Episode 7

"Berhenti Yuki!" teriak kakaknya, yang sudah capek berlari tapi ponselnya masih berada ditangan adiknya.

"Ayo kejar klo bisa! Ini ponselnya awas aja klo aku menemukan sesuatu yang mencurigakan disini,"

Seru Yuki sambil menggesek-gesek layar ponsel itu.

"Tidak ada sesuatu disana Yuki, ayo lah kembalikan?" Varo pun membaik-baiki kata-katanya agar Yuki mendengarnya. Padahal dalam hati ia pun mulai panik.

"Tidak, aku akan membawa ponsel ini di dalam dan ku perlihatkan kepada kak Senna!"

Tidak bisa dicegah lagi, Yuki segera berlari masuk kedalam rumah. Sesuatu yang bisa di bongkar sudah ia temukan di dalam ponsel itu.

Mau tidak mau, Varo pasrah dan ikut masuk kedalam rumah. Dimarahi sama kedua orang tua dan istrinya pun ia harus bersiap-siap.

"Yuki ada apa, kok lari-lari sih?"

Tegur Mamah Anni yang melihat Yuki berlari masuk menghampiri mereka.

Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas sofa dengan nafas yang memburu persis yang sedang di kejar setan.

"Huffftt kak Varo Mah, kak Varo lagi telefonan sama perempuan!" ucap Yuki yang masih belum stabil pernafasannya tapi ia harus buru-buru memberitahu sebelum kakaknya datang.

Beberapa pasang mata yang memperhatikan Yuki disana merasa bingung dengan ucapannya. Namun jiwa Mamah Anni yang kepo kembali bertanya.

"Maksudnya gimana sih?" Mamah Anni mengerutkan dahinya, bahkan tidak percaya apa yang dikatakan Yuki.

"Kak Varo selingkuh Mah!" seru Yuki tanpa memikirkan perasaan Senna yang juga masih berada disana.

Semua yang ada disana lagi-lagi tercengeng dan tidak percaya, bagaimana mungkin Alvaro yang terlihat sangat menyayangi istrinya masih saja selingkuh?

"Oh my God, itu tidak benar! Yuki kau ngomong apa sih!!"

Dengan sigap tangan besar Varo membekap mulut adiknya membela diri di depan istri dan orang tuanya.

"Ummp!"

Yuki memberontak, melepas tangan kakaknya tapi tenaganya hampir terkuras. Kali ini mungkin ia akan kalah dengan kakaknya.

"Varo, lepaskan adikmu dia bisa sesak klo kau tutup mulutnya seperti itu!" tegur Mamah Anni, anak laki-lakinya itu mana mendengarnya ia semakin mengeratkan pegangannya ditubuh adiknya lalu ia mengangkat tubuh mungil Yuki.

"Kau bawa kemana adikmu?" tanya Robert yang sudah sangat kasihan terhadap putrinya, mereka pun di buat bingung dengan tingkah kedua orang itu.

Keributan antara kakak adik itu pun tidak mengherankan lagi, sejak dulu pun selalu begitu.

Bahkan kedua orang tua mereka biasa saja tak menghiraukan.

Alvaro tidak menjawab apa pun, ia menggedong Yuki kearah belakang. Dimana disana ada kolam dan tempat untuk bersantai.

Gadis itu terus memberontak memukuli kakaknya, minta diturunkan dan meminta bantuan agar aksi gila kakaknya ini dihentikan.

Namun tanpa ada rasa kasihan, Alvaro dengan jahil melempar adiknya di dalam kolam itu.

"Ahhhh kakak!!!!"

Teriak Yuki saat menyadari tubuhnya melayang lalu menyembur kedalam air.

"Ha ha, bagaimana adem bukan?" Varo mengejeknya sambil melontarkan kata-kata jahil kepada adiknya.

"Aku akan membalas kakak, kita masih belum selesai!" jawab Yuki yang masih saja besar mulut walau pun sudah dinyatakan 1:0.

"Lakukan saja!" Alvaro tertawa menang melihat adiknya yang malang di dalam kolam besar itu.

Yuki berusaha berenang ketepi mencoba naik dan ingin menarik kakaknya kedalam air juga.

Tanpa Alvaro sadari aksi Yuki pun berhasil ia menarik kaki kakaknya dan

Brum!

Keduanya sama-kembali menyembur kedalam air.

"Ahhhhh!

Seru Varo saat menyadari tubuhnya melayang kedalam air.

"Haha aku berhasil!" seru gadis itu, tak hanya itu ia juga menciprat-cipratkan air kearah kakaknya.

Senna dan kedua mertuanya mengekori kedua orang itu, mereka masih saja tidak mengerti masalah apa yang sedang diributkan oleh kakak beradik itu.

"Yuki, ayo naik sayang! Sudah hentikan, kau bisa sakit jika berlama-lama di dalam air!"

