Eposode 12

Yuki pulang

***

Membuka pintu

"CEKLEK!"

Ia melangkah masuk dengan sangat hati-hati sambil mengintip keseluruh ruangan. Matanya terbelalak saat mendapati kakak dan kedua orang tuanya berdiri dihadapannya sambil menatap nya marah.

" Ehm, ka-kalian kenapa?" ia merasa gugup dan takut, karena ditatap seperti itu Yuki jadi tambah salah tingkah. " Kau habis dari mana?" tanya kakaknya Valdo sambil berdecak pinggang di depan adiknya.

Gadis itu terdiam dan bingung mau jawab apa.

"Dari semalam kau di hubungi tapi tidak menjawab, kenapa Yuki?" Tante Anni ikut kesal dan khawatir ia pun membuka suara.

Yuki semakin takut, ia menunduk sambil mencari alasan yang pas agar semua yang ada di sana percaya padanya.

"Jawab Yuki!" tak lain Papah Robert juga sangat khawatir dengan anak gadisnya itu. Ia berharap Yuki segera menjelaskan padanya.

"Kau tau, kakak semalaman gak tidur untuk mencarimu kemana-mana!"

Raut wajah Valdo terlihat sangat marah dan kesal namun dibalik itu semua ia melakukannya karena peduli dan sayang kepada Yuki.

"Ehm tolong kalian dengarin aku dulu, bisa gak jangan marah-marah!" ia pun memberanikan diri membuka suara. Yuki tak menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan padanya, ia duduk sambil menatap semua yang ada disana.

Karena Yuki duduk, Papah, Mamah dan kakaknya pun ikut duduk sambil menatapnya penuh tanda tanya.

"Kalian tau aku sehabis di rampok, untung aku hari ini masih bernafas klo gak perasaan kalian bagaimana jika aku sudah menjadi mayat?"

Kata-kat itu sukses membuat semuanya semakin khawatir dan penasaran. Beberapa pasang mata masih lekat menatapnya. "Apa? Kenapa kau bisa selamat sayang?" Kekhawatiran Mamah Anni sangat jelas saat mendengar itu dari Yuki, karena takut kehilangan anak gadis satu-satunya ia dengan teliti melihat semua tubuh Yuki.

"Lalu kenapa tidak menghubungi kami klo kau lagi dalam bahaya, kenapa malah tak menjawab telfon kami?" Valdo memang sudah sangat marah mendengar adiknya dirampok ia pun melampiaskan kata-katanya kepada Yuki.

"Tas dan ponselku dirampok kakak!" ia pun menunjukan raut wajah sedih agar tidak dipersulit lagi.

"Syukur lah sayang kau tidak kenapa-napa!" Robert begitu percaya terhadap anaknya ia pun tidak mempermasalahkan lagi.

Mamah Anni memeluk dan mencium pucuk kepala Yuki ia begitu sangat khawatir mendengar apa yang menimpa anak nya.

"Jadi kau tidur dimana semalam sayang?" dengan lembut Mamah Anni mengelus-elus rambut Yuki. "Aku tidur disalon Mah, aku tidak berani lagi pulang saat kejadian itu," kali ini Yuki harus berbohong untuk membela diri, ia tidak berani menjelaskan yang sebenarnya karena Alvado yang sangat cemburuan bisa saja ia mencari Cakra dan memukulinya.

"Yaudah kau lebih baik istirahat, aku pulang dulu. Senna pasti sangat khawatir dengan ku!" Valdo masih terlihat tidak bersemangat ia berpamitan pulang dengan tenang, setidaknya ia lega Yuki sudah pulang kerumah.

"Hati-hati nak!" Robert mengangguk tersenyum sambil menepuk pundak Alvado. Pria itu mengangguk, tak lupa ia memberi salam kepada kedua orang tuanya.

"Yuki juga mau kekamar dulu Mah, Pah!" gadis itu pun beranjak dari duduknya meninggalkan kedua orang tua nya yang masih duduk disana.

......................

Di Dalam Kamar

***

Ia mengusap dada dan bernafas lega, kali ini ia lolos. "Huuffttt! Akhirnya kelar juga!"

Ia meraih handuk lalu beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri.

