!" Sally histeris di ruang belakang.

Antara melepaskan tembakan kedua. Asap mengepul di ruang belakang ketika aku dan Angelica sampai. Aku mendengar seseorang meringkik.

"Dasar anak botak!"

"Sally mundur!" Nadla menendang tuyul dengan gemasnya. Tuyul itu berlari ketakutan ketika Angelica mengeluarkan cermin.

"Bagus Angelica," ucapku terengah. "Tuyul memang takut cermin."

"Kalian berdua kenapa?" tanya Antara seraya meracik sesuatu di atas lantai berlumut.

"Tidak ada waktu mencemaskan kami, kita harus segera membantu Mahendra dan Zoya." Angelica berkata mantap. Wajahnya yang memerah kelihatan kebingungan kala Antara memberinya hadiah. "Apa ini?"

"Bom rakit, aku masih punya lima lagi. Gunakan dua itu dengan efektif." Antara melemparkan satu bom rakit ke Sally. "Ambillah, ini pasti berguna Sally."

"Baik!"

Terdengar debam suara yang membuat hatiku mencelos. Parau makhluk hitam terdengar mengikuti, disusul suara derak melenakan indra pendengaran. Sementara itu, tuyul tadi melompat girang di atas lemari kaca. Raut wajahnya mengejek kami.

"Angelica, kau bantu aku di sini. Lindungi aku sementara aku merakit pistol baruku. Sisanya kalian pergi bantu Mahendra dan Zoya."

"Baik!" kami menjawab bersamaan.

Aku memang mengangguk setuju tapi entah mengapa aku merasa sebaiknya tetap di sini. Makhluk hitam diluar sana akan dengan mudahnya membunuhku kapan saja. Tapi pikiranku waktu itu terlalu berliku-liku, tidak dapat berpikir jernih. Jadi tidak menyadari kekuatan musuh kami.

Terdengar dentuman hebat di depan rumah. Sally dengan hebohnya melemparkan bom rakit ke udara. Makhluk hitam menggeram, siap melancarkan serangan kejutan.

Nadla melepaskan tembakan. Makhluk hitam kerdil menghindar. Mahendra yang terkapar berusaha bangkit ketika mendapatkan bantuan tangan.

"Nadla bantu aku! lindungiku dari jauh! Bertahanlah Mahendra."

"Sial kepalaku pusing." Mahendra berusaha bangkit.

Makhluk hitam berusaha menerjang kepadaku. Zoya melayangkan serangan, makhluk itu menghindar. Ketika aku berusaha membangunkan Mahendra, makhluk hitam jatuh di depanku. Nadla berhasil mengenai mata merahnya.

Mahendra sudah bisa berdiri dengan kakinya sendiri meski terpogoh-pogoh. "Hati-hati, dia berbaha— kenapa wajahmu btw?"

"Wajahku?"

"Wanjir, merah banget!" Zoya berkata ketika berhasil melayangkan makhluk hitam itu menggunakan bilah kayu berpaku.

"Aku baik-baik saja," ucapku lemas.

"Sekretaris awas!"

Aku menunduk. Makhluk hitam yang satu ini sangat cepat dan gesit. Sial! Aku tak mampu menandinginya kala tubuhku panas begini.

BRAK! Zoya berhasil melancarkan serangan ke kepala makhluk hitam itu. Paku melubangi kepalanya.

Mahendra muncul di depanku kemudian, mempersiapkan senjatanya—sepotong kayu berpaku.

Tak menurunkan tempo, Antara berseru dari belakang. "Menunduk!"

BOOM! Terdengar ledakan yang memekakkan telinga.

Makhluk hitam parau berguling-guling. Dia memandang Nadla benci. Masih belum selesai, dia akan menyerang Villain Marvel tapi untungnya Angelica datang tepat waktu. Si Dewi Pemarah menembakkan Shotgun rakitan.

"Rasakan!" ucapnya, diiringi tubuh makhluk hitam itu yang berputar di udara.

Hebat, sepertinya Antara dan Angelica sudah mengalahkan tuyul di dalam sana. Mereka benar-benar percaya diri melancarkan serangan mematikan.

Zoya dan Mahendra berseru. Kami bisa menang.

"Siap-siap kau kupanggang kera hitam!"

"Kau sudah kalah!"

Kami mengepungnya dari segala arah. Tapi, dewi fortuna malah berpihak pada lawan kami. Makhluk hitam kerdil itu bangkit dari keterpurukan. Wajahnya terbakar, kakinya hangus, dan tubuhnya berlubang. Aku yakin kera yang satu ini memiliki kekuatan tersembunyi mirip-mirip villain film gepeng ketika tokoh utama dan kawan-kawannya hampir menang.

"Kalah?" dia berkata.

"Kau sudah kalah! Ya benar kau telah kalah! Sekarang berikanlah Batu Roh milikmu kerdil! Jangan sampai komandan Zoya Bonaparte memaksa!"

Sial, tubuhku sangat aneh. Rasanya ada yang tidak beres. Insting bertahan hidupku mengatakan bahwa aku sebaiknya kabur meninggalkan teman-temanku melawan genderuwo. Ah benar, makhluk hitam yang kami lawan adalah genderuwo!

"Zoya mundur! Cepat lari!"

Tak sempat, makhluk hitam yang semula kedil itu seketika memperbanyak massa tubuhnya. Kakinya meretakkan tanah pijakan. Bukan lagi kaki kerdil, tapi kaki titan. Dia melangkah berani, sementara tubuhnya membesar hingga melebihi tinggi sekolahku.

Sally, Angelica, dan Zoya berlari mundur.

Kami semua membuat formasi garis. Bersiap akan yang terburuk.

"Bagaimana sekarang komandan?" tanya Nadla pada Zoya.

"Aku hanya bercanda, komandannya adalah Mahendra!"

"Jangan melemparkan tu—"

Genderuwo itu mengaung. Frekuensi gelombang suara yang dikeluarkannya mampu membuat telingaku berdenging. Amplitudo suaranya besar sekali, sampai-sampai tanah bergetar.

"Sialan!" Zoya mendesis, tangan masih menutupi telinga.

Kemudian terdengar debam tubuh Sally yang terjatuh.

"Sally!"

Tak lama setelahnya, giliran Nadla yang terjatuh. Wajahnya merah, semerah buah persik. Apa-apaan makhluk itu?

Dia menoleh padaku. Mata merah makhluk sebesar titan itu menusuk ke dalam jiwaku. Mata genderuwo menghujam bagai bbaa valyria dalam dunia buatan Kakek Martin.

Kakiku tak sanggup menaham beban massa tubuhku. Mujurnya Angelica menarik tanganku agar tubuhku tak tumbang.

Genderuwo melepaskan napas panas. Dia menatap kami satu persatu.

"Ini tempatku, kalian merusak tempatku. Kedatangan kalian menggangu duniaku." Suara Genderuwo tak kalah menakutkan dari tampangnya. Zoya bergidik ngeri. "Tak seharusnya kalian di sini!" Genderuwo berseru.

Buruk! Sangat buruk! Siluet hitam berkelebat di antara kaki titan. Belasan jumlahnya, belum lagi yang muncul dari kiri dan kanan kami. Mereka berpenampilan serupa. Putih pakaiannya, tak napak kakinya, panjang benar rambutnya. Itu pasukan kuntilanak!

Satu genderuwo saja sudah membuat kami kesulitan, apalagi kalau terdapat bantuan yakni kuntilanak yang jumlahnya berkali-kali lipat dari kami.

Anak lelaki membuat lingkaran kecil melindungi para gadis di tengah lingkaran. Aku dapat melihat tampang runyam Antara si Ilmuwan Gila, wajahnya berkerigat dingin. Rupanya Antara sudah kehabisan ide untuk melawan balik. Kami sudah pasti kalah.

