Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)

Kami berbaris, bergiliran memberi Batu Roh pada pria tempayan berpakaian khas nusantara itu. Matanya menelisik hamba-hamba yang tengah memberikannya Batu Roh. Mata hijaunya berhenti pada Zoya.

"Dia?"

"Benar Pak Cik. Lelaki ini yang aku ceritakan sebelumnya." Nadla menjelaskan.

Bola mata hijau berputar. Meski yang ditatap adalah Zoya, aku bisa merasakan hunjaman bola mata berwarna hijau itu ke arahku. Tajam sekali, bagai baja valyria dalam dunia ASOIAF.

Dagran berpaling. Berkata satu perintah pada kami. "Ikut."

Kami mengikutinya menaiki undakan. Perjalanan singkat tapi penuh keindahan. Maksudku, seantero pemandangan dekat rumah Dagran penuh arti. Indah lautan yang membetang, patung menjaga pijakan kami, lalu tugu dan pura berjejejal-jejal dekat jalan setapak. Bukan hanya Dagran rupanya yang tinggal di Sisi Lain, aku melihat beberapa orang asing di sini. Wajah-wajah nenek moyang kalau aku boleh berkata begitu.

Dagran menggiring kami ke sebuah kompleks rumah. Terdapat pagar pembatas, pura, balai-balai, dan beberapa gubuk juga lumbung yang aku sendiri tak paham fungsinya. Yang aku pahami dari semus itu adalah setiap komponen membangun kompleks rumah adat. Indah tapi rasanya asing untukku yang biasa tinggal di kota. Sally memberitahukan kalau kompleks ini sebetulnya satu rumah. Rumah adat yang biasa ditemukan di Bali.

"Ceritakan." Dagran berkata dingin.

Zoya melangkah maju. Kakinya gemetar. Tahan Zoya, aku tahu Dagran memiliki aura misterius. Kemudian Zoya menceritakan bagaimana dirinya dikutuk oleh genderuwo. Dia melanjutkan tentang cerita jiwanya yang hilang.

"Cara mudah, cara susah?" tanya Dagran pada kami.

"Ca–cara mudah."

"Lepaskan jiwamu yang separuhnya. Relakan dimakan genderuwo. Yang hilang akan kembali, yang nyata akan hilang. Mungkin bayarannya adalah kegilaan atau lumpuh," terang Dagran. Beliau duduk di atas rumah panggung. Bermediasi. Kemudian bangkit dan mondar mandir di depan kami.

"Apa ada cara lain?" tanya Zoya sopan. Sangat mengerikannya aura Dagran hingga Zoya terpaksa berkata sopan yang bukan karakternya.

Aku merasakan aura tak mengenakan dari Dagran semakin kuat.

Dagran berhenti, menaruh tangan di belakang.

"Alternatif satu, membuat perjanjian kontrak dengan genderuwo. Saling berbagi tubuh dan kutukan. Kalian mati bersama, dan hidup bersama di dunia nyata dan dunia samsara."

Zoya menarik napas dalam. Tak yakin mengiginkan dua solusi ini. Matanya mengharapkan ada alternatif lain.

"Alternatif dua, bayar upeti pada genderuwo. Mohon ampun padanya."

Aku menelan ludah. Ini bertaruh. Kalau datang kepada genderuwo untuk memohon ampun, akan ada dua kemungkinan yaitu untung atau buntung.

Dagran melirik pada Zoya. "Itu cara mudah. Cara sulit adalah mengalahkan genderuwo di Dua Pilar."

Sudah aku duga. Cara satu-satunya adalah mengalahkan genderuwo itu. Semua alternatif sama saja dengan gali lubang tutup lubang, membereskan masalah lewat masalah baru.

"Bagaimana cara mengalahkannya?" tanyaku.

Mata hijau tertuju padaku. Dagran berhenti di depan hidungku. "Kalian bisa kalahkan beliau dengan baja atau menghilangkan kekuatan genderuwo di dunia kalian."

"Aku tidak paham yang kedua."

"Yoma, Yoma adalah bentukan kalian semua di dunia nyata. Hancurkan keyakinan orang-orang akan genderuwo di dunia nyata, maka kekuatannya melemah." Dagran berhenti di depan Antara. "Punya pertanyaan?"

Antara menggigit bibir. Kentara dia memiliki beribu pertanyaan tapi bingung kapan waktu yang tepat untuk melayangkan semua kata-katanya itu.

"Masing-masing dari kalian boleh memiliki satu pertanyaan untuk setiap Batu Roh yang kalian beri."

Keheningan menyelimuti balai rumah. Tidak ada yang mau memecah lengang ini. Bahkan Dagran yang menjadi tuan rumah. Beliau berdiri memandang kami. Menghujam kami satu persatu.

"Mulai dariku," ucap Mahendra mantap, mengorbankan diri. "Apa ada makhluk lain selain Yoma di dunia ini?"

"Ada, baik yang hidup maupun yang mati dan mereka tak jauh berbahaya dengan Yoma. Selanjutnya."

"Kenapa dunia ini gelap ketika dunia nyata terang?" tanya Zoya.

"Malam adalah siang bagi kami dan sebaliknya. Berikutnya." Dagran menoleh pada Sally.

"Apa semua legenda dan mitos beneran ada di sini? Bagaimana dengan vampir?"

"Ada." Jawab Dagran mantap.

Sally tersenyum, akhirnya dia bisa bertemu vampir twilinght.

Aku menghela napas. Percuma juga kami bertanya, semua pertanyaan tak penting. Sekalipun penting, jawaban Dagran sangat ambigu. Aku membutuhkan pertanyaan yang dapat membantu kami melawan genderuwo atau apapun itu tentang Sisi Lain yang dapat berguna untuk menjadi senjata kami.

"Silahkan." Tangan pria tempayan itu tertuju pada Anje.

"Dua Pilar, dimana lokasinya?"

"Ujung awal dunia ini. Penyangga yang membuat dunia berdiri sebagaimana mestinya. Di sana semua mula terjadi. Jauh di dalam ketiadaan. Hanya satu jalan menuju sana, tiket konduktor." Dagran menjelaskan. Wajahnya dingin, sedingin salju.

"Apa yang berada di Lawang Sewu?" tanya Nadla.

"Portal melewati Pembatas. Tempat dimana dunia ini terhubung satu sama lain. Kalian bisa membuka portal manapun di sana ke tempat lain di dunia ini. Atau melintas ke tempat yang lebih tinggi, atau lebih rendah. Yang lebih dekat atau lebih jauh. Lebih rapih atau lebih rusak. Ada atau tiada. Hidup atau mati."

Nadla mengangguk mantap. Sepertinya, dia mengharapkan jawaban itu meski matanya menunjukkan pertanyaan baru.

Kata-kata Dagran terlalu berputar-putar. Aku tak paham sekarang harus menanyakan apa.

"Apa itu tiket konduktor?" tanya Antara.

"Tiket yang diberikan oleh Sang Masinis. Sebuah jalan satu-satunya menuju kereta penghubung dunia yang berada di salah satu pintu Lawang Sewu." Dagran berhenti di hadapanku. "Giliranmu," ucapnya.

Apa yang harus aku tanyakan. Banyak sekali yang ingin aku tanyakan. Satu pertanyaan malah mengarah pada pertanyaan lain. Bagai puzzle. Aku harus menanyakan satu hal yang membuka semua pintunya.

"Giliranmu." Dagran mengulangi.

Semua mata teman-temanku tertuju padaku.

Apa? Apa penghubung semua ini?

"Tidak ada pertanyaan?" Dagran semakin mendekatkan wajahnya.

"Apa semua Yoma dan keganjilan yang ada di Sisi Lain muncul karena satu alasan saja yaitu manifestasi rasa ketakutan manusia?"

Dagran membelalak. Wajahnya mencelaku. "Tidak. Bukan hanya ketakutan yang membangun dunia ini."

Kekecewaan terukir pada wajah teman-temanku. Aku yakin mereka ingin berkata, "mengapa menanyakan hal itu?". Pertanyaan yang sama dalam benakku.

Episodes
1 Chapter 1 - It's My Life
2 Chapter 2 - Rocky Mountain High
3 Chapter 3 - Begadang
4 Chapter 4 - Hotel California
5 Chapter 5 - Heartbeat
6 Chapter 6 - Paradise
7 Chapter 7 - Counting Stars
8 Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9 Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10 Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11 Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12 Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14 Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17 Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18 Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19 Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20 Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22 Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24 Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26 Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27 Chapter 16 - Let It Be
28 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29 Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30 Chapter 18 - Jailhouse Rock
31 Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32 Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33 Chapter 20 - Sweet Victory
34 Chapter 21 - Otherside
35 Chapter 22 - Faded
36 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37 Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38 Chapter 24 - Iridescent
39 Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40 Chapter 26 - Kereta Kencan
41 Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42 Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43 Chapter 28 - Pilihanku
44 Chapter 29
45 Chapter 30 - Broken Angel
46 Chapter 31 - Aw Aw Aw
47 Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48 Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49 Chapter 33 - Page of Life In My Story
50 Chapter 34 - Dreamhigh
51 Chapter 35 - Hymn For Weekend
52 Chapter 36 - Stand By You
53 Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54 Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55 Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56 Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57 Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58 Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59 Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60 Chapter 40 - The End Run
61 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62 Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63 Chapter 42 - Let Her Go
64 Chapter 43 - Sampai Jumpa
65 Epilog
66 Prolog
67 Akhir Kata
68 Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69 Pengumuman Update
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Chapter 1 - It's My Life
2
Chapter 2 - Rocky Mountain High
3
Chapter 3 - Begadang
4
Chapter 4 - Hotel California
5
Chapter 5 - Heartbeat
6
Chapter 6 - Paradise
7
Chapter 7 - Counting Stars
8
Chapter 8 - Up&up (Bagian Satu)
9
Chapter 8 - Up&up (Bagian dua)
10
Chapter 8 - Up&up (Bagian tiga)
11
Chapter 9 - Daylight (Bagian Satu)
12
Chapter 9 - Daylight (Bagian Dua)
13
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Satu)
14
Chapter 10 - Dibalik Hari Ini (Bagian Dua)
15
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Satu)
16
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Dua)
17
Chapter 11 - Dynamite (Bagian Tiga)
18
Chapter 12 - Jangan (Bagian Satu)
19
Chapter 12 - Jangan (Bagian Dua)
20
Chapter 12 - Jangan (Bagian Tiga)
21
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Satu)
22
Chapter 13 - Fire With Fire (Bagian Dua)
23
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Satu)
24
Chapter 14 - Hotel California (Bagian Dua)
25
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Satu)
26
Chapter 15 - Bring Me To Life (Bagian Dua)
27
Chapter 16 - Let It Be
28
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Satu)
29
Chapter 17 - Party Rock Anthem (Bagian Dua)
30
Chapter 18 - Jailhouse Rock
31
Chapter 19 - Give Love (Bagian Satu)
32
Chapter 19 - Give Love (Bagian Dua)
33
Chapter 20 - Sweet Victory
34
Chapter 21 - Otherside
35
Chapter 22 - Faded
36
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Satu)
37
Chapter 23 - Castle On The Hill (Bagian Dua)
38
Chapter 24 - Iridescent
39
Chapter 25 - Do You Hear The People Sing?
40
Chapter 26 - Kereta Kencan
41
Chapter 27 - Pudar (Bagian Satu)
42
Chapter 27 - Pudar (Bagian Dua)
43
Chapter 28 - Pilihanku
44
Chapter 29
45
Chapter 30 - Broken Angel
46
Chapter 31 - Aw Aw Aw
47
Chapter 32 - From Now On (Bagian Satu)
48
Chapter 32 - From Now On (Bagian Dua)
49
Chapter 33 - Page of Life In My Story
50
Chapter 34 - Dreamhigh
51
Chapter 35 - Hymn For Weekend
52
Chapter 36 - Stand By You
53
Chapter 37 - Tanpa Tergesa
54
Chapter 38 - 17才 (Bagian Satu)
55
Chapter 38 - 17才 (Bagian Dua)
56
Chapter 39 - In The End (Bagian Satu)
57
Chapter 39 - In The End (Bagian Dua)
58
Chapter 39 - In The End (Bagian Tiga)
59
Chapter 39 - In The End (Bagian Empat)
60
Chapter 40 - The End Run
61
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Satu)
62
Chapter 41 - Tetap Dalam Jiwa (Bagian Dua)
63
Chapter 42 - Let Her Go
64
Chapter 43 - Sampai Jumpa
65
Epilog
66
Prolog
67
Akhir Kata
68
Side Story 1: Prontagonis/Sekretaris
69
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!