Peri Sawi

Jovan sedang duduk dan mengotak-atik ponsel untuk menghilangkan kebosanan akibat terlalu lama menunggu Maoya turun dari kamarnya. Setengah jam kemudian, gadis itu akhirnya keluar dengan mengenakan gaun hijau selutut dengan rok mengembang layaknya gaun balet, dengan bagian atas shoulder off dengan aksen bunga putih berukuran besar, dipadukan dengan sepatu kets warna putih dan tas selempang warna hijau.

“Elo? Peri sawi?” tanyanya datar.

“What the f*ck. Gue udah dandan berjam-jam dan lo dengan entengnya ngatain gue peri sawi?!” protes Maoya kesal.

“Ganti!”

“Gue ngga punya baju lain.”

“Apa?! Gue kasih lo kartu unlimited dan lo cuma beli kostum sawi kaya gini?”

Dengan kasar Jovan menarik Maoya masuk ke dalam mobilnya. Mereka kemudian mampir ke sebuah butik dan salon langganan Jovan. Dalam waktu singkat, Maoya sudah berubah drastis. Dari peri sawi menjadi cinderella. Ia keluar dengan mengenakan gaun hitam asimetris yang membentuk lekuk indah di tubuhnya dan menonjolkan kulit putihnya yang bersinar, dipadukan dengan clutch cantik dan sepatu berwarna krem.

“Perfect.” Puji Jovan singkat.

Mereka segera berangkat ke rumah Billy karena sudah sangat terlambat dari waktu yang ditentukan. Ketika tiba di sana, acara sudah dimulai. Para tamu mulai menikmati aneka sajian makan malam yang sudah Billy siapkan. Begitu mereka masuk, Billy langsung menyambut mereka dan membawa Jovan membaur dengan rekan-rekannya yang sudah datang lebih dulu.

“Kok kalian baru datang sih?” protes Billy ketika melihat sahabatnya itu datang.

“Sori, gara-gara peri sawi.” Jawab Jovan singkat sambil melirik ke arah Maoya yang berdiri beberapa meter di belakangnya.

"Hai, Za! Lo cantik banget malam ini." puji Billy

"Makasih Bil. Oh ya, ini buat elo" ujar Maoya sambil menyerahkan sebuah kotak panjang berukuran kecil kepada Billy. "Selamat ulang tahun. Mudah-mudahan lo suka kadonya."

"Thanks, Za. Gue pasti suka apapun yang lo kasih buat gue. Btw, gue pinjem Jovan dulu yah? Teman-teman udah pada nungguin di sana."

Maoya langsung mengangguk mengiyakan. Dan karena Jovan terlihat sibuk berbincang seru dengan teman-temannya Maoya memilih untuk menikmati pesta itu sendiri demi memberi waktu dan kebebasan untuk Jovan malam itu.

Meskipun pesta itu sangat meriah dan ada banyak sekali tamu di sana, tapi Maoya merasa sangat asing karena tak ada staupun yang dikenalnya. Jadi ia mengambil segelas minuman lalu berdiri tidak jauh dari kerumunan para gadis yang kebetulan sedang membicarakannya.

[Jadi ini si nyonya sandra?]

[Eh, iya bener. Kalau bukan karena Tuan Jaksa Tampan, mana mungkin dia bisa ada di sini nikmatin pesta mewah kaya gini?]

[Iya ih, kasihan ya Tuan Jaksa, harus nikah sama anak pemberontak berbahaya kaya dia. Kalau aja bukan karena perintah Perdana Menteri, ngga mungkin Tuan Jaksa mau nikahin cewek udik yang bisa bawa petaka kaya dia. Tiap hari hidup was-was sama mata-mata yang bisa ngebunuh dia kapan aja.]

[Tapi dia justru beruntung karena dinikahin Tuan Jaksa, kalau bukan karena keputusan perdana menteri itu, mana ada cowok yang mau nikahin cewek dengan reputasi suram kaya dia? Ya kan? ]

[Ngeri banget yah? Ternyata di dunia ini ada cewek kaya dia. Ayahnya pemberontak tapi malah berani nikah sama pejabat pemerintah paling setia dan berjasa. Mana ngga tahu diri banget lagi, cuma istri sandra tapi ngekor mulu kaya anabul.]

[hahaha.. ]

[Sssttt.. jangan keras-keras nanti dia denger. Kalau sampai dia marah, takutnya dia bakal ngelakuin pemberontakan di sini haha...]

[Namanya juga udah sifat bawaan, senggol dikit langsung sikat. Hiiiiii....]

Maoya menenggak habis minuman di tangannya lalu meletakkannya dengan kasar di atas meja. Entah kenapa ia merasa gerah mendengar bisik-bisik para gadis yang hadir di pesta malam itu. Meskipun mereka sedang membicarakan Meiza, ia tetap tidak suka mendengar orang lain berbicara buruk tentang gadis malang itu.

Sementara di kejauhan ia melihat Jovan sedang berbincang santai dan tertawa bersama Billy, Rico dan teman-temannya yang lain. Dia bahkan sama sekali tidak ingat telah meninggalkan Maoya seorang diri di tempat asing yang mengerikan itu.

Demi menghindari keramaian, Maoya memilih duduk di bar kecil yang telah disiapkan untuk tamu yang menginginkan minuman beralkohol. Maoya sama sekali tidak tahu kalau tempat itu hanya menyediakan minuman keras.

“Mau pesan apa?” tanya sang bartender.

“Apa aja. Yang paling enak.”

Tak lama kemudian segelas tequila tersaji di hadapannya. Tanpa berpikir panjang, Maoya langsung menenggak habis minuman di hadapannya itu. ia merasa kerongkongannya terbakar luar biasa, kepalanya mulai pusing dan berputar-putar. Tapi entah kenapa, bukannya berhenti, Maoya justru minta tambah segelas lagi dan lagi hingga benar-benar mabuk dan tergeletak di atas meja bar.

Seorang pria yang sedari tadi duduk dan memperhatikan di samping Maoya berusaha membantunya terbangun.

“Hei, lo ngga papa?” tanya pria itu ramah.

“Kenapa? Lo juga mau bilang kalau gue cewek sandra dan ngga pantes ada di sini?” rancau Maoya yang mulai teler.

“Lo dateng sendiri?” tanya pria itu lagi.

“Kenapa? Lo juga mau usir gue? Emang lo pikir lo siapa?”

Pria itu berniat membantu Maoya pindah duduk di sofa agar lebih nyaman tapi gadis itu menepis tangannya dengan kuat.

“Gue emang gadis sandra, tapi lo ngga bisa sembarangan nyentuh gue... Lo pasti takut juga sama gue kan?" Ucap Maoya kian tidak jelas.

Pria itu berniat memapah paksa Maoya menuju sofa, tapi kali ini Jovan yang lebih dulu menepis tangannya. “Dia istri gue dan ngga boleh ada seorangpun yang berani nyentuh dia tanpa ijin gue!”

“Sori, gue ngga tahu kalau dia udah bersuami. Sejak tadi dia duduk dan minum sendirian sampai mabuk di sini. Saya pikir dia butuh teman.”

Jovan menatap pria itu dengan tajam. “Minggir!”

Jovan mengambil tas Maoya yang tergeletak di meja lalu membopong tubuh Maoya dan membawanya pulang.

“Hei, tunggu!” pria itu berniat menghentikan Jovan karena ia melihat ponsel Maoya tertinggal di kursi yang diduduki Maoya tadi.

Tapi melihat bagaimana sikap angkuh Jovan membuat pria itu mengurungkan niatnya.

“Sori ya Jim, mereka emang kaya gitu. Maklumlah, namanya juga pasangan baru.” Ujar Billy kepada Jimmy

“Dia?......"

“Oh, Dia Jovan, si Tuan Jaksa Tampan, sahabat gue. Dan itu Meiza, istrinya.”

“Meiza? Bukannya Sandra?”

Billy tertawa. “Wajar kalau lo belum tahu soal ini. Lo kan baru balik dari luar negeri. Sini gue ceritain!”

Billy merangkul Jimmy dan mengajaknya ngobrol santai di sofa ditemani aneka hidangan lezat yang sudah dipersiapkannya. Sementara Jimmy diam-diam memasukkan ponsel Maoya ke dalam saku jasnya.

*********************************************

Episodes
1 Bukan Kecelakaan Biasa
2 Maling Cantik vs Tuan Jaksa Tampan
3 Tertangkap Basah
4 Harga Sebuah Informasi
5 Siluman Balok Es
6 Ungkapan Terima Kasih
7 Tahi Lalat
8 Dorongan Batin
9 Jangan Coba-Coba
10 Wali
11 Sambil Menyelam Minum Susu
12 Bisnis Baru Myonya
13 Apa Salahnya?
14 Makan Bersama
15 Janji Temu
16 Peri Sawi
17 Logika / Lo gila
18 Modus Jimmy
19 Dating
20 Ancaman Tak Terduga
21 Ditipu Mentah-Mentah
22 Musibah Membawa Berkah
23 Botan
24 Senjata Makan Tuan
25 Mata-Mata
26 Pelampiasan Kecil
27 Gelagat Aneh Jimmy
28 Peringatan Keras
29 Nyaris
30 Bantuan Galih
31 Kejelasan Masa Depan
32 Anniv Party
33 Teman Lama
34 Serangan Balik
35 Keputusan Jovan
36 Friend Zone
37 Dukungan Terbaik
38 Kerja Bersama
39 Kehilangan
40 Siuman
41 Pentingnya Pengakuan
42 Sidang Akhir
43 Temuan Baru
44 Menelusuri Pelaku
45 Hasil Tes
46 Perubahan Tak Terencana
47 Dilema
48 Kegilaan Bimo
49 Pilihan di Tangan Maoya
50 Pergi atau Tinggal
51 Teralihkan
52 Kota Persinggahan
53 Sang Kepala Desa
54 Menginap di Gudang
55 Ambruk
56 Berlatih Peran
57 Masuk Hutan
58 Mencari Jovan
59 Keributan Kecil
60 Rute Alternatif
61 Bimbang
62 Pasti Bisa
63 Menipu Penipu
64 Dihadang Musuh
65 Mencari Bantuan
66 Kejutan di Perjalanan
67 Perayaan Bersih Desa
68 Perundingan Alot
69 Membalik Keadaan
70 Terkecoh
71 Tak Ada Jalan Mundur
72 Duka Mendalam
73 Didesak
74 Sidang Darurat
75 Status Baru
76 Sweet Moment
77 EPILOG
78 Novel Baru : CASSANOVA PENCABUT NYAWA
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bukan Kecelakaan Biasa
2
Maling Cantik vs Tuan Jaksa Tampan
3
Tertangkap Basah
4
Harga Sebuah Informasi
5
Siluman Balok Es
6
Ungkapan Terima Kasih
7
Tahi Lalat
8
Dorongan Batin
9
Jangan Coba-Coba
10
Wali
11
Sambil Menyelam Minum Susu
12
Bisnis Baru Myonya
13
Apa Salahnya?
14
Makan Bersama
15
Janji Temu
16
Peri Sawi
17
Logika / Lo gila
18
Modus Jimmy
19
Dating
20
Ancaman Tak Terduga
21
Ditipu Mentah-Mentah
22
Musibah Membawa Berkah
23
Botan
24
Senjata Makan Tuan
25
Mata-Mata
26
Pelampiasan Kecil
27
Gelagat Aneh Jimmy
28
Peringatan Keras
29
Nyaris
30
Bantuan Galih
31
Kejelasan Masa Depan
32
Anniv Party
33
Teman Lama
34
Serangan Balik
35
Keputusan Jovan
36
Friend Zone
37
Dukungan Terbaik
38
Kerja Bersama
39
Kehilangan
40
Siuman
41
Pentingnya Pengakuan
42
Sidang Akhir
43
Temuan Baru
44
Menelusuri Pelaku
45
Hasil Tes
46
Perubahan Tak Terencana
47
Dilema
48
Kegilaan Bimo
49
Pilihan di Tangan Maoya
50
Pergi atau Tinggal
51
Teralihkan
52
Kota Persinggahan
53
Sang Kepala Desa
54
Menginap di Gudang
55
Ambruk
56
Berlatih Peran
57
Masuk Hutan
58
Mencari Jovan
59
Keributan Kecil
60
Rute Alternatif
61
Bimbang
62
Pasti Bisa
63
Menipu Penipu
64
Dihadang Musuh
65
Mencari Bantuan
66
Kejutan di Perjalanan
67
Perayaan Bersih Desa
68
Perundingan Alot
69
Membalik Keadaan
70
Terkecoh
71
Tak Ada Jalan Mundur
72
Duka Mendalam
73
Didesak
74
Sidang Darurat
75
Status Baru
76
Sweet Moment
77
EPILOG
78
Novel Baru : CASSANOVA PENCABUT NYAWA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!