"Skip"

(Di Kediaman Cakra)

***

"Tante udah berusaha membujuknya sayang, tapi anak itu masih keras kepala!" tante Emi berkata apa adanya saat Elys yang sedari tadi menanyakan kapan acara pernikahannya dengan Cakra berlangsung.

Elys sengaja memasang wajah sedih mendengar penjelasan tante Emi, ia menunduk sambil memautkan kedua telapak tangannya. "Klo tau begini dulu, aku gak mau tunangan dan tidak mau berharap kepada Cakra!"

Perempuan itu melakukan kelicikannya agar dia dikasihani oleh wanita paruh baya itu.

"Sabar sayang, tante pasti cari cara agar Cakra menyetujuinya," bujuknya ikut terharu saat melihat Elys yang pura-pura menangis.

Tatapan mereka beralih saat langkah kaki Cakra terdengar memasuki rumah. "Cakra, kemari sebentar!" seru Tante Emi saat melihat anak laki-lakinya datang.

Sementara pria itu tidak menghiraukan, ia melewati kedua wanita itu menuju kamarnya." Cakra! Kau dengar Mamah kan?" panggil nya sekali lagi saat Cakra memasuki kamarnya.

"Cakra capek Mah, nanti aja yah!" sahutnya tanpa memperdulikan teriakan Mamahnya. Ia mengurung diri di dalam kamar sebelum Elys pergi dari sana ia memilih tidak mau keluar. " Anak ini benar-benar keras kepala!" gerutu wanita paruh baya itu ia kembali duduk sambil menatap Elys dengan senyum

"Sudah tante jangan di paksa, aku cukup tau diri," Elys seakan-akan merasa di rendahkan ia pun berbicara dengan nada kecil penuh lirih.

......................

(Menghubungi Yuki)

***

"Ding-ding-ding"

(Sambungan telefon terhubung)

"Yah dengan siapa?"

Suara lembut dari Yuki terdengar dari seberang sana.

Cakra tersenyum saat mendengar suara itu, ia pun meletakan ponsel di daun telinganya.

"Kau budek yah, kok gak ngomong! Ini dengan siapa?"

Gadis itu kembali berbicara saat yang menghubungi tidak bersuara. Cakra semakin tersenyum dan gemes ia memandangi perban yang terlilit di pergelangannya sambil membayangkan wajah Yuki.

"Maaf aku matikan jika kau tidak berbicara!"

"ehm ja-jangan matikan dulu!

Mendengar itu, pria itu buru-buru membuka suara.

Gadis itu mengerutkan dahinya saat baru pertama mendengar suara itu.

"Kau, kau siapa!" ucapnya lagi.

"Ini aku, jadi gimana kau tidak dimarahi dirumah kan?"

Tanpa menyebut nama ia malah bertanya menunjukan kekhawatirannya kepada Yuki.

Yuki melotot sambil menatap ponselnya "Pria ini?" batinnya sambil berpikir.

"Tidak ada urusan mu, sebaiknya jangan ganggu aku!"

Ia langsung tau siapa pria dibalik telfon itu, karena merasa tidak penting ia mematikan sambungan telfon itu.

"Tut-tut-tut!"

Pria itu tersenyum saat mendengar suara sambungan terputus, kali ini ia tidak mau mengganggu lebih dalam gadis itu. Ia pun mengurungkan niatnya untuk tidak menghubunginya kembali.

"Kau sangat lucu, kau juga membuatku semakin cinta padamu," gerutu pria itu, tersenyum bahagia membayangkan wajah Yuki.

Ia beranjak ke kamar mandi, hari ini ia putuskan untuk tidak masuk kantor dulu. Mengingat tangan nya yang masih terasa sakit dan pedih.

"Pria itu benar-benar niat banget yah sampe nomor ku aja dia ambil!" gadis itu pun menggerutu sendiri, ia tidak habis pikir sebegitunya kegigihan pria itu mengejarnya.

Hari ini juga Yuki memilih untuk istirahat saja dirumah, ia masih syok dan takut saat mengingat kejadian yang semalam.

Harapannya semoga tidak terulang lagi dalam hidupnya.

...****************...

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!