Teriak Mamah Anni yang menyaksikan kedua anaknya diatas tepi kolam.

"Kau dengar Varo, Papah akan menghukum mu jika adikmu sakit karena ulahmu!"

Kedua orang tua itupun menegur, terlebih Papah Robert menekankan kata-kata kepada Alvaro.

Saat mendengar teguran, kedua kakak beradik itu pun menghentikan keributannya. Yuki naik ketepi di ikuti oleh kakaknya.

"Aku akan membalasmu lebih dari ini kakak!" gadis itu masih menyumpahi kakaknya, sebelum benar-benar pergi dari sana ia mengacak rambut Alvaro kesal sambil menggertakan giginya.

Sementara Alvaro tersenyum nyengir melihat tingkah adiknya, lucu dan menggemaskan juga terkadang bikin emosi dan darah tinggi.

...----------------...

(Perasaan Senna)

Tok-tok-tok!

(suara ketukan pintu kamar Yuki)

"Adik ipar apakah kakak boleh masuk?"

Suara itu terdengar lembut dan sangat pelan, Yuki tau jika itu adalah kakak iparnya.

"Masuk saja kakak, pintunya belum dikunci!"

Senna memasuki kamar Yuki dengan senyum lebar kearah gadis itu.

"Ada apa, kak Senna baik-baik aja kan?"

Sedikit kaget dan penasaran, Yuki merasa kakak iparnya sedang gelisah.

Gadis itu terdiam untuk menerka-nerka, dan baru juga ia ingat kakak iparnya pasti penasaran dengan omongannya yang tadi, ia yakin Senna pasti menanyakan hal itu .

"Apa benar kak Varo selingkuh?" ia bertanya dengan ragu, sebenarnya tidak punya niat untuk menanyakan ini cuman rasa penasaran selalu menghantui pikirannya.

"Ehm, ti-tidak kakak, Yuki hanya bercanda tadi, i-iyah hanya bercanda!"

Melihat raut wajah polos kakak iparnya, Yuki jadi tidak tega jika harus mengatakan yang sebenarnya. Kali ini ia harus berbohong demi menjaga perasaan wanita baik dihadapannya itu sekarang.

Menghela nafas lega. "Maaf klo kakak mengganggu, klo gitu kakak keluar!"

Mendengar pernyataan Yuki, Senna tidak mempersulitnya lagi. Ia sangat percaya kepada adik iparnya dan ia juga yakin jika Yuki tidak akan mungkin membohonginya.

"Uhhhmp"

Merasa bersalah telah berbohong, Yuki terlihat gelisah. Ia menggangguk sambil tersenyum kearah Senna, sungguh hatinya tidak tega melihat Senna yang disakiti oleh kakaknya sendiri.

"Aku harus menegur kak Alvaro!"

Tidak bisa ia tunda lagi, Yuki berlari keluar mencari keberadaan kakaknya.

"Kak Varo! Teriak Yuki saat melihat Alvaro sedang bersantai di balkon taman.

"Ada apa?" jawabnya santai tanpa menoleh kearah Yuki, ia malah asyik dengan ponselnya.

Yuki menghentakan kakinya kesal, karena merasa dicuekin ia kembali menarik paksa ponsel itu ditangan Alvaro.

"Yuki, tolong jangan mulai!" bentak kakaknya menatap horor kearah adiknya.

"Kakak harus dengarin aku dulu!"

Gadis itu pun mendudukan tubuhnya di samping Alvaro sambil menggenggam ponsel kakaknya.

"Apa yang harus kakak dengar, kau unjung-unjungnya pengen ribut doang,"

Alvaro sudah hafal betul sikap adiknya ini, bagaimana pun ia membaik-baiki unjungnya juga mereka berakhir dalam perdebatan.

"Kak Varo aku mohon jangan sakiti kak Senna, kasihan dia lagi hamil juga anak kakak!"

Ia menunjukan wajah malas dan manjanya, dengan begitu semoga Alvaro mendengarnya.

"Kau ngomong apa sih, jangan ngawur mana ada aku menyakiti Senna!"

Varo menunjukan sikap biasa saja agar Yuki yakin jika ia pun tidak akan menyakiti istrinya.

"Kakak bisa janji padaku kan?" ucap Yuki sambil memeluk lengan kakaknya.

"Iyah kakak janji, lagian semua tuduhanmu tidak benar. Wanita itu hanya teman sekolah kakak dulu," jelas Alvaro sambil mengelus kepala adiknya dengan lembut

Saat mendengar kata-kata itu Yuki merasa adem dan anteng, kali ini mereka berbicara tanpa ada perdebatan lagi.

Alvaro juga menunjukan perhatiannya agar Yuki mempercayainya kali ini

...****************...

BERSAMBUNG...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!