Satu hari penuh Yuki sibuk dalam pekerjaannya, sementara waktu telah menunjukan pukul 18:00 wib.
Ia melirik jam nya lalu merebahkan tubuhnya sebuah sofa yang ada disana.
"Ya ampun hari ini aku sangat capek, huuffttt!" gumamnya sambil merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.
Jiwanya yang selalu semangat walaupun sudah terlihat capek, ia kembali berdiri dan menutup salon nya.
Keadaan terlihat sepi, kesempatan baginya untuk segera pulang.
Ia meraih tas juga kunci motornya bersiap untuk pulang. Sementara di belakangnya tanpa ia sadari Cakra memperhatikannya.
Jarak kantor Cakra di tempat salonnya sangat dekat, maka dari itu pria tampan itu selalu mencuri waktu datang memperhatikan Yuki disana.
Dalam perjalanannya Yuki tak menyangka motor yang ia kendarai ternyata kempes.
"Aduh ini kenapa yah? Kok kayaknya motor ku kempes," gerutunya meminggirkan motornya sambil melihat ban motor itu.
" Tuh kan benar, motornya kempes. Astaga dimana lagi disini gak ada bengkel," Wajah yang tadinya masih ceria kini terlihat menyedihkan, ia pun memalingkan wajahnya sambil mencari bengkel terdekat.
Cakra yang masih setia berada di belakangnya seketika terhenti saat melihat Yuki yang tengah panik dan menyedihkan di pinggir jalan dengan motornya.
Pria itu menunjukan senyum sambil menatap lekat situasi yang ada di depannya.
Ia pun bersorak, mungkin waktu telah memberinya kesempatan menolong Yuki agar bisa kenal lebih dalam.
" Motornya kenapa?" tanya pria itu dengan wajah datar.
Refleks gadis itu menoleh cepat kearah suara pria di belakangnya." Gak apa-apa!" jawabnya cuek saat melihat pria itu adalah pria yang menemuinya tadi siang.
" Padahal kau membutuhkan bantuan, tapi masih saja jual mahal," sindirnya sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
Yuki menatapnya semakin tak suka, bikin kesal saja mendengar perkataan pria itu.
"Maaf aku tidak membutuhkan bantuanmu!" lagi-lagi Yuki cuek dan sok tidak butuh bantuan siapa pun.
Dengan raut wajah kesal, ia menarik motornya meninggalkan pria itu.
Sementara Cakra ia masih berdiri disana sambil menatap punggung gadis yang sok jual mahal padanya.
"Sangat lucu, selain galak juga keras kepala. Gadis impian!" gumamnya sambil melukis senyum di bibirnya. Sesaat ia tersadar dari lamunan nya, "Astaga, aku mikirin apa! Akhhg!" cepat-cepat ia kembali masuk kedalam mobil, mengingat Yuki yang semakin jauh di depannya ia harus mengikuti gadis itu.
Nafas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran, Yuki masih setia mendorong motor kesayangannya sehingga tak sadar ia melewati jalan yang cukup jauh.
"Mampus lah aku ini, capekkk!" pekiknya membuang nafas kasar sambil menyekat keringat di dahinya.
Melihat sekeliling, seketika matanya berbinar. Dimana didepan yang tidak cukup jauh terdapat bengkel yang masih buka.
"Oh God, thank you! Ternyata di depan ada bengkel," semangatnya kembali saat melihat bengkel di depan.
Kembali ia mendorong motornya dengan penuh harap semoga saja yang punya bengkel masih nerima motor nya.
***
(Bengkel Motor)
"Permisi Om, apa masih buka?" tanya Yuki sambil memarkir motornya.
Si Om meliriknya sambil tersenyum ramah.
"Maaf neng, ini sudah mau tutup tidak menerima motor lagi," jawab si Om sambil membungkuk memberi maaf.
Senyum Yuki seketika memudar, tadinya ia sangat semangat ternyata gagal sudah.
