Mobil mewah itu terhenti tepat di depat salon Yuki, wajah pria itu makin tersenyum melihat tingkah Yuki sok galak sejak tadi.
Dengan kasar si gadis membuka pintu dan keluar dari mobil.
"Selamat bekerja dan semangat!," kalimat tersebut sukses membuat langkah Yuki terhenti. Ia menoleh dan menatap Cakra.
"Terima kasih!" jawabnya tanpa ekspresi. Lalu ia melanjutkan langkahnya masuk kedalam Salonnya.
Sementara pria tampan itu berlalu pergi dari sana dengan senyuman yang masih mengembang di bibir.
(Di kantor Cakra)
Kembali dengan raut wajah dingin dan santai, ia memasuki kantor di ikuti oleh asistennya. Tak lupa para karyawan selalu setia menyapa dan memberi hormat padanya.
"Pagi Pak!"
"Selamat pagi Pak!"
"Pagi Pak tampan!"
Kalimat-kalimat itu selalu ia dengar dari karyawan nya, Bos tampan itu selalu menjawab walaupun hanya dengan anggukan.
"Ryan, jadwal meeting hari ini jam berapa?" Cakra memasuki ruangannya sambil bertanya kepada asistennya.
"Jam 11 siang Tuan, ini semua bahan meeting sudah saya siapkan," jawab pria itu sambil meletakan semua map yang berisi surat-surat penting.
"Baik, silahkan keluar," jawabnya sambil meraih dan membaca surat-surat itu.
Saat sedang fokus tiba-tiba wajah Yuki terlintas di ingatannya, ia menghembuskan nafasnya sambil menutup mata.
"Sial, kok wajah gadis itu muncul di mataku sih!" gerutunya sambil mengacak-acak rambutnya.
Jadi gagal fokus kan jadinya? Gimana tidak gagal fokus, habis wajah sih gadis sangat cantik dan imut!
Ia kembali menetralkan pikirannya lalu mulai memfokuskan diri lagi dalam pekerjaannya hari ini.
(Ditempat yang berbeda)
Sementara Yuki telah siap dengan segala aktivitasnya ia duduk manis disana sambil menunggu customer yang mampir di salonnya.
"Heii beb!!!" seru seorang gadis berlari kecil masuk kedalam salon Yuki.
"Ehh, hei Jenni!"
sahut Yuki sedikit terkejut mendengar suara cempreng si gadis yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Jenni menarik kursi dan duduk disana sambil menatap wajah Yuki dalam senyum.
"Kau kenapa sih?" merasa aneh dengan tatapan Jenni ia mengerutkan dahinya memberi isyarat bertanya. "Ciehh, udah punya pacar nih ceritanya?" Jenni malah menggoda sambil mencolek pipi Yuki yang masih terlihat kebingungan dengan omongannya.
"Maksud mu apa sih siapa yang punya pacar, bukan nya kau yah?"
Sedikit tidak paham dengan kata-kata Jenni, ia makin dibuat bingung saja sama sahabatnya ini.
"Hihi aduh Yuk, tadi aku tuh udah liat kau turun dari mobil cowok masih aja boong!"
Dengan semangat Jenni menjelaskan sambil menepuk gemes kedua pipi sahabatnya. "Ah jangan ngaco deh, cowok itu pukan pacar aku kenal aja enggak!"
Yuki baru paham dan tentu ia harus memperjelaskan kepada sahabat nya yang satu ini, karena kalau tidak ia bakal terus-terus menggoda dengan kata-kata aneh.
"Aneh gak sih kalian gak kenal tapi bareng satu mobil?"
Sikap Jenni yang selalu ingin tau tak semudah itu percaya saja ia malah terus menarik cerita supaya Yuki menjelaskan padanya.
"Cowok itu yang paksa, udah deh gak usah dibahas! Kau kesini mau ngapain, mau di creambat yukkk!"
Yuki tak mau membahas tentang pria itu lagi, ia mengalihkan pembicaraan menarik tubuh Jenni di depan cermin salon dan mendudukannya dengan paksa.
"Yukkk! Aku kesini bukan mau nyalon njirtt!" teriak Jenni sambil melerai tangan Yuki menghentikan tingkah gila sahabatnya.
Yuki tertawa puas, jika tidak bertindak seperti itu mana mau tenang mulut Jenni.
"Hahah, aku pikir kau sedang sakit kepala Jen, udah-udah ayo nurut aja!"
Ia mengacak-acak rambut Jenni sambil menggosok obat creambat diatas kepala sahabatnya. Sementara gadis itu semakin memberontak mencegah Yuki yang sengaja mengerjainnya.
"Stop Yuki! Lepas gak, iiihhhh!!!" teriak Jenni menarik tubuh Yuki agar menghentikan aksi gilanya itu.
"Ihh udah syukur aku creambat gratis loh, mau dapat dimana lagi yang kayak aku ini?" mau tidak mau Yuki pun menghentikannya, ia tersenyum mengejek melihat rambut sahabatnya yang sudah berantakan.
Berdiri dari duduknya. "Aku mau pergi, lama-lama aku disini bisa aja rambutku kau botakin," tak lupa juga ia membalas kejahilan sahabatnya, sebelum benar-benar pergi Jenni mengusap seluruh wajah imut Yuki sambil mencubit gemes lalu ia berlari keluar dari salon itu.
Memberontak. "Jenni!! Lepas!" teriak Yuki tidak terima di jahilin seperti itu, ia menarik sahabatnya namun gagal gadis itu berlari cepat pergi dari sana.
"Huuuffft, Jenni, Jenni, awas aja klo ketemu lagi!"
Gerutu Yuki, sebenarnya tidak heran lagi jika sahabatnya itu datang. Sikap mereka memang seperti kekanak-kanakan, dan pecicilan walau pun begitu Yuki tetap suka, sikap seperti itu malah sangat seru menurutnya.
SKIP
......................
(Keluarga Yuki)
"Kak Senna!"
Gadis itu berseru gembira saat mengetahui kakak iparnya datang berkunjung. Ia berlari menyambut sambil memeluk dan mengelus perut buncit iparnya.
"Adik ipar bagaimana kabarmu?"
Tak hanya Yuki, kakak iparnya itu juga terlihat sangat akrab dengannya.Ia membalas pelukan Yuki dengan senyum ramahnya. Senna adalah menantu yang baik dikeluarga itu bahkan kedua mertuanya sangat menyayanginya.
"Baik, aduh jadi gak sabar deh ponakanku cepat lahir!" tangan gadis itu masih setia mengelus perut iparnya sambil berjalan kearah sofa diruang keluarga.
Robert dan Anni tersenyum senang saat mengetahui anak dan menantunya datang, mereka dengan senang hati menyambut keduanya.
"Mamah, Papah apa kabar?," Senna menyapa mereka sambil memeluk kedua orang tua itu.
"Sayang kau terlihat makin cantik ditambah dengan perut besarmu!" puji Mamah Anni memeluk menantunya. Ia pun sudah tak sabar sekali untuk menanti kelahiran cucu dikeluarga mereka. Kasih sayang terhadap Senna semakin besar bahkan mereka memperlakukan seperti anak sendiri.
"Oh iyah kak Varo mana?" saking hebohnya menyambut kakak iparnya mereka hampir lupa dengan Varo suami Senna. "Ah itu, kak Varo lagi ngangkat telefon di luar. Bentar lagi dia akan menyusul," jelas Senna sambil menunjuk di luar pintu utama.
Yuki yang selalu mencari-cari kebusukan kakaknya pun penasaran, kakaknya bertelefon sama siapa sampai sembunyi diluar.
Dengan cepat ia berlari untuk mencari keberadaan kakaknya.
"Ohh kakak disini!" serunya menepuk pundak kakaknya yang sedang asyik berbicara lewat telefon.
"Astaga! Kau mengagetkanku Yuki!" pekik kakaknya, mengelus dada karena kaget dengan kedatangan Yuki yang tiba-tiba saja.
Yuki tersenyum sambil memperhatikan ponsel milik Varo.
"Kakak ngomong sama siapa?" ia menyilangkan kedua tangannya didada sambil menatap tajam kearah kakaknya.
Varo terlihat panik dan merasa sedang di curigai, dengan sigap ia mematikan sambungan telefonnya.
"Bukan siapa-siapa hanya karyawan kantor!" jawabnya, dan tentu kakaknya ini sedang berbohong padanya.
Yuki mendekati kakaknya, dengan jahil ia menarik ponsel itu. Karena ia yakin jika kakaknya ini sedang membohonginya.
"Yuki kembalikan!" teriak kakaknya yang tidak menyadari serangan Yuki, akhirnya ponsel itu jatuh ditangan adiknya.
Yuki berlari, apa pun yang terjadi nanti ia harus lebih dulu mencari tau kebohongan kakaknya.
Varo yang terlihat panik, segera mengejar adik bandelnya itu sampai mereka berlari-larian mengelilingi taman depan rumah.
...----------------...
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments