Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)

Shuttlecock menerabas angin. Satu pukulan luar biasa, shuttlecock berbalik arah. Terbang melambung tinggi ke atas lalu meluncur turun jatuh dari ketinggian tertentu.

Aku berlari menuju spot, mundur secepat kaki ini bisa lakukan. Wuth! Angin bersua ketika aku memberikan pukulan lurus. SLAP! Shuttlecock menumbuk kepala net, berputar meliuk di udara lalu jatuh ke kotak lawan.

"Masuk, dua puluh. Dua belas."

Bersorak gembira teman-teman kelas MIPA 11. Nadla yang paling salah tingkah. Sally yang paling membahana suaranya. Antara yang paling cool kelakuannya.

"Whuhuu! Semangat Sekretarisku!" Sally berseru.

"Itu baru namanya Prontagonis!"

"Peluang 64:36. Perhitunganku mengatakan bahwa Sekretaris akan menang dalam classmeet ini jika bisa mengalahkan Kak Serena." Antara memperbaiki kacamatanya yang miring.

Aku tak menginginkan dukunganmu Nadla dan juga dirimu Ilmuwan Gila.

Shuttlecock terbang laun. Kak Serena membalikkan pukulan laun itu. Aku membalikkannya lagi tapi agak lebih tinggi dan jauh. Lalu Kak Serena melakukan smash dan aku membalikkan smashnya itu. Lebih tinggi dan lebih tinggi. Kepala Shuttlecock mendarat di garis samping kiri.

Gemuruh anak-anak kelas menggemakan lapangan. Aku menang melawan Kak Serena, jagoan bulutangkis kelas MIPA 1. Dia seangkatan sebetulnya, hanya saja terlalu tua wajahnya dibanding gadis-gadis kelasnya jadi dia mendapatkan gelar Kak padahal bukan kakak kelas.

Aku yang menang, tapi Nadla, Antara, dan Sally lah yang paling salah tingkah.

Dasar Monyet-monyet sirkus.

"Whuhuuuu! Liat bintang utama kita ini!" Nadla berseru bangga.

Kupalingkan pandang, sombong. Sejujurnya aku ingin berkata pada gadis antagonis aku tak ingin dukunganmu, tapi bibirku tak mematuhi perintah sistem saraf pusat.

"Sombong huuu!"

"Ini minummu," ucap Sally lembut.

"Terima kasih." Aku meraih botol berisi air putih.

Pertandingan selanjutnya dimulai. Di lapang Kali ini diisi oleh pertandingan antara Mahendra dengan Billa. Mahendra pasti yang menang. Si buaya dari tadi menang selalu. Wajar saja kupikir, dia hanya mendapat satu lawan laki-laki sisanya mendapat lawan perempuan.

Bagi yang tidak mengerti, clasmeet bulutangkis kali ini kosong partisipan. Oleh karena itu yang diadakan hanya pertandingan Tunggal. Tunggal campuran bisa dibilang.

SMASH!

Shuttlecock menyambar wajar bulat lawan. Mahendra berseru senang tapi kemudian menyesali perbuatannya karena yang dia serang adalah perempuan.

"Endra, Endra, kejam banget sih!"

"Huuu, bisanya aja sama cewe!"

Sally menyikut lenganku. "Kalau Mahendra menang, artinya,"

"Iya, aku akan melawannya. Juara satu dan dua nanti kelas kita."

"Tapi emangnya boleh kaya gitu?"

"Kalau panitia mengizinkan." Suaraku tertutupi smash mantap Mahendra.

Seneng banget lelaki yang satu itu membuat gadis menangis. Ujian telah selesai, semua unek-unek beliau keluarkan untuk melayangkan pukulan mantap di pertandingan. Begitu kelihatannya.

ZZZT

Aku melirik sumber suara. Di belakang tak jauh dariku, Antara membisu.

"Suara apa itu?"

"Ada portal dekat kita!" Antara memajukan wajahnya.

"Di sini? Kok bisa?"

"Entah, devais tak bernama ini menangkap sinyalnya dekat sini."

"Jangan-jangan alatmu salah tangkap."

"Tidak, ini benar!" seru Antara seraya mengangsurkan kotak kelabunya, devais pendeteksi sinyal Sisi Lain.

PUK! Shuttlecock masuk kotak mati. Out, satu poin untuk Mahendra. Anak gadis jadi banyak tingkah sekarang. Untuk kali ini, khusus kali ini saja Nadla tidak obsesif impulsif mengenai Sisi Lain. Dia sibuk menjadi Cheerleader Mahendra bersama teman kelas MIPA 11 yang lain.

"Dimana?" tanyaku pada Antara.

"Jaraknya kurang lebih 20 meter, di dekat koridor kelas tetangga." Telunjuk Antara mengarah pada spot kecil yang gelap dekat tangga. "Di sana!"

"Ada apa guys?" Sally ikut nimbrung sambil kipas-kipas wajah menggunakan sobekan kardus.

"Portal menuju Sisi Lain tiba-tiba muncul dekat sini," desis Antara.

Mengapa bisa? portal menuju Sisi Lain tiba-tiba muncul di tempat terang bendrang ini. Masih siang, dan .... Tidak, apa jangan-jangan portal ini muncul karena sesuatu dari Sisi Lain berniat melintas dimensi ke sini oleh karenanya dia membuka portal dekat sini.

"Aku memperkirakan ada pertubation yang membuat frekuensi anomaly, asalnya mungkin dari sisi Otherside." Antara mendorong naik kacamatanya.

"Mungkinkah, mereka berusaha membuka dari sisi sebelah sana?"

"Bisa jadi, tapi aku meragukan yang datang adalah Yoma. Mereka hanya mitos dan legenda yang menjadi nyata, tidak ada mitos mengenai makhluk membuka portal dari sisi mereka."

Nadla masih bersorak.

"Hey, hey, apa artinya? Bisa tolong jelaskan supaya orang bodoh sepertiku dapat mengerti?" Sally salah tingkah di depan aku dan Antara.

"Ada yang berusaha menerobos masuk kemari Sel,"

"Yoma itu? yoma yang kalian bilang waktu itu?"

Antara meraih kedua bahuku. "Hati-hati Sekretaris, aku akan memberitahukan Nadla, kemudian mencoba sesuatu untuk menutup portal itu."

Suara Ilmuwan Gila teredam oleh suara pluit yang nyaringnya sampai menguji indra pendengaran. Wasit memandangku penuh arti. Begitu pula Mahendra.

"Masih perlu istirahatnya? Atau mau nyerah aja?"

Oh benar, ini giliranku bertanding di final melawan Mahendra. Kenapa portal itu harus muncul di saat seperti ini? Lantas, terpaksa aku bangkit dan menyebrangi lapangan.

"Tak perlu segan, keluarkan semua kemampuanmu." Mahendra berseru di seberang lapangan. Senyuman merekah di wajah pemikat hati wanita itu.

Lengang mengisi sejenak. Entah mengapa perhatian anak-anak sekolah jadi tertuju pada pertandingan kami. Atensi semua orang diarahkan padaku atau lawanku. Anak lelaki maupun perempuan, guru maupun pengurus OSIS.

Kebetulan juga, ketika final, pertandingan futsal sudah selesai. Oleh karenanya perhatian semua orang ditujukan pada pertandingan final clasmeet bulutangkis.

Pertandingan satu kali seumur hidup. Mungkin bisa dikatakan. Kedua anak kelas X MIPA 11 saling memperebutkan juara kelas.

Peluit berdenging. Shuttlecock meluncur cepat menuju lapang seberang. Mahendra memberikan pukulan backhand pass. Aku membalikkannya dengan pukulan laun. Shuttlecock mendarat di kotak depan. SLAP!

Mahendra rupanya berlari cepat mengejarnya lalu membalikkan Shuttlecock padaku. Shuttlecock melambung tinggi ke langit. Kesempatan bagus untuk smash.

Wuth!

Suara angin diterabas Shuttlecock. Mahendra bergerak mundur. Shuttlecock berbalik. Aku harus berlari menuju kotak depan, mengejar Shuttlecock yang meluncur laun.

Kesempatan Mahendra yang meluncurkan Smash. Aku memutar tubuh lalu melayangkan serangan block. Shuttlecock terpantul dari raketku, meluncur lurus ke sisi lain lapang. PUK!

Shuttlecock mendarat di kotak sisi kanan Mahendra.

"Kosong, satu!" wasit berseru. Satu poin untukku.

Wajah Mahendra menyengir. Gadis-gadis kelas bersorak mendapati jagoannya kalah sementara anak laki-laki kelas malah bersuit-suit, senang aku mengalahkan Mahendra. Guru-guru menyeringai.

Aku melakukan servis pelan, shuttlecock hampir mendaratkan kepalanya tepat di garis sebelum Mahendra membalikkannya dengan serangan serupa. Aku berlari ke kotak depan, memberikan serangan melambung tinggi.

SLAP! Mahendra sudah mengantisipasi serangan itu, jadi dia sewaktu melakukan netting langsung berlari mundur kemudian melakukan serangan balasan tapi dewi fortuna berpihak padaku. Shuttlecock mengenai net.

Satu poin lagi untukku. Dan satu lagi ketika aku melakukan servis netting.

"Chibi! Kalahkan si Endra!" Salam yang satu geng dengan Mahendra malah menyemangatiku.

"Hajar aja si Endra!" tambah Joshua.

Segitu menyebalkannya kah Mahendra hingga laki-laki kelas membencinya? sebegitu cintanya juga kah gadis kelas kepada Mahendra hingga benar-benar menyorakinya?

"Ayo Wakil Ketua! kalahkan Sekretaris!"

"Mahendra!!!" Mira bersua lembut.

Pertandingan berlanjut. Aku kalah empat poin, Mahendra membalas serangan smashku berulang kali. Anak gadis bersorak senang ketika shuttlecocok menerabas pertahananku. "Endra!"

"Whohooo, semangat Mahendra!" Sally melompat-lompat.

"Prontagonis!!!" Nadla membalas sorak Sally.

Ada sorak kekecewaan lain yang terdengar. Tapi aku lebih terpaku pada sorak Antara yang aneh. Si Ilmuwan Gila berdiri di atas meja. "Hati-hati! Prediksiku benar!"

"Lumayan hebat juga kamu ini, masih bisa bertahan sementara yang lain langsung K.O." Mahendra menarik tangan yang memegang shuttlecock. "Tapi aku rasa kekuatanmu masih disembunyikan dengan apik."

Aku mendengus malas.

Shuttlecock melambung tinggi, menuju kepalaku. Aku langsung memberikan smash lalu PUK!

"Empat, empat!"

Anak gadis membelalak, kecuali Angelica yang mengepalkan tangan. "Kalahkan si Endra Sekretaris! Endra busuk wajib kalah!"

"Kalau aku serius kemenangan langsung di pihakku."

Aku masih menarik napas, mempersiapkan servis. Mahendra masih berceloteh dan Antara agak menggila di lantai dua.

"Apa?" gumamku, berusaha mengartikan isyarat tangan si Ilmuwan Gila.

"Aku ingin serius mengeluarkan kekuatanku, tapi—"

"Dasar," gumamku malas.

Tapi aku sadar, sesuatu sedang tak beres.

Shuttlecock menyebrangi net. Mahendra memberikan backhand, aku melakukan netting begitupula dengan dia.

Aku menemukanmu

"Eh?"

Sial shuttlecock melambung tinggi ke langit. Gadis-gadis bersorak karena aku mesti berlari jauh mundur ke belakang. Tapi tetap aku lakukan. SLAP! Satu pukulan mantap, shuttlecock meluncur lurus.

Selagi Mahendra mundur, aku menyaksikan sosok lain yang maju. Aku mengerjap, sosok itu hilang. Sial! Lagi-lagi kepalaku terbagi fokusnya.

Shuttlecock meluncur ke depanku. Aku membalikkannya ke atas, refleks luar biasa tapi ceroboh. Aku hampir terjatuh dan setelah menengadah ke samping, sosok itu muncul lagi.

Aku menemukanmu.

Sosoknya tinggi tak berwajah. Putih bersih bagai besar tembok Cina. Dia mendekatiku, tinggi berjas mewah hitam dan tangannya ingin membelai wajahku.

SMASH!

Telingaku berdenging nyaring, kepalaku pusing. Pandanganku pudar; Tangan makhluk itu meleset.

Suara gemuruh ribut itu jadi sayup-sayup kemudian hilang.

Aku terjatuh tak sadarkan diri.

Terpopuler

Comments

Mizuki

Mizuki

kak.. ngapain gak pakek device kayak biasanya?

2024-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - It's My Life
2 Chapter 2 - Rocky Mountain High
3 Chapter 3 - Begadang
4 Chapter 4 - Hotel California
5 Chapter 5 - Heartbeat
6 Chapter 6 - Paradise
7 Chapter 7 - Counting Stars
8 Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9 Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10 Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11 Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12 Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18 Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19 Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20 Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27 Chapter 16 - Let It Be
28 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30 Chapter 18 - Jailhouse Rock
31 Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32 Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33 Chapter 20 - Sweet Victory
34 Chapter 21 - Otherside
35 Chapter 22 - Faded
36 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38 Chapter 24 - Iridescent
39 Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40 Chapter 26 - Kereta Kencan
41 Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42 Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43 Chapter 28 - Pilihanku
44 Chapter 29
45 Chapter 30 - Broken Angel
46 Chapter 31 - Aw Aw Aw
47 Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48 Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49 Chapter 33 - Page of Life In My Story
50 Chapter 34 - Dreamhigh
51 Chapter 35 - Hymn For Weekend
52 Chapter 36 - Stand By You
53 Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54 Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55 Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56 Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57 Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58 Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59 Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60 Chapter 40 - The End Run
61 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63 Chapter 42 - Let Her Go
64 Chapter 43 - Sampai Jumpa
65 Epilog
66 Prolog
67 Akhir Kata
68 Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69 Pengumuman Update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - It's My Life
2
Chapter 2 - Rocky Mountain High
3
Chapter 3 - Begadang
4
Chapter 4 - Hotel California
5
Chapter 5 - Heartbeat
6
Chapter 6 - Paradise
7
Chapter 7 - Counting Stars
8
Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9
Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10
Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11
Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12
Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18
Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19
Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20
Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27
Chapter 16 - Let It Be
28
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30
Chapter 18 - Jailhouse Rock
31
Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32
Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33
Chapter 20 - Sweet Victory
34
Chapter 21 - Otherside
35
Chapter 22 - Faded
36
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38
Chapter 24 - Iridescent
39
Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40
Chapter 26 - Kereta Kencan
41
Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42
Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43
Chapter 28 - Pilihanku
44
Chapter 29
45
Chapter 30 - Broken Angel
46
Chapter 31 - Aw Aw Aw
47
Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48
Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49
Chapter 33 - Page of Life In My Story
50
Chapter 34 - Dreamhigh
51
Chapter 35 - Hymn For Weekend
52
Chapter 36 - Stand By You
53
Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54
Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55
Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56
Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57
Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58
Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59
Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60
Chapter 40 - The End Run
61
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63
Chapter 42 - Let Her Go
64
Chapter 43 - Sampai Jumpa
65
Epilog
66
Prolog
67
Akhir Kata
68
Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!