Udara terasa ringan. Langit merah berubah kekuningan. Aku bisa merasakan langit dimana aku selalu tersenyum menatapnya. Tidak, kami bisa menang. Hanya menunggu. Tinggal menunggu. Ya, aku berharap dengan dunia ini menjadi siang, Genderuwo dan pasukannya akan melemah dan mundur. Aku berharap pada keyakinan ini.

Eh Zoya? Apa yang dia lakukan?

Zoya berdiri di depan kami semua. "Kawan-kawan, senang bisa mengenal kalian."

"Zoya?" lirih Mahendra.

"Muka sayu?" sindir Antara.

"Aku akan menjadi umpan, menahan makhluk- makhluk ini sementara kalian membukakan portal!"

"Tapi kita membutuhkan Batu Roh!" semprot Mahendra.

"Liat sekelilingmu, banyak makhluk yang bisa kita kalahkan kecuali yang hitam itu."

Zoya berkata dengan wajah ketakutan dan tangan gemetaran hebat. Jangan sok jago konyol, kau bukanlah Aragorn atau Legolas. Kau hanya anak SMA. Aku malah berpikir sebetulnya Zoya malah ingin mengorbankan kami demi dirinya sendiri.

Genderuwo berpaling. Matanya menaruh kekesalan pada langit yang hampir biru. Dia menyusut kembali dan kuntilanak pasukannya mulai memudar.

"Waktu kami telah habis, kalian selamat anak-anak bodoh. Ya kami akan pergi, dunia telah berubah. Zoya nama pemimpin kalian?"

Zoya menelan ludah. "Y—ya, ya i-itu aku!"

"Kau akan aku kutuk." Genderuwo menjentikkan jari, semacam cahaya kuning kelabu menguar dari tubuh Zoya. "Jiwamu akan terkurung di sini. Ambillah separuh jiwamu itu sebelum tahun berganti. Bila kau gagal, kau tak akan pernah bisa keluar dari sini. Kau akan terkurung selamanya dan duniamu akan hancur." Genderuwo berubah menjadi abu. Wajahnya pudar. "Kalahkan aku di Dua Pilar jika ingin mendapatkan jiwamu kembali." Mata merahnya tertuju pada Nadla. "Dan kau—"

Begitu kata-kata terakhir genderuwo itu sebelum akhirnya dihembuskan abunya oleh angin.

Langit biru merekah, senyuman kami pun mulai terukir. Tubuhku tiba-tiba pulih. Ya, kami selamat!

Angelica melepaskanku. "Kau sudah tidak butuh bantuanku."

"Ya, terima kasih, dan wajahmu juga sudah tak merah lagi."

Aku menghela napas lega. Sally dan Nadla bangkit.

Zoya merebahkan diri. "Menakutkan banget anjir! Terus kenapa aku doang yang dikutuk! Kenapa tidak kalian juga tidak kena?"

"Kau kan yang berkata bahwa dirimu adalah Komandan Zoya Bonaparte," celetuk Mahendra, ikut merebahkan diri.

"Seratus persen kesalahanmu sendiri Zoya." Antara membetulkan kacamatanya yang miring.

"Keburukan datang dari dirimu sendiri Zoya." Sebetulnya tak ingin aku berkata demikian karena aku sendiri tak layak berkata begitu.

"Kau juga Sekretaris? Kau di pihak mana?"

"Tak apa Zoya, aku dukung kamu deh!"

"I juga deh! Semangat Zoya!"

"Ah Sally! Nadla! Ay lop you!"

"Menjijikkan." Angelica mendengus kesal.

Tawa pecah, menghiasi Sunset ajaib Sisi Lain. Hari ini tak ada matahari, tapi langit dunia Sisi Lain tetap bersinar biru.

"Kawan-kawan, bagaimana sekarang kita kembali?" Mahendra melihat arloji di tangan kanannya.

"Ah benar! Kita lupa Batu Roh!"

"Tak perlu cemas, aku sudah mendapatkannya." Angelica menunjukkan batu putih kelabu. "Aku mendapatkannya dari tuyul di dalam sana." Kata-kata si Dewi Pemarah begitu dingin.

Kami bersorak bahagia. Zoya yang paling salah tingkah.

Dewi fortuna masih berpihak pada kami rupanya. Sinar hangat menerpa wajahku. Langit kian membiru dan indah dipandang. Angin berdesir di sela daun bagai memainkan harpa. Rasanya aku ingin mengabadikan momen ini. Aku akan mengabadikannya lewat lagu band asal negeri paman sam, Maroon 5.

Aku memasang headphone ke telingaku. Layar biru mp3walkman menjukkan satu kata indah, Daylight.

Terpopuler

Comments

Quinnela Estesa

Quinnela Estesa

kuntilanak harusnya hanya patuh sama Kuntilanak Hitam aja. itu ratunya Kuntilanak soalnya.

2024-11-14

0

Mizuki

Mizuki

pelajaran yang dapat diambil adalah... jangan sok jadi pemimpin ya kawan-kawan 🗿

2024-07-08

1

Ayanagi Joestar

Ayanagi Joestar

bbaa Valyria?

2024-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - It's My Life
2 Chapter 2 - Rocky Mountain High
3 Chapter 3 - Begadang
4 Chapter 4 - Hotel California
5 Chapter 5 - Heartbeat
6 Chapter 6 - Paradise
7 Chapter 7 - Counting Stars
8 Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9 Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10 Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11 Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12 Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18 Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19 Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20 Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27 Chapter 16 - Let It Be
28 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30 Chapter 18 - Jailhouse Rock
31 Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32 Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33 Chapter 20 - Sweet Victory
34 Chapter 21 - Otherside
35 Chapter 22 - Faded
36 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38 Chapter 24 - Iridescent
39 Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40 Chapter 26 - Kereta Kencan
41 Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42 Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43 Chapter 28 - Pilihanku
44 Chapter 29
45 Chapter 30 - Broken Angel
46 Chapter 31 - Aw Aw Aw
47 Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48 Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49 Chapter 33 - Page of Life In My Story
50 Chapter 34 - Dreamhigh
51 Chapter 35 - Hymn For Weekend
52 Chapter 36 - Stand By You
53 Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54 Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55 Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56 Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57 Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58 Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59 Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60 Chapter 40 - The End Run
61 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63 Chapter 42 - Let Her Go
64 Chapter 43 - Sampai Jumpa
65 Epilog
66 Prolog
67 Akhir Kata
68 Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69 Pengumuman Update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - It's My Life
2
Chapter 2 - Rocky Mountain High
3
Chapter 3 - Begadang
4
Chapter 4 - Hotel California
5
Chapter 5 - Heartbeat
6
Chapter 6 - Paradise
7
Chapter 7 - Counting Stars
8
Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9
Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10
Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11
Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12
Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18
Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19
Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20
Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27
Chapter 16 - Let It Be
28
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30
Chapter 18 - Jailhouse Rock
31
Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32
Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33
Chapter 20 - Sweet Victory
34
Chapter 21 - Otherside
35
Chapter 22 - Faded
36
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38
Chapter 24 - Iridescent
39
Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40
Chapter 26 - Kereta Kencan
41
Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42
Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43
Chapter 28 - Pilihanku
44
Chapter 29
45
Chapter 30 - Broken Angel
46
Chapter 31 - Aw Aw Aw
47
Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48
Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49
Chapter 33 - Page of Life In My Story
50
Chapter 34 - Dreamhigh
51
Chapter 35 - Hymn For Weekend
52
Chapter 36 - Stand By You
53
Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54
Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55
Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56
Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57
Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58
Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59
Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60
Chapter 40 - The End Run
61
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63
Chapter 42 - Let Her Go
64
Chapter 43 - Sampai Jumpa
65
Epilog
66
Prolog
67
Akhir Kata
68
Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!