"Ya'ampun Om tolong dong, apa Om gak kasihan sama gadis kayak aku ini? Please," dengan wajah memohon pun ia meminta agar si Om dapat membantunya.
"Tidak neng, klo gak neng tinggalin aja motornya besok ambil. Dimana-mana bengkel malam-malam begini gak buka lagi," jawab si Om, memberi pengertian kepada Yuki.
"Huuuffft!" Yuki mendengus, ia membuang nafasnya kasar. Selain pasrah dengan keadaan ia tak tau harus berbuat apa lagi.
"Ya udah deh, motornya aku tinggal besok aku ambil," ia pun memutuskan motor kesayangannya ditinggal di bengkel itu.
Si Om mengangguk mengerti sambil membantu memasukan motor di dalam bengkelnya.
Yuki menatap jam di pergelangannya telah menunjuk pukul 21;35 wib, tak sadar ia hampir satu jam lebih mendorong motornya.
Selama itu juga, Cakra ternyata masih setia mengikutinya. Bukan maksud apa-apa cuman saja ia merasa khawatir dengan Yuki yang hanya sendirian di jalan.
***
(Menghampiri Yuki)
"Apa masih menolak klo aku menawarkan bantuan untuk mengantar mu pulang?" ucap Cakra yang berhasil membuat Yuki kembali terkejut.
Dengan cepat kepalanya menoleh dan mendapati pria yang sedari tadi membuatnya risih.
"Gak capek apa ngikuti aku terus!" gerutu gadis itu sambil membuang muka.
" Aku bahkan semakin bersemangat jika melihatmu terus," katanya menggoda si gadis yang sedari tadi terlihat jutek padanya.
Pria ini memang cukup aneh menurut Yuki juga sangat gigih dalam perjuangannya mengejar Yuki sampai tak kenal jika hari sudah semakin larut malam.
"Hem dan kau malah membuat ku sial hari ini!" Yuki malah melontarkan kekesalannya menuduh si pria menjadi dalang dari musibahnya.
"Ha ha, musibah mu hanya secara kebetulan untuk memberi ku kesempatan berbicara padamu," Cakra malah tak peduli dengan kata Yuki, hari ini pun ia terlihat semangat dan bahagia. Baru kali ini ia punya kesempatan mendekati Yuki yang super cuek dan jutek.
"Aku harap sekarang kau pergi sebelum kakak ku datang menjemputku," gertaknya, Yuki ternyata meminta kakak laki-lakinya untuk menjemput.
Bukanya pergi malah berjalan kearah Yuki dan duduk di sebelah gadis itu.
Yuki di buat kaget, matanya melotot menatap si pria yang tidak mendengar apa yang barusan ia katakan.
"Kau mau ngapain sih?" seru gadis itu sambil menggeser tubuhnya menjauh.
"Aku hanya mau menemanimu sebelum kakak mu datang," sambil duduk, ia tersenyum senang bisa menatap wajah Yuki dari jarak dekat.
"Enak aja, asal kau tau kakak ku sangat galak apa lagi klo dia melihat ku bersama pria macam kau ini !" bentak Yuki, membuat Cakra semakin tersenyum lebar.
"Aku gak takut, kakakmu cowok apa cewek?" ucapnya malah bertanya tentang kakak Yuki. "Kakak ku cowok, kau puas!" Yuki semakin menakut-takuti agar pria itu pergi.
Wajah nya benar-benar sangat cemberut dan kesal, juga sedikit tegang.
Yuki selama ini tidak pernah dekat dengan pria selain kakaknya. Apa lagi berdua seperti sekarang bersama Cakra.
"Oh my God kok jantungku bertak kencang dekat pria ini sih," batinnya sambil mengusap kedua lengannya.
Di bengkel si Om yang sedari tadi tutup terdapat dua insan yang saling tidak mengenal berteduh di sana.
Yuki benar-benar tegang dan malu tidak berani sama sekali menatap wajah Cakra yang sedari tadi menoleh kearahnya.
...****************...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments