Episode 18

***

"Selamat malam Om dan Tante!"

Dan sesusai janji pria itu, ia datang menghadiri perjamuan malam di rumah keluarga Om Robert.

"Eh nak Cakra udah datang, mari silahkan masuk!"

Mereka menyambutnya dengan baik, Cakra tak lupa memberi salam kepada mereka.

"Maaf aku sedikit telat, oh iya tante ini oleh-oleh untuk tante maaf klo tidak bagus!" ia juga tak lupa membawa buah tangan kepada tante Anni, hitung-hitung untuk mengambil hati agar semakin di restui menjalin hubungan dengan Yuki.

"Oh ya ampun, jangan repot-repot loh sayang," mata tante Anni berbinar saat melihat barang yang di bawa Cakra, ia pun menerima dengan senang hati. Sesekali matre dulu lah tidak apa-apa, lagian barang - barang branded sayang kalau di tolak.

"Mah, panggil Yuki dong biar cepat turun!" bisik om Robert kepada istrinya.

Cakra duduk tampak gelisah, matanya tak lepas menatap kelantai dua. Ia seperti sudah tidak sabar menunggu Yuki disana.

"Yuki sayang cepat kesini, Cakra sudah datang nih," teriak tante Anni dengan lembut memanggil anak gadisnya itu.

"Iyah iyah tunggu!" gadis itu menyahuti sambil berjalan menuruni tangga, namun wajahnya sangat cemberut menatap Cakra. Ia juga berpakaian biasa saja tanpa berdandan cantik menyambut pria itu.

"Kau kenapa lagi sih, ini juga bajunya! Aduh Yuki dari tadi dikamar ngapain aja? Sedikit pun gak dandan bajunya juga kayak gini," gerutu tante Anni yang melihat penampilan anaknya, sangat memalukan. Yuki benar-benar memancing emosi.

"Kenapa sih dengan baju ku, lagian gak ada yang spesial disambut malam ini!"

Ia memutar bola matanya malas sambil melipat kedua tangan didada. Cakra tersenyum melihatnya, tidak dandan pun Yuki tetap terlihat cantik di matanya.

"Yuki ini untuk mu,"

Pria itu memberi sebua buket bunga mawar untuk Yuki, dan berharap gadis itu menerimanya.

"Diterima dong sayang,"

Yuki masih tidak menyahuti ia sama sekali tidak mengambilnya, menatap Cakra saja ia tidak mau. "Yuki, gak baik menolak pemberian orang. Ayo ambil!" Om Robert mulai geram kepada anak gadis nya itu, ia pun melototin Yuki.

Dengan terpaksa Yuki menarik buket bunga mawar itu ditangan Cakra lalu melemparnya dengan kasar di atas sofa.

"Makasih," katanya sambil menghempaskan tubuhnya duduk di sofa itu.

Kedua orang tua nya menatap nya heran sedikit geram melihat tingkah Yuki yang tidak sopan sama sekali kepada Cakra.

"Sama-sama," pria itu tersenyum menatap Yuki, toh perasaan nya sudah biasa saja melihat sikap Yuki. Gadis itu selalu berperilaku kasar dan jutek saat mereka bertemu.

"Ehm klo gitu, ayo kemeja makan Senna sudah menunggu disana,"

Cakra mengangguk dan mengikuti kedua orang tua Yuki, sementara gadis itu berjalan mengekori dengan ekspresi malasnya.

"Senna kenalin ini Cakra, yang Mamah ceritakan tadi!"

Tak lupa tante Anni memperkenalkan Senna kepada Cakra. "Hai," menantu kesayangan itu memberi salam, tampak pria itu menyambut dengan sopan.

"Kak Valdo kemana lagi?" Yuki lagi-lagi mencari keberadaan kakaknya yang sejak tadi tak terlihat disana.

"Dia keluar sebentar katanya ada yang penting," jawab kakak iparnya sambil menyiapkan makanan diatas piring. Yuki mendengus, kakaknya pandai sekali mencari kesempatan dikeadaan seperti ini juga.

Mereka akhirnya menyantap menu spesial untuk menyambut Cakra, pria itu tampak bahagia berada ditengah tengah keluarga itu, mereka ramah dan baik walaupun sikap Yuki yang sangat cuek itu tidak masalah bagi Cakra nanti juga gadis itu pasti akan luluh padanya.

"Yuki sana temani Cakra ngobrol ditaman," ucap tante Anni setelah makan malam mereka sudah selesai. "Malas Mah," gadis itu malah menolak, ia malah asyik bermain dengan ponselnya.

"Yuki!" tegur Om Robert menatap horor kearah anak gadisnya. Yuki mendengus meletakan ponselnya diatas meja.

"Yaudah," dengan terpaksa ia berdiri mengiyakan perintah Papah Mamahnya.

Cakra tersenyum sambil ikut berdiri. " Permisi Om Tante," ucap nya mengekori Yuki yang sudah duluan pergi dari sana.

Tante Anni dan Om Robert tersenyum mengangguk, mereka berharap Yuki akan bersikap baik kepada Cakra malam ini. "Hebat yah udah bisa ngambil hati Papah dan Mamah ku!" Mendudukan tubuhnya di kursi taman sambil menatap Cakra dengan kesal dengan melipat kedua tangannya di dada.

" Tanpa aku mengambil hati kayaknya Papah dan Mamah mu suka dengan ku," ucapnya membalas tatapan Yuki.

"Tapi tidak dengan ku," ia membuang muka kearah yang lain,benar-benar Yuki sangat kesal dengan pria itu.

"Tapi aku mencintaimu Yuki," bisik Cakra, bergerak mendekatkan tubuhnya disamping gadis itu.

"Cih, aku tidak menerima mu!"

Pria itu malah semakin mendekat dengan senyum manis diwajahnya. Dengan berani ia menangkup dagu Yuki menariknya pelan agar wajah gadis itu menoleh kearahnya.

"Aku mau melihat wajah mu jangan menatap kearah lain," Yuki semakin kesal, dengan kasar ia menepis tangan Cakra.

Cup!

Tanpa di sadari pria itu betindak dengan cepat ia malah mencium bibir Yuki. Gadis itu melotot tak percaya apa yang ia rasakan saat bibirnya di kecup oleh pria itu.

Yuki memundurkan tubuhnya, namun pria itu semakin mencondongkan wajahnya kedepan.

"Jangan menghindar, aku tidak suka!" bisiknya sambil mengelus pipi Yuki dengan lembut. Gadis itu merinding, ia memejamkan matanya saat pipinya dielus pelan oleh tangan besar Cakra.

Cup!

Sekali lagi, kecupan itu melayang di bibir Yuki saat matanya masih terpejam. Tanpa diberi kesempatan untuk menghindar pria itu men-cum-bui nya ia meng-hi-sap dengan lihai bi-bir Yuki, sementara gadis itu tidak bisa menghindari selain pasrah dan membiarkan pria itu bertindak padanya.

"Uhhmmpp!"

Ia melenguh saat bibirnya di-lu-mat dan di-hi-sap oleh Cakra. Perlahan ia me masuki li-dah nya dan menyapu seluruh ruang mulut sang gadis.

Yuki semakin menegang, kali ini ia mencoba membalasnya. Membiarkan lidahnya bertaut dengan lidah Cakra yang terus bermain di dalam sana.

"Ehmmp," de-sah nya saat ia merasa sesak akibat cumbuan yang semakin meng-gai-rahkan oleh pria itu.

Perlahan ia menarik tubuh Yuki sehingga menempel di dada bidangnya. Gadis itu semakin tidak berkutip, tangan Cakra pun semakin nakal, ia meremas lembut tekuk leher Yuki.

Gadis itu semakin merinding dan menegang, ia memegang kuat kerah baju pria itu. Kali ini ia merasa berbeda, ini benar-benar sangat intim sehingga membuatnya semakin terbuai.

Cumbuan pria itu semakin liar, ia terus menghi-sap bibir dan lidah gadis itu tanpa memberi jeda sedikit pun.

"Ummhp!"

De-sa-han demi de-sa-han terdengar seksi di telinga pria itu sehingga membuatnya semakin bersemangat untuk mencumbui Yuki.

Sesaat gadis itu mulai tersadar, dengan kuat ia mendorong dada Cakra sehingga tautan bi-bir mereka terlepas.

Gadis itu dengan kasar mengusap bibirnya sambil melotot kearah Cakra.

"Kenapa?" ia malah terlihat biasa, semakin memanasin Yuki dengan senyumnya.

Yuki membuang nafasnya kasar sambil berdiri dari duduknya. Ia hendak pergi namun tangan pria itu menariknya.

"Kau kenapa? Bukannya kau membalas cumbuanku, itu berarti kau menyukainya?"

Gadis itu tak menjawabnya, ia menunduk dan merasa malu saat membayangkan kejadian yang barusan terjadi antara dia dan pria itu.

" Aku tau kau punya perasaan dengan ku, tapi kau malu mengungkapkannya!" bisiknya sambil memeluk Yuki dari belakang.

Lagi-lagi Yuki di buat kaget setengah mati dengan tindakan pria itu. Benar-benar di luar nalar keberaniannya terhadap Yuki. Sementara tempat itu adalah rumah keluarga si cewek, apa tidak bahaya jika mereka di ketahui oleh orang tua Yuki?

Ada apa dengan Cakra malam ini?

...****************...

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ckk Tadi aja sok soan jual mahal,Di cium aja udah meleleh..

2024-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!