Episode 15

***

"Lepas! Klo tidak aku teriak!" bentaknya memukul dada empuk pria itu.

Ia tersenyum nakal, malah semakin mengeratkan pelukannya. "Teriak aja klo kau merasa ada yang mendengar mu!"

Benar juga, mana ada yang mendengarnya jika ia berteriak, ruangan itu tertutup oleh kaca tebal. Jadi suara tidak akan terdengar jelas di luar ditambah lagi di dalam ruangan sudah gelap orang di luar pasti tidak menyangka ada orang disana.

"Makanya jangan suka membantah!"

Harum tubuh pria itu semakin memenuhi indera penciuman Yuki, sangat wangi. Jelas jika Cakra sangat bersih dan menjaga style nya. Pantas saja banyak wanita mengaguminya tapi tidak dengan Yuki!

"Aku sesak, lepaskan!"

Bentaknya sambil menggeliat tubuhnya mencoba melepaskan pegangan erat itu ditubuhnya.

Cakra semakin tersenyum senang, tidak menyangka dan tidak merencanakan sama sekali jika ia senekat ini.

Tubuh mungil itu sangat enak dipeluk juga sangat pas ditangan besarnya, ia pun merasakan wangi rambut gadis itu. Juga wangi tubuhnya tercium jelas dihidung Cakra.

"Aku melepaskan mu klo kau berjanji satu hal!"

Yuki mengerutkan keningnya dan sedikit tenang mengamati ucapan Cakra.

"Apa yang harus ku janji, jangan banyak permintaan aku tidak akan mau!"

Sudah dalam bahaya saja ia bersikeras bersikap tegas. Lah jika dia seperti itu apa Cakra melepaskannya?

"Ya sudah aku akan memelukmu seperti ini saja!"

Ia tersenyum jahil, sengaja membuat gadis itu kewalahan biar kapok bersikap jutek padanya.

"Ihhh, i-iyah iyah kau katakan apa yang perlu ku janji!"

Dan akhirnya, ia harus ngalah biar bagaimana pun mereka tidak boleh berlama-lama seperti ini. Benar-benar ia tidak tahan wangi tubuh pria itu membuatnya susah move on.

Apa lagi pria itu, ia bisa saja ber na f su jika memeluk Yuki secara intim seperti itu." Aku melepasmu klo kau berjanji akan ikut denganku keluar!"ucapnya santai setengah berbisik.

Suara serak full bas itu terdengar seksi ditelinga Yuki, ia sedikit merinding apa lagi nafas pria itu terhembus di daun telinganya.

"Aku janji, tapi kau lepaskan aku!" ia mengangguk pasrah kali ini ia kembali mengalah demi kebaikannya.

Cakra tersenyum, gadis itu sangat terlihat gugup ia bisa merasakan detak jantungnya yang sudah dag dig dug.

Melonggarkan sedikit pelukannya saat mendengar gadis itu berjanji padanya, kepalanya menunduk memandang wajah Yuki. Sangat cantik walaupun berada ditempat remang seperti itu.

Mencium pelan bibir Yuki.

Cup!

"Makasih,"

Bisiknya serak, dan benar saja Yuki dibuat terkejut setengah jantungan saat merasakan bibirnya bersentuhan di bibir seksi pria itu.

Matanya membulat sempurna, tidak percaya Cakra senekat itu padanya. Berani sekali ia mencuri ciuman pertama Yuki.

"Uhmp!"

Ia mendorong pelan dada pria itu sambil melangkah mundur.

"A-a-appa yang kau lakukan!"

Ia jadi salting sendiri, begitu malu untung saja ruangan itu gelap wajah keduanya tidak begitu terlihat jelas.

Tatapan pria itu membuat Yuki semakin tidak berkutip ia menunduk sambil mengusap bibirnya.

"Menciummu!" bisiknya sambil melangkah pelan kearah Yuki lagi.

Deg!

Jantung gadis itu semakin berdetak tidak karuan saat ia melihat Cakra yang kembali mendekatinya.

"A-aku mohon jangan lakukan ini!" suaranya terbata-bata, sangat terlihat jika ia takut dan gugup.

Pria itu tak lepas dengan senyum nakalnya, ia memang sengaja melakukan itu agar Yuki tidak lagi cuek dan tidak membantahnya.

Ini semacam pembalajaran manis untuk gadisnya, biarkan ia rasakan sendiri.

Karena ada rasa tidak tega, ia pun mengakhiri saja. tubuh tegap itu berbalik dan kembali menyalakan lampu.

"Huuffttt!"

Wajah Yuki kembali terlihat jelas, ia merasa lega setidaknya pria itu tidak melakukan hal yang tidak wajar.

Mungkin sebuah ciuman tidak begitu buruk tapi ciuman pertama Yuki untuk pria yang ia cintai ternyata ia curi, beruntung ia yang mendapatkannya.

"Kali ini aku melepaskan mu, klo lagi kau membantahku aku akan bertindak lebih dari ini,"

Terdengar seperti ancaman, gadis itu merinding ditambah tatapan tajam yang diberikan oleh pria itu.

Yuki mengusap kedua lengannya, kakinya terasa berat dan lemas ia masih berdiri mematung disana.

Rasa canggung dan gugup menguasainya mengingat aksi pria itu yang mencumbuinya tanpa permisi.

"Ayo ikut denganku!"

Dia tidak peduli dengan Yuki yang masih terbayang- bayang dengan ciumannya, ia meraih tangan gadis itu untuk segera pergi dari sana.

"Tunggu, biarkan aku mengambil tasku!"

Pria itu menghentikan langkah kakinya dan melepas pelan genggamannya.

Yuki mengambil tasnya, tak lupa ia merapikan alat-alatnya disana. Sebenarnya ia memang sudah sangat lelah satu hari penuh ia banyak melayani costumer, ditambah lagi dengan pria yang satu ini rasanya ia ingin menyebur kedalam air agar hati dan pikirannya adem.

"Ayo!"

Ia berjalan keluar duluan, dengan langkah gontai pria itu mengikutinya.

***

Di sebuah Cafe

Kedua insan itu memasuki Cafe serta memesan beberapa jenis makanan dan minuman.

Sambil menunggu, Cakra mencari tempat duduk untuk mereka. Yuki masih terlihat malu sedari tadi hanya diam dan mengikutinya saja.

"Jadi, jelaskan siapa pria yang bersama mu tadi siang!"

Pertanyaan itu kembali ia lontarkan, mengingat Yuki yang terlihat sangat dekat padanya hati pria itu tidak tenang. " Apa perlu kau tau?" Yuki bisa merasakan jika pria didepan nya ini terlihat cemburu. Jelas perasaan dan cintanya tidak bisa ia sembunyikan.

"Tentu, aku mencintaimu dan tidak mau jika orang lain mengambilmu terlebih dulu!"

Tatapannya tajam, ia terlihat serius mengatakan cintanya saat ini kepada Yuki.

Gadis itu terkekeh mendengar kata itu, apa pria itu sedang menembaknya? "Kau terlambat, aku sudah menerima pria itu sejak kemarin!"

Ia tersenyum licik, kali ini ia tidak mau tinggal diam. Biarkan pria itu kapok dan tidak mau mengganggunya lagi.

"Tidak bisa, kalian tidak boleh pacaran! Kau hanya milikku Yuki!"

Semakin marah dan kesal, ia menggeleng menatap Yuki. Sedikit kecewa padahal selama ini ia berusaha keras mendapatkan hati Yuki tapi selalu di tolak, ia malah memilih pria lain. Jika di perhatikan apa sih kurangnya dia dan apa kelebihan pria itu?

"Kau tidak bisa melarangku, aku berhak menentukan pilihanku!" Ia berkata tegas menunjukan wajah serius agar pria itu semakin percaya padanya.

"Tidak bisa dibiarkan!" Pria itu berdiri di tempat nya dan menghampiri Yuki.

Ia kembali panik menatap pria itu yang mendekat kearahnya "Kau kenapa?"

Cakra tak menjawabnya, tatapannya tajam seperti harimau yang memangsa.

Ia menarik tubuh mungil gadis itu lagi, dan!

Cup!

Cumbuan untuk yang kedua kalinya di bibir Yuki. Pria itu benar-benar nekat sampai tidak memperhatikan sekitar, disana terlihat ramai tapi ia tidak peduli.

Mata Yuki terbelalak kaget mendapatkan serangan yang tidak disangka-sangka oleh pria itu.

Ia mendorong dada Cakra dan kembali mendudukan tubuhnya dengan kasar. Melihat sekeliling ia sangat malu, sebagian yang ada disana memperhatikan mereka.

"Kau sudah gila!"

Bentaknya, wajahnya memerah tomat sangat malu dan juga marah.

"Itu hukuman jika kau membantahku, bukankah tadi sudah ku bilang?"

Ia tersenyum lalu kembali duduk ditempatnya. Beberapa pesanan mereka pun pelayan membawanya disana.

Gadis itu menunduk sangat malu, ia terdiam tak berani lagi membuka suara.

"Makan lah, ini untukmu!"

Cakra terlihat biasa saja walaupun ada yang melihat saat ia mencumbui Yuki.

Malah gadis itu yang tidak ada reaksi apa pun, ia masih terdiam dan menunduk.

"Apa aku menyuapin mu?" tawarnya tersenyum menggoda.

"Aku tidak mood, kau makan saja!" jawabnya ketus membuang muka kearah yang lain.

......................

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!