Kau Milik Ku

Kau Milik Ku

Episode 1

(Yuki Salon)

***

"Kau yang bernama Yuki?" suara serak full bass terdengar di telinga seorang gadis yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Kau siapa bisa mengenaliku?" kata gadis itu menatap pria yang berada dihadapannya.

Hari itu, Yuki terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai profesi seorang salon tentu ia memiliki wajah yang cantik karena perawatannya sehingga banyak pria yang tertarik padanya.

Pria yang berada di hadapannya sekarang sama sekali tak ia kenal."Cakep, tubuhnya juga sangat keren," batinnya saat memperhatikan pria itu.

"Apa aku terlihat menyeramkan?" menunjukan senyum tipisnya saat menyadari tatapan gadis itu kearahnya.

"Tidak, hanya saja kau menggangguku! Lihat lah pekerjaanku terhalang karenamu!" gadis itu memutar bola matanya malas sambil berjalan meninggalkan pria yang menurutnya sangat aneh.

Saat hendak melangkah, pria itu dengan beraninya menarik pergelangan tangannya sehingga ia terhenti.

" Ih lepas, apa sih pegang-pegang!" bentak Yuki menarik tangannya. "Ehm maaf, aku kesini hanya ingin mengobrol sebentar padamu," pria itu jadi gugup dan sedikit gemes melihat Yuki yang ternyata galak walaupun wajahnya begitu cantik dan ayu.

"Katakan pada intinya saja, kau tau aku sedang sibuk!" dengan beraninya Yuki melototin si pria itu sambil berdecak pinggang.

Pria itu mana mungkin takut melihat Yuki sok galak seperti itu, yang ada ia terlihat lucu dan menggemaskan membuat si pria menjadi semakin tertarik.

"Galak banget padahal, aku hanya ingin berkenalan padamu!" ucapnya menatap Yuki dengan mata coklatnya.

"Akhhg kau sungguh mengganggu ku, lain waktu saja," tanpa permisi Yuki pun meninggalkan pria itu tanpa perasaan sedikit pun.

Sikap seorang Yuki memang dasarnya seperti itu, dia di anugrahi wajah yang cantik dan imut, tubuh yang seksi dan berisi. Namun, di umurnya yang sudah 25 tahun masih saja menolak banyak pria. Ia hanya sibuk dalam pekerjaannya tanpa memikirkan seorang pendamping di sisinya.

Hari itu, seorang pria yang bernama Cakra menghampirinya dan memberanikan diri untuk berkenalan dengan Yuki, tapi gagal juga gadis itu tak ingin di ganggu. " Aku suka gadis sepertimu, membuat ku tak menyerah sampai kau jatuh dalam pelukanku," ucapnya masih menatap lekat Yuki yang berada di dalam sana.

Gadis itu kembali sibuk dengan pekerjaannya, walaupun ia tadinya sangat cuek dan tidak peduli tapi masih sempat - sempatnya ia penasaran dan menoleh diluar memastikan pria itu apa sudah meninggalkan tempatnya.

"Hemm kau pergi juga kan, kita lihat saja sampai mana kau mengejarku!" batinnya sambil tersenyum mengejek kearah pria itu.

SKIP

***

Di Kantor Cakra

"Kau dari mana sih, dari tadi aku menunggumu disini," ucap seorang perempuan yang sedari tadi bosan menunggu Cakra di dalam ruangannya.

Cakra tak menjawab, sungguh ia sangat terlihat dingin dan cuek. Pria itu berjalan masuk dan duduk di kursi kebesarannya tanpa menoleh kearah perempuan itu.

"Jawab aku Cakra kau habis dari mana?" serunya menghampiri tempat duduk Cakra.

"Bukan urusanmu," jawabnya ketus, menunjukan wajah datarnya.

Perempuan dihadapannya terlihat sangat kesal dan marah, selama ini ia terus berusaha mengambil hati Cakra. Biar pun ada ikatan status tunangan di antara mereka tapi semua itu Cakra penuhi demi orang tuanya bukan karena ia cinta kepada Elys.

Elys membuang nafasnya kasar sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada disana.

Kata-kata Cakra terdengar kesal, namun apa boleh buat ia hanya bisa diam dan menahan amarahnya.

