Episode 13

Kedatangan Sahabat Yuki

***

"Ding-Ding-Ding!

(Bunyi Bel Rumah Yuki)

CEKLEK!

(Pintu di buka)

Seorang pria bertubuh tinggi dan gagah berdiri di depan pintu sambil menunggu pintu itu di buka.

"Kak Dicky!" seru Yuki saat mengetahui jika pria itu adalah sahabat lamanya dulu.

Pria itu tersenyum sembari memasuki rumah. "Kau tidak lupa dengan ku?"

Gadis itu menggeleng dengan senyum semangat diwajahnya. Tanpa menunggu lagi ia pun berhamburan di dalam pelukan pria itu.

"Mana bisa aku lupa denganmu sahabat gila ku!"

Ia memeluk erat tubuh kekar pria itu, ia terlihat bahagia dan sangat akrab. Dicky dengan senang membalas pelukannya ia ikut bahagia bisa bertemu dengan Yuki kembali.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Dicky sambil melepaskan pelukannya. "Baik, seperti yang kau lihat sekarang!"

Yuki menarik tangan pria itu masuk kedalam rumah mewahnya. "Mamah, lihat siapa yang datang!" teriaknya memanggil tante Anni dengan semangat.

Pria itu masih dengan senyumnya ia menatap Yuki yang sedari tadi heboh menyambut kedatangannya.

Perempuan paruh baya itu pun menghampiri mereka di ruang tamu.

"Hah, Di-Dicky?" tante Anni sedikit lupa dengan pria itu, mengingat terakhir mereka bertemu 5 tahun yang lalu.

"Hallo tante, apa kabar?"

Ia menghampiri serta memberi salam. Pria itu begitu sopan terhadap orang tua Yuki.

"Oh ya ampun kapan datang nak Dicky?"

Tante Anni pun menyambutnya dengan senang, senyum manis tak lekat di wajahnya.

Mereka pun berbincang basa basi sambil nanya-nanya kabar dan kerja apa. Karena mendengar ada suara-suara diluar Robert jadi penasaran ia keruang tamu untuk memastikan.

"Eh Om, apa kabar?"

Begitu ia terlihat Dicky antusias memberi salam untuknya. "Eh Dicky kapan datang nak?"

Om Robert sangat akrab padanya ia juga menyambut kedatangan Dicky di sana.

"Baru hari ini Om," jawabnya tersenyum.

Om Robert mengangguk semangat terlihat senang kepada Dicky.

"Jadi Yuki sampe sekarang belum nikah?"

Pertanyaan itu pun asal saja keluar di bibir Dicky tanpa bermaksud apa-apa.

"Lah kau sendiri belum nikah juga kan?" sahut Yuki, ia tau jika Dicky pasti unjung-unjungnya mengejeknya. "Aku menunggu seseorang!" ucapnya menatap wajah Yuki dalam senyum.

"Jadi nak Dicky pulang ke sini mau ngapain?" tanya Robert yang merasa heran melihat Dicky tiba-tiba sudah ada di Kota itu.

"Aku tinggal disini Om, mau urus perusahaan Papah yang ada disini," jelasnya kepada Robert.

Laki-laki paruh baya itu mengangguk saja dan menanyakan hal-hal lainnya lagi.

"Oh iyah Yuki gimana, cita-cita mu udah terwujud belum?"

Ia masih ingat betul profesi yang sangat disukai Yuki bahkan ia sering kali dijadikan bahan pratik saat Yuki ingin merias.

"Tentu sudah, dan hari ini kau harus temani aku disalon !" jawabnya dengan semangat.

Gadis itu beranjak dari duduknya meraih tasnya ingin segera pergi kesalonnya untuk dipamerkan kepada Dicky.

"Dengan senang hati aku ikut!" Pria itu tidak bisa menolak, ia dengan senang hati mengiyakan apa yang dikatakan Yuki padanya.

"Yaudah Ayo!" ia menarik tangan Dicky bangkit berdiri. "Ehm, Om dan tante klo gitu aku permisi. Aku pasti akan sering-sering kesini"

Kedua orang itu menatap meraka bingung sambil mengangguk saja.

Dengan buru-buru Yuki membawanya pergi dari sana.

Dicky adalah sosok pria yang humoris dan asyik dan tentunya ia juga sangat tampan, ia bersahabat baik kepada Yuki. Dulu mereka tetangga di kota itu karena saling akrab akhirnya tali persahabatan mereka terjalin kuat, hingga pada akhirnya Dicky dan keluarganya pindah keluar neger itu yang membuat mereka berpisah dalam 5 tahun ini. Hari ini persahabatan itu kembali dibangun saat mereka saling bertemu.

"Nekat banget yah ternyata, kau hebat sudah bisa buka salon sendiri!"

Puji pria itu sambil mengacak gemes rambut Yuki.

"Ihh kak Dicky tau sendiri kan dulu aku gimana orangnya,"

Pria itu tersenyum mengangguk sambil menyetir dengan hati hati.

"Eh di depan pelan-pelan, kita sampai!"

"Oke-oke!"

Mereka pun sampai di depan salon mewah milik gadis itu. Dengan sigap Dicky keluar, tak lupa ia membuka pintu mobil untuk Yuki.

"Thank you!" gadis itu tersenyum menatap wajah tampan Dicky, keluar dari mobil. Hari ini ia rasa sangat berbeda. Bisa di bilang ia merasa ada kebahagiaan yang luar biasa saat bersama dengan Dicky.

"Come here!" ia mengulurkan tangannya kepada Yuki, tanpa ragu ia pun menyambut. Mereka memasuki salon itu sambil bergandengan tangan sambil tertawa bercanda gurau.

Tanpa mereka sadari di belakang mereka ada sebuah mobil yang berhenti, seorang pria sedang memperhatikan keduanya.

Dia adalah Cakra, pria itu sengaja menemui Yuki namun ia urungkan niatnya saat melihat dia sedang bersama pria lain.

Dari raut wajahnya sangat terlihat jelas ia cemburu melihat kedekatan Yuki dengan Dicky.

Rahangnya mengeras sambil menatap tajam kearah pria itu.

"Apa-apaan ini!"

Ia pun memaki kesal melihat Yuki. Matanya memerah padam, sangat marah. Andai saja jika Yuki sudah sah jadi miliknya ia tidak segan-segan memukul pria yang dekat gadis itu.

"Kau duduk, biarkan aku meng creambat mu!"

Yuki mengambil alatnya dan memulai memijiti kepala Dicky.

"Oh ya ampun, pijitan ini rasanya enak banget setelah sekian lama gak kurasa,"

Pria itu memejamkan matanya sambil menikmati pijitan lembut jari-jari Yuki.

Sementara di luar sana, Cakra benar-benar terbakar cemburu melihat Yuki sangat mesra dengan pria itu. Marah, kesal, sedih dan cemburu semua itu Cakra rasakan sekarang.

Dia masih tidak ingin pergi dari sana, ia harus menyelidiki siapa sebenarnya pria yang bersama Yuki itu, apa mereka pacaran atau saudara.

Pikirannya pun menerka-nerka, sampai membuatnya frustasi.

"Jangan coba-coba menerima pria lain Yuki, aku tidak akan membiarkanmu. Dengar itu!"

Ia menggerutu sendiri, kali ini ia sangat marah dan cemburu. Ia pun menunggu disana sampai pria itu pergi dari salon Yuki.

Namun, sudah beberapa jam ia berada disana hingga tiba waktu makan siang tapi pria itu masih saja tidak pergi.

Dia dan Yuki tertawa lepas sambil bercanda, disisi lain Cakra semakin terbakar cemburu padanya.

"Kita makan diluar atau pesan disini aja?

Mengingat waktu makan siang, Yuki menawarkan Dicky untuk sekedar menikmati hidangan siang.

"Ada baiknya kita pesan aja Yuk, disini lebih leluasa.

Yuki mengangguk, ia segera memesan makanan mereka karena bagaimana pun ia harus mengisi perut dulu.

"Sial, pria itu gak mau pergi juga disana!"

Pekiknya memukul kuat stir mobilnya.

"Aku kecewa pada mu Yuki!" gerutunya sambil mengusap wajah tampannya.

...****************...

BERSAMBUNG...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

👋👋

Terima kasih untuk kalian yang sudah mampir disini, terus ikuti dan jangan lupa di like-comen- subscribert-dan-kirim vote sebanyak-banyaknya. Dukungan mu yang membuat Author semangat.

Oh iyah, sekedar info untuk klian semua Author sudah membuat karya baru di "Chat Story dengan judul "Duda Tampan Mencari Jodoh

Yuk intip!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!