Episode 8

(Disebuah Apartement)

"Joy jangan hentikan!"

Mata perempuan itu sayu menatap kearah pria yang tengah mencu-mbui belahan da-danya.

Ia begitu menikmati dan tidak mau mengakhirinya. Sementara pria itu terus melakukan yang terbaik agar perempuan dibawahnya menikmati permainannya.

"Ahmmp!

Bibir Elys menganga mengeluarkan de-sahannya.

Tubuhnya menggeliat, ia menarik kuat spray menahan rasa geli yang terus dimainkan Joy di tubuhnya.

"Aku ingin lebih Joy," bisiknya menarik pelan lengan pria itu.

"Aku akan melakukannya sayang,"

Tatapan me-sum pria itu ia tunjukan saat Elys memintanya,

Perlahan ia memperbaiki posisinya, kembali ia men-cumbui leher dan tekuk Elys, juga bermain di dua buah bukit kembar milik perempuan itu.

"Eehm!"

Elys semakin tak tahan, ia meremas rambut Joy sambil menekan kepala pria itu agar bibir Joy bersentuhan dengan buah da-danya.

Ia melumat pu-ting yang sudah menegang itu, tangan kirinya tak tinggal diam terus meremas da-da Elys yang satu, sentuhan demi sentuhan hingga tangan nakalnya menjelajahi daerah sensitif wanita itu.

"Ahhhp,"

Elys menggigit bibirnya saat jari Joy menyentuh daging kecil miliknya, tangan itu semakin lincah, ia menggesek daging bercoklatan itu, sambil sesekali ia memasukan jari telunjuknya ke dalam va-gi-na Elys.

Gerakan tangan pria itu semakin cepat mengo-cok lu-bang yang sudah mulai basah itu, tubuh Elys semakin menegang dan bergetar, nikmat dan enak ia pun melenguh, suara desa-hannya memenuhi kamar itu.

"Lu-bang mu basah sayang," bisik Joy sambil menguatkan koco-kan jarinya didalam lu-bang Elys.

"Ohhh!"

Semakin lama semakin cepat gerakan jarinya sampai saat ia merasa lendir putih keluar dari va-gi-na Elys. Wanita itu akhirnya menuntaskan pelepasannya.

"Ahhhp!"

De-sahnya saat jari pria itu menarik paksa di lu-bang miliknya.

Batang milik pria itu sudah begitu me-negang ia arahkan di depan lu-bang milik Elys dan memasukinya.

Plok!

sukses batang itu menyembur tenggelam masuk kedalam lu-bang kenikmatan.

"Uhhhmp,"

Elys terus men-desah dan kewalahan, pria itu benar-benar membuatnya nikmat. Gerakan pan-tatnya memaju mundurkan batang itu kedalam lu-bang Elys semakin cepat, cepat dan cepat.

Ia mengangkat kedua kaki Elys sambil memompa batang itu kedalam, suara khas orang bercinta pun memenuhi ruangan itu.

Plok!

Plok!

Plok!

"Keluar bersama sayang," bisik Joy dengan semangat memompa lu-bang Elys.

"Ahhhhp!"

Lenguhan terdengar dari mulut keduanya saat puncak kenikmatan mereka berakhir. Tubuh kekar pria itu menenggelamkan diatas tubuh polos Elys.

Kini keduanya bercucuran keringat dan lemah, Elys begitu senang karena perlakuan Joy padanya tidak pernah berakhir gagal.

"Kau pria terbaik yang pernah kutemui," puji Elys tersenyum menatap tubuh polos Joy di sampingnya.

"Milikmu yang membuatku semangat," goda pria itu sambil mencium bahu Elys dengan lembut.

Ia berdiri dari ranjangnya sambil memungut pakaian mereka yang berserakan.

"Sebaiknya kau membersihkan diri, bukankah kau sudah janji akan menemui tante Emi hari ini,"

Ucap pria itu sambil memasuki kamar mandi.

"Iyah sayang, aku akan kesana setelah ini,"

Perempuan itu pun ikut mengekori Joy kedalam kamar mandi.

......................

SKIP

(Cakra menemui Yuki)

"Selamat siang Nona,"

Suara pria itu terdengar berat dan serak, Yuki menoleh dan mendapati Cakra yang tengah berdiri di depan pintu dengan dua kotak makanan di tangannya.

"Kau mau ngapain?" tanya Yuki mengerutkan keningnya menatap pria itu lagi.

Cakra tersenyum sambil melangkah pelan kearah Yuki.

"Aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama, kebetulan karyawanku memberiku dua kotak makanan"

Masih terlihat santai dengan wajah tampan dan cool Cakra, Yuki terus memperhatikan apa yang dilakukan pria itu.

"Tidak perlu, aku sudah makan siang,"

Lagi-lagi gadis itu menolak, ia sama sekali tidak ada rasa terhadap pria itu. Jika boleh pria itu tidak perlu buang-buang waktu mendekatinya karena hanya sia-sia. Yuki sudah memegang hatinya untuk tidak tertarik kepada pria mana pun.

"Yah aku telat," berdiri mematung dengan wajahnya pura-pura yang terlihat sedih, ia seakan-akan sangat kecewa kepada Yuki.

"Hem, lebih baik kembali saja,"

Yuki begitu tega, ia mana mau peduli dengan pria yang pura-pura sedih itu, bodoh amat dan tidak mau ambil pusing.

"Hem jahat banget, !"

Cakra yang sedari tadi hanya berdiri ia menarik perlahan kursi yang ada disana. Padahal sudah diusir tapi masih ngotot tidak mau pergi.

Kedua kotak makanan itu ia letakan dimeja kecil yang ada disana sambil menatap Yuki.

"Ini sangat enak, jika wanginya tercium aku yakin kau pasti akan lapar lagi," ia terus memancing Yuki sambil membuka kotak makanan yang ada di depan nya.

"Yah, makanlah aku tidak akan mengusirmu," sahut gadis itu, sangat tidak nyambung dan itu membuat Cakra makin tersenyum-senyum kearahnya.

"Makasih," ucap pria itu sambil mengaduk aduk makanannya.

Sengaja diam sambil mencuri-curi pandang kearah Yuki, ia pura-pura sangat menikmati makanannya agar Yuki tergiur mau mencobanya.

Dan benar saja, wangi makanan itu benar-benar menarik perhatian Yuki.

Ia melirik sesekali sambil menatap kearah makanan yang tengah disantap Cakra. Tanpa ia sadari ia menelan liurnya tergiur dengan makanan itu.

"Kau mau?" Cakra tersenyum dan mencoba menawari Yuki lagi.

Gadis itu ragu untuk menjawab ia sedikit menggeleng tapi akhirnya ia mengangguk kembali.

"Hem baiklah, ini untukmu," pria itu pengen tertawa tapi ia tahan, disini ia tau jika Yuki hanya pura-pura cuek dan jutek padahal hanya karena godaan kecil saja ia lupa dengan kata-katanya.

Ia menyodorkan kotak makanan kearah Yuki sambil tersenyum.

"Aku tidak akan mengatakan apa pun, ini ambil lah," ucapnya pelan, ia membiarkan Yuki menikmati makanan itu tanpa melontarkan kata-kata sindiran.

......................

(Selesai makan)

"Makasih," ucap gadis itu setelah ia menghabiskan makananya.

"Untuk apa?" Cakra pura-pura tidak mengerti ia malah balik bertanya.

"Untuk makanannya," Yuki tersenyum, ada rasa malu mengingat kembali kata-kata penolakannya.

Cakra membalas senyumnya lalu berdiri dari duduknya.

"Aku yang perlu berterima kasih sudah mengizinkan ku makan disini," balasnya, menatap Yuki dengan gemes.

Andai saja jika gadis itu sudah jadi miliknya ia tidak akan berhenti mencium dan memeluk, habis wajah Yuki begitu cantik dan menggemaskan.

"Tidak masalah, bukankah aku sudah mengizinkanmu,"

Gadis itu masih setia dengan senyumnya, sepertinya ia terhipnotis dengan ketampanan pria itu.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi," ia tersenyum sambil beranjak pergi dari sana. Yuki mengangguk sambil berdiri dari duduknya menatap punggung pria yang mulai menghilang dari hadapannya.

"Huuhhftt!" ia menghela nafasnya lega, kali ini Cakra sudah berhasil membuat gadis cantik itu luluh padanya.

Ia tidak berhenti tersenyum mengingat kembali wajah imut Yuki juga mengingat saat ia memasang wajah juteknya.

Pria itu betul-betul sudah dibuat gila terhadap kecantikan Yuki. Usahanya kedepan semoga saja membuahkan hasil.

...****************...

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!