"Sebaiknya kau keluar dari ruangan ku, malas lihat wajahmu!" dengan lantang si pria itu mengusir tunangannya, ia menatap layar monitor di hadapannya melanjutkan kembali pekerjaan yang terhenti.

Lagi-lagi Elys semakin geram mendengar ucapan Cakra yang mengusirnya, sangat malang nasibnya bertunangan dengan pria yang tak mencintainya, ia jadi iba dan ragu akan kah hubungan mereka berhasil sampai ke jejak pernikahan?

"Baiklah aku akan keluar, maaf jika mengganggumu terus!" dengan sekuat tenaga dan menabahkan hatinya, Elys berdiri mengusap pipinya yang dibasahi oleh air mata lalu beranjak dari sana.

"Permisi," ucapnya, lalu keluar dari ruangan Cakra.

" Huuffttt, sampai kapan aku terikat dengan wanita itu. Aku sangat menyesal telah menerima pertunangan ini dulu," ucapnya sambil mengusap wajahnya lega.

Cakra seorang Direktur utama di sebuah perusahaan milik keluarga Ibu nya yang telah diwarisi padanya.

Ia berasal dari keluarga kaya kelas atas, apa lagi ia adalah satu-satu nya cucu dari kedua belah pihak orang tua nya.

Keberuntungannya dalam harta sungguh tak ada tandingan, namun ia sangat tidak beruntung dalam urusan percintaan.

Di umurnya yang sudah menginjak 28 tahun dipaksa bertunangan dengan anak sahabat Ibunya karena tak ingin melawan akhirnya ia menerima tapi bukan karena cinta, bisa dikatakan pertunangannya dengan Elys hanyalah secara terpaksa.

(Keadaan Elys)

***

Masuk kedalam mobil sambil terisak tangis.

"Benar-benar gak punya hati, selama ini aku berusaha agar dia menerimaku tapi semua sia-sia," gerutu perempuan itu, ia menangis tersedu-sedu disana.

Sakit memang mengejar seseorang yang sangat sulit menerima kita.

Elys bukannya tak cantik, ia malah tak kalah cantik dengan Yuki tapi entah apa yang membuat Cakra tak menyukainya. Selama ini ia malah terus-terusan mencari cara agar ia bisa mendapatkan Yuki.

"Tapi lihat aja, aku gak akan menyerah sampai kau jatuh cinta padaku," ucapnya sambil mengusap pipinya.

Kesal dan emosi secara bersamaan menghantui pikiran Elys, ia dengan kasar melajukan mobilnya pergi dari sana.

***

(Sesampainya di kediaman Cakra)

"Eh sayang, kok datang gak bilang-bilang tante sih?" ucap Emi ibunya Cakra.

Ia menyambut Elys saat sampai ke dalam rumah yang terlihat mewah dan megah itu.

" Maaf tante, Elys tanpa sengaja kesini," ia terlihat begitu lusuh dan lemas, tante Emi bisa tebak jika Elys sedang sedih dan menangis.

Tante Emi mendekati dan mengajak duduk Elys calon menantunya itu.

"Kau kenapa sayang?" ucapnya dengan khawatir sambil mengelus rambut Elys.

Sesaat itu pun tangis Elys pecah, ia sangat tersentuh dengan perhatian calon mertuanya.

" Cakra tante, ia mengusir ku saat aku menemuinya di kantor," suara terdengar manja dan sangat mencari perhatian.

Kebiasaannya saat Cakra membentak atau cuek padanya ia selalu mengadu karena ia tau tante Emi selalu di pihaknya.

" Anak itu benar - benar keterlaluan, udah berapa kali juga tante bilang kalian lebih baik menikah saja," tante Emi mendengus, ia terlihat kesal mendengar Cakra yang selalu bersikap tidak sopan dan cuek pada Elys.

"Kau tenang Elys, tante akan berusaha agar secepatnya kalian menikah," kata tante Emi meyakinkan hati Elys.

Wajah perempuan itu tersenyum mendengar ucapan calon mertuanya barusan, menikah dengan Cakra adalah waktu yang selalu ia tunggu.

"Makasih tante, semoga aja Cakra mau," ucap nya dengan penuh senyum di bibirnya.

...****